Peletakan Batu Pertama Pastoran dan Aula – Paroki St. Antonius Padua Tiga Dolok
Kuasi Paroki Silalahi
Pelindung |
: |
Santa Maria Bunda Karmel |
Buku Paroki |
: |
Sejak 1 September 2022. Sebelumnya bergabung dengan Paroki Saribudolok dan Sumbul |
Alamat |
: |
Jl. Raja Silalahisabungan, Kec. Silalahi, Kab. Dairi |
Telp. |
: |
- |
|
: |
[email protected] |
Jumlah Umat |
: |
767 KK / 2.850 jiwa
|
Jumlah Stasi |
: |
4 |
01. Tongging |
02. Kodon-Kodon |
03. Sibolangit |
|
04. Paropo |
|||
RD. Bernardus Sijabat |
10.07.’71 |
Parochus |
|
|
|
|
Kuasi Paroki Kota Pinang
Pelindung |
: |
Santo Yosef |
Buku Paroki |
: |
Sejak 9 Oktober 2022. Sebelumnya bergabung dengan Paroki Aek Nabara |
Alamat |
: |
Jl. Labuhan Lintas Riau Kotapinang, Kec. Kotapinang, Kab. Labuhanbatu Selatan 21464 |
HP/WA |
: |
0812 6244 3115 |
|
: |
|
Jumlah Umat |
: |
500 KK / 2.147 jiwa (data Biduk per 05/02/2024) |
Jumlah Stasi |
: |
14 |
01. Aek Batu |
02. Afdeling I |
03. Afdeling V |
|
04. Batu Ajo |
05. Bukit Tujuh |
06. Cikampak |
|
07. Kampung Baru III |
08. Langga Payung |
09. Panjomuran |
|
10. Pardomuan |
11. Sei Toras |
12. Sisumut |
|
13. Teluk Panji |
14. Torganda |
|
|
|
|||
RP. Leonardo Moriz Aritonang OFMCap RP. John Lenon Nainggolan OFMCap |
26.06.’82 22.10.'85 |
Parochus Vikaris Parokial |
Jadwal Misa Kuasi Paroki Kota Pinang
Tahun Liturgi C/I 2024-2025
Sumber: Sekretariat Paroki (21-11-2024)
Misa Harian (Hanya Jumat) | 19:00 WIB |
Misa Hari Minggu | 08:00 WIB |
Misa Malam Tahun Baru | 19:00 WIB |
Misa Tahun Baru | 08:00 WIB |
Misa Rabu Abu & Kamis Putih | 19:00 WIB |
Sabtu Suci | 18:00 WIB |
Jumat Agung | 15:00 WIB |
Minggu Paskah & Hari Raya Natal | 08:00 WIB |
Malam Natal / Vigili Natal | 19:00 WIB |
*Jadwal misa bisa berubah sewaktu-waktu, silahkan dihubungi kontak sekretariat paroki yang bersangkutan, terima kasih. |
Lokasi Paroki :
Paroki Pulo Brayan Bengkel
Pelindung |
: |
Santo Paulus |
||
Buku Paroki |
: |
Sejak 27 Juli 2022. Sebelumnya bergabung dengan Paroki Medan Katedral. |
||
Alamat |
: |
Jl. Asrama No. 11, Kelurahan Pulo Brayan Bengkel, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan - 20241 |
||
Telp. |
: |
0821-6181-6165 |
||
|
: |
[email protected] |
||
Jumlah Umat |
: |
432 KK / 1.878 jiwa
|
||
Jumlah Stasi |
: |
1 |
||
01. St. Faustina – Labuhan Deli |
||||
RP. Benny Kosasih SSCC |
|
Parochus |
RP. Mathias Meru Udjan, SSCC |
|
Vikaris Parokial |
Sejarah Paroki St. Paulus - Pulo Brayan Bengkel
Gereja Katolik Stasi St. Paulus Pulo Brayan Bengkel diresmikan menjadi sebuah Stasi kegembalaan pada tanggal 28 Januari 1990 oleh Mgr. A.G Pius Datubara, OFMCap. Cikal bakal stasi ini adalah sebuah lingkungan dari Paroki St. Perawan Maria yang Dikandung Tanpa Noda Katedral Keuskupan Agung Medan, yaitu lingkungan St. Petrus (82 KK). Seiring perkembangan umat,didirikan sebuah gereja kecil (8 x 12m) di atas lahan berukuran 25 x 51 m di Jl. Asrama Pulo Brayan Bengkel oleh Pastor Hubertus Tamba, OFMCap. yang saat itu menjabat sebagai pastor paroki Katedral Medan. Diinspirasi oleh sejarah awal dan kunjungan Paus Johanes Paulus II ke Indonesia (Medan) pada tanggal 08-12 Oktober 1989, maka stasi dan gereja ini diberi nama pelindung St. Paulus. Pengurus Gereja/Dewan Pastoral Stasi yang pertama dibentuk pada tanggal 26 November 1989 dengan susunan sebagai berikut : 1) Ketua Bidang Rohani : Tiopan Rafael Manalu; 2). Ketua Bidang Jasmani : Jaridan Sinaga; 3). Sekretaris: Drs. Tamba Tua P.T Manurung; 4) Bendahara: Leo Tolona Zebua. Setelah pengurus Stasi terpilih dilanjutkan dengan pemekaran lingkungan menjadi 3, yaitu : St. Petrus (25 KK), St. Fransiskus (26 KK), St. Maria (31 KK).
