loader image
Minggu, Januari 26, 2025
BerandaParokiParoki Delitua

Paroki Delitua

Pelindung

:

Santo Yosep

Buku Paroki

:

Sejak tahun 1968. Sebelumnya bergabung dengan paroki Katedral Medan.

Alamat

:

Jl. Sibiru-biru No. 1, Lk. V, RT 002, RW 003, Delitua - 20355

Telp/WA

:

0852-6279-7708

Email

:

parokidelitua@gmail.com

Jumlah Umat

:

5.526 KK / 19.442 jiwa
(data Biduk per 05/02/2024)

Jumlah Stasi

:

46

1. Ajibaho
2. Asumpta Undian
3. Bangun Jati
4. Bangun Mulia
5. Bangun Rejo
6. Bangun Setia Pasar 1
7. Bangun Setia Pasar 3
8. Batu Mbelin
9. Besamat
10.Bintang Meriah
11.Biru-biru
12.Cinta Adil
13.Cinta Dame
14.Fasani Siguci
15.Juma Tombak
16.Kampung Dalam
17.Lau Buluh
18.Lau Rakit
19.Lau Rempak
20.Mbaruai
21.Mardinding
22.Namo Pinang
23.Namo Puli
24.Namo Rambe
25.Namo Serit
26.Negara
27.Pasar III Namo Rambe
28.Penen
29.Periaria
30.Pernangen
31.Pertumbuken
32.Rambai
33.Rampah
34.Rumah Gerat
35.Salang Tungir
36.Sarilaba
37.Sigara-gara
38.Simp. Namo Pinang
39.Simpang Ranting
40.Sinar Kemenangan
41.Talun Kenas
42.Tanjung Morawa
43.Tangkahen
44.Tembengen
45.Ujung Beringin
46.Ujung Serdang
 
 
RP. Simon Kemit OFMConv

23.12.'71

Parochus

RP. Antonius Jani Anwar Barus OFMConv

24.07.'88

Vikaris Parokial

RP. Jose Alexander Fatu Nitsae OFMConv

24.04.'79

Vikaris Parokial

Sejarah Paroki St. Yosep Delitua

A. Sejarah Pendirian & Pengembangan (klik untuk membaca)

Pada sekitar tahun 1964 Mgr. Ferrerius van den Hurk berkeinginan untuk mengembangkan pewartaan iman Katolik di sekitar pinggiran kota Medan, khususnya ke arah Delitua. Untuk mewujudkan harapan tersebut beliau mengutus P. Johanes Maksimus Brans OMCap yang bertugas di Paroki St. Antonius dari Padua Jalan Hayam Wuruk Medan dan P. Elpidius van Duynhoven OFMCap yang saat itu bertugas di Paroki St. Perawan Maria Tak Bernoda Jalan Pemuda Medan untuk mengobservasi daerah Delitua. Pada saat itu di Delitua sekitarnya telah ada agama Kristen dan Islam. Banyak suku Batak Karo sudah menganut agama Kristen Protestan, seperti Gereja Batak Kristen Protestan (GBKP). Agama Islam pada umunya dianut oleh suku Jawa dan Melayu. Selain itu masih banyak anggota masyarakat yang belum menganut agama. Di antara itu semua, belum ada seorangpun yang beragama Katolik.

Pada tahun 1966 Mgr. Ferrerius van den Hurk menugaskan P. Diego van de Biggelaar OFMCap untuk melanjutkan misi yang telah dimulai tahun 1964, dibantu oleh P. Lukas Renders OFMCap. Mereka berdua berusaha memperkenalkan dan menanamkan iman Katolik serta melayani umat yang mulai tumbuh.

Pada tahun 1967, Mgr. Ferrerius van den Hurk sebagai Uskup Agung Medan mengundang Ordo Saudara Dina Konventual (Ordo Fratrum Minorum Conventualium, OFMConv) untuk berkarya di Keuskupan Agung Medan ini. Minister General Saudara Dina Konventual menerima baik undangan ini, maka diutuslah P. Adeodatus Laibahas OFMConv. dan Br. Willy Brodus OFMConv untuk memulai karyanya di Keuskupan Agung Medan. Mereka berdua terlebih dahulu ditempatkan di Pangururan untuk mempelajari bahasa dan budaya. Namun dalam masa persiapan itu P. Adeodatus Laibahas OFMConv meninggal dunia karena tenggelam di Danau Toba. Setelah peristiwa itu Br. Willy Brodus kembali ke paroki St. Perawan Maria Tak Bernoda Jalan Pemuda Medan dan untuk sementara waktu berkarya di sana.

