Pelindung |
: |
Sang Penebus |
Buku Paroki |
: |
Sejak tahun 1975. Sebelumnya bergabung dengan Paroki Delitua |
Alamat |
: |
Jl. Medan-Berastagi Km. 47, Bandar Baru - 20357 |
Telp/WA |
: |
|
|
: |
|
Jumlah Umat |
: |
939 KK/ 2.904 jiwa |
Jumlah Stasi |
: |
22 |
01. Basukum |
02. Batu Mbelin |
03. Bengkurung |
04. Bukum |
05. Bingkawan |
06. Bintang Meriah |
07. Durin Serugun |
08. Ketangkuhen |
09. Namo Pakam |
10. Negeri Gugung |
11. Pagar Batu |
12. Permandian |
13. Rambung Baru |
14. Rumah Kinangkung |
15. Rumah Sumbul |
16. Sayum Sabah |
17. Sembahe |
18. Sikeben |
19. Suka Maju |
20. Suka Sama |
21. Tambunen |
22. Tanjung Beringin |
|
  |
RP. Fransiskus R. Purba OFMConv |
09.08.'76 |
Parochus |
RP. Justianus Bayu Aprianto OFMConv |
14.04.'75 |
Vikaris Parokial |
Sejarah Paroki Sang Penebus | Bandar Baru
Stasi induk di Bandar Baru dibuka pada tahun 1969 dan dilayani oleh P. Ferdinando Severi. Gedung gereja dibangun pada tahun 1970. Biara Bandar Baru didirikan secara kanonik pada tahun 1970 diawali dengan kehadiran 2 orang saudara, yaitu P. Ferdinando Severi dan P. Antonio Carigi. Stasi ini diangkat statusnya menjadi paroki pada tahun 1975 oleh Uskup Mgr. Fererius van den Hurk, OFMCap. dengan nama Paroki Sang Penebus.
Pada tahun 1968 seorang dari tiga imam misionaris OFMConv (Ordo Saudara Dina Konventual) dari Provinsi Bologna – ltalia yaitu P. Ferdinando Severi, OFM Conv., diminta tinggal di Kabanjahe untuk belajar bahasa Karo. Di Kabanjahe beliau hidup bersama dengan para imam Kapusin dari negeri Belanda.
Pada suatu hari pastor Kapusin mengajak P. Ferdinando untuk ikut dalam suatu pertemuan di Sibolangit, di mana ada sekelompok kecil umat yang ingin belajar agama Katolik. Pada waktu itu Sibolangit sudah menjadi pusat pewartaan Gereja Batak Karo Protestan (GBKP), tepatnya di desa Bulu Hawar. Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) di desa itu sudah berkembang kurang lebih 60 tahun silam. Hal ini dapat diketahui dari tulisan-tulisan yang terdapat pada batu nisan para misionaris Protestan yang dikumpulkan di Sibolangit. Oleh karena itu kecil sekali kemungkinannya agama lain masuk dan cepat berkembang di daerah tersebut. Bahkan ada anggapan bahwa kalau ada orang lain yang berani menyebarkan agama selain agama Protestan di daerah ini dianggap kurang waras.
Namun demikian P. Ferdinando merasa tertarik sekaligus ditantang untuk memasuki daerah ini. Tuhan membuka jalan bagi beliau. Pada suatu hari ia menemukan suatu lokasi yang sangat strategis untuk bangunan Gereja tepatnya di desa Bandar Baru. Mulai saat itu ia dengan tekun mengusahakan dan meminta ijin kepada pemerintah agar diberi kesempatan melayani dan mendirikan Gereja Katolik di wilayah itu. Maka pada tahun 1969 mulailah di bangun gereja darurat. Pastoran pun dibangun dengan jumlah kamar dua buah. Dari tempat inilah juga pewartaan Sabda Allah mulai disebarkan ke kampung-kampung yang ada di sekitar desa Bandar Baru.
Selama 4-5 tahun pertama pewartaan Sabda Allah dirasa kurang memuaskan. Hal ini dilihat dari jumlah umat yang masih sangat sedikit. Di samping itu kampung-kampung yang menjadi sasaran pewartaannya pun sulit sekali dijangkau. Semua kampung tidak dapat dijangkau dengan kendaraan. Satu-satunya jalan yang ditempuh yakni dengan berjalan kaki. Berkat ketekunan dan kerja keras beberapa tahun kemudian terbentuklah suatu kelompok umat yang cukup banyak. Melihat jumlah umat yang banyak itu, P. Ferdinando mulai gembira. Namun rencana pengembangan menjadi stasi tidak terealisasi sebab pada tahun 1975, ia ditempatkan di Lawe Disky. P. Ferdinando digantikan oleh P. Salvatore Sabato OFMConv.