Mayoritas umat Allah bersuku Toba. Ada juga suku Nias, Suku Karo, Suku Pakpak dan Suku Simalungun. Umumnya mata pencarian umat adalah wiraswata, buruh pabrik, buruh bangunan dan pekerja part-timer, guru, ASN dan TNI-POLRI.
Dalam perjalanan waktu, perkembangan umat terus bertambah dengan pesat. Empat tahun kemudian, atas dorongan paroki saat itu (RP. Josep Rajagukguk, OFMCap.) Gedung gereja baru pun didirikan dengan kapasitas yang lebih besar dengan permanen berukuran 13 x 25 m. Pemberkatan gereja baru dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 1994 oleh Mgr. A.G Pius Datubara,OFMCap.
Selanjutnya, agar pelayanan pastoral kepada umat semakin maksimal, maka dibawah arahan pastor paroki Katedral Medan pada saat itu, RD. Benno Ola Tage Bersama pengurus Gereja merencanakan pembangunan fasilitas pendukung, seperti aula, rumah penjaga dan kantor stasi. Dan rencana itu terwujud dengan terbangunnya aula dan ruangan-ruangan kantor pelayanan umat.
Demi mendekatkan umat kepada Gereja dan bertumbuh dalam iman serta memaksimalkan pelayanan pastoral kepada umat beriman di wilayah ini, maka pada tanggal 06 September 2021 pihak Keuskupan membentuk Tim yang beranggotakan RD Benno Ola Tage (Vikep St. Petrus Rasul), Adiarto Y.B Hutasoit , Erni, Kristin, Niksen Simanjuntak, Manamba Sinurat dan RD Sesarius Petrus Mau (Pastor Paroki). Bersama Pastor Vikep Tim ini bekerja untuk mengasesmen Stasi St. Paulus Pulo Brayan Bengkel, Stasi St. Faustina Labuhan Deli dan Calon Stasi St. Yosep Mabar sebagai persiapan pembentukan paroki yang baru. Pada awal tahun 2022 hasil kerja Tim Asesmen disampaikan kepada pihak Keuskupan Agung Medan. Syukur dan Puji Tuhan, pada bulan April 2022 hasil kerja Tim Asesmen mendapar tanggapan Positif. Dalam rangkaian kegiatan pengudusan imam, Bapak Uskup menginformasikan pembentukan paroki yang baru di wilayah ini. Dan sebagai tindak lanjutnya, pada tanggal 01 Mei 2022 dikeluarkan Surat Keputusan Penempatan Imam-imam dari Kongregasi SS.CC untuk melayani paroki yang baru.
Mendapat mandate dari Bapa Uskup tersebut, maka Tarekat SS.CC segera mengutus anggotanya RP. Nikolaus Bot Syura, SS.CC dan RP. Lukas Taruna Boy Sitepu, SS.CC untuk, Bersama Panitia Pembangunan/Renovasi dan umat, segera mempersiapkan segala sesuatu untuk peresmian Stasi ini menjadi sebuah Paroki Mandiri.
Peresmian status paroki ini dilakukan pada tanggal 27 Juli 2022, dalam sebuah misa konselebrasi Bapa Uskup Bersama para imam KAM karena pada saat itu ditahbiskan juga enam imam baru dari tarekat SS.CC. Saat itu juga dilantik Pastor Nikolaus Bot Syura, SS.CC sebagai parochus dan Pastor Mathias Seru Ujan, SS.CC menjadi Vicar.
Adapun wilayah paroki ini memiliki satu stasi, Santa Faustina di daerah Labuhan Deli dan satu calon stasi lagi di daerah Mabar. Rencana selanjutnya adalah untuk membangun sarana peribadatan di Mabar.
Lokasi Paroki :
Sejarah KAM
Panorama Singkat
Keuskupan Agung Medan

