loader image
Sabtu, Desember 14, 2024
BerandaParokiKuasi Paroki Diski

Kuasi Paroki Diski

Pelindung

:

Santo Paskalis

Buku Paroki

:

Sejak 4 Desember 2018. Sebelumnya bergabung Paroki Maria Bunda Pertolongan Abadi Binjai

Alamat

:

Pastoran Gereja Katolik St. Paskalis Diski, Jl. Medan Binjai Km 14,5 Desa Sumber Melati, Kec. Sunggal, Kab Deli Serdang - 20351

Telp.

:

0852 6107 9865

Email

:

paskalisdiski2019@gmail.com

Jumlah Umat

:

 694 KK / 2.613 jiwa 
(data Biduk per 05/02/2024)

Jumlah Stasi

:

4

1. Bulucina

2. Medan Krio

3. Paluh Manan

4. Sei Mencirim

RP. Konstantinus Lakat, CMF

13.03.’84

Parochus

RP. Marselinus Bedin, CMF

24.02.’78

Vikaris Parokial

Sejarah Kuasi Paroki St. Paskalis Diski

I. Latar Belakang (klik untuk membaca)

1.1 Sejarah Berdirinya Gereja
Berdirinya Gereja Katolik di Diski Desa Sumber Melati, Kec Sunggal, Kabupaten Deli Serdang berawal dari kesepakatan 25 kepala keluarga Katolik yang ada saat itu. Sebenarnya masih banyak umat katolik yang bermukim di sekitar Diski, khususnya yang datang dari daerah Tapanuli, Tanah Karo, Dairi dan Langkat. Namun karena di Diski pada waktu itu belum ada bangunan Gereja Katolik, maka banyak diantara mereka yang beribadah di gereja lain (Protestan).

Gereja lama Kuasi Paroki Diski

Umat Katolik yang masih setia, pada awalnya mereka berkumpul dan sepakat untuk mengadakan kebaktian di rumah bapak Luther Sitanggang/br Panggabean di Jl. Binjai Km 13 Gg Pribadi. Dan yang menjadi pemimpin umat adalah Bapak W. Sibarani. Seiring dengan perjalanan waktu, umat Katolik yang sempat beribadah di gereja lain (Protestan) kembali bersatu dan beribadah bersama.

Untuk memperlancar tugas-tugas pelayanan dan pembinaan bagi umat, maka diutuslah Bapak A.J. Simarmata dan Bapak W. Sibarani untuk menghubungi Pastor Diego Biggelar, OFM.Cap (Pastor Opung Bornok Simbolon) yang bertempat tinggal di Jl. Pemuda Medan. Dengan adanya pelayanan Op. Bornok ini, jumlah umat Katolik di sekitar Diski semakin berkembang. Sehingga tempat untuk beribadat pada hari minggu tidak memadai lagi. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka para tokoh umat pada waktu itu (tahun 1963) mencoba mencari lahan yang cocok untuk mendirikan bangunan gereja. Namun hal itu tidaklah semudah membalik telapak tangan. Atas jasa Bpk Tumbuk Sembiring dan Letnan Biasa Sembiring (Sembiring Tentara) diperoleh pertapakan tanah di sekitar Jl Medan Binjai Km 14,5 Diski. Kemudian di atas tanah yang diperoleh ini dibangun gereja yang masih darurat yaitu berdinding tepas dan beratap rumbia. Proses pembangunan dilakukan secara gotong royong termasuk para muda-mudi dengan dana swadaya umat dan dibantu oleh Op. Bornok. Mereka mengadakan kebaktian di sana selama dua tahun. Dengan berdirinya Gereja tersebut, kendati darurat, umat merasa senang karena sudah memiliki tempat ibadah. Sejak itu, jumlah umat pun mulai bertambah. Setelah Gereja Katolik berdiri di Diski, terjadi pula pergantian pemimpin umat yaitu dari Bapak W. Sibarani kepada Bapak JD. Sitanggang (yang menjabat dari tahun 1963-1974).

Hal ini sesuai dengan keterangan surat penghargaan yang diberikan kepada Bapak JD. Sitanggang tertanggal 02 September 1974 yang ditandatangani oleh Vikjen Pastor AGP Datubara,OFM.Cap. Pada kurun waktu itu Diski merupakan Stasi luar kota dari Paroki Katedral, Jalan Pemuda Medan. Dua tahun kemudian yaitu pada Tahun 1965 dilakukan renovasi gereja menjadi gereja yang permanen. Pembangunan ini juga dilakukan atas swadaya umat dan bantuan dari Bapak Tumbuk Sembiring dan Letnan Biasa Sembiring (keduanya dari Diski) juga Bapak Bernardus Bagio seorang Staf di PTP IX (beliau mengerahkan truk-truk perusahaan untuk mengangkat bahan-bahan bangunan). Begitu juga para muda-mudi sangat berperan dalam membantu pembangunan gereja ini secara bergotong royong antara lain Ngampeken Ginting, Dameria Kembaren, Judiman Sitanggang, dan Cinta Sembiring.