Pada waktu peralihan tugas jumlah umat Katolik sudah mencapai lebih kurang 2000 jiwa (termasuk Pancur Batu) dengan 15 stasi yang tersebar di daerah Bandar Baru. Walaupun jumlah umat yang demikian, pada saat itu Paroki Bandar Baru masih terhitung sebagai salah satu stasi dari Paroki Deli Tua.
Pada tahun 1975, stasi Bandar Baru menjadi suatu Paroki tersendiri dan P. Salvatore Sabato OFMConv., diangkat menjadi pastor paroki pertama. Pada akhir tahun 1975, P. Salvatore digantikan oleh P. Carmelo Comina OFMConv., sebagai pastor paroki kedua. Bersama P. Carmelo ikut seorang imam muda yakni P. Antonio Razzoli OFMConv., yang baru menyelesaikan studinya di Jln. Medan Pematangsiantar. Semangat imam muda ini sungguh memberi angin segar dan semangat baru bagi umat sehingga jumlah stasi bertambah menjadi 18 stasi.
Pada tahun 1979, rumah Paroki Bandar Baru ditetapkan sebagai salah satu rumah biara bagi Ordo Saudara Dina Konventual dan P. Antonio Carigi, OFM Conv., diangkat sebagai guardian sekaligus menjadi pastor paroki ketiga menggantikan P. Carmelo.
Pada tahun 1981 P. Ferdinando ditugaskan kembali ke Bandar Baru sebagai guardian dan pastor paroki. Pada tahun 1982 P. Giuseppe Brentazoli ditugaskan di Bandar Baru untuk menggantikan P. Antonio Razzoli yang melaksanakan tahun sabatik di Italia. Pada tahun yang sama suster-suster KYM tiba di Bandar Baru untuk membantu di panti Asuhan dan asrama putera. Pada tahun 1982 biara direnovasi dengan menambah beberapa lokal. Pada tahun 1983 biara di Bandar Baru juga dijadikan novisiat dengan jumlah novis 3 orang dengan P. Giuseppe Brentazzoli bertindak sebagai magister novis. Pada tahun 1984 novis hanya 1 orang dan pada tahun 1985 novis berjumlah 2 orang.
Pada tahun 1985, kontrak kerjasama antara Ordo Konventual dengan Kongregasi KYM ditandatangani. Pada tahun 1988 postulan OFMConv mulai dibuka di Bandar Baru.
Pada tahun 1988 P. Giuseppe pindah ke Pematangsiantar dan digantikan oleh P. Fabrizio Bonelli OFMConv., dengan tugas utama sebagai rektor postulan. Pada tahun 1991 P. Ferdinando pindah ke Jakarta. P. Fabrizio ditugaskan sebagai pastor paroki, guardian dan rektor postulan untuk sementara waktu. Pada tanggal 3 Januari 1992, P. Corrado Cassadei OFMConv., menjabat sebagai pastor paroki dan guardian Bandar Baru. Selama menjalani masa tugas beberapa tahun pertama, ia melihat perkembangan dan kemajuan jaman, maka dibutuhkan rumah pastoran permanen. Pada tahun 1993 dimulailah pembangunan rumah bagi para postulan dan gedung pastoran. Setahun kemudian dibangun gedung pastoran lantai dua bersamaan dengan gedung aula dan gereja paroki, dan kantor paroki. Perkembangan jumlah umat pun mulai bertambah dan saat itu sudah mencapai kira-kira 4000 jiwa.
Hingga pada saat ini proses penggembalaan umat masih tetap berjalan dengan semestinya, walaupun stasi stasi itu hanya dapat mengikuti perayaan Ekaristi sebulan sekali (kecuali Stasi Induk).
