Dengan penuh duka cita, kami menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas wafatnya
Sr. M. Secilia Siringoringo, FCJM
dalam usia 84 tahun.
Semoga Allah Bapa yang Maha Pengasih menerima jiwa beliau dalam damai dan sukacita abadi di Surga.
Kami mengenang pengabdian dan pelayanan beliau yang tulus sebagai cerminan kasih Kristus yang hidup.
Doa kami menyertai keluarga besar Kongregasi FCJM dan semua yang ditinggalkan.
Kiranya penghiburan dan pengharapan dalam Kristus senantiasa menguatkan hati.
"Berbahagialah orang yang mati dalam Tuhan, karena mereka boleh beristirahat dari jerih payah mereka, dan segala perbuatannya menyertai mereka."
Kapel St. Faustina Catholic Center menyaksikan kehadiran Bapa Uskup yang memimpin perayaan ekaristi pelantikan ekonom, ketua-ketua komisi, ketua divisi, dirdios dan vikaris episkopal pastoral. Hadir dalam perayaan ini ialah semua pegawai Kuria dan Komisi Keuskupan Agung Medan. Mereka yang dilantik ialah Ekonom: RP. Chrispinus Silalahi OFMCap, Ketua Komkat: RP. Konrad Situmorang OFMCap, Ketua komisi KKS: RP. Paulus Halek Bere SSCC, Dirdios KKI: RD. Josep Parasian Gultom, Ketua divisi KKI-Sekami: Sr. Petronella Br. Karo KSSY, Ketua Komkep: RP. Theodorus Goli Ruing OCD, Vikaris Episkopal Pastoral: RP. Serafin Dany Sanusi OSC, Ketua komisi Kerawam: RP. Joseph Lesta Pandia OFMConv, dan Ketua komisi Peziarahan Rohani: RD. Gundo F Saragih.
23 April 2025
Melayani permintaan sejumlah media kepada Keuskupan Agung Medan untuk memberikan informasi seputar wafatnya Bapa Suci Paus Fransiskus pada 21 April 2025 jam 07.35 waktu Roma, Kanselarius KAM, RP. Adrianus Sembiring OFMCap atas arahan Mgr. Kornelius Sipayung OFCap, Uskup Agung Keuskupan Agung Medan mengadakan konferensi pers di ruang lobby Catholic Center pada 23 April 2025. Media yang turut meliput konferensi pers ini antara lain Metro TV, CNN, TVRI dan media harian lain.
“Paus Fransiskus adalah pemimpin Gereja Katolik yang sungguh menghadirkan wajah sejati Gereja yang miskin, rendah hati, sederhana dan berbelaskasih seperti Yesus Sendiri sebagai Kepala Gereja. Dia mengabdikan seluruh hidupnya bagi pelayanan Gereja. Gereja Katolik berduka, tetapi sekaligus bergembira atas berpulangnya Bapa Suci ke pangkuan Bapa di surga. Dia menjadi pendoa bagi Gereja yang masih berziarah di dunia ini.” Setelah menyampaikan pesan inti ini, Kanselarius menginformasikan bahwa Gereja di seluruh wilayah Keuskupan Agung Medan akan mempersembahkan misa requiem secara serentak bagi kebahagiaan kekal Paus Fransiskus pada Jumat, 25 April 2025.
25 April 2025
Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap, diwakili oleh Vikjen KAM, RP. Michael Manurung OFMCap merayakan misa requiem di gereja Katedral Medan pada 25 April 2025 bersama para pastor dari Kuria, Komisi-komisi KAM dan imam di vikariat Medan. Dalam homilinya, RP. Michael Manurung menggarisbawahi agungnya karya Allah dalam diri Bapa Suci Paus Fransiskus yang mengabdikan seluruh hidupnya bagi pelayanan Gereja. Paus Fransiskus sungguh menghadirkan wajah Allah yang berbelakasih dalam hidupnya yang sederhana, rendah hati dan merangkul siapa saja. Semangat pelayanannya yang tulus dituangkan dalam ensklik-ensiklik yang diterbitkannya, antara lain Evangelii Gaudium, Fratelli tutti dan Laudato si'. Kemuliaan Tuhan yang bangkit ditunjukkan oleh seluruh hidup paus Fransiskus. Beristirahatlah dalam damai!
28 April 2025
Aho Sukhang! Hidup senang, mati tenang! Demikian suasana talk show yang diselenggarakan oleh Yayasan Ehipassiko, sebuah yayasan Buddha yang bervisi membangun karakter pribadi, masyarakat dan lingkungan melalui cara hidup, studi, aksi dan meditasi berdasarkan Dharma Humanistik bekerja sama dengan Yayasan Cancer Care. Talk show yang berlangsung di Selecta Ballroom Medan pada 28 April 2025 ini menghadirkan pembicara tunggal Ajahn Brahm, seorang biksu yang tinggal di Australia. RP. Adrianus Sembiring OFMCap bersama Sr. Hilaria Damanik KSSY turut hadir dalam acara khas Buddha ini untuk menunjukkan semangat Gereja Sinodal Keuskupan Agung Medan kepada setiap denominasi yang membuka hati bagi kerja sama dan dialog antar agama. Dengan gayanya yang ringan dan humoris, Ajahn Brahm menyapa semua hadirin ketika menyampaikan petunjuk-petunjuk praktis yang menghantar orang pada seruan khas, “Akh, betapa bahagianya, Aho Sukhang!” Secara kodrati, setiap insan ingin berbahagia, bukan ingin benar. Ini adalah resep untuk kebahagiaan. Ajakannya untuk selalu berbuat baik sebagai jalan untuk bahagia merangkum rangkaian talk show yang berlangsung selama tiga jam.