Kendati gereja sudah permanen namun belum ada plafon/eternit. Pernah terjadi sesuatu yang sangat lucu; pada saat Pastor Pennox mempersembahkan Perayaan Ekaristi. Pada saat Pastor mengangkat piala (elevasi piala) tiba-tiba terbang kelelawar serta mengeluarkan kotoran dan masuk kedalam piala yang berisi air anggur. Kejadian tersebut membuat Pastor Penox menjadi kesal dan marah, lalu mengatakan kepada umat agar dalam tempo seminggu gereja ini sudah harus dipasang plafon/eternit. Setelah kejadian tersebut, maka umat yang diprakarsai Bapak Kuasa Ginting mengerjakan pemasangan plafon/eternit gereja dimana bahan-bahannya diperoleh dari saudara Bapak Kuasa Ginting yang memiliki usaha panglong.

1.2 Pelayanan Sakramen Perdana
Setelah gereja katolik Diski selesai direnovasi secara permanen pada tahun 1965 diadakanlah pembaptisan umat. Salah seorang penerima baptisan pertama adalah Ny. E. Manihuruk br Sagala dengan Buku Liber Babtis IV/Pag 68/No 536 (reg. Katedral) yang dipermandikan pada tanggal 30 Mei 1965, dengan nama baptis Anna Dormaliana Br Sagala.

Sedangkan penerimaan Krisma pertama dilaksanakan pada tanggal 09 Mei 1971 di Diski. Salah seorang peserta penerima Krisma tersebut adalah Bapak Ngampeken Rogerius Ginting, dengan Buku Liber Confirmatorum VI PAG 70 No 559 tanggal 09 Mei 1971 di Diski atas nama Ngampeken Rogerius Ginting. Dan pada tahun ini juga (1971) untuk pertama kali diadakan pemberkatan pernikahan, yaitu pasangan Menet Marianus Depari dengan Dameana Dameria Br Kembaren. Sementara penerimaan Sakramen Krisma yang ke II diadakan di Gedung Olah Raga Binjai pada tahun 1978 yang bergabung dengan stasi Binjai. Pembelajaran bagi peserta calon Krisma diberikan oleh Sr. Ferdinanda Br Tamba FSE.

1.3 Stasi Diski menjadi salah satu Stasi Paroki Binjai
Sebelum masuk ke Paroki Binjai, Stasi Diski merupakan bagian dari stasi luar kota Paroki Katedral Medan dan segala administrasi juga ke Paroki Katedral Medan. Setelah Pastor PME bertugas di KAM, stasi Diski dibayah pelayanan/naungan Pastor PME dari Paroki Sei Sikambing. Namun setelah diresmikannya Paroki Maria Bunda Pertolongan Abadi Binjai pada tanggal 01 Januari 1980, stasi Diski menjadi bagian dari paroki baru ini. Pastor yang memberikan pelayanan adalah Pastor Magella. Sejak saat itu stasi Diski tidak ditangani oleh Paroki Katedral Medan lagi tetapi sudah dilayani oleh Paroki Maria Bunda Pertolongan Abadi Binjai.

1.4 Pengukuhan Nama Pelindung
Setelah berdiri hampir selama dua puluh tahun, gereja Katolik Stasi Diski belum juga memiliki nama pelindung. Maka pada tahun 1983 di bawah penggembalaan Pastor Esdras Tarigan mulai digagas nama pelindung untuk stasi Diski. Akhirnya dipilihlah Santo Paskalis sebagai nama pelindung. Mengenai alasan pemilihan nama Paskalis ini, masih simpang siur cerita atau sumber yang bisa dipercaya. Kendati demikian dicoba dihidupi spiritualitas Santo Paskalis dalam berbagai kehidupan menggereja di Diski, diantaranya adalah devosi kepada sakramen mahakudus. Juga spiritualitas yang berpihak kepada mereka yang kecil, lemah, miskin dan terpinggirkan.

