loader image
Kamis, Maret 20, 2025
Lainnya
    BerandaParokiKuasi Paroki Simalingkar B

    Kuasi Paroki Simalingkar B

    Pelindung
    :
    Santo Fransiskus Xaverius
    Buku Paroki
    :
    Sejak 25 Januari 2016. Sebelumnya bergabung dengan Paroki St. Fransiskus Asisi Padang Bulan dan Paroki St. Yohanes Paulus II, Namo Pecawir Tuntungan
    Alamat
    :
    Jl. Bunga Bangsa, Simalingkar B, Medan – 20135
    Telp.
    :
    0813 7723 5432
    Email
    :
    stfrancisxviparish@gmail.com
    Jumlah Umat
    :
    770 KK / 2.858 jiwa 
    (data Biduk per 05/02/2024)
    Jumlah Stasi
    :
    2
     
    01. Durin Pitu
    02. Keloni
     
    RD. Shan Efran Sinaga
    02.01.’86
    Parochus
    RD. Blasius Ola Doren 
    05.06.’89
    Vikaris Parokial
         

    Sejarah Kuasi Paroki St. Fransiskus Xaverius | Simalingkar B - Medan

    Sejarah Singkat Kuasi Paroki Simalingkar B (klik untuk membaca)

    Gereja St. Fransiskus Xaverius, Simalingkar B berdiri sejak tahun 1973. Awalnya umat Katolik yang berdomisili di Simalingkar B, beribadat di Gereja St. Stefanus Martir, Keloni. Kemudian missionaris dari Italia, Pastor Carmello Comina, OFM Conv dari Paroki Deli Tua bersama dengan Bp. Imanuel Sempat Ginting dari Stasi Keloni menemui Bp. Tetap Tarigan untuk membicarakan pendirian Gereja Stasi di Simalingkar B. Diperoleh kesepakatan bahwa Bp. Tetap Tarigan dan beberapa tokoh masyarakat diantaranya Bp. Ngalo Tarigan, Bp. Cara Sembiring, dan Bp. Manis Tarigan akan mengumpulkan umat untuk melakukan ibadat di rumah umat setiap hari Minggu-nya secara bergiliran, dengan jumlah umat sekitar 15 KK. Hal ini berjalan beberapa bulan. Dan selanjutnya umat mengusulkan supaya Bp. Tetap Tarigan memohonkan kepada Kepala Sekolah SD Negeri Simalingkar B pada saat itu untuk meminjamkan Gedung SD Negeri Simalingkar B sebagai tempat beribadat umat Katolik Simalingkar B karena Bp Tetap Tarigan adalah salah seorang guru di SD tersebut. Usulan tersebut ternyata dikabulkan sehingga umat bisa beribadat di SD Negeri Simalingkar B.

    Pada tanggal 24 Februari 1974 dilaksanakan pertama sekali pembaptisan di Stasi Simalingkar B oleh Pastor Carmello Comina, OFM Conv dengan peserta baptis lebih kurang 25 orang. Bapa Serani pada pembaptisan tersebut masih dijabat oleh Pengurus Gereja dari Stasi Keloni yaitu Bp. Imanuel Sempat Ginting sedangkan Ibu Serani adalah Suster Adriana Fau, FSE. Pada tanggal tersebut juga ditetapkan kepengurusan Gereja Stasi Simalingkar B oleh Pastor Carmello Comina, OFM Conv dengan susunan pengurus sebagai berikut:
    Ketua I : Bp. Tetap Tarigan,
    Ketua II : Bp. Ngalo Tarigan,
    Sekretaris : dipegang langsung oleh Ketua I,
    Bendahara : Bp. Cara Sembiring.

    Untuk selanjutnya, terjadi perkembangan umat sehingga diperlukan tempat misa yang lebih luas. Maka umat mengusulkan supaya didirikan bangunan gereja. Pada bulan Mei 1974, dengan semangat dan swadaya umat, didirikanlah bangunan darurat dari bambu di pertapakan gereja lama yang tanahnya disumbangkan oleh Bp. Nanggeh Sembiring.

