loader image
Minggu, Januari 26, 2025
BerandaParokiParoki Kabanjahe SPP

Paroki Kabanjahe SPP

Pelindung

:

Santo Petrus dan Paulus

Buku Paroki

:

Sejak 15 November 2007. Sebelumnya bergabung dengan Paroki SPM Kabanjahe

Alamat

:

Jl. Irian No. 1, Kabanjahe, Kab. Karo - 22114

Telp.

:

0628 - 20469, 0821 3276 9181

Email

:

kabanjaheparokispp@gmail.com

Jumlah Umat

:

2.911 KK/ 10.069 jiwa (data Biduk per 05/02/2024)

Jumlah Stasi

:

33

     
Rayon Kacaribu:
 
 
01. Barung Kersap
04. Kacaribu
07. Kuta Gerat
10. Nageri
13. Siasor
02. Bandar Meriah
05. Kandibata
08. Kutambelin Singa
11. Singa
 
03. Guru Benua
06. Kineppen
09. Lau Simomo
12. Sirumbia
 
     
Rayon Munthe:
 
 
01. Biak Nampe
04. Kabantua
07. Parimbalang
10. Singgamanik
02. Buluh Naman
05. Kutambaru
08. Sarimunte
11. Sukababo
03. Gunung Manumpak
06. Munte
09. Sarinembah
 
 
 
 
Rayon Simpang Empat:
 
 
01. Beganding
04. Lingga
07. Rumah Kabanjahe
02. Berastepu
05. Naman
08. Sigarang Garang
03. Kutambelin Naman
06. Ndeskati
09. Surbakti

RD. Sautma Toho Maruba Manullang

10.07.’86

Parochus

RD. Lukman Rafael Pandiangan

29.09.’96

Vikaris Parokial

Sejarah Paroki St. Petrus dan Paulus Kabanjahe

Sejarah Berdirinya Paroki SPP (klik untuk membaca)

Perkembangan umat katolik pertama kali di Kabupaten Tanah Karo terjadi di desa Sukajulu oleh P. Van Duynhoven pada tahun 1939, kemudian ke Berastagi, Guru kinayan dan Sembeikan. Selanjutnya Uskup Mathias Brans mandirikan Paroki Kabanjahe pada tanggal 3 Agustus 1948 dengan Pastor Paroki pertama P. Maximus Brans dan paroki ini sekarang kita kenal dengan nama Paroki Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga Kabanjahe.

Pada tahun 1965 an, Keuskupan Agung Medan mendirikan Lembaga Latihan Pertanian (LLP) Kabanjahe yang diresmikan pada tanggal 19 Desember 1967. Lembaga Latihan Pertanian Kabanjahe merupakan sarana pelatihan ketrampilan bagi para petani se-Keuskupan Agung Medan khususnya masyarakat tanah karo dengan tujuan agar pengelolaan usaha tani lebih profesional menjadi asas kesejahteraan keluarga. LLP Kabanjahe yang dibangun berada di lokasi Jl Irian, Kelurahan Lau Cimba Kec. Kabanjahe yang merupakan tanah atas jasa dan bantuan dari Keluarga Bapak Leman Purba dengan luas lahan kurang lebih 6 Ha yang dibeli atas nama Ketua Badan Pengurus Gereja dan Amal Roma Katholik di Kabanjahe yakni oleh Bapak Stefanus Naik Ginting dengan harga Rp 354.846,- dan akte jual beli no. 121/1967.

Adapun pengelolaan LLP Kabanjahe diserahkan kepada Kongregasi Budi Mulia dengan pimpinan yang pertama adalah Br. Alfons kemudian berganti kepada Br. Wolfram selanjutnya berganti lagi kepada Br. Paul Damen (seorang insinyur pertanian dari Belgia) selanjutnya pimpinan beralih kepada Br. Yoris. Setelah Br. Yoris, pimpinan LLP Kabanjahe beralih kepada Br. Tarsisius dan yang terakhir dipimpin oleh Br. Yanuarius. LLP Kabanjahe dikelola dengan dana mandiri (tanpa dana Keuskupan) dan dengan perjanjian kontrak pengelolaan dengan KAM selama 30 tahun yang berakhir pada tahun 1990. Pada akhir kontrak tahun 1990 Kongregasi Budi Mulia sudah mengusulkan agar LLP dilanjutkan oleh KAM akan tetapi pihak KAM saat itu meminta kembali kepada Kongregasi Budi Mulia untuk melanjutkannya.