1.5 Perkembangan Gereja St. Paskalis Diski
Pada awalnya stasi Diski mempunyai 2 lingkungan besar yaitu Lingkungan Diski I dan Lingkungan Diski II. Ide membentuk lingkungan di Gereja Katolik St. Paskalis Diski diawali dari adanya perkumpulan Doa Bapak-Bapak pada awal tahun 1978 yang diprakarsai oleh Kapten AR. Pinem yang anggotanya berasal dari Diski dan Serbajadi. Kelompok Bapak-bapak ini di ketuai oleh Biasa Sembiring (Sembiring Letnan), sekretaris GA. Saragih, sedangkan bendahara Lawan Ginting (bapak Ngampeken Ginting). Menurut Bapak Letkol (Purn) A.R. Pinem kelompok bapak-bapak ini dalam perkembangannya berubah menjadi doa Rosari Lingkungan Diski yang diketuai oleh Sohot Munthe, sekretaris Ngampeken Ginting dan bendahara Laura Lamria Br Harahap.

Dalam perjalanan perkembangan umat selain doa lingkungan dibentuk lagi seksi Sosial atas usul Kapten AR. Pinem. Seksi Sosial ini diberi nama KEKAL (Keluarga Katolik Lingkungan) Diski. Dalam perkembangannya KEKAL menjadi suatu wadah pelayanan sosial untuk keluarga Katolik di lingkungan. Selanjutnya diwilayah Serasi muncul satu Lingkungan dan berkembang lagi menjadi lingkungan Santo Yosef. Sementara wilayah Serbajadi menjadi wilayah pelayanan stasi Diski.

Pada tahun 2001 Gereja Katolik St. Paskalis Diski kembali direnovasi sekaligus diperbesar dan selesai pertengan tahun 2003 dan sekaligus diberkati oleh Uskup Agung Medan Mgr. AGP. Datubara, OFM.Cap pada tanggal 03 Agustus 2003. Walaupun sudah berdiri megah namun gereja ini belum mempunyai menara. Pengurus Dewan Stasi membentuk Panitia pembangunan menara gereja dan pada tahun 2008 menara gereja selesai dan diberkati oleh Uskup Emeritus AGP. Datubara,OFM.Cap. Selain itu Gereja ini telah memiliki taman dan Gua Maria yang pemberkatannya dilakukan oleh Vikep Pastor Carolus Sembiring,OFM.Cap pada tahun 2012.

Seiring dengan pesatnya perkembangan jumlah umat dan teritorial kependudukan yang semakin padat, maka stasi Diski dibagi menjadi 13 lingkungan, dengan jumlah Kepala Keluarga 503 Kepala Keluarga dan jumlah umat 2037 orang.

1.6 Pembentukan Panca Stasi
Dalam perkembangannya Stasi St. Paskalis Diski Tergabung dalam Panca Stasi yaitu Stasi St. Paskalis Diski, Stasi Sei Semayang, Stasi Sei Mencirim, Stasi Sukamaju, Stasi Sei Beras Sekata dan sebagai Kordinator Pelayanan dan sumber pendanaan adalah Stasi St. Paskalis Diski. Pengelolaan seperti ini berlangsung sampai kurang lebih tahun 2001. Perubahan terjadi saat stasi Sukamaju dan Sei Beras Sekata dialihkan ke paroki baru yaitu Paroki Tanjung Selamat. Maka tidak lagi menjadi Panca Stasi lagi melainkan berubah menjadi Rayon VI dari wilayah MBPA Binjai.

1.7 Rayon VI
Stasi St. Paskalis Diski masuk anggota Rayon VI Paroki Maria Bunda Pertolongan Abadi Binjai, terdiri dari tiga stasi yaitu Stasi Santa Maria Sei Semayang dan Stasi St. Paulus Sei Mencirim. Ketiga Stasi ini berada di wilayah hukum administrasi pemerintahan Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Selain 3 stasi tersebut masih ada 2 lagi Stasi yang berada di wilayah Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang dan menjadi bagian dari Paroki MBPA Binjai yaitu Stasi Paluhmanan dan Stasi Bulucina. Hanya saja dalam pengelompokan Rayon pelayanan Bulucina dan Paluhmanan bergabung dengan Rayon Stabat.

1.8 Wilayah Paroki Maria Bunda Pertolongan Abadi Binjai
Paroki Maria Bunda Pertolongan Abadi Binjai mempunyai teritorial yang sangat luas yaitu terdiri dari 2 Kabupaten dan 2 kabopaten Kota yakni Kabupaten Langkat, Kabupaten Deli Serdang dan Kota Binjai. Sampai sekarang Paroki MBPA Binjai mempunyai 34 Stasi dan 40 lingkungan.