Dalam situasi yang demikian, Uskup Agung Medan kembali meminta kepada Minister General OFMConv untuk melanjutkan karya yang sudah dimulai di Keuskupan Agung Medan. Menjawab permintaan uskup tersebut diutuslah tiga imam Fransiskan Konventual dari Italia, yaitu P. Giuseppe Brentazzoli OFMConv, P. Ferdinando Severi OFMConv, yang berasal dari Provinsi Bologna dan P. Antonio Murru OFMConv., dari Provinsi Sardegna. Mereka bertiga tiba di Medan pada tanggal 6 April 1968 dan ditempatkan di Delitua. Karena pastoran belum tersedia maka untuk sementara waktu mereka tinggal di salah satu ruangan Rumah Sakit Sembiring milik Keluarga Serta Laurentius Sembiring. Dari tempat itulah mereka memulai karya menaburkan dan menanamkan Sabda Allah. Pada tahun yang sama tepatnya pada tanggal 31 Oktober 1968 ketiganya secara resmi memulai karya pelayanan di wilayah Delitua.

Seiring proses pewartaan Sabda Allah, pada tanggal 27 Januari 1969 keluar izin dari pemerintah untuk membangun gereja dan pastoran. Maka dimulailah proses pembangunan gereja dan pastoran yang diarsiteki oleh Br. Meinard van der Made OFMCap dan selesai pada tahun 1970. Pada tanggal 26 April 1970 gedung gereja dan pastoran tersebut diberkati oleh Uskup Agung Medan Mgr. Ferrerius A. H. van den Hurk OFMCap dengan nama pelindung St. Yosep.

Untuk membantu karya kerasulan di paroki yang baru ini, tahun 1971 Kongregasi FSE memulai karya pelayanan mereka di Delitua. Mereka berkarya membantu paroki dan kerasulan kategorial yaitu Asrama dan Panti Asuhan.

Melihat begitu berkembang dan pesatnya pertumbuhan umat di Paroki Delitua, maka pada tahun 2002 atas inisiatif P. Antonio Murru OFMConv., yang kala itu menjadi Pastor Paroki Delitua membangun gereja paroki yang lebih besar dan luas karena gedung gereja yang lama tidak memadai lagi untuk umat beribadat. Bentuk dan ciri khas gereja yang dibangun ini terinspirasi dari bentuk gereja SS. Trinita di Saccargia, P. Sardegna, Italia. Dengan usaha kerja keras para pastor dan umat, serta dibantu oleh rombongan tukang dari Rumah Sakit Sembiring akhirnya gedung gereja ini selesai dibangun pada tahun 2004 dan ditahbiskan oleh Uskup Agung Medan, Mgr. Pius Datubara OFMCap pada tanggal 18 Maret 2005.

Dalam kurun waktu 43 tahun (1968-2011) Paroki St. Yosep Delitua yang sudah memiliki 62 stasi dan 8 rayon yang tersebar di 8 kecamatan di bagian dataran tinggi Kabupaten Deli Serdang. Pada Agustus 2011 Uskup Agung Medan Mgr. Anicetus B. Sinaga OFMCap memekarkan Paroki St. Yosep Delitua dengan membuka Kuasi Paroki St. Katarina Tigajuhar, Kecamatan STM Hulu yang terdiri dari 15 Stasi. Hingga saat ini Paroki St. Yosep Delitua terdiri dari 1 gereja paroki, 46 stasi dan 109 lingkungan.

B. Wilayah Pelayanan, Pemekaran & Penggembalaan

Wilayah Pelayanan
Wilayah pelayanan Paroki St. Yosep Delitua berada di 7 Kecamatan bagian dataran tinggi Kabupaten Deli Serdang. Rayon Negara dan Rayon Talun Kenas berada di Kecamatan STM. Hilir dan beberapa stasi Kec. Patumbak. Rayon Tanjung Morawa berada di Kec. Tanjung Morawa dan ada 1 stasi berada di wilayah kota Medan, yakni stasi Bangun Mulia. Rayon Delitua berada di Kelurahan Delitua, Rayon Birubiru berada di Kec. Birubiru, dan Rayon Namorambe berada di Kec. Namorambe. Pusat paroki berada di Delitua. Delitua secara teritorial mungkin tidak berada di titik sentral, tetapi secara historis menjadi sentral karena sudah sejak lama menjadi pusat kegiatan ekonomi untuk bagian dataran tinggi. Hingga sekarang pasar pekan hari Kamis di Delitua masih hidup. Kadang-kadang aktivitas umat dari pedalaman sering dibarengi dengan aktivitas berbelanja ke pekan. Beberapa stasi relatif sulit dijangkau karena kondisi infrastruktur jalan yang belum baik, seperti beberapa stasi di rayon Penen (Mardinding, Pernangenan, dan Rambe) dan rayon Negara (Juma Tombak dan Lau Rempak).