Di tahun 2000 Br. Yanuaraius akan pindah tugas, sementara pengganti pimpinan LLP Kabanjahe belum ada sehingga Br. Yanuarius berkoordinasi dengan Pastor Leo Josten Ginting untuk membuat dan mengajukan surat penyerahan LLP Kabanjahe kepada KAM dan pada hari Jumat 22 Desember 2000 terjadilah acara serah terima LLP Kabanjahe dari Kongregasi Budi Mulia Kepada KAM yang dilaksanakan di Maranatha dibuka dengan Misa Syukur yang dipimpin oleh Vikjen Pastor Paulinus Simbolon OFMCap kemudian dilanjutkan dengan acara lokakarya : “Quo Vadis LLP Kabanjahe”.

Sejak serah terima LLP Kabanjahe kepada KAM (20 Des 2000) hingga tahun 2004, LLP Kabanjahe dikelola/ditangani oleh KAM akan tetapi tidak berjalan dengan baik dan akhirnya lahan dan aset LLP Kabanjahe diserahkan pengelolaannya ke Paroki Kabanjehe pada saat itu pengelolaan lahan dikoordinatori oleh Edison Saragih. Pada bulan April 2004, Pastor Leo mulai melakukan pembenahan di lokasi LLP Kabanjahe dengan membangun pagar tembok, pemugaran bruderan dan penambahan beberapa kamar dan menjadikan lokasi LLP Kabanjahe sebagai Pastoran dan kantor Paroki Kabanjahe. Kantor Paroki yang dulu dan sekarang masih tetap sama yakni pengalihfungsian dari ruang tamu LLP menjadi Kantor Paroki.

Pemekaran Paroki

Seiring berjalannya waktu dan juga perkembangan serta pertambahaan umat katolik di Kabupaten Tanah Karo khususnya di Kota Kabanjahe dan sekitarnya maka untuk memaksimalkan pelayanan parokial pada tahun 2005 terjadilah pemekaran Paroki Kabanjahe dengan Paroki Berastagi. Pada tahun 2006, Pastor Leo Josten Ginting merasa wilayah pelayanan masih terlalu luas sehingga diwacanakan untuk pembangunan Gereja Katolik yang baru di Jalan Irian. Rencana ini kemudian dibicarakan dalam rapat-rapat kecil dan ternyata disambut dengan meriah oleh pengurus-pengurus Gereja Katolik dan DPP (Paroki SPM) sehingga terbentuklah Panitia Pembangunan Gereja Katolik dengan Susunan :

Ketua : Ganti Kaban SE
Wakil Ketua I : Drs. Swingly Sitepu
Wakil Ketua II : Drs. Mangat Ginting
Wakil Ketua III : Hadamean Lumban Gaol S.Pd
Sekretaris : Drs. Harmonis Bukit M. Si Wakil
Sek I : Ir. Markus Malau M.Si
Wakil Sek II : Permulaan Sebaya B.A
Wakil Sek III : Roni Barus S.E
Bendahara : Pastor Leo Josten Ginting OFMCap.
Wakil Bend I : Marheni Br Sembiring
Wakil Bend II : Sabarita Br Tarigan dan dilengkapi dengan seksi-seksi.

Pada tanggal 6 Agustus 2006 dilaksanakanlah acara Peletakan Batu I Pembangunan Gereja Katolik yang baru Sekaligus memperingati 50 tahun berdirinya Paroki Santa Perawan Maria di angkat ke Surga oleh Uskup Alfred Gonti Pius Datubara, OFMCap. Pembangunan Gereja yang baru berukuran 20m x 34m dengan biaya Rp 1.403.715.000,- (Satu Milyar Empat Ratus Tiga Juta Tujuh Ratus Lima Belas Ribu Rupiah) yang merupakan tanggung jawab umat Paroki Kabanjahe dan saat itu sudah terkumpul dana sebesar Rp 600.000.000,- (Enam Ratus Juta Rupiah) dan tahapan Pembangunan Gereja Katolik di Jalan Irian ini selesai pada tahun 2007.