Dalam membuat kebijakan penggembalaan dan pengelompokan umat, maka dibuatlah pengelompokkan berdasarkan Rayon. Paroki MBPA Binjai dibagi ke dalam 6 Rayon. Masing-masing rayon terdiri dari 3-10 stasi atau juga kelompok lingkungan. Di Pusat paroki ada 15 lingkungan dan 1 stasi yaitu Janjimatogu. Rayon II yang berada di sekitar Kecamatan Sei Binge ada 10 stasi. Rayon III yang meliputi beberapa kecamatan (Bahorok, Selesai, Batangserangan) terdapat 10 stasi. Rayon IV yang berada di sekitar Stabat ada 3 lingkungan dan 3 stasi. Rayon V ada 5 stasi yang sebagian besar meruapakan areal perkebunan PTP IV. Dan Rayon VI adalah Rayon yang berada di sekitar Diski dengan 13 lingkungan ditambah dengan 2 stasi.

Keluasan wilayah MBPA Binjai membuat beberapa hal perlu dipertimbangkan lagi terutama perjumpaan para gembala/pastor dengan umat di stasi. Jarak stasi-stasi pada umumnya berada di jarak tempuh 1 - 2,5 jam perjalanan dengan menggunakan kendaran roda 2 atau pun roda 4. Stasi-stasi ini mendapat pelayanan Misa Minggu 2 bulan sekali. Perjumpaan yang minim ini membuat perawatan jiwa-jiwa di stasi-stasi yang jauh tidak maksimal, dengan demikian juga ada semacam situasi yang kurang berkembang bahkan cenderung menurun.

II. Paskalis Diski sebagai Stasi yang Khusus

Paskalis Diski merupakan stasi yang berbeda dengan stasi-stasi yang lain. Jikalau stasi-stasi yang lain itu berjarak cukup jauh dengan paroki, tidak demikian dengan stasi Paskalis Diski. Wilayah Diski membentang di sekitar kanan-kiri Jalan Medan-Aceh/Binjai, antara km 12 sampai km 17. Wilayah itu bukan termasuk Kota Binjai melainkan berada di Kabupaten Deli Serdang. Jarak tempuh gereja stasi Paskalis Diski dengan paroki cukup dekat, kurang lebih hanya 3 km, dan bisa ditempuh 10 menit dengan kendaraan motor atau mobil.

2.1 Pelayanan Ekaristi Mingguan
Paskalis Diski berbeda dengan stasi yang lain karena jumlah Kepala Kelurga pun cukup besar sebagaimana telah di tuliskan di atas. Kerena jumlah Kepala Keluarga dan jumlah jiwa yang signifikan maka pelayanan Ekaristi juga diberi pelayanan yang istimewa yaitu bahwa setiap minggu dirayakan 1 kali perayaan ekaristi. Dimulai pukul 08.00 dengan menggunakan bahasa Indonesia.

2.2 Jumlah Lingkungan, KK dan Jiwa
Diski sebagai stasi mempunyai 13 lingkungan. Lingkungan-lingkungan ini membentang di satu wilayah kecamatan Sunggal. Sudah beberapa tahun ini jumlah 13 lingkungan belum berubah, padahal menurut jumlah KK dalam lingkungan, masih sangat potensial untuk diperkembangkan atau dimekarkan. Secara umum suasana lingkungan adalah menunjukkan kehangatan dan kompak. Mekanisme pertemuan dalam lingkugnan pun berjalan dengan baik dan sudah rutin dalam minggunya. Berikut adalah gambaran lingkungan, jumlah KK dan jiwa di masing-masing lingkungan yang berada di stasi Paskalis Diski.

NO

NAMA LINGKUNGAN

JLH KK

PRIA

WANITA

1

Santo Yosef

45

85

97

2

Santo Yohanes

43

95

86

3

Santa Elisabet

44

47

92

4

Santa Lidwina

56

127

178

5

Santo Paulus

36

71

69

6

Santo Agustinus

54

105

101

7

Santo Petrus

57

91

86

8

Santo Gabriel

24

56

49

9

Santo Rafael

30

71

65

10

Santo Mikael

28

52

51

11

Santa Maria

19

42

39

12

Santa Clara

43

97

89

13

Santo Martinus

24

53

43

 

 

503

992

1045

2.3 Pelayanan Kunjungan Lingkungan
Kepada lingkungan-lingkungan yang berada di bagian Paskalis Diski ini juga telah mendapatkan pelayanan misa lingkungan. Umumnya setiap lingkungan mendapat pelayanan 2 bulan sekali, atau paling tidak mereka terlayani 5-6 kali misa lingkungan dalam satu tahun. Kehadiran umat dalam misa lingkungan sangat variatif. Ada lingkungan dimana yang hadir dalam misa lingkungan mulai dari anak-anak sampai orangtua. Namun juga ada lingkungan yang ikur misa hanya para orangtuanya. Namun secara umum kehadiran umat dalam misa lingkungan proporsional dengan jumlah umat di lingkugan.