    Sampai tahun 1976, Stasi Simalingkar B masih digembalakan oleh Imam dari Paroki Deli Tua dengan jadwal misa sekali sebulan, sedangkan ibadat dipimpin oleh pengurus Gereja Stasi Simalingkar B secara bergantian. Untuk penyegaran, ibadat sabda sekali-sekali dipimpin oleh pengurus Gereja dari Stasi Keloni atau Stasi Pancur Batu.

    Pada awal tahun 1977, Stasi Simalingkar B diserahkan dari Paroki St. Yosep Deli Tua kepada Paroki Padang Bulan Medan. Bangunan gereja darurat hanya bertahan 3 tahun saja dan akhirnya tumbang karena hujan deras disertai angin kencang. Maka pada tahun 1977 didirikanlah bangunan gereja yang permanen yaitu gereja lama sekarang. Pada tahun 1982, Stasi Simalingkar B diberikan nama “Gereja Katolik Kebangkitan Simalingkar B” oleh Pastor Antonio Murru, OFM Conv.

    Pada tahun 1994, berdasarkan keputusan rapat Pengurus Stasi dengan Pengurus Lingkungan maka dipilihlah pelindung stasi yaitu St. Fransiskus Xaverius sehingga nama stasi berubah menjadi Stasi St. Fransiskus Xaverius Simalingkar B. Seiring perkembangan jumlah umat, maka gereja lama tidak mampu lagi menampung umat untuk perayaan misa. Dengan demikian, diperlukan bangunan gereja yang lebih besar. Maka pada tahun 1996 didirikanlah gereja yang lebih besar oleh Pastor Antonio Razolli, OFM Conv dan selesai pada tahun 1997 yang peresmiannya dipimpin oleh Uskup Agung Medan Mgr AG Pius Datubara, OFM Cap.

    Gereja Stasi St. Fransiskus Xaverius terus berkembang. Pada tahun 2016, Uskup Agung Medan Mgr Dr. Anicetus B. Sinaga mengeluarkan Surat Keputusan Uskup Agung Medan Nomor 024/PAR/SBM/KA/ 2016 tentang “Pendirian Kuasi Paroki Sto. Fransiskus Xaverius, Simalingkar B” pada tanggal 25 Januari 2016. Serentak dengan dikeluarkannnya surat tersebut, Bapa Uskup Agung Medan juga mengeluarkan Surat Keputusan Penetapan Uskup Agung Medan Nomor 025/PAR/SBM/KA/I/2016 tentang “Pemindahan Stasi-stasi untuk Membentuk Kuasi Paroki Sto. Fransiskus Xaverius Simalingkar B, Medan”. Adapun stasi-stasi yang ditetapkan untuk bergabung menjadi kuasi paroki ini adalah:
    1. Stasi St. Fransiskus Xaverius, Simalingkar B, Jln. Bunga Bangsa, Medan Tuntungan, 20135, dengan jumlah umat 487 kk/ 2.223 jiwa dalam 18 lingkungan;
    2. Stasi St. Stefanus Martir, Keloni, Kec. Pancur Batu, Kab. Deli Serdang, dengan 99 kk/ 410 jiwa, dengan 4 lingkungan;
    3. Stasi St. Fransiskus Asisi, Durin Pitu, Kec. Pancur Batu, Kab. Deli Serdang, dengan 48 kk/ 185 jiwa dengan 2 lingkungan.

    Keputusan dan ketetapan di atas diambil oleh Uskup Agung Medan setelah RD. Fernandus Saragi selaku dan atas nama tim selia yang ditunjuk sebelumnya telah menyampaikan data-data kepada Uskup Agung Medan. Data itu adalah sebagaimana tercantum pada daftar di atas dengan rincian: tertulis dengan nomor 1 (satu) berasal dari Paroki St. Fransiskus Asisi, Padang Bulan, sedangkan yang tertulis nomor 2 (dua) dan 3 (tiga) berasal dari Paroki St. Yohanes Paulus II, Namo Pecawir, Medan Tuntungan. Ketiga gereja stasi ini sebelumnya merupakan gereja yang digembalakan oleh para Pastor Ordo Saudara Dina Conventual.