Dalam perjalanan waktu banyak perdebatan yang terjadi dikarenakan semula DPP, pengurus Gereja dan umat mengira bahwa pembanguan Gereja Katolik yang baru adalah merupakan gereja stasi yang baru yang merupakan pemekaran dari Gereja Stasi Induk Paroki SPM, sementara Pastor Leo menginginkan Gereja Stasi Induk pindah ke Jalan Irian sehingga selanjutnya banyak perdebatan terutama dari kalangan pengurus dan umat katolik yang berada di wilayah kota Kabanjahe karena dipandang sejarah awal terbentuknya Paroki Kabanjahe adalah Gereja Katolik yang berada di Jl. Letnan Rata Perangin-angin sehingga beberapa pengurus lebih setuju kalau pemekaran Paroki. Untuk rencana pemekaran Paroki juga mendapat banyak tantangan dan perdebataan karena perkembangan kedapan yang sudah direncanakan untuk pemekaran Paroki di tujukan ke Stasi Suka Kecamatan Tiga Panah.

Status Gereja Katolik yang baru dibangun hingga Nov 2007 belum jelas, apakah pemekaran Stasi atau pemekaran Paroki atapun perpindahan Gereja Stasi Induk. Pada tanggal 25 Nov 2007 dilaksanakanlah acara peresmian Gereja Katolik yang baru selesai dibangun, yang diresmikan oleh Mgr Pius A.G Datubara OFM.Cap dan Bupati Karo Drs. DD. Sinulingga. Pada kesempatan ini pulalah diputuskan oleh Uskup bahwa gereja yang baru merupakan pemekaran Paroki Kabanjahe. Di tahun 2007 lahan LLP kembali dikelola oleh Keuskupan Agung Medan melalui PSE KAM yang saat itu ditangani oleh RD. Sabat Saulus Nababan (Wakil Ketua PSE KAM) dimana saat itu RD. Sabat Saulus Nababan bertugas di Paroki Kabanjahe sebagai Pastor rekan.

Sambil berjalannya waktu hingga 2009 paroki di Kabanjahe masih tetap satu yakni Paroki SPM dan dilayani oleh imam dari Kapusin dan imam Diosesan. Tahun 2010 baru terjadi pemisahan administrasi, keuangan dan pelayanan secara total dengan nama pelindung St. Petrus Dan Paulus untuk Paroki yang baru dengan jumlah umat 19366 jiwa dengan meliputi wilayah Kabanjahe (Stasi Induk) : Lingkungan Paulus A, Lingkungan Paulus B, Lingkungan Veronika, Lingkungan Vicentius, Lingkungan Yosafat, Lingkungan Matius, Lingkungan St. Maria, Lingkungan Ignatius, Lingkungan Lorentius dan Lingkungan Valentinus, serta stasi stasi yang berada di

Rayon Simpang Empat : Stasi Rumah Kabanjahe, Stasi Lingga, Stasi Surbakti, Stasi Beganding, Stasi Naman, Stasi Ndeskati, Stasi Sigarang-garang, Stasi Kutambelin Naman, Stasi Berastepu dan Stasi Bakerahsemacem (Bekasi),

Rayon Kacaribu : Stasi Kacaribu, Stasi Singa, Stasi Kutambelin Singa, Stasi Lau Simomo, Stasi Kutagerat, Stasi Guru Benua, Stasi Barung Kersap, Stasi Sirumbia, Stasi Kandibata, Stasi Kineppen, Stasi Nageri dan Stasi Bandar Meriah,

Rayon Munte : Stasi Biak Nampe, Stasi Buluh Naman, Stasi Gunung Manumpak, Stasi Kabantua, Stasi Kutambaru, Stasi Munte, Stasi Sarimunte, Stasi Singgamanik, Stasi Sarinembah, Stasi Parimbalang dan Stasi Sukobabao ; dan Rayon Tiga Nderket.

Pastor Paroki pertama : RD. Rudianto Sitanggang dan
Pastor Rekan adalah : RD. Sabat Saulus Nababan dan RD. Sesarius Petrus Mau
Pelaksana I DPP: Antoni Bangun
Pelaksana II DPP : Masa Bangun (+),
Sekretaris DPP: Romanius Tarigan S.Pd
Wakil Sekretaris : Josua Ginting
Bendahara DPP : RD. Sesarius Petrus Mau
Wakil Bendahara : Mazmur Christoper Ginting dengan anggota : Sr. Margaretha Kaloko SFD, Ir. Ragam Sinamo (Kabanjahe), Moris Sinukaban (Lingga), Marimin Tarigan (Berastepu) Martha Br Ginting (Kabanjahe), Kincar Perangin-angin (Guru Benua) dan Pinerlina Br Munthe (Kabanjahe) dengan SK Uskup untuk tahun 2010 hingga 2011.
SK Uskup untuk Periode 2011 hingga 2015 :
Pastor Paroki : RD. Marianus G.A. Kedang
Pastor Rekan : RD. Sesarius Petrus Mau
Pelaksana I DPP : Antoni Bangun
Pelaksana II : Nelson Lingga
Sekretaris DPP : Romanius Tarigan S.Pd
Wakil Sekretaris : Josua Ginting
Bendahara : RD. Sesarius Petrus Mau
Wakil Bendahara : Mariati Br Barus dengan
Anggota DPP : Sr. Beatrix Saragih SFD, Valentinus Tarigan, Bastanta Purba, Kincar Perangin-angin dan Moris Sinukaban.