2.4 Pelayanan Ekaristi Harian
Dalam beberapa bulan terakhir, gereja Stasi Paskalis Diski juga mendapat pelayanan ekaristi harian. Kebijakan ini diambil sebagai buah dari Novena Roh Kudus tahun ini yang selama 9 hari berturut-turut dirayakan ekaristi harian pada jam 05.30. Setelah Novena selesai, ditawarkan kepada umat apakah mereka bersedia merayakan ekaristi harian? Jawabannya sangat positif: “bersedia”. Sejak saat itulah dibuat ekaristi harian setiap Selasa dan Jumat, mulai pukul 05.30. Kehadiran umat dalam misa harian ini antara 50-70 orang. Bahkan ada komunitas susteran DSA yang berada di daerah Purwadadi ikut hadir dalam misa harian ini.

2.5 Struktur kepengurusan DPS dan DPL
Dalam struktur kepengurusan DPS sudah jauh lebih komplit dibanding dengan stasi yang lain. Hampir mirip dengan sebuah paroki mandiri. Sudah dipertimbangkan pelayanan dengan menempatkan “Soko Guru” kehidupan Gereja. Telah dibuat Bidang Pelayanan Liturgi (aspek Liturgia) dengan jumlah anggota personil yang mencukupi untuk mengurusi hal-hal liturgi seperti kor, musik gereja, dirigen, pemazmur, among tamu, dekorasi gereja, dsb. Dibentuk juga Bidang Palayanan Pewartaan (aspek Kerygma) yang juga mengurusi macam-macam hal seperti Inisiasi (baptis, komuni I dan Krisma), Kitab Suci, Terima resmi, Pendampingan Keluarga. Selanjutnya juga ada Bidang Pelayanan Kemasyarakatan (aspek Diakonia) yang memperhatikan mengenai PSE, kerasulan kematian, pendidikan, HAK dan kesehatan.

Aspek Koinonia diwujudkan dengan Bidang Pelayanan Persekutan yang mengurusi Asmika, Areka, OMK, Pendampingan Usia Lanjut, Ibu-ibu Paroki, paguyuban bapak-bapak, dan mengkoordinir kelompok kategorial Karismatik dan Kerahiman Ilahi. Bidang-bidang pelayanan dalam pilar-pilar kehidupan gereja ini ditopang dengan adanya Bidang saran-prasarana yang menyiapkan dan mengkondisikan tempat dan keamanan segala aktifitas gereja. Oleh karena itu Bidang pelayanan yang terakhir ini mengurusi mengenai perawatan gedung gereja, mengurusi Listrik dan Soundsystem, Keamanan, Parkir dan Inventaris. Semua bergerak dalam kesatuan dengan Pengurus Harian Dewan Pastoral Stasi yang selalu membuat mekanisme rapat 1 kali dalam sebulan yaitu setiap Minggu I dalam dalam bulan. Mekanisme rapat yang lain yang dikemabangkan adalah rapat para ketua lingkugnan sebulan sekali.

Juga ada mekanisme rapat Bidang Pelayanan yang dibuat oleh masing-masing bidang bersama dengan “TIM KERJA”. Mereka paling tidak membuat rapat bersama 2 atau 3 bulan sekali. Mekanisme Rapat Dewan Pastoral Stasi yang paling kuat adalah saat Rapat Paripurna yang dibuat sekurang-kurangnya sekali dalam satu tahun. (lihat lampiran struktur DPS Paskalis Diski).

2.6 Sarana Pendukung (bangunan gereja dan kelengkapannya)
Gedung gereja Diski berdiri dalam lahan gereja yang bersatu dengan tanah sekolah. Dalam usaha mengurus legalitas tanah gereja dan sekolah ini, telah disepakati oleh pihak Harta Benda Keuskupan (Pastor Ferdy) bahwa status tanah diatasnamakan KeuskupanAgung Medan. Luas lahan seluruhnya adalah 6.878 meter persegi. Nomor Peta Bidang Tanah: 503/2018 tanggal 04 April 2018. NIB. 02.04.23.17.02518. Tanah yang dikhususkan untuk areal gereja adalah lebih kurang 1.000 meter. Dalam perjanjian dengan pihak yayasan maka ada dukungan bahwa gedung sekolah SMA Deli Murni yang berada di samping gereja, sewaktu-waktu dapat dialihkan untuk mendukung gereja stasi. Dalam hal ini MOU disimpan dan diurus oleh pihak yayasan, dan semoga didukung pengarsipannya. Bila dibutuhkan oleh pihak gereja, maka pihak sekolah yang dalam hal ini adalah Yayasan Don Bosko akan mengalihkan gedung sekolah di lahan yang lebih representatif dan menarik untuk diperkembangkan secara lebih baik.

