loader image
Sabtu, Desember 14, 2024
BerandaParokiParoki Parlilitan

Paroki Parlilitan

Pelindung
:
Santa Lusia
Buku Paroki
:
Sejak 1 Agustus 1958. Sebelumnya bergabung dengan Paroki Pakkat.
Alamat
:
Pastoran Katolik, Jl. Sion No. 1, Desa Sihotang Hasugian, Kec. Parlilitan, Humbang Hasundutan – 22456
Telp.
:
0822 9426 7239
Email
:
parokisantalusiaparlilitan@yahoo.com
Jumlah Umat
:
1.723 KK/ 7.046 jiwa
(data Biduk per 05/02/2024)
Jumlah Stasi
:
27
01. Alahan
04. Barati
07. Hutagalung
10. Hutari
13. Mungkur
16. Pusuk I
19. Sihabong-habong
22. Siringoringo
25. Sitinjo
02. Ambalo
05. Baringin
08. Hutagodung
11. Janji Huta Nangka
14. Parluasan
17. Rumbia
20. Simbara
23. Sitapung
26. Tangkorabi
03. Amborgang
06. Bungus
09. Hutarea
12. Lae Ardan
15. Pearaja
18. Siantar Sitanduk
21. Sindias
24. Sitataring Nambadia
27. Tarabintang
RP. Sebastian O. Siringoringo OFMCap
08.12.'81
Parochus
RP. Romualdus Dolok Limbong OFMCap
15.02.’77
Vikaris Parokial
 
 
 