Pemekaran Paroki

Dalam kurun waktu 43 tahun (1968-2011) Paroki St. Yosep Delitua yang sudah memiliki 62 stasi dan 8 rayon yang tersebar di 8 kecamatan yakni Kec. Bangun Purba, Kecamatan STM. Hilir, Kecamatan STM. Hulu Kec. Patumbak, Kec. Tanjung Morawa, Kelurahan Delitua, Kec. Birubiru, Kec. Namorambe. Untuk memaksimalkan pelayanan reksa pastoral maka pada Agustus 2011 Uskup Agung Medan Mgr. Anicetus AB. Sinaga OFMCap memekarkan Paroki St. Yosep Delitua dengan membuka Kuasi Paroki St. Katarina Tigajuhar, Kecamatan STM Hulu yang terdiri dari 15 Stasi. Kemudian salah satu stasi dari Rayon Tanjung Morawa yakni Stasi St. Petrus Batang Kuis bergabung ke Paroki St. Petrus Batang Kuis.

Pergantian Penggembalaan

Sejak tahun 1968 Paroki St. Yosep Delitua telah mengalami banyak pergantian penggembalaan. Berikut adalah periode para pastor paroki dan rekan-rekannya:

 

  • 1968 – 1970: P. Giuseppe Brentazzoli OFMConv, P. Antonio Murru OFMConv, P. Ferdinando Severi OFMConv

  • 1970 – 1973: P. Giuseppe Brentazzoli OFMConv, P. Antonio Murru OFMConv, P. Ferdinando Severi OFMConv

  • 1973 – 1975: P. Carmelo Comina OFMConv, P. Giuseppe Brentazzoli OFMConv, P. Antonio Murru OFMConv.

  • 1975 – 1978: P. Salvatore Sabatho OFMConv, P. Giuseppe Brentazzoli OFMConv, P. Antonio Murru OFMConv.

  • 1978 – 1982: P. Salvatore Sabatho OFMConv, P. Giuseppe Brentazzoli OFMConv, P. Carmelo Comina OFMConv.

  • 1982 – 1985: P. Salvatore Sabatho OFMConv, P. Giuseppe Brentazzoli OFMConv, P. Carmelo Comina OFMConv, P. Corrado Casadei OFMConv.

  • 1985 – 1988: P. Salvatore Sabatho OFMConv, P. Corrado Casadei OFMConv, P. Carmelo Comina OFMConv.

  • 1988 – 1991: P. Antonio Razzoli OFMConv, P. Corrado Casadei OFMConv, P. Antonio Murru OFMConv.

  • 1991 – 1994: P. Antonio Razzoli OFMConv, P. Tarcisio Centis OFMConv, P. Simson Sitepu OFMConv.

  • 1994 – 1997: P. Antonio Murru OFMConv, P. Tarcisio Centis OFMConv, P. Giuseppe Brentazzoli OFMConv

  • 1997-2002: P. John Paul Tarigan OFMConv, P. Antonio Murru OFMConv, P. Giuseppe Brentazzoli OFMConv

  • 2002-2005: P. Fransiskus Mardan Ginting OFMConv, P. Fransiskus Rencana Sinulingga OFMConv, P. Antonio Murru OFMConv, P. Giuseppe Brentazzoli OFMConv

  • 2005-2009: P. Andreas Elpian Gurusinga OFMConv, P. Benediktus Mario Lumbangaol OFMConv, P. Cornelius Ady Parditya OFMConv.

  • 2009-2012: P. Antonius Siswido Swy OFMConv, P. Eligius Benny Bernardi OFMConv.

  • 2012-2017: P. Yohannes Eduardus Padiyana OFMConv, P. Fransiskus Radiaman Purba OFMConv.

  • 2017 – 2021: P. Simon Kemit OFMConv, P. Andreas Budiyanto OFMConv, P. Anastasius Thomas Tamal OFMConv, P. Silverius Hutauruk OFMConv.

  • 2021 – sekarang: P. Paskalis Surbakti OFMConv, P. Fransiskus Radiaman Purba OFMConv, P. Richardus Natun OFMConv.