Gedung gereja stasi Paskalis Diski menampung kurang lebih 800-1000 umat, sudah termasuk ruang balkon dan kanopi depan gereja. Gedung Gereja ini sungguh cantik dan tampak anggun, jauh lebih bagus dibanding dengan gedung gereja paroki MBPA Binjai. Bangku umat dan fasilitas yang lain pun jauh lebih rapi dan mendukung untuk sakralitas ruang gereja.

Untuk lahan parkir tidak menjadi permasalahan. Lahan parkir sangat luas karena bisa menggunakan halaman dan lokal yang kosong di sekitar gedung-gedung sekolah. Karena di lahan ini ada sekolah SD, SMP, SMA Rk Deli Murni Diski YPK Don Bosco yang sudah tertata dengan bagus dan prospektif. Oleh karena itu sampai sekarang ini tidak mengalami kesulitan dengan parkir bagi umat yang datang ke gereja setiap minggunya. Sekalipun bila sekolah ada kegiatan yang bersamaan dengan kegiatan gereja, maka tidak mengalami kesulitan penataan lahan parkir.

2.7 Kekuatan Finansial
Kekuatan finansial diukur dari beberapa kegiatan yang bersangkut dengan realitas ‘pengumpulan uang’ dalam bentuk Kolekte I, Kolekte II dan Kolekte III. Begitu juga dengan pengumpulan Damang, Amplop APP, Kegiatan Aksi Solidaritas Adven, serta kerelaan-kerelaan yang dipersembahkan oleh umat dalam kegiatan proposal tertentu. Kolekte I dalam misa minggu akan berkisar Rp 2.000.000-Rp 3.000.000. Kolekte II akan terkumpul Rp 1.000.000-Rp 1.500.000,-. Sedangkan Kolekte III untuk pembangunan akan mencapai sekitar Rp 1.000.000,-.

Pengumpulan Damang (Dana Mandiri Gereja) di Paskalis Diski akan berkisar Rp 50.000.000,- dalam satu tahun. Begitu juga dengan kegiatan pengumpulan APP bisa tergambarkan Rp 35.000.000,-. Sedangkan untuk Aksi Solidaritas Adven di Diski akan berkisar Rp 12.561.000,- Dengan demikian kekuatan finansial di gereja ini lebih dari cukup untuk running cost hariannya, sekiranya disertai dengan prinsip-prinsip penggunaan yang baik: efisien, akuntable, dan transparan.

2.8 Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia dimaksudkan sebatas keterlibatan umat berdasar kemampuan dan kemauan. Pembatasan ini agar lebih mudah mengukur apa yang dimaksud dengan sumber daya manusia. Diukur dasi sudut kemampuan maka banyak umat yang mampu untuk menjadi aktifis dan fungsionaris dalam kegiatan dan kepengurusan gereja. Umumnya mereka telah mengalami pendidikan yang cukup. Paling rendah adalah pendidikan SMA, bahkan sebagian besar adalah lulusan D3 atau S1 dalam disiplin ilmu yang beragam. Permasalahan dari sumber manusia lebih sering berada dalam ukuran kemauan, atau kerelaan seseorang untuk memberikan waktu, tenaga dan pikiran dalam reksa pastoral gereja. Tak terkecuali di stasi Diski. Memang secara umum sudah banyak umat yang terlibat. Bisa dilihat dalam struktur Kepengurusan DPS dan DPL di stasi Diski. Dalam sermon yang baru saja dibuat di Rumah Retret Cinta Alam bisa mengumpulkan 90 orang pengurus DPS dan DPL.