Sejarah Paroki Sta. Lusia - Parlilitan

Sejarah Singkat Paroki (klik untuk membaca)
Perjalanan sejarah Paroki Santa Lusia Parlilitan tidak bisa dilepaskan dari perjalanan sejarah Paroki Santo Yohanes Pembaptis Pakkat – Keuskupan Agung Medan. Paroki Santa Lusia Parlilitan merupakan pemekaran dari Paroki Santo Yohanes Pembaptis Pakkat. Per jalanan sejarah paroki ini bermula pada tahun 1951 ketika Pastor Godhard Liebreks OFM Cap tiba di Indonesia. Pastor Liebreks dipersiapkan untuk mendampingi Pastor Oscar Nuyten OFM Cap yang sudah lama bekerja sendiri di Paroki Pakkat. Setelah selesai belajar bahasa Batak Toba di Balige, pada tahun 1952 Pastor Liebreks diutus ke Pakkat. Pada tahun yang sama, dari Pakkat, Pastor Liebreks memulai perjalanannya ke Hutari Pusuk II (sekarang masuk dalam wilayah pelayanan Paroki Parlilitan) yang sebelumnya telah dirintis oleh Pastor Marinus van den Acker OFM Cap pada tahun 1938. Pastor Liebreks juga mengunjungi Stasi Huta Pinang di Parlilitan. Ketika mengunjungi Stasi Huta Pinang ini, Pastor Liebreks melihat bahwa Huta Pinang sangat sentral sebagai pangkalan untuk melayani di wilayah Parlilitan sekitarnya. Dengan pertimbangan itu, maka pastor Liebreks memilih tinggal lebih lama di Huta Pinang Parlilitan.
Dari Huta Pinang, Pastor Liebreks mengunjungi banyak Gereja pagaran (Gereja stasi) yang sebelumnya sudah dirintis oleh Pastor Oscar Nuyten. Kunjungan Pastor Liebreks ini menghidupkan kembali Gereja stasi yang sudah mati suri sebagai dampak dari masa interniran. Kunjungan Pastor Liebreks ini membangkitkan kembali semangat baru bagi umat yang sudah dibaptis. Sebelumnya mereka memiliki pemikiran bahwa Gereja Katolik tidak ada lagi. Selain mengunjungi Gereja stasi, Pastor Liebreks membuka sejumlah stasi seperti Stasi Karontang, Stasi Batu Simbolon, Stasi Sitataring, Stasi Ambalo, Stasi Baringin, Stasi Pusuk I dan Stasi Tangkorabi.
Dalam perjalanan waktu, Pastor Liebreks melihat bahwa wilayah pelayanan Pakkat dan Parlilitan harus dipisahkan demi efektifitas pelayanan. Pastor Liebreks ingin Gereja Katolik berkembang dengan baik di wilayah Parlilitan. Pada tahun 1958, berdirilah paroki Parlilitan yang dimekarkan dari paroki Pakkat. Dengan berdirinya Paroki Parlilitan, maka Paroki Parlilitan mulai memakai Liber Baptis (Buku Baptis) dan buku-buku data umat lainnya secara tersendiri. Rumah pastor pun dibangun di Parlilitan (dekat Siboas). Pastor Liebreks memilih nama Santa Lusia sebagai pelindung paroki Parlilitan. Dengan nama Lusia, Pastor Liebreks memberi suatu penegasan yakni Cahaya Kristus telah hidup di Parlilitan melalui Gereja Katolik.
Pada bulan November 1961, Pastor Liebreks pindah tugas ke Pematangsiantar dan digantikan oleh Pastor Septimus Kampoff OFM Cap. Sepuluh tahun kemudian, pada bulan Agustus 1971, Pastor Leo Joosten OFM Cap tiba di Pakkat untuk membantu di Paroki Pakkat dan Parlilitan. Pada tahun 1973, Pastor Septimus Rompa OFM Cap pindah ke Onan Runggu dan digantikan oleh Pastor Ambrosius Sihombing OFM Cap. Pada Tahun 1981 Pastor Ambrosius Sihombing pindah tugas dan digantikan oleh Pastor Philippus Manalu OFM Cap.
Demikianlah dalam waktu yang sangat panjang, pelayanan paroki Santa Lusia Parlilitan selalu disatukan dengan paroki Santo Yohanes Pakkat. Pastor Paroki Pakkat sekaligus merangkap pastor paroki Parlilitan. Hal ini tentu saja memiliki efek yang kurang baik bagi perkembangan Paroki Parlilitan, sebab para pastor tinggal di Pakkat dan pada umumnya mereka berangkat hari Senin siang atau sore ke Parlilitan untuk melayani pada hari Selasa karena onan (pasar).
Ketika para pastor kapusin mulai menekankan hidup bersama, sebagaimana dilanjutkan oleh pastor-pastor pribumi, mereka berkomunitas di Pakkat. Dari sana mereka datang melayani di Paroki Parlilitan sambil bermalam dua sampai tiga hari dalam seminggu. Karena itu perkembangan Paroki Parlilitan sering pula melekat erat dengan Paroki Pakkat. Kendati gembala tidak tinggal tetap di paroki ini, Gereja tetap berkembang berkat kerja sama dengan para pemuka jemaat awam.