28 April - 1 Mei 2025
Pada 28 April - 1 Mei 2025 berlangsung Temu Pastoral (TEPAS) Regio Gerejawi Sumatera di Hotel Baga, Teluk Dalam – Nias Selatan, Keuskupan Sibolga. Temu Pastoral ini dihadiri oleh semua Uskup dari Regio Gerejawi Sumatera, utusan Kuria masing-masing Keuskupan dan para Pimpinan/Perwakilan Tarekat (Religius/Sekular) yang memiliki komunitas dan karya pastoral di wilayah Regio Gerejawi Sumatera. Total peserta yang ambil bagian dalam pertemuan ini adalah 76 Pimpinan/Perwakilan Pimpinan Tarekat Religius mewakili 41 tarekat. Dari Keuskupan Agung Medan hadir Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap, RP. Michael Manurung OFMCap dan RP. Joseph Lesta Pandia OFMConv. Temu Pastoral ini merupakan agenda dua tahunan yang dimulai sejak 2012. Salah satu tujuan TEPAS ialah memupuk semangat sinodalitas semua tarekat dan Gereja lokal, sesuai visi dan misi keuskupan tanpa mengabaikan visi dan misi tarekat masing-masing. Pertemuan ini mengusung tema “Sinodalitas Gereja Sumatera di Tengah-tengah Isu Kehidupan Sosio-Politik, Ekologi dan Kemanusiaan.” Pembahasan mendalam atas tema ini berhasil menelurkan kesepakatan untuk menampakkan sinodalitas dalam menanggapi persoalan human trafficking atau TPPO (tindak pidana perdagangan orang), ekologi, kaderisasi umat Katolik dan pastoral digital.
5 Mei 2025
Pertemuan Musrenbang kota Medan tahun 2025–2029 di hotel Grand City Hall, Medan, pada hari Senin, 5 Mei 2025, dihadiri oleh RP. Joseph Lesta S. Pandia, OFMConv, ketua komisi Kerawam, mewakili Uskup Keuskupan Agung Medan. Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG) ini diselenggarakan dalam rangka penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Medan Tahun 2025-2029 dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Medan Tahun 2026. Kegiatan ini merupakan sebuah forum strategis yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk perangkat daerah, DPRD, unsur Forkopimda, akademisi, dunia usaha, organisasi masyarakat sipil dan tokoh masyarakat. MUSRENBANG ini bertujuan untuk menghimpun aspirasi, saran dan masukan dalam rangka penyempurnaan dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) dan rencana tahunan (RKPD) secara partisipatif dan transparan. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wali Kota Medan dan menghadirkan narasumber dari Bappeda Provinsi Sumatera Utara, Kementerian Dalam Negeri, serta perwakilan Bappenas. Dalam sambutannya, Wali Kota Rico Tri Putra Bayu Waas, menekankan pentingnya sinergi antar pemangku kepentingan untuk mewujudkan visi pembangunan kota Medan yang inklusif, berkelanjutan dan berdaya saing.
8 Mei 2025
Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia (Perdhaki) se-regio Sumatera membuka rapat kerjanya dengan perayaan Ekaristi Kudus yang dipimpin oleh Uskup Agung Medan pada 8 Mei 2025 di Hotel Arya Duta Medan. Rapat kerja ini berlangsung hingga 11 Mei 2025. Dalam homilinya, yang mengambil inspirasi dari Sabda Yesus, “Akulah roti hidup yang telah turun dari surga,” Bapa Uskup menggarisbawahi inti kerasulan kesehatan di Gereja Katolik. Melayani bukan sekadar sebagai profesi, tetapi sebagai perutusan. Para pelayan kesehatan dipanggil untuk memberi hidup. Penyambutan orang sakit dengan kasih adalah dinamika kasih yang meneguhkan harapan. Melalui pelayanan kesehatan, kita mendekatkan yang Ilahi dengan yang manusiawi serta menghadirkan cinta Kristus dalam tindakan nyata.
9 Mei 2025
STP Santo Bonaventura Keuskupan Agung Medan merayakan Dies Natalis ke-19 pada 9 Mei 2025 di kampus STP Delitua. Uskup Agung Medan membuka acara syukur ini dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Bapa Uskup Agung Medan. Esensi pesan Bapa Uskup disampaikan dalam homilinya yang mengingatkan kembali bahwa kampus adalah jalan menuju kasih, tempat pembentukan para pelayan gereja yang berakar dalam Sabda dan kasih Kristus. Seraya menggali makna peristiwa pertobatan Paulus yang terjadi di Damsyik, Bapa Uskup lebih lanjut menggarisbawahi peran Sekolah Tinggi Pastoral sebagai jalan menuju Damsyik. Perkuliahan adalah proses penyadaran akan jalan yang harus ditapaki menuju kehidupan. Sekolah Tinggi Pastoral Delitua, melalui pengabdian dosen, membuka mata mahasiswa agar sanggup melihat tanda zaman dan mengalami transformasi.