Selain Sumber daya yang berada dalam struktur kepengurusan DPS dan DPL juga bisa diukur dari keterlibatan umat dalam tugas-tugas di gereja dan di lingkungan. Saat lingkungan bertugas dalam ibadat di gereja maka bisa dilihat keterlibatan umat di lingkungan. Sumber daya manusia yang ambil bagian dalam melaksanakan tugas-tugas ibadat di gereja dan lingkungan menjadi sebuah ukuran bagaimana sesungguhnya sumber daya manusianya. Secara umum di Diski peribadatan berjalan dengan amat tertata dan dipersiapkan dengan baik. Bahwa ada hal-hal yang kurang lancar dari lingkungan tertentu atau kelompok tertentu, atau bagian tertentu dalam diri para petugas, adalah hal yang wajar.Masih bisa diperkembangkan dengan pelatihan-pelatihan yang teratur dan berkesinambungan.

III. Proses Persiapan Menuju Paroki

3.1 Membentuk Tim Penjajakan Persiapan Menuju Paroki Stasi St. Paskalis Diski
Tim ini telah bergerak sejak sebelum tahun 2013 dan mencoba mendengar masukan-masukan baik dari para umat yang berada di wilayah Diski ataupun menangkap kesan-kesan yang kadang muncul dari para imam yang memimpin ekaristi di Diski. Tim ini juga berupaya untuk menggali dana persiapan paroki sehingga pada saat diputuskan menjadi suatu paroki telah ada dana finansial yang dipersiapkan.

3.2 Melakukan Rapat Koordinasi dengan Pastor Paroki
Rapat koordinasi dengan pastor paroki harus diakui mengalami situasi yang tidak bagus beberapa saat, sehingga terkesan stasi bergerak sendiri dan kurang terarah. Situasi ini tidak menguntungkan dalam proses persiapan. Komunikasi yang kurang bagus membuat beberapa hal berjalan seolah-olah tidak terkontrol. Syukurlah bahwa kemudian ada perubahan-perubahan yang beriringan dengan gerakan Roh Kudus yang bertiup dan membimbing ke arah yang lebih baik.

3.3 Audiensi dengan Yang Mulia Uskup Agung Medan Anicetus B. Sinaga, OFMCap
Audiensi dilakukan di Paroki Maria Bunda Pertolongan Abadi Binjai pada tanggal 24 November 2014. Audiensi ini bersifat konsultatif dan tetap dengan rendah hati menyerahkan kepada kebijakan uskup sebagai gembala utama di Keuskupan Agung Medan.

3.4 Audiensi dengan Vikep Santo Yohanes Rasul KAM, Pastor Carolus Sembiring, OFMCap
Audiensi dilakukan pada tanggal 29 Januari 2014. Dalam kesempatan audiensi ini juga mendapat masukan-masukan yang berarti untuk proses-proses selanjutnya.

3.5 Sosialisasi ke Stasi-stasi sekitar Diski
Dalam hal ini yang mau dicapai adalah upaya koordinatif sekiranya pada suatu waktu legalitas keparokian memang sungguh diterima dari otoritas yang dalam hal ini adalah keuskupan Agung Medan. Sosialisasi ini bukan sebagai kegiatan yang istimewa kerena sudah ada mekanisme pertemuan Maka yang dimaksud stasi-stasi sekitar adalah stasi-stasi yang berada di wilayah MBPA Binjai tetapi berada dalam lingkup pemerintahan Deli Serdang. Mereka itu adalah Stasi Sei Mencirim, Stasi Sei Semayang, Stasi Paluhmanan, dan Stasi Bulucina.

3.6 Penyiapan Mental dan Spiritual Umat
Inilah proses yang paling penting dalam rangka terbentuknya paroki. Paroki dibentuk agar perawatan jiwa-jiwa (Cura Animarum) bisa menjadi semakin maksimal. Cura Animarum ini harus melibatkan semua pihak, dalam hal ini adalah para pengurus gereja, pengurus lingkungan, keluarga-keluarga, kelompok kategorial, dan bahkan masing-masing individu umat. Harus ada arah yang kuat, kesadaran yang mendalam dan keyakinan yang teguh bahwa dengan dibentuknya suatu paroki akan semakin maksimal jiwa-jiwa yang telah bersatu dalam Kristus melalui pembaptisan menemukan perawatan dan pendampingan. Dengan begitu jiwa-jiwa tersebut semakin merasakan aman, disuburkan dengan pelayanan-pelayanan sakramen, mendapatkan siraman rohani dalam doa dan ibadat yang maksimal, serta menemukan teman peziarahan yang sejati menuju titik hidup yang bahagia dan damai.