C. Jumlah & Profil Stasi

Paroki St. Yosef Delitua memiliki 1 gereja paroki, 46 stasi dan 109 lingkungan yang berada di 7 rayon. Berikut nama-nama stasi dan profilnya:

    1. Rayon Delitua
      Rayon Delitua adalah kumpulan 15 lingkungan di gereja paroki St. Yosep Delitua. Ke-15 lingkungan tersebut adalah: St. Maria, St. Yosef, St. Fransiskus Xaverius, St. Antonius, St. Bonaventura, St. Fransiskus Assisi, St. Maximilianus Kolbe, St. Petrus, St. Lusia, St. Paulus, St. Thomas Aquinas, St. Markus Penginjil, St. Mikael, St. Rafael, St. Agustinus.

    2. Rayon Namorambe
      Rayon Namorambe terdiri dari 7 stasi yang berada di Kecamatan Namorambe. Ke-7 stasi itu adalah:
      1) Stasi St. Maria Namorambe
      Stasi St. Maria Namorambe didirikan pada tahun 1963 oleh P. Diego v.d. Biggelaar, OFMCap. Jumlah umat di stasi ini adalah 193 kepala keluarga, 585 jiwa.
      2) Stasi St. Fransiskus Xaverius NamorambeStasi St. Fransiskus Xaverius Pasar 3 Namorambe didirikan pada tahun 1967 oleh P. Diego v.d. Biggelaar, OFMCap. Jumlah umat sebanyak 333 kepala keluarga, 1.256 jiwa.
      3) Stasi St. Petrus Tangkahan
      Stasi St. Petrus Tangkahan didirikan pada 2002 oleh Andreas Gurusinga OFMConv Jumlah umat 67 kepala keluarga, 197 jiwa.
      4) Stasi St. Rita Namo Pinang
      Stasi St. Rita Namo Pinang didirikan pada tahun 1969 oleh P. Antonio Murru, OFMConv. Jumlah umat sebanyak 140 kepala keluarga, 489 jiwa.
      5) Stasi St. Daniel Batu Mbelin
      Stasi St. Daniel Batu Mbelin didirikan pada tahun 1971 oleh P. Antonio Murru, OFMConv. Jumlah umat sebanyak 61 kepala keluarga, 207 jiwa.
      6) Stasi St. Yosef Salang Tungir
      Stasi St. Yosef Salang Tungir didirikan pada tahun 1965 oleh P. Diego v.d. Biggelaar, OFMCap. Jumlah umat sebanyak 32 kepala keluarga, 116 jiwa.
      7) Stasi St. Bernardus Rampah
      Stasi St. Bernardus Rampah didirikan pada tahun 1969 oleh P. Antonio Murru, OFMConv. Jumlah umat sebanyak 109 kepala keluarga, 351 jiwa.

 

    1. Rayon Birubiru

1) Stasi St. Fransiskus Assisi Birubiru 
Stasi St. Fransiskus Assisi Birubiru didirikan pada tahun 1968 oleh P. Antonio Murru, OFMConv. Jumlah umat sebanyak 150 kepala keluarga, 519 jiwa.
2) Stasi St. Yusuf Rumah Great 
Stasi St. Yusuf Rumah Gerat didirikan pada tahun 2006 oleh P. Andreas Gurusinga, OFMConv. Jumlah umat sebanyak 67 kepala keluarga, 246 jiwa.
3) Stasi St. Penebus Pertumbuken
Stasi St. Penebus Pertumbuken didirikan pada tahun 1989 oleh P. Antonio Razzoli, OFMConv. Jumlah umat sebanyak 64 kepala keluarga, 225 jiwa.
4) Stasi St. Kosmas dan Damianus Sarilaba
Stasi St. Kosmas dan Damianus Sarilaba didirikan pada tahun 1988 oleh P. Salvatore Sabato, OFMConv. Jumlah umat sebanyak 73 kepala keluarga, 232 jiwa.
5) Stasi St. Suci Ujung Beringin 
Stasi St. Suci Ujung Beringin didirikan pada tahun 1970 oleh P. Antonio Murru, OFMConv. Jumlah umat sebanyak 68 kepala keluarga, 217 jiwa.
6) Stasi St. Vitalis Mbaruai 
Stasi St.Vitalis Mbaruai didirikan pada tahun 1978 oleh P. Salvatore Sabato, OFMConv. Jumlah umat sebanyak 107 kepala keluarga, 388 jiwa.
7) Stasi St. Maria Simpang Ranting
Stasi St. Maria Simpang Ranting didirikan pada tahun 1970 oleh P. Antonio Murru, OFMConv. Jumlah umat sebanyak 64 kepala keluarga, 215 jiwa.
8) Stasi Keluarga Kudus Cinta Adil
Stasi Keluarga Kudus Cinta Adil didirikan pada tahun 1968 oleh P. Antonio Murru, OFMConv. Jumlah umat sebanyak 117 kepala keluarga, 408 jiwa. 
9) Stasi St. Yohanes Bosco Simpang Namo Pinang
Stasi St. Yohanes Bosco Simpang Namo Pinang didirikan pada tahun 1985 oleh P. Salvatore Sabato, OFMConv. Jumlah umat sebanyak 51 kepala keluarga, 183 jiwa.
10) Stasi St. Lusia Ajibaho
Stasi St. Lusia Ajibaho didirikan pada tahun 1989 oleh P. Antonio Razzoli, OFMConv. Jumlah umat sebanyak 67 kepala keluarga, 205 jiwa.

    1. Rayon Talun Kenas

1) Stasi St. Klara Talun Kenas
Stasi St. Klara Talun Kenas didirikan pada tahuj 1968 oleh P. Antonio Murru, OFMConv. Jumlah umat sebanyak 233 kepala keluarga, 824 jiwa.
2) Stasi St. Antonius Padua Besamat
Stasi St. Antonius Padua Besamat didirikan pada tahun 1984 oleh P. Salvatore Sabato, OFMConv. Jumlah umat sebanyak 72 kepala keluarga, 224 jiwa.
3) Stasi St. Elisabet Kampung Dalam 
Stasi St. Elisabet Kampung Dalam didirikan pada tahun 1985 oleh P. Salvatore sabato, OFMConv. Jumlah umat sebanyak 50 kepala keluarga, 188 jiwa.
4) Stasi St. Mikael Lau Buluh
Stasi St. Mikael Lau Buluh didirikan pada tahun 1989 oleh P. Antonio Razzoli, OFMConv. Jumlah umat sebanyak 35 kepala keluarga, 121 jiwa.
5) Stasi St. Fransiskus Assisi Bintang Meriah
Stasi St. Fransiskus Assisi Bintang Meriah didirikan pada tahun 1967 oleh P. Diego v.d Biggelaar OFMCap. Jumlah umat sebanyak 122 kepala keluarga, 441 jiwa.
6) Stasi St. Tarsisius Namo Puli  
Stasi St. Tarsisius Namo Puli didirikan pada tahun 1970 oleh P. Antonio Murru, OFMConv. Jumlah umat sebanyak 173 kepala keluarga, 590 jiwa.
7) Stasi St. Fransiskus Antonius Fasani Siguci
Stasi St. Fransiskus Antonius Fasani Siguci didirikan pada tahun 1975 oleh P. Antonio Murru, OFMConv. Jumlah umat sebanyak 65 kepala keluarga, 216 jiwa.
8) Stasi Kristus Raja Namo Serit
Stasi Kristus Raja Namo Serit didirikan pada tahun 1975 oleh P. Giuseppe Brentazzoli, OFMConv. Jumlah umat sebanyak 62 kepala keluarga, 216 jiwa.
9) Stasi Hati Kudus Yesus Cinta Damai
Stasi Hati Kudus Yesus Cinta Damai didirikan pada tahun 1969 oleh P. Giuseppe Brentazzoli, OFMConv. Jumlah umat sebanyak 85 kepala keluarga, 286 jiwa.

    1. Rayon Negara 

1) Stasi Hati Kudus Yesus Negara 
Stasi Hati Kudus Yesus Negara didirikan pada tahun 1966 oleh P. Diego v.d. Biggelaar, OFMCap. Jumlah umat sebanyak 116 kepala keluarga, 405 jiwa.
2) Stasi St. Rita Sinar Kemenangen
Stasi St. Rita Sinar Kemenangen didirikan pada tahun 1979 oleh P. Giuseppe Brentazzoli, OFMConv. Jumlah umat sebanyak 17 kepala keluarga, 63 jiwa.
3) Stasi St. Lukas Bangun Jati
Stasi St. Lukas Bangun Jati didirikan pada tahun 1963 oleh P. Lukas Renders, OFMCap. Jumlah umat sebanyak 35 kepala keluarga, 135 jiwa.
4) Stasi St. Yohanes Baptista Juma Tombak
Stasi St. Yohanes Baptista Juma Tombak didirikan pada tahun 1972 oleh P. Lukas Renders, OFMCap. Jumlah umat sebanyak 45 kepala keluarga, 143 jiwa.
5) Stasi St. Bonaventura Lau Rempak
Stasi St. Bonaventura Lau Rempak didirikan pada tahun 1970 oleh P. Antonio Murru, OFMconv. Jumlah umat sebanyak 47 kepala keluarga, 168 jiwa.

    1. Rayon Tanjung Morawa

1) Stasi St. Maria Fatima Tanjung Morawa
Stasi St. Maria Fatima Tanjung Morawa didirikan pada tahun 1965 oleh P. Diego v.d Biggelaar, OFMCap. Jumlah umat sebanyak 198 kepala keluarga, 782 jiwa.
2) Stasi St. Antonius Padua Bangun Mulia
Stasi St. Antonius Padua Bangun Mulia didirikan pada tahun 1966 oleh P. Diego v.d Biggelaar, OFMCap. Jumlah umat sebanyak 152 kepala keluarga, 550 jiwa.
3) Stasi St. Theresia Avila Sigara-gara
Stasi St. Theresia Avila Sigara-gara didirikan pada tahun 1966 oleh P. Diego v.d Biggelaar, OFMCap. Jumlah umat sebanyak 287 kepala keluarga, 1090 jiwa.
4) Stasi Salib Suci Bangun Setia Psr.1
Stasi Salib Suci Bangun Setia Psr. 1 didirikan pada tahun 1976 oleh P. Giuseppe Brentazzoli, OFMConv. Jumlah umat sebanyak 44 kepala keluarga, 153 jiwa.
5) Stasi St. Maria Immakulata Bangun Setia Psr.3
Stasi St. Maria Immakulata Bangun Setia Psr. 3 didirikan pada tahun 1968 oleh P. Diego v.d Biggelaar, OFMCap. Jumlah umat sebanyak 104 kepala keluarga, 342 jiwa.
6) Stasi St. Paulus Ujung Serdang
Stasi St. Paulus Ujung Serdang didirikan pada tahun 1967 oleh P. Antonio Murru, OFMConv. Jumlah umat sebanyak 162 kepala keluarga, 588 jiwa.
7) Stasi St. Maria Asumpta Undian
Stasi St. Maria Asumpta Undian didirikan pada tahun 1966 oleh P. Diego v.d Biggelaar, OFMCap. Jumlah umat sebanyak 154 kepala keluarga, 633 jiwa.
8) Stasi Para Malaikat Bangun Rejo
Stasi Para Malaikat Bangun Rejo didirikan pada tahun 1975 oleh P. Giuseppe Brentazolli, OFMConv. Jumlah umat sebanyak 53 kepala keluarga, 212 jiwa.

    1. Rayon Penen

1) Stasi St. Maria Penen
Stasi St. Maria Penen didirikan pada tahun 1968 oleh P. Antonio Murru, OFMConv. Jumlah umat sebanyak 166 kepala keluarga, 592 jiwa.
2) Stasi St. Lusia Tembengen
Stasi St. Lusia Tembengen didirikan pada tahun 1969 oleh P. Antonio Murru, OFMConv. Jumlah umat sebanyak 67 kepala keluarga, 223 jiwa.
3) Stasi St. Paulus Rambe
Stasi St. Paulus Rambe didirikan pada tahun 1983 oleh P. Carmelo Comina, OFMConv. Jumlah umat sebanyak 35 kepala keluarga, 133 jiwa.
4) Stasi St. Yosep Kupertino Periaria
Stasi St. Yosep Kupertino Periaria didirikan pada tahun 1975 oleh P. Salvatore Sabato, OFMConv. Jumlah umat sebanyak 80 kepala keluarga, 279 jiwa.
5) Stasi St. Mikael Pernangenen
Stasi St. Mikael Pernangenen didirikan pada tahun 1977 oleh P. Salvatore Sabato OFMConv. Jumlah umat sebanyak 45 kepala keluarga, 167 jiwa.
6) Stasi St. Yohanes Lau Rakit
Stasi St. Yohanes Lau Rakit didirikan pada tahun 1990 oleh P. Antonio Razzoli OFMConv. Jumlah umat sebanyak 77 kepala keluarga, 241 jiwa.
7) Stasi St. Pius X Mardinding
Stasi St. Pius X Mardinding didirikan pada tahun 1978 oleh P. Carmelo Comina OFMConv. Jumlah umat sebanyak 27 kepala keluarga, 98 jiwa.


D. Komunitas Religius

Ada 4 komunitas religius di wilayah Paroki Delitua, yakni:

    1. Komunitas Ordo Saudara Dina Konventual Provinsi Indonesia
      Komunitas ini menjadi tempat tinggal para pastor yang melayani Paroki Delitua. Selain komunitas, kuria provinsialat juga juga berada di kompleks yang sama. Di bagian belakang kompleks ada komunitas postulan Konventual. Selain tugas pastoral paroki, beberapa saudara Konventual ditugaskan untuk memimpin ordo provinsi Indonesia, berkarya dalam pendampingan postulan Konventual, beberapa ditugaskan sebagai dosen di Sekolah Tinggi Pastoral St. Bonaventura KAM Delitua.

    2. Komunitas Suster Fransiskan St. Elisabeth (FSE) Delitua
      Kompleks FSE ini berdampingangan dengan kompleks Persaudaraan Konventual. Di dalam kompleks FSE ini ada komunitas Suster FSE, novisiat FSE, Panti Asuhan St. Angela. Mereka berkarya untuk mendampingi calon-calon suster, pendampingan para penghuni panti asuhan, terlibat dalam karya pastoral di paroki, mengelola Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) St. Fransiskus Assisi.

 

    1. Komunitas Suster-Suster Putri Karmel Talun Kenas
      Komunitas ini bernama Pertapaan Putri Karmel. Berada di Talun Kenas Kecamatan Senembah Tanjung Muda (STM) Hilir. Hadir di Talun Kenas sejak 5 September 2007. Suster-suster ini bersama Komunitas Carmelitae Sancti Eliae (CSE) berkarya dalam bidang pusat pembinaan spiritual bagi para calon mereka, pelayanan umum kepada umat dalam bentuk retret, rekoleksi, pendalaman iman, kursus Kitab Suci, pelayanan doa dan penyembuhan. Selain itu mereka terlibat sebagai pendamping Kelompok Kategorial Komunitas Tritunggal Mahakudus (KTM) di paroki St. Fransiskus Assisi Padang Bulan, Paroki St. Antonius Padua Hayam Wuruk, Paroki St. Maria Tanjung Slamat, Paroki St. Fransiskus Assisi Berastagi, Paroki Santa Perawan Maria Kabanjahe, dan Paroki Santo Petrus dan Paulus Kabanjahe.

 

    1. Komunitas Carmelitae Sancti Eliae (CSE) Talun Kenas
      Komunitas ini berada satu lokasi dengan para Suster Putri Karmel. Karya pelayanan mereka berpadu dengan pelayanan Suster Putri Karmel. Komunitas ini dihuni oleh seorang imam dan seorang frater.

 

  1. Komunitas Pendidikan di Wilayah Teritorial Paroki
    Ada beberapa sekolah Katolik di wilayah paroki St. Yosep Delitua, mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK) hingga perguruan tinggi. PAUD St. Fransiskus Assisi dikelola oleh Suster FSE. Yayasan Betlehem Bandar Baru memiliki 1 sekolah Taman Kanak-Kanak di Namorambe dan 2 tingkat SD di Namorambe dan Batu Mbelin. Sekolah-sekolah lainnya dikelola oleh yayasan keuskupan, seperti SMP-SMA Deli Murni Delitua, SMP-SMA St. Antonius Bangun Mulia, SD-SMP St. Maria Penen, dan SD RK Namopuli. Selain itu di paroki ini ada Sekolah Tinggi Pastoral St. Bonaventura di Delitua yang dikelola oleh Yayasan Budi Murni.

 

E. Kekhasan Paroki

 

  • Konteks Teritorial

Wilayah pelayanan Paroki St. Yosep Delitua berada di 7 Kecamatan bagian dataran tinggi Kabupaten Deli Serdang. Rayon Negara dan Rayon Talun Kenas berada di Kecamatan STM. Hilir dan beberapa stasi Kec. Patumbak. Rayon Tanjung Morawa berada di Kec. Tanjung Morawa dan ada 1 stasi berada di wilayah kota Medan, yakni stasi Bangun Mulia. Rayon Delitua berada di Kelurahan Delitua, Rayon Biru berada di Kec. Birubiru, dan Rayon Namorambe berada di Kec. Namorambe. Pusat paroki berada di Delitua. Delitua secara teritorial mungkin tidak berada di titik sentral, tetapi secara historis menjadi sentral karena sudah sejak lama menjadi pusat kegiatan ekonomi untuk bagian dataran tinggi. Hingga sekarang pasar pekan hari Kamis di Delitua masih hidup. Kadang-kadang aktivitas umat dari pedalaman sering dibarengi dengan aktivitas berbelanja ke pekan.

Beberapa stasi relatif sulit dijangkau karena kondisi infrastruktur jalan yang belum baik, seperti beberapa stasi di rayon Penen (Mardinding, Pernangenan, dan Rambe) dan rayon Negara (Juma Tombak dan Lau Rempak). Sebagai bagian dataran tinggi Deliserdang, wilayah paroki Delitua umumnya berbukit. Ada beberapa sungai besar yang melintasi wilayah paroki Delitua, antara lain Sungai Deli, Sungai Belumai, dan Sungai Seruai di mana sekarang sedang dibangun bendungan Lau Simemei yang berkapasitas tampung 21,07 juta meter kubik. Potensi alam ini bisa berdampak positif bagi umat secara ekonomi. Tetapi bisa juga berdampak negatif dalam bentuk bencana banjir. Dalam sepuluh tuhun terakhir ini beberapa umat Katolik terdampak banjir bandang. Dampaknya ialah kerusakan rumah dan bahkan korban nyawa. Banyaknya proyek galian C di hulu sungai berdampak negatif pada lingkungan dan kehidupan banyak orang.

 

  • Konteks Kategorial

Kalau diurutkan berdasarkan jumlah populasi maka dapat dikategorikan bahwa mayoritas umat di Paroki St. Yosep Delitua berprofesi sebagai petani. Sebagian besar wilayah paroki Delitua adalah daerah (bekas) perkebunan dan pertanian rakyat. Atas dasar itu paroki memberi perhatian pada kaum petani dengan membentuk kelompok tani dan penguatan pada seksi Pengembangan Sosial Ekonomi. Pada urutan kedua ada ASN dan pegawai swasta (guru dan pekerja kantor), disusul oleh buruh. Wilayah paroki yang berbatas dengan kota Medan seperti Tanjung Morawa, Patumbak, Namorambe adalah tempat dimana banyak ditemukan pabrik. Pabrik tersebut adalah tempat di mana banyak umat Katolik paroki Delitua bekerja. Kelompok umat yang kemudian adalah pedagang dan pemilik usaha.

Menurut data BIDUK mayoritas tingkat pendidikan umat di paroki ini adalah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) (42%), diploma dan sarjana (15,68%). Beberapa bahkan ada yang pendidikannya sudah setingkat S2 (0,48%). Selain itu masih ada juga umat yang tingkat pendidikannya hanya tamat SMP (15,52%), bahkan ada yang hanya tamat SD (19,56%). Dengan demikian boleh dikatakan bahwa mayoritas (57,68%) SDM umat di paroki ini berpendidikan SLTA dan Perguruan Tinggi.

 

  • Konteks Sosial Kemasyarakatan

Umat paroki St. Yosep Delitua sangat majemuk. Mayoritas umat Katolik paroki ini adalah Batak Karo. Karena itu, kebanyakan stasi masih menggunakan bahasa Karo dalam peribadatan (68,1%), 15 stasi yang berdekatan dengan kota Medan dan stasi-stasi yang sudah mengalami banyak pembauran etnis menggunakan bahasa Indonesia dalam ibadat (31,91%). Setelah itu populasi yang menonjol adalah suku Batak Toba, Simalungun, Pakpak, Angkola. Di beberapa stasi populasi Jawa, Flores, dan Tionghoa. Satu stasi di Rayon Negara, St. Rita Sinar Kemenangan, masih menggunakan bahasa Batak Toba dalam peribadatan.
Dari komposisi agama, Paroki St. Yosef Delitua berada di antara agama-agama lain atau denominasi Kristen lain. Pada umumnya agama lain itu terdiri dari Islam, dan sedikit Buddha. Terdapat banyak gereja-gereja subdenominasi Kristen lain, seperti HKBP, GKPS, GBKP, GKPA, GKPI, HKI, Pentakosta, GBI, Advent, GKII, dan banyak lagi yang lain. Umat Katolik berbaur dengan masyarakat dari Gereja dan agama lain dengan harmonis. Sejauh ini tidak pernah terjadi konflik umat Katolik dengan umat dari agama maupun gereja lain.
Beberapa umat Katolik membangun relasi yang baik dengan penganut agama lain maupun umat Kristen lain melalui Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB). Ada beberapa orang yang terlibat di FKUB.

Video Profil :
Lokasi Paroki :
RELATED ARTICLES

INFORMASI

JADWAL USKUP & VIKJEN

KALENDER LITURGI