Perkembangan Paroki

Perkembangan dan pertambahan umat katolik di wilayah Paroki St. Petrus dan Paulus Kabanjahe yang begitu pesat dan dengan tujuan untuk memaksimalkan pelayanan pengembalaan umat Katolik maka di tahun 2014 terjadi pemekaran Paroki St. Petrus dan Paulus Kabanjahe dengan Paroki St. Monika Tiga Nderket yang semula pemekaran ini direncanakan ke Stasi Batu Karang dengan wilayah pelayanan meliputi Stasi Induk Tiga Nderket, Stasi Batu Karang, Stasi Payung, Stasi Selandi, Stasi Mardinding, Stasi Buah Raya, Stasi guru Kinayan, Stasi Amburidi, Stasi Tanjung Pulo, Stasi Jinabun, Stasi Sukatendel, Stasi Njandi Meriah, Stasi Kuta male, Stasi Kutabuluh dengan Pastor Paroki Pertama Pastor Liber Sihombing OFM.Cap dan dengan jumlah umat 7.421 jiwa sehingga umat di paroki St. Petrus Dan Pulus Kabanjahe tinggal 11.945 jiwa.

Perkembangan Paroki St. Petrus Dan Paulus Kabanjahe sejak tahun 2014 hingga sekarang mengalami pertambahan umat yang masih cukup signifikan dengan jumlah 2.985 KK (18.619 Jiwa).

No

Nama Stasi

Tahun Berdiri

Jumlah KK

I

Rayon Munte

 

730 KK

1

Biaknampe (St. Benediktus)

± 1982

15

2

Buluhnaman (St. Paulus)

1967

112

 3

Gunung Manumpak (St. Gabriel)

1968

28

4

Kabantua (St. Leonardo)

2000

27

5

Kutambaru (St. Maria)

1958

155

6

Munte (St. Silvester)

1967

180

7

Parimbalang (St. Maria Tak Bernoda Asal)

1981

15

8

Sarimunte (St. Antonius dari Padua)

1965

42

9

Sarinembah (St Theresia Avila)

1998

26

10

Singgamanik (St. Petrus)

1953

60

11

Sukababo (St. Yoseph)

1981

70

 

II

Rayon Kacaribu

 

1.071 KK

1

Barung Kersap (St. Laurensius)

1982

66

2

Bandar Meriah (St. Fransiskus)

2004

20

3

Guru Benua (St. Kornelius)

1978

138

4

Kacaribu (St. Paulus)

1963

151

5

Kandibata (St. Paulus)

1953

200

6

Kineppen (St. Yohannes Paulus II)

1981

65

7

Kutagerat (St. Theresia dar Kalkuta)

1980

32

8

Kutambelin Singa (St. Maria Vianney)

1975

74

9

Lau Simomo (St. Damian)

1955

57

10

Nageri (St. Mikhael)

1980

18

11

Singa (St. Paulus)

1975

162

12

Sirumbia (St. Skolastika)

1978

63

13

Siosar / Bakerah Simacem (St. Clara)

2019 (1981)

25

 

III

Rayon Simpang Empat

 

727 KK

1

Beganding (St. Paulus)

1966

142

2

Berastepu (St. Theresia Avila)

1963

125

3

Kutambelin Naman (St. Fansiskus Asisi)

1982

56

4

Lingga (St. Petrus)

1977

63

5

Naman (St. Ignatius Loyola)

2002

40

6

Ndeskati (Stefanus Martir)

1995

18

7

Sigarang-garang (St. yoseph)

1997

123

8

Surbakti (St. Lukas)

1966

60

9

Rumah Kabanjahe (St. Clara)

1970

100

 

IV

Wilayah Kabanjahe/ Gereja Paroki

 

457 KK

1

Lingkungan St.Ignatius

 

26

2

Lingkungan St.Laurentius

 

24

3

Lingkungan St. Maria

 

22

4

Lingkungan St.Matius

 

19

5

Lingkungan Paulus A

 

36

6

Lingkungan Paulus B

 

33

7

Lingkungan St.Valentinus

 

30

8

Lingkungan St.Veronika

 

20

9

Lingkungan St.Vincentius

 

25

10

Lingkungan St.Yeremia

2010

44

11

Lingkungan St.Yosafat

 

34

12

Lingkungan St.Yusuf

 

22

13

Lingkungan St.Petrus

2012

25

14

Lingkungan St.Bonifasius

2012

25

15

Lingkungan St.Elisabeth

16-02-2015

36

16

Lingkungan St. Fransiskus Asisi

29-09-2017

18

17

Lingkungan St. Yohanes

30-11-2018

18

Stasi Bakerah Simacem yang semula masuk dalam wilayah Rayon Simpang Empat berpindah ke wilayah Rayon Kacaribu karena Stasi Bakerah Simacem terkena dampak erupsi Gunung Sinabung yang cukup parah sehingga desa tersebut di relokasi pemerintah ke Siosar sehingga sekarang bernama Stasi Siosar dan masuk Rayon Kacaribu.

Stasi Sigarang-garang terdiri dari umat yang berada di Desa Sigarang-garang, Desa Kutarakyat dan Dusun Kuta Gugung. Gereja Katolik Stasi Sigarang-garang berada di Dusun Kuta Gugung yang merupakan kawasan zona Merah ketetapan pemerintah untuk erupsi Gunung Sinabung dan akan di relokasikan pemerintah ke daerah Siosar.

Para Imam/Pastor yang bertugas di Paroki St. Petrus Dan Paulus Kabanjahe sejak diakuinya berdiri Paroki St. Petrus Dan Paulus Kabanjahe (mulai SK 2010) :

1. RD. Rudianto Sitanggang tahun 2010 – 2011 Pastor Paroki
2. RD. Sabat Saulus Nababan tahun 2010 – 2011 Pastor Rekan
3. RD. Marianus G.A Kedang tahun 2010 – 2011 Pastor Rekan
4. RD. Marianus G.A Kedang tahun 2011 – 2015 Pastor Paroki
5. RD. Sesarius Petrus Mao tahun 2010 – 2015 Pastor Rekan
6. RD. Sesarius Petrus Mao tahun 2015 – 2016 Pastor Paroki
7. RD. Silvester Asan Marlin tahun 2015 - 2018 Pastor Rekan
8. RD. Mansuetus Amadeus tahun 2016 - skrg Pastor Paroki
9. RD. Iwan S. Lumban Gaol tahun 2017 – 2019 Pastor Rekan
10. RD. Limson Manalu tahun 2018 - skrg Pastor Rekan
Pelindung Paroki St. Petrus & Paulus Rasul Kabanjahe

Nama pelindung paroki pertama kali di usulkan oleh Pastor Leo Josten dengan melihat sejarah perkembangan berdirinya Paroki yang baru dimana banyak sekali perdebatan dan tangtangan yang terjadi begitu juga dengan wilayah paroki yang umatnya bercampur dari berbagai suku. Demikian dikutip dari Alkitab Surat Paulus kepada jemaat di Galatia 2 : 1- 21; dimana Rasul Petrus dipercayakan oleh Allah untuk menjadi rasul dan memberitakan injil kepada orang-orang Yahudi sedangkan Rasul Paulus dipercayakan oleh Allah untuk menjadi rasul dan memberitakan injil kepada orang-orang non Yahudi.

Ada 2 kelompok yang berbeda, demikian juga awalnya perkembangan berdirinya Paroki yang baru ada beberapa kelompok yang berbeda serta di wilayah Gereja Katolik yang baru ada beberapa suku yang berbeda sehingga diharapkan dengan nama pelindung St. Petrus Dan St. Paulus kelompok-kelompok yang berbeda tersebut dapat bersatu dan saling bekerja sama saling bahu-membahu dalam Gereja Katolik untuk mengembangkan iman katolik di kalangan umat.

Video Profil :
Lokasi Paroki :

RELATED ARTICLES

INFORMASI

JADWAL USKUP & VIKJEN

KALENDER LITURGI