IV. Perkembangan

4. Perkembangan Data Statistik Umat St. Paskalis Diski

NO

TAHUN

JUMLAH KK

JUMLAH UMAT

1

1960

25

135

2

1965

43

215

3

1971

60

256

4

1980

90

358

5

2006

287

1020

6

2011

356

1423

7

2015

420

1720

8

2018

503

2037

5. Para Pastor yang Pernah dan Masih Berkarya di St. Paskalis Diski
P. Diego Biggelar,OFM.Cap.(Op. Bornok) [1950 - an]
P. Pennox 1956 P. Pock [1957] 
P. AGP. Datubara, OFM.Cap [1959 – 1967] 
P. Martin, PME [1968 – 1970] 
P. Gregory PME, P.Magella PME, P.Josue,OFM.Cap [1970 – 1984]
P. Esdras Tarigan 1983 P. Julius Sukardi, Pr [1984 – 1990] 
P. Gito Wiratno, Pr [1984 – 1984] 
P. Y. Winarto, Pr [1984 – 1990] 
P. Suyadi, Pr [1990 – 1994] 
P. Supriyanto, Pr [1990 – 1994] 
P. Jimmy Barus, Pr [1995] 
P. Th. Surasto, Pr [1994 – 1996] 
P.M. Sarjan, Pr [1994] 
P. FX. Murdisusanto, Pr [1996 – 1999] 
P. S. Eka Bhakti Sutapa, Pr [1996 – 1999] 
P. Ig. Suharyono, Pr [1997 – 2001] 
P. Ag. Giono D, Pr [1999 – 2005] 
P. A.Tri Sujarwadi, Pr [2001 – 2003] 
P. Al. Martoyoto, Pr [2002 – 2004] 
P. Beni Sura Purba, Pr [2004 – 2005] 
P. Yohanes Yunuar Ismadi, Pr [2004 – 2007] 
P. Adrianus Maradiyo [2005 – 2008] 
P. Asrot Purba [2006 – 2008] 
P. Hubertus Subiyanto [2007 – 2010] 
P. Alpinus Selman Sipayung, [2008 - 2010]
RD. Bonifasius Benny Bambang Sumintarto [2008 - 2012] 
RD. Pernandus Perdi Saragi [2009 - 2013]
RD. Yulius Purnomo [2009 - 2011]
RD. Yohannes Sunyata [2012 - 2017] 
RD. Fransiskus Xaverius Cahyo Handoko [2012 – 2014] 
RD Dedi Sembiring [2014 - 2017] 
RD Henry Simbolon [2014 - 2017] 
RD Andika Tarigan [2017 - 2018] 
RD Sautma Manullang [2017 – 2020] 
RD Ignasius Sukawalyana [2017 –2020] 
RP Yoseph Markus Arkian, CMF [2019 – 2021] 
RP Dominikus Kabosu Tae, CMF [2019 – sekarang] 
RP Marselinus Bedin, CMF [2021 - sekarang]

6. Nama-nama Vorhanger/Ketua Dewan Stasi
Bpk. W. Sibarani tahun (1963)

Bpk. J.D. Sitanggang (1963 – 1974)
Bpk. SE. Saragih (1974 – 1986)
Bpk. Letkol (Purn) AR. Pinem (1986 – 1989)
Bpk. SE. Saragih (1989 – 1995)
Bpk. B. Sijabat (1995 – 1998)
Bpk. S. Munthe (1998 – 2005)
Bpk. Sebastianus. P. Lumban Gaol, SH (2005 – 2013)
Bpk. Drs. Ngulihi Sembiring (2013 – 2017)
Bpk Masa Ginting (2018 – sekarang)

7. Penutup
Kami sampaikan presentasi ini dalam segala keterbatasan, ada banyak hal yang belum bisa diungkap dengan baik, entah itu sesuatu yang yang positif ataupun sebaliknya sesuatu yang negatif dan perlu diperkembangkan lagi. Bukan juga karena sudah memilik dana dan kemampuan yang cukup, tetapi justru dalam keterbatasan dan kelemahan. Namun semua demi kemuliaan dan kemuliaan Tuhan yang semoga dialami dan dirasakan dalam “Cura Animarum” – Perawatan Jiwa-jiwa yang telah bersatu dengan Kristus dalam pembaptisan, dan telah hidup bersama dalam Gereja KudusNya. Oleh karena itu, dalam segala kelemahan, kami dikuatkan, disemangati dan berharap akan kemurahan Tuhan yang mengalir melalui Yang Mulia Bapak Uskup Agung Medan dan anggota Dewan Imam yang terkasih. Terima kasih. Berkah Dalem.

Video Profil :
Lokasi Paroki :
RELATED ARTICLES

JADWAL USKUP & VIKJEN

KALENDER LITURGI

FOKUS PASTORAL KAM 2024

spot_img