I. Masa Perintis
Misi gereja Katolik di Keuskupan Agung Medan (KAM), tidak bisa dilepaskan dari misi di Bangka dan di Borneo. Tahun 1873 bisa dikatakan awal kehadiran Gereja Katolik di Sumatera khususnya wilayah KAM oleh Ordo Jesuit.
Pertama-tama dimaksudkan untuk pemeliharaan jiwa-jiwa orang Katolik yang ada di Sumatera pada masa kolonialisme. Pada masa itu pelayanan rohani ditanggungjawabi oleh imam-imam Ordo Jesuit untuk seluruh wilayah Nusantara.
II. Masa Penyemaian
Seluruh Indonesia terlalu luas untuk Ordo Jesuit. Maka pelayanan Umat Katolik di beberapa wilayah dipercayakan kepada ordo/tarekat lain. Tahun 1911 penggembalaan di seluruh Sumatera diserahkan kepada Ordo Kapusin (Belanda) dengan Prefek Apostolik pertama Mgr. Liberatus Cluts, OFMCap. Dengan kedatangan Ordo Kapusin pertama, pelayanan semakin terorganisir.

Perlu dicatat bahwa pelayanan awal ini hanya ditujukan kepada orang Katolik Belanda. Misi, dalam arti sebenarnya, untuk mewartakan injil kepada penduduk pribumi belum dapat diwujudkan karena adanya peraturan artikel 123 yang melarang misi agama lain kalau sudah ada agama tertentu (Protestan) di tempat itu. Mgr. Liberatus Cluts,OFMCap menjabat tahun 1912-1921.

III. Masa Pertumbuhan
Pada tanggal 11 April 1921 Mgr. Mathias Brans diangkat menjadi Superior Regularis Kapusin Sumatera dan pada tanggal 23 April 1921 diangkat menjadi Prefek Apostolik Sumatera untuk menggantikan Mgr. Liberatus Cluts.
Pada tahun 1941 Roma memutuskan untuk memindahkan tahkta Vikariat Apostolik dari Padang ke Medan. Keputusan itu baru dapat diumumkan dan dilaksanakan sesudah perang dunia II selesai.
Mgr. Brans pindah dari Padang ke Medan pada tanggal 3 Januari 1946. Pada tahun 1955 Ferrerius van den Hurk diangkat menjadi pimpinan Vikariat Apostolik menggantikan Mgr. Mathias Brans. Mgr. Brans menjabat dari tahun 1921- 1955.
IV. Masa Pematangan
Pada tahun 1955 Mgr. Antonius Ferrerius van den Hurk diangkat menjadi pimpinan Vikariat Apostolik menggantikan Mgr. Mathias Brans. Pada tahun 1961 Hirarki Indonesia resmi didirikan. Vikariat Apostolik Medan menjadi Keuskupan Agung Medan. Harapannya adalah Gereja Indonesia menjadi dewasa dan mandiri. Mgr. Antonius Ferrerius van den Hurk menjabat dari tahun 1955-1976.


V. Masa Penataan
Tahun 1964 Pastor Batak pertama ditahbiskan, yakni Pastor Alfred Gonti Pius Datubara, OFMCap. Pada tahun 1976 pucuk pimpinan Keuskupan Agung Medan diserahkan kepada Mgr. Alfred Gonti Pius Datubara, OFMCap. Mgr. Alfred Gonti Pius Datubara, OFMCap menjabat dari tahun 1976-2009
VI. Masa Penataan Lebih Lanjut
Pada hari Minggu, 22 Februari 2009 jabatan Uskup Keuskupan Agung Medan resmi diserahkan kepada Mgr. Anicetus Bongsu Sinaga, OFMCap, setelah menjabat Uskup Koajutor di KAM. Sebelumnya beliau adalah Uskup Sibolga sejak 24 Oktober 1980. Mgr. Anicetus Bongsu Sinaga OFMCap menjabat dari tahun 2009-2019


V. Masa Pengembangan Lebih Lanjut
Tanggal 8 Desember 2018, RP. Kornelius Sipayung, OFMCap ditunjuk oleh Tahta Suci menjadi Uskup Agung Metropolitan Medan dan ditahbiskan menjadi Uskup Agung Medan, 02 Februari 2019. Mgr. Kornelius Sipayung, OFMCap menjabat dari tahun 2019 - sekarang.

Lembaga hidup bakti
di Keuskupan Agung Medan
[wptb id=5308]