    Segera setelah terjadi penetapan tersebut, mulailah dilaksanakan penyalinan buku-buku yang perlu, yakni Buku Catatan Baptis dan Perkawinan di bawah panduan para Pastor Paroki asal stasi-stasi yang akan bergabung menjadi kesatuan dalam Kuasi Paroki St. Fransiskus Xaverius, Simalingkar B, Medan. Nama dan pelindung (kuasi) paroki ini tetap menggunakan nama Santo Fransiskus Xaverius, Simalingkar B, sebagaimana selama ini telah disandang sebagai nama dan pelindung saat masih berstatus stasi yang merupakan bagian dari Paroki Santo Fransiskus Asisi, Padang Bulan, Medan.

    Proses berikutnya adalah penunjukan dan pengangkatan/ penetapan Uskup tentang siapa yang akan menjadi Pastor Paroki untuk kuasi paroki yang baru ini. Tidak lama kemudian Uskup Agung Medan mengangkat RD Sebastianus Eka Bhakti Sutapa untuk menjadi Parokus dengan Surat Keputusan Uskup Agung Medan Nomor: 235/IM/PR/KA/V/’16 yang dikeluarkan pada tanggal 18 Mei 2016. Guna menguatkan karya penggembalaan di wilayah kuasi paroki yang baru ini, Uskup Agung Medan kemudian juga mengangkat RD Desman M. Marbun menjadi vikaris parokial.

    Dengan ditunjuk dan diangkatnya Pastor Paroki di Kuasi Paroki St. Fransiskus Xaverius, Simalingkar B, maka pada hari Minggu tanggal 17 Juli 2016 dilaksanakan acara serah terima karya penggembalaan dari Pastor Ordo Saudara Dina Conventual kepada Pastor Diosesan. Acara serah terima ini dipimpin oleh Vikep, RP Harold Harianja, OFM Cap. Sejak Juli 2016 hingga saat ini jumlah umat di kuasi Paroki St. Fransiskus Xaverius Simalingkar B semakin bertambah sehingga beberapa lingkungan di wilayah Simalingkar B mengalami pemekaran dari 18 lingkungan menjadi 21 lingkungan sekarang (tahun 2022), sementara jumlah lingkungan di 2 stasi lain yakni Keloni dan Durin Pitu masih tetap masing-masing 4 lingkungan dan 2 lingkungan. Maka jumlah keseluruhan lingkungan yang ada di Kuasi Paroki St. Fransiskus Xaverius Simalingkar B adalah 27 lingkungan dengan jumlah jiwa 2622 (708 KK).

    BIARA SFMA

    Di sekitar wilayah Gereja Kuasi Paroki St. Fransiskus Simalingkar B berdiri juga sebuah biara Konggregasi Suster Fransiskanes Misionaris dari Assisi (SFMA). Biara ini dibangun pada tanggal 4 Mei 2008 dengan ditandai peletakan batu pertama oleh Uskup Agung Medan Mgr Dr. Anicetus B. Sinaga. Para Suster SFMA mulai berkomunitas dan berkarya di Stasi Simalingkar B pada tanggal 30 Januari 2009. Biara SFMA Simalingkar B kemudian diberkati pada tanggal 13 September 2009 oleh Uskup Agung Medan Mgr Dr. Anicetus B. Sinaga.

    Suster misionaris pertama yang berkomunitas dan berkarya di Stasi Simalingkar B berasal dari Provinsial Korea Selatan, diantaranya adalah Sr. Susana Park (Pimpinan Delegasi Indonesia Pertama dan sudah kembali ke Korea Selatan), Sr. Paola Kim (masih berada di Indonesia), Sr. Regina (sudah kembali ke Korea Selatan), Sr. Christina Hur (Pimpinan Delegasi Indonesia sekarang). Saudara Indonesia yang bersama pindah ke Simalingkar B adalah Sdr Teresa Nadeak (tahun Novisiat), Sdr Alexia Sitepu (tahun Novisiat), Sdr Maria Tarigan (tahun Postulan), Sdr Monika (tahun Postulan), Sdr Loren Sembiring (tahun Postulan), Sdr Anna (tahun Postulan). Hingga saat ini pun sudah mulai tampak perkembangan biara ini dengan hadirnya bibit-bibit panggilan yang bergabung Bersama konggregasi SFMA.

    Video Profil :
    Lokasi Paroki :

     

    RELATED ARTICLES

    INFORMASI KAM

    JADWAL USKUP & VIKJEN

    KALENDER LITURGI