11 Mei 2025
Kuria KAM, diwakili oleh Bapak Yosef Agustinus, sekretaris DPP Katedral, Jl. Pemuda, hadir dalam acara pelantikan Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Provinsi Sumatera utara yang diadakan pada 11 Mei 2025 di aula Raja Inal Siregar – kantor Gubernur Sumut, Medan. Acara pelantikan diawali dengan ibadah dan diakhiri dengan kata-kata sambutan. Swangro Lumbanbatu, S.T., M.Si dilantik menjadi ketua DPD GAMKI Provinsi Sumatera Utara untuk masa bakti 2025-2028. Kepadanya diserahkan PATAKA GAMKI oleh ketua umum DPP GAMKI. Seluruh rangkaian acara resmi ini dirangkum dalam tema: Pulihkan Bangsa Kami (bdk. Mzm 80) dan sub tema: Mewujudkan Kepemimpinan Pemuda Kristen yang Transformatif dan Inovatif. Semoga Komisi Kepemudaan KAM bisa menjalin sinodalitas dengan para pengurus GAMKI yang baru dalam mencapai visi Keuskupan Agung Medan sebagai “Oase Ilahi di Tengah Dunia.” Gubernur Sumut, Bobby Nasution turut hadir dalam pelantikan ini.
14 Mei 2025
Pada Rabu, 14 Mei 2025, di aula Universitas HKBP Nommensen, Pematangsiantar, para pimpinan Gereja se-Indonesia bagian Sumatera Utara berkumpul bersama pimpinan lembaga keumatan untuk membahas serta menyuarakan keprihatinan mendalam atas dampak kehadiran PT. Toba Pulp Lestari di wilayah Tano Batak. Pertemuan ini difasilitasi oleh Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dalam kolaborasi dengan United Evangelical Mission (UEM). Kehadiran dan partisipasi KAM diwakili oleh RP. Ambrosius Nainggolan OFMCap, Vikep Pematangsiantar. Berdasarkan data dari KSPPM dan Alianasi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) yang berkoordinasi dengan Litbang PGI, Ephorus HKBP, Pdt. Dr. Victor Tinambunan yang tampil sebagai pembicara utama, menyatakan bahwa keberadaan TPL justru memperdalam krisis ekologi serta konflik horizontal yang mengancam kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, para pemimpin gereja Protestan sepakat menyuarakan agar PT. TPL ditutup. Berlandaskan Ajaran sosial Gereja, secara khusus ensiklik Laudato Si, Fratelli Tutti dan Laudate Deum Keuskupan Agung Medan berkomitmen untuk terus memperjuangkan keadilan bagi umat dan alam ciptaan.
17 Mei 2025
Ketua Kerawam KAM, RP. Joseph Lesta Pandia OFMConv menunjukkan kehadiran kuria KAM pada acara pelantikan pengurus dewan pimpinan wilayah Partai Perindo Provinsi Sumatera Utara periode 2025-2030 pada 17 Mei 2025 sore hari di Ballroom Sudirman Le Polonia Hotel & Convention Medan. Ketua DPW Sumut ialah Dr. Jonius T.P. Hutabarat, S.SI, M.S.I. Sangat disayangkan karena acara tersebut tidak dimulai tepat waktu seperti direncanakan jam 18.00 WIB. Setelah menunggu kurang lebih satu jam dan acara belum dimulai juga, RP. Joseph Pandia akhirnya meninggalkan ruang pertemuan. Satu hal yang bisa pelajari dari peristiwa ini ialah betapa pentingnya memulai satu acara penting dengan tepat waktu.
18 Mei 2025
Kuria KAM, diwakili oleh Komisi HAK, menghadiri Perayaan Paskah Oikumene Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia Wilayah Sumatera Utara yang diselenggarakan pada 18 Mei 2025 di Convention Suara Nafiri, Jl. K.H. Wahid Hasyim Medan. Perayaan yang dimulai dengan ibadah pada pukul 16.00 WIB ini merenungkan tema, Damai Sejahtera Kristus di tengah Keluarga, yang diinspirasi oleh Yoh 20:26. Setelah kata sambutan, seluruh rangkaian perayaan ditutup dengan makan malam bersama.
Sampai jumpa dalam aktualita KAM selanjutnya.
RP. Adrianus Sembiring OFMCap Kanselarius Keuskupan Agung Medan
Dengan penuh iman dan harapan akan kebangkitan, kami mengucapkan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya
RP. Antonius Siregar, OFMCap di usia 87 Tahun. Semoga Allah yang Mahakasih menerima jiwa beliau dalam damai dan sukacita abadi di surga.
Karya dan pelayanannya sebagai imam akan selalu dikenang dengan penuh syukur dan kasih.
"Aku adalah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati."
(Yohanes 11:25)
Sekilas Perjalanan Hidup RP. Antonius Siregar OFMCap
Masyarakat kampung Lumbansoit (kec. Sipaholon, kab. Tapanuli Utara), tempat kelahiran Pastor Anton, dahulu bukanlah mayoritas penganut Katolik. Maka dia sungguh heran ketika Tulang (Paman, dalam bahasa Batak) mengimpikan sang keponakan – saat itu masih duduk di Volksschool atau Sekolah Rakyat – kelak menjadi seorang Imam. “Saya teringat kembali petuah Tulang saat saya hendak mendaftar masuk seminari. Wah, ternyata ini yang harapan beliau dan benar terjadi dalam jalan hidup saya,” ujar Pastor Anton yang mengaku tidak begitu mengenal para Imam Misionaris semasa kecil. “Pada masa itu, Imam Misionaris jarang sekali berkunjung ke kampung kami, karena jumlah umat Katolik yang sedikit.”
Ajaran kasih dan teladan dari orangtua menjadi ilham untuk menuntaskan pendidikan sebagai calon Pastor. Pada 18 Februari 1967, Antonius Siregar mendapat tahbisan Imam Ordo Kapusin di Paroki Parapat. Karena sudah berusia sepuh, kedua orangtuanya tidak dapat hadir dalam acara tahbisan tersebut. “Namun itu tak mengurangi kebahagiaan orangtua dan keluarga kami,” kata Pastor Anton yang masih mengingat jelas motto tahbisannya: ‘Aku percaya, karena itu aku berbicara.’
“Sebagai seorang Kristen harus percaya, apa artinya saya berbicara. Apa yang saya ucapkan tidak akan berarti, jika saya tidak percaya. Kita serahkan dan percayakan semua iman, harapan dan pekerjaan kita kepada Tuhan. Biarlah Dia yang membimbing kita. Dan karena kita, percaya akan penyelenggaraan-Nya, maka kita berani melakukan. Itulah yang saya hidupi dan imani,” dia menjelaskan.
Selama memberi pelayanan pastoral bagi umat, Pastor Anton mengatakan tidak pernah menghadapi tantangan yang berat. “Padahal saat itu, Imam Pribumi yang melayani masih saya seorang. Karena Mgr. Pius Datubara OFM Cap (kala itu masih Pastor muda) diutus studi ke Roma,” katanya.
Meski seorang diri menjadi Imam Pribumi, Pastor Anton tidak minder. “Saya mendekati umat dengan sering rembug bersama untuk mengerjakan sesuatu yang berguna bagi umat. Di samping, saya juga memahami apa keinginan mereka. Sehingga umat menjadi senang jika kita bekerjasama untuk kebaikan bersama.”
Dengan kalangan Orang Muda Katolik, Pastor Anton juga tidak sungkan berbaur dan turut bermain olah raga yang digemari. “Dulu saya sering bermain bola voli, bulu tangkis dan sepak bola dengan para Orang Muda Katolik. Sekarang (saya) sudah tua, jadi lebih suka menonton pertandingannya saja, termasuk tanding gulat pro di televisi,” jawab pastor yang juga sering disapa Oppung oleh umat.
Kegiatan bersama orang muda tersebut pernah pula menjadi mula peristiwa hingga namanya populer disebut Uskup van der Besbes. Saat mengisahkan kejadian tersebut, Pastor Anton tak dapat menyembunyikan gelak tawa. “Ah. Itu sudah terjadi lama sekali. Tepatnya tahun 1967.”
“Saat itu, saya masih menjadi Pastor Rekan di Paroki Tebing Tinggi bersama RP Burchardus van Weijden OFM Cap, dan RP Beatus Jenniskens, OFMCap.,” katanya. “Uskup Agung Medan (kala itu), Mgr. Van der Urk, yang sedang dalam perjalanan menuju Pematang Siantar bersama rombongan tamu. Saat memasuki Tebing Tinggi, mereka memutuskan untuk singgah untuk minum sejenak di Paroki kami.”
“Saat itu saya baru saja usai bermain bola voli bersama OMK di belakang Gereja Paroki. Saya diajak Pastor Paroki untuk menyalami Uskup dan rombongannya. Saya agak kikuk, sebab badan masih bersimbah keringat dan sedang memakai celana pendek pula. “Bagaimana saya harus tukar baju dulu.”
Namun, Pastor tersebut mengatakan tidak mengapa. “Ya, sudahlah.”
“Ketika saling menyalam, dua pastor paroki memperkenalkan marga nya saja, yakni van Weijden (P. Burchardus van Weijden, OFMCap), Jenniskens (P. Beatus Jenniskens, OFMCap). Saya lalu fikir-fikir, mau beritahu marga apa. Saat giliran tiba, saya iseng mengatakan marga sendiri sebagai ‘Antonius van der Besbes,” ujarnya disusul gelak tawa dan batuk-batuk.
Seluruh rekan Imam di ruangan tersebut larut dalam tawa. Terutama Mgr. Antoine Henri van den Hurk, O.F.M. Cap. Dia bahkan bilang: “Bagus, bagus” sembari menunjukkan jempolnya.
Sejak peristiwa itu, Mgr. van den Hurk membuat gelar itu semakin populer di kalangan klerus dan umat. Sebab beberapa kali di acara perayaan besar, dia memanggil saya. “Antonius, kemari.”
Kemudian melalui pelantang suara, dia mengatakan: “Kalian semua sudah tahu, Keskupan kita sudah ada Uskup baru. Namanya Mgr. Antonius van der Besbes.”
Saya pun sering disapa kerabat: “Mau kemana van der Besbes? Sifat jahil menggubah marga juga pernah sekali saya lakukan pada tamu berkebangsaan Jerman. Dengan santai saya perkenalkan marga saya, von der Siregar. Hehehe.”
Imam Tabib Keliling
Dalam napaktilas pelayanan, Imam yang lahir tahun 1937 ini kemudian tertarik mempelajari pengobatan alternatif dan pijat refleksi. Keahliannya tersebut diasahnya berawal dari rasa penasaran pada metode pengobatan yang dilakukan oleh RP Meinrad Manzer OFM Cap. Dari situ Pastor Anton pun mempelajari berbagai buku tentang titik-titik saraf di tangan dan kaki. Belum cukup tentang itu, dia kemudian mencari dan mempelajari buku tentang anatomi tubuh manusia.
Parokus Paroki Tiga Binanga RP Cypriano Barasa OFM Cap menuturkan, Pastor Anton telah lama menjalankan rutinitas sebagai Tabib Keliling. “Kecuali hari Minggu untuk memimpin misa di paroki atau stasi, Pastor Anton memiliki jadwal penuh untuk pengobatan bagi umat. Setiap Senin hingga Selasa, untuk meramu obat. Pada Rabu pagi, dia membuka praktik pada pagi hari di Paroki Saribu Dolok, dan sore harinya dia melayani di Paroki Kabanjahe. Sementara pada Kamis pagi, dia membuka praktik di Paroki Katedral, dan sore harinya di Susteran SFD Pasar 8 – Medan,” ujar Pastor Cypriano.
Dalam pastoral bidang kesehatan ini, Pastor Anton kerap mendapat pengalaman unik. “Dari berkat yang diberikan Tuhan ini, saya pernah membantu seorang penderita kanker payudara hingga sembuh. Padahal, saat itu dokter sudah ‘angkat tangan’ untuk menanganinya,” kata Pastor Anton yang mengaku heran dengan praktik medis sering tidak melakukan pemeriksaan dan penyembuhan dengan waktu singkat. “Kadang setiap kali service mobil di bengkel dekat klinik, seorang pasien hanya diperiksa sebentar saja. Bagaimana bisa sembuh? Karena itu saya dalam memberi pijat refleksi bisa menghabiskan waktu hingga jam. Dengan pemeriksaan menyeluruh, penyakit pasien dapat dituntaskan. Namun tentu saja kuasa Tuhan lah yang lebih besar.”
Dalam pelayanan sebagai Imam dan Tabib, Pastor Anton mengatakatan tidak pernah mengira atau mencita-citakan akan menjalani masa Imamat 50 Tahun. “Saya bersyukur diberikan Tuhan kesehatan, berjalan seturut rencana-Nya. Bukan karena kekuatan saya sendiri, namun ini karena rahmat Tuhan. Selama sisa-sisa hidup ini, saya hanya hendak berbuat baik bagi sesama,” katanya.
Kesetiaan dan pelayanan hingga masa 50 tahun juga mendapat apresiasi dari banyak pihak, termasuk dari kalangan Imam Kapusin. Dalam homili Pesta Emas Imamat di Batu V, yang disampikan oleh Pastor Kosmas Tumanggor OFMCap mengatakan: “Selamat Pastor Anton. Kamu sudah menunjukkan kesetiaanmu melayani-Nya dalam berbagai musim kehidupan. Semoga kaum muda kita, khususnya yang ada di sini, saat ini, memikirkan kesetiaanmu, yaitu melalui keberanian untuk menggantikanmu nantinya, menjawab panggilan Tuhan.”
Sumber artikel : anantabangun.wordpress.com (RP Kaprilius Sitepu OFM Cap, Ananta Bangun) | ditulis untuk majalah Menjemaat
Vikariat Episkopal dibentuk sebagai wilayah kegembalaan yang dipimpin oleh seorang Vikaris Episkopal, dalam kerjasama dan dalam kesatuan dengan Uskup Agung Medan, menurut norma Kitab Hukum Kanonik Kan. 475; dan sebagai wilayah kenegaraan ia memupuk kerjasama yang baik dengan pemerintah kota/kabupaten setempat.
Vikariat Episkopal berasaskan iman Katolik, cinta kasih dan pengharapan Kristiani, dan dalam bermasyarakat berlandaskan Pancasila dan UUD’45.
Kewenangan Vikaris Episkopal : 1. Vikaris Episkopal memiliki kewenangan sebagaimana yang dimiliki oleh Vikaris Jenderal tetapi hanya terbatas di wilayah Vikariat episkopal yang dipimpinnya dengan pengecualian hal-hal yang direservasi bagi Uskup Agung Medan. 2. Kewenangan-kewenangan Vikaris Episkopal digolongkan dalam fungsi ordinariat, fungsi koordinatif, dan fungsi kollaboratif dalam tata kelola penggembalaan, tata kelola administrasi dan tata kelola harta benda.
1. St. Petrus Rasul, Medan - Katedral
RD. Sampang Tumanggor (Vikaris Episkopal)
Gedung Catholic Center Christosophia, Lt. 2, Jl. Mataram No. 21, Petisah Hulu, Medan Baru, Medan – 20152
Selamat atas Tahbisan Episkopal Mgr. Bernardus Bofitwos Baru, OSA sebagai Uskup Keuskupan Timika.
Semoga Roh Kudus senantiasa membimbing Bapa Uskup dalam setiap langkah pelayanan, memberikan kekuatan, kebijaksanaan, dan kasih yang melimpah untuk menggembalakan umat dengan hati yang tulus.
Kami berdoa agar Allah senantiasa menjaga dan memberkati setiap karya yang akan dilakukan demi kemuliaan-Nya dan kesejahteraan Gereja. Selamat menjalankan tugas suci ini dan semoga menjadi berkat bagi banyak orang. Amin.
Kapitel Umum ke-9 Kongregasi Suster KYM telah berlalu menandai tonggak baru dalam perjalanan hidup bakti para suster. Sebagai ungkapan dukungan dan kasih pastoral, pada 18 Maret 2025, Bapa Uskup Agung Medan datang ke Samadi Vincent untuk memberikan ucapan selamat kepada dewan pimpinan kongregasi KYM yang baru terpilih. Kehadiran beliau menjadi tanda keakraban dan perhatian gereja terhadap perjalanan hidup membiara para suster. Dengan penuh sukacita, Bapa Uskup menyampaikan apresiasi atas dedikasi para suster serta berkat bagi dewan pimpinan yang baru agar senantiasa dikobarkan hatinya dalam pengabdian. Momen ini disemarakkan oleh pemberian salam hangat para suster kepada pimpinan baru sebagai wujud saling meneguhkan satu sama lain dalam semangat sinodal.
19 Maret 2025
Pada tanggal 19 Maret 2025, Bapa Uskup Agung Medan meluangkan waktu untuk duduk bersama para pengurus Yayasan Harapan Penuh Rahmat di kantor Yayasan, Pematangsiantar. Pertemuan yang penuh semangat keterbukaan ini adalah momen berahmat bagi para pengurus Yayasan untuk menyampaikan laporan mengenai strategi pelayanan di Rumah Sakit Harapan. Langkah-langkah strategis telah ditempuh guna meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pekerjaan bangunan yang telah selesai dan proyek yang masih dalam tahap pengerjaan dilakukan sebagai bagian dari langkah strategis yang dimaksudkan. Kehadiran Gembala ini memberikan semangat berkobar-kobar bagi para pengurus Yayasan dan semua pegawai yang menjalankan kerasulan bidang kesehatan di unit pelayanan ini. Semoga semua mendapatkan berkat darinya.
21 Maret 2025
Patut diacungkan jempol kepada Bpk. Roni Sitanggang, kepala BPN Serdang Bedagai, bersama stafnya yang datang berkunjung kepada Bapa Uskup pada 21 Maret 2025, didampingi oleh Parokus Sei Rampah, RP. Bernardus Yusa Bimo OSC, untuk menyerahkan secara langsung kepada Bapa Uskup 47 sertifikat hak milik atas tanah gereja yang tersebar di wilayah kabupaten Serdang Bedagai. Proses sertifikasi yang sepenuhnya tanpa pungutan biaya merupakan wujud nyata dukungan pemerintah terhadap legalisasi aset-aset Gereja. Kepastian status hukum tempat ibadah menjamin keamanan kegiatan peribadatan. Apresiasi tinggi disampaikan Uskup Agung Medan kepada pihak BPN kabupaten Serdang Bedagai yang telah bekerja keras dalam menyelesaikan sertifikat tersebut. Penyerahan sertifikat ini adalah dukungan pemerintah bagi eksistensi gereja Katolik di wilayahnya.
26 Maret 2025
Keuskupan Agung Medan, diwakili oleh RP. Joseph Lesta Pandia bersama dua suster SFD, menghadiri undangan sosialisasi dan rapat Paskah Nasional 2025 pada Rabu, 26 Maret 2026 di aula RSU Advent Medan. Perayaan Paskah Nasional 2025 akan diadakan di kota Medan, Sumatera Utara yang diselenggarakan oleh Forum Umat Kristiani Indonesia (FUKRI). Keikutsertaan Gereja Katolik dalam Forum ini diwakili oleh KWI yang ditandatangani oleh Romo Aloysius Budi Purnomo. Penyelenggaraan Paskah Nasional 2025 sepenuhnya ditanggungjawabi oleh Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK). Direncanakan pada 24-26 April 2026 akan diadakan Napak Tilas Kekristenan di Sumatera Utara; 15-16 Mei 2025 diisi dengan kegiatan Parade, Jalan Salib, Pelayanan Kesehatan, Pameran UMKM di Medan serta Perayaan Puncak Paskah Nasional 2025 di GBI Rumah Persembahan, Medan. Semoga perayaan ini berjalan dengan baik demi kemuliaan Tuhan yang bangkit.
29 Maret 2025
Wajah Gereja ditampakkan secara nyata dalam pelayanan karitatif yang dikoordinir oleh Yayasan Caritas Keuskupan Agung Medan. Unit pelayanan ini melangsungkan rapat Tri Organ pada 29 Maret 2025 di lantai 2 gedung Catholic Center Medan. Rapat ini melaporkan dan mengevaluasi program yang sudah direalisasikan sepanjang tahun 2024 dan merumuskan langkah-langkah strategis demi peningkatan pelayanan karitatif di wilayah KAM.
Turut dipaparkan dalam pertemuan ini pekerjaan divisi-divisi pada tahun 2024 itu. Divisi tanggap darurat bencana melakukan banyak kegiatan pemulihan sosial ekonomi di Simangulampe. Divisi kesehatan yang terdiri dari dua bagian, yaitu rehabilitasi narkoba di Lubuk Pakam dan pencegahan HIV yang hadir di lima kabupaten. Yang terakhir ini erat terkait dengan divisi pastoral migran perantau yang bekerja untuk menangani korban yang datang dari Kamboja dan Kuala Lumpur. Yayasan juga mengadakan fundraising untuk menunjang keberlangsungan Yayasan Caritas KAM. Semua usaha ini dirangkumkan dalam RKAT 2025. Yayasan Caritas berperan sebagai unit pelayanan gereja kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan.
1 April 2025
Tim Kaderisasi Awam Keuskupan Agung Medan mengadakan Latihan Kepemimpinan Kristiani (LKK) paada 28 Maret - 1 April 2025 di Gedung Catholic Center Christosophia. Kegiatan ini bertujuan untuk membekali kader-kader keuskupan agar siap berkarir sebagai perwira TNI, Polri atau pegawai pemerintahan. Dukungan kuat bagi pelatihan ini diberikan Bapa Uskup dengan merayakan Ekaristi bersama seluruh peserta pada 30 Maret 2025. Identitas kader Katolik ditentukan oleh kasih Allah sebagai fondasi pembangunan karakter yang kokoh. Menyadari diri dicintai tanpa batas oleh Allah menjadi kekuatan untuk menghadapi tantangan hidup dengan rendah hati dan percaya diri yang kokoh. Berdasarkan pesan ini, Bapa Uskup menyemangati mereka dengan seruan, “Bangkitlah anak muda, masa depanmu cerah karena Bapa di surga besertamu, jangan takut selalu ada harapan baru.”
2 April 2025
Kuria keuskupan Agung Medan tersenyum menyambut kehadiran dua suster sebagai jajaran personalia masing-masing di komisi keluarga dan managemen pengelolaan gedung Catholic Center pada 2 April 2025. Mereka ialah Sr. Morianita FSA dan Sr. Hilaria KSSY. Kehadiran Sr. Hilaria akan memastikan berjalannya dengan baik penyediaan konsumsi bagi tamu Catholic Center dan pegawai kuria dan komisi. Bapa Uskup secara khusus menyampaikan terima kasih kepada kongregasi FSA dan KSSY yang telah menanggapi permintaan personalia yang sangat dibutuhkan. Semoga pelayanan dan pengabdian yang diemban oleh kedua suster ini berjalan dengan baik sebagai menjadi wujud nyata kasih dan pelayanan bagi Gereja dan masyarakat. Selamat mengabdi!
4 April 2025
“Saudara-saudari masa Prapaskah bukan sekedar waktu untuk menghindari dosa, tetapi juga untuk membentuk kekuatan jiwa agar tetap setia meski menghadapi salib dan penderitaan. Di ujung salib ada kebangkitan. Dalam masa tobat ini, mari kita perbarui komitmen kita untuk hidup benar bukan demi pengakuan dunia, tetapi demi kesetiaan dan demi jawaban kita atas kasih Allah yang begitu besar kepada kita. Kalau dunia bertanya, mengapa kamu setia? Jawablah dengan rendah hati karena Tuhan tidak pernah meninggalkan Aku.” Pesan mendalam ini disampaikan oleh Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap dalam homilinya yang disampaikan pada perayaan Ekaristi Jumat, 4 April 2025 di Gereja Katedral setelah diawali dengan kegiatan devosi jalan salib. Penghayatan perayaan iman diperdalam oleh alunan lembut musik sasando yang sengaja dipakai untuk mengiringi liturgi suci.
6 April 2025
Pada hari Minggu, 6 April 2025 menjadi hari yang penuh sukacita dan bersejarah bagi umat stasi Santo Petrus dan Paulus Resdes Raden Paroki Santa Lusia, Salak. Pada hari ini, gereja yang telah lama dinantikan akhirnya diberkati oleh Bapa Uskup Agung Medan dalam suatu perayaan Ekaristi yang penuh hikmat dan sukacita. Setelah itu, Bapa Uskup menerimakan sakramen penguatan kepada umat di paroki ini. Semoga para penerima karunia Roh Kudus ini semakin berakar dalam iman dan tampil dewasa sebagai terang dan garam di tengah dunia.
9 April 2025
Semangat sinodalitas mengajak kita untuk mampu mendengarkan. Dalam semangat ini, permohonan Top Manager PT. TPL Tbk untuk beraudiensi kepada Uskup Agung Medan dijawab positif oleh Bapa Uskup dengan mengundang para Vikep teritorial dan Parokus di wilayah di mana lahan PT. TPL Tbk berada hadir dalam pertemuan yang diadakan pada 9 April 2025 di ruang DEPKAM, Lt. 3 Catholic Center Christosophia. Setelah menjelaskan legalitas operasional perusahaan, Bpk. Jandre Salomoan Silalahi, direktur PT. TPL memaparkan luas lahan yang sudah digarap oleh perusahaan dan konflik-konflik yang sedang dihadapi dan usaha penyelesaiannya. Konflik mengakibatkan pasokan kayu ke pabrik tidak bisa dipenuhi sehingga operasional pabrik harus dihentikan sejak 29 Desember hingga 11 Mei 2025.
Berdasarkan pandangan moral ekologis Gereja Katolik sebagaimana digariskan dalam ensiklik Paus Fransiskus tentang bumi adalah rumah kita bersama, Bapa Uskup bersama para pastor menyoroti perusakan alam yang diakibatkan oleh TPL dan konflik yang sangat merugikan masyarakat. Secara tajam disoroti strategi penyelesian konflik yang ditempuh oleh pihak managemen PT TPL dengan mengandalkan Pam Swakarsa untuk mendiamkan masyarakat. Seharusnya jajaran direksi dan manager PT. TPL mengadakan pendekatan PADIATAPA dalam penyelesaian konflik. Sangat disayangkan bahwa Direktur PT. TPL menuntut surat tanah dari masyarakat sebagai bukti bahwa lahan yang dipermasalahkan adalah tanah masyarakat sambil mengandalkan surat yang dimiliki oleh PT sebagai bukti hak mereka untuk mengolah tanah tersebut. Sebagai tindak lanjut dari audiensi ini, Keuskupan akan membentuk sebuah tim yang terdiri dari tiga orang untuk merumuskan apa yang bisa dilakukan demi konservasi alam dan kesejahteraan masyarakat. PT. TPL akan membentuk tim yang berjumlah sama untuk berdiskusi dengan tim Keuskpan Agung Medan.
10 April 2025
Ikatan Dosen Katolik Keuskupan Agung Medan yang terbentuk pada 6 April 2025 datang beraudiensi kepada Uskup Agung Medan di Gedung Catholic Center Medan pada 10 April 2025. Kelompok kategorial ini memperkenalkan dirinya sebagai wadah kegiatan pastoral Keuskupan Agung Medan terutama dalam bidang intelektual. Ikatan dosen ini diketuai oleh Profesor Kimberly, dosen di LLDikti yang ditempatkan di Universitas Islam Sumatera Utara UISU. Wakilnya ialah Dr. Bonar Raja Purba. Turut hadir bersama mereka para pengurus organisasi yang semuanya berprofesi sebagai dosen di berbagai perguruan tinggi di wilayah KAM.
Patut kita dukung inisiatif para dosen katolik untuk berpartisipasi dalam karya kerasulan gereja, secara khusus di Keuskupan Agung Medan. Inisiatif ini sangat diapresiasi oleh Bapa Uskup dan berharap agar mereka merasul di perguruan tingginya masing-masing dengan menjadi dosen yang hidup dan bersikap menghasilkan buah-buah Roh. “Hadir dan tampillah sebagai dosen yang sungguh berkarakter Katolik, yang selalu ingin membantu mahasiwa-mahasiswi, bukan sebaliknya mempersulit urusan kemahasiswaan,” demikian pesan Bapa Uskup kepada ikatan ini. Para pengurus akan dilantik oleh Bapa Uskup pada bulan Mei 2025, setelah menyempurnakan draf Anggaran Dasar yang telah disusun berdasarkan anggaran dasar Ikatan Dosen Katolik Indonesia.
14 April 2025
Pada 14-15 April 2025 semua imam di Keuskupan Agung Medan berkumpul bersama Bapa Uskup Agung Medan di CC-PPU Pematangsiantar untuk mengikuti rangkaian acara hari pengudusan imam yang dipersiapkan dengan baik oleh Tim Ongoing Fromation Keuskupan Agung Medan. Acara diawali dengan perkenalan imam dan diakon yang baru berkarya di keuskupan Agung Medan lalu diteruskan dengan masukan dan informasi dari Bapa Uskup. Untuk memasuki permenungan tentang imamat dan karya para imam di Keuskupan, RP. Nasarius Rumairi SX sebagai pemimpin menyajikan dengan menarik dan mendalam tema rekoleksi “Gereja bermisi: semangat dan strategi babak II.”Berdasarkan pengalamannya bermisi di Afrika, pastor Nattye mengajak para imam untuk selalu bersemangat melayani dan menyapa umat dalam setiap situasi yang dihadapinya. Ada imam yang sudah kelelahan dan kehabisan tenaga, sakit fisik dan dimakan usia, semangat mulai memudar. Tetapi Tuhan menguatkan dan menyembuhkan. Kita bangkit lagi oleh kekuatan kerahiman Tuhan.
15 April 2025
Pada 15 April 2025, pukul 16.30 WIB dirayakan Misa Krisma yang dipimpin oleh Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap di gereja paroki Jl. Sibolga Pematangsiantar. Perayaan agung ini menunjukkan kesatuan imamat semua imam dengan uskup. Imam yang ikut berkonselebrasi sebanyak 295 orang disemangati oleh umat yang dengan sangat baik menganimasi perayaan ekaristi.
Bapa uskup mengarisbawahi peran imam sebagai pembebas umat yang tertekan dengan memberi waktu untuk mendengarkan umat. Imam bukanlah penguasa Rohani, melainkan pelayan umat yang dituntun oleh Roh kudus. Para imam diajak untuk semakin menampakkan kesatuannya yang intim dengan Allah sebagai kekuatan utama dalam setiap pelayanannya. Semoga melalui pelayanan imamat kebaikan dan Rahmat Allah dilihat oleh orang buta, didengar oleh orang tuli dan diwartakan oleh orang bisu.
16 April 2025
Rabu, 16 April 2025, meneruskan apa yang sudah dimulai pada hari pengudusan imam tahun 2024, para parokus, kuria, para vikaris dan ketua-ketua komisi mengadakan wawan hati dengan Bapa Uskup di aula CC PPU Pematangsiantar. Kegiatan yang dimulai pukul 08.30 – 12.45 diawali dengan animasi dari Bapa Uskup yang menekankan sinodalitas, kerja sama dan keakraban para imam di paroki.
Ada banyak tantangan yang harus disadari dan dihadapi bersama-sama. Individualisme yang sangat ditopang oleh alat-alat teknologi, terutama smartphone membuat para imam asyik dengan dirinya sendiri dan tinggal di kamar. Kebersamaan menghilang dan prinsip jangan saling mengganggu semakin merusak kekompakan para imam.
Sinodalitas adalah Penawar terbaik bagi virus yang semakin menggerogoti kodrat manusia sebagai makhluk sosial yang selalu rindu untuk ada dan duduk bersama. Dalam kerangka animasi ini para imam menyampaikan sejumlah pertanyaan praktis kepada Bapa uskup. Dengan sikap kebapaan yang lembut Bapa uskup menanggapi setiap pertanyaan yang diajukan para imam demi kemajuan paroki dan unit pelayanannya masing-masing. Suasana akrab mewarnai acara wawan hati ini. Semoga kegiatan seperti ini semakin menyemangati para imam dan Bapa Uskup sebagai gembala agung.
Sampai jumpa dalam aktualita KAM selanjutnya.
RP. Adrianus Sembiring OFMCap Kanselarius Keuskupan Agung Medan
Kami menyambut dengan penuh sukacita dan syukur atas terpilihnya Yang Mulia Paus Leo XIV sebagai Bapa Suci Gereja Katolik. Kami percaya bahwa Roh Kudus telah membimbing para Kardinal dalam memilih seorang gembala yang penuh kasih, kebijaksanaan, dan semangat pelayanan.
Kami berdoa agar Tuhan senantiasa menyertai dan menguatkan Yang Mulia dalam setiap langkah dan keputusan untuk membangun Gereja yang penuh kasih, harapan, dan perdamaian. Viva il Papa!
SAMBUTAN PERDANA PAUS LEO XIV
Saudara-saudari terkasih, Semoga damai menyertai kalian semua! Ini adalah salam yang diucapkan pertama oleh Kristus yang Bangkit, sang