No |
Nama Rayon dan Stasi |
Nama Pelindung |
Dibuka menjadi stasi tahun |
1 |
Bandar Baru |
Sang Penebus |
1968 (tahun 1975 menjadi paroki) |
2 |
Basukum |
Santa Maria |
1974 |
3 |
Bengkurung |
Santo Fransiskus Assisi |
1984 |
4 |
Bukum |
Santo Antonius |
1970 |
5 |
Durin Sirugun |
Santo Petrus |
1969 |
6 |
Ketangkuhen |
Hati Kudus Yesus |
1984 |
7 |
Namo Pakam |
Santo Yosef |
1970 |
8 |
Negeri Gugung |
Santo Fransiskus |
1968 |
9 |
Pagar Batu |
Santo Antonius dari Padua |
1970 |
10 |
Permandin |
Santa Elisabet |
1969 |
11 |
Rambung |
Santo Maximilianus Kolbe |
1969 |
12 |
Rumah Kinangkung |
Santo Paulus |
1969 |
13 |
Sayum |
Santo Petrus |
1969 |
14 |
Sembahe |
St. Fransiskus Antonius Fasani |
1978 |
15 |
Sibolangit |
Santo Yosef |
1968 |
16 |
Sikeben |
Santa Maria |
1975 |
17 |
Suka Maju |
Santa Maria |
1967 |
18 |
Suka Sama |
Santa Angela |
1983 |
19 |
Tambunan |
Santo Fransiskus Xaverius |
1974 |
20 |
Bintang Meriah |
SANTO LAURENTIUS |
1996 |
21 |
Batu Mbelin |
Santa Rita |
1971 |
22 |
Tanjung Beringin |
SANTO THOMAS |
1999 |
23 |
Bingkawan |
TAHTA ST. PETRUS |
1994 |
24 |
Lau Bengklewan |
Santa Klara |
1981 |
Pastor dan Frater yang Pernah Berkarya di Paroki Sang Penebus Bandar Baru sejak 1975 – 2015:
- 1970 – 1975
P. Ferdinando Severi
P. Antonio Carigi
Catatan pada periode ini: pada tahun 1975 P. Ferdinando Severi digantikan oleh P. Salvatore Sabato, P. Ferdinando Severi pindah ke Lawe Diski untuk melayani orang kusta. - 1975 – 1978
P. Carmelo Comina (guardian dan parokus)
P. Antonio Carigi (ekonom rumah)
P. Antonio Razzoli - 1978 – 1981
P. Antonio Carigi
P. Antonio Razzoli - 1981 – 1985
P. Ferdinando Severi (guardian, parokus)
P. Giuseppe Brentazzoli - 1985 – 1988
P. Antonio Carigi (guardian)
P. Ferdinando Severi (parokus) - 1988 – 1991
P. Corrado Casadei (guardian)
P. Ferdinando Severi
P. Fabrizio Bonelli
P. Carmelo Comina - 1991 – 1994
P. Corrado Casadei (guardian)
P. Fabrizio Bonelli (rektor postulan) - 1994 – 1997
P. Antonio Carigi (guardian)
P. Corrado Casadei (parokus)
Fr. Laurentius Sihaloho (rektor postulan) - 1997 -2001
P. Simson Sitepu (guardian)
P. Corrado Casadei - 2001 – 2005
P. Gilberto Casadei (guardian)
P. Corrado Casadei (parokus)
P. Lukas Genesius Nurak (rektor postulan I)
Fr. Salmon Barus - 2005 – 2009
P. Paskalis Surbakti (guardian, parokus)
P. Fransiskus Radiaman Purba
P. Antonius Siswido Swy
P. Yakub Janami Barus
Fr. Norbertus Lasdriantoro (keluar dari ordo) - 2009 – 2012
P. Mario Benediktus Lumban Gaol (guardian, rektor poatulan I)
P. Marselinus Salem Damanik (parokus)
P. Cornelius Adi Parditya (vikaris)
P. Sebastianus Tawar Antoni Ginting (ekonom, eksaktor, panti asuhan, asrama)
Fr. Darwin Sinaga (sekolah, Yayasan Betlehem) - 2012 – 2017
P. Marselinus Salem Damanik (guardian, parokus)
P. Hieronimus Edisukisno (direktur panti asuhan, vikaris biara)
P. David Barus (pastor rekan)
P. Yanuarius Tasik Berek (guru)
Fr. Bonevacio Ezequiel da Costa Esousa (penanggungjawab asrama)
Fr. Atanasius Edianus Ndarung (socius seminari menengah, guru)
Fr. Bernardinus Abnur Nainggolan (penanggungjawab yayasan Betlehem)
Fr. Ambrosius Tapatab (guru)
Fr. Nikolas Sukana (penanggungjawab pertukangan)
Beberapa catatan pada periode ini:
- Sejak Seminari Menengah pindah ke Biara Sang Penebus Bandar Baru juli 2013, bertindak sebagai rektor adalah P. Yohanes Kapistrano Sensianus Djebarus. Sejak 4 Maret 2015 yang menjadi rektor adalah P. Eligius Benny Bernardi.
- Pada bulan Juni 2015, P. Hieronimus Edisukisno diutus untuk membantu P. Laurentius Sihaloho di Lampung. Jabatan yang ditinggalkannya digantikan oleh P. Marselinus Salem Damanik.
- Jabatan parokus yang ditinggalkan P. Marselinus Salem Damanik, diisi oleh P. David Barus.
- Sejak bulan Juli 2015, P. Josep Ari Wibowo Djaka berkomunitas di biara ini dan menjadi pastor rekan.
- 2017 – 2021
P. Robert Zon Piter Sihotang (Guardian, Ketua Yayasan Betlehem)
P. David Barus (Parokus)
P. Antonius Arifintus Tpoi (Rektor Seminari Menengah, Ekonom Paroki)
P. Sebastianus Tawar Ginting (Direktur panti Asuhan)
Fr. Nikolas Fr. Ambrosius Tapatab
Fr. Maxilianus Satya Ginting