Perlahan-lahan satu dua orang pastor kapusin dicoba lebih menetap di Paroki Parlilitan kendati ia tetap anggota persaudaraan kapusin Pakkat. Selanjutnya Paroki Parlilitan memiliki pastor paroki sendiri. Ini terjadi tgl 02 Agustus 2009, ketika Pastor Andreas Win Turnip OFM Cap dihunjuk menjadi administrator paroki didampingi oleh Pastor Ivan Sialagan OFM Cap. Selanjutnya pada tgl 12 Desember 2012 secara resmi komunitas kapusin di Parlilitan didirikan dengan menghunjuk Pastor Masseo Sitepu OFM Cap sebagai kepala komunitas sekaligus sebagai pastor paroki pertama di Parlilitan didampingi oleh Pastor Ivan Sialagan OFM Cap dan Pastor Giovanno Sinaga OFM Cap. Dengan demikian, para pastor yang melayani paroki Parlilitan sudah menetap di pastoran Parlilitan. Hal ini tentu saja sangat besar pengaruhnya dalam perkembangan paroki Parlilitan.
Pada tahun 2016 Pastor Masseo pindah tugas ke Paroki Pangururan. Sejak Oktober 2016 tugas sebagai pastor paroki di Paroki Parlilitan selanjutnya diemban oleh Pastor Fransiskus Manullang OFM Cap. Sebelum menjadi pastor paroki Parlilitan, RP Fransiskus Manullang OFM Cap sudah berkarya di Paroki Parlilitan sebagai vikaris parokial. Pada Juli 2022 RP Fransiskus Manullang pindah tugas ke Paroki St Laurensius Jl Sibolga Pematangsiantar. Sejak tgl 03 Juli 2022 jabatan sebagai pastor paroki diserahkan kepada RP Maximilianus Yesuari Dolla OFM Cap. Pastor Maxi dibantu oleh RP Romualdus Limbong OFM Cap sebagai vikaris parokial. Kehadiran rumah pendidikan postulan I di Siantar Sitanduk (salah satu stasi di Paroki Parlilitan) sangat membantu karya pastoral di paroki ini. Para pastor yang merupakan staf pembina di postulat kapusin Medan itu ikut melayani di Paroki Parlilitan sebagai pastor assistensi. Para calon kapusin (postulan) pada Hari Minggu terjun ke stasi-stasi untuk membina Anak Sekolah Minggu Katolik atau BIA.
Kehadiran para suster dari Kongregasi FCJM juga memberi warna pelayanan di Paroki Parlilitan. Selain berkarya di bidang kesehatan di Klinik St Theresia Parlilitan dan Klinik Dorkas di Siantar Sitanduk, para suster juga giat mengunjungi dan melayani umat ke stasi-stasi dan lingkungan-lingkungan.
Pelayanan pastoral paroki Santa Lusia Parlilitan tidak pernah terlepas dari peran aktif Dewan Pastoral Paroki. Keterlibatan seluruh DPP menjadi kunci utama berjalannya pelayanan pastoral yang baik di paroki ini. Proses pelayanan yang meliputi proses pengambilan keputusan, perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dalam pelaksanaan, dan evaluasi kinerja dilakukan secara partisipatif dan transformatif. Partisipatif berarti melibatkan seluruh komponen DPP secara aktif dan dinamis atas dasar kepercayaan bahwa DPP dipanggil untuk mengambil bagian dalam kehidupan Gereja. Transformatif berarti selalu mengusahakan perbaikan terus menerus dalam kebersamaan menuju perubahan nyata yang dicita-citakan oleh Paroki maupun Keuskupan seperti tercantum dalam Nilai-nilai, Visi, Misi dan Fokus Pastoral KAM. DPP terlibat secara aktif dalam pengambilan beberapa keputusan.
Susteran, Klinik dan Postulan I Kapusin
1. Komunitas Susteran
Nama Tarekat : FCJM
Nama Komunitas : Rivotorto
Jumlah Suster : 4
Karya : Klinik, Koperasi, Pastoral
2. Klinik St Theresia Parlilitan
Dikelola oleh : Para Suster FCJM Komunitas Rivotorto Parlilitan
Nama Pelindung : St Theresia
Jumlah Tenaga Medis : 3
3. Klinik DORKAS Siantar Sitanduk
Dikelola oleh : Para Suster FCJM Komunitas Rivotorto Parlilitan
Nama Pelindung : St Theresia Jumlah
Tenaga Medis : 2
4. Postulan I Ordo Kapusin Provinsi Medan
Nama Pemilik : Ordo Kapusin Provinsi Medan
Nama Komunitas : Parlilitan
Jumlah Staf : 3
Jumlah Postulan Tahun Ajaran 2022 – 2023 : 20
Video Profil :
Lokasi Paroki :

 

RELATED ARTICLES

JADWAL USKUP & VIKJEN

KALENDER LITURGI

FOKUS PASTORAL KAM 2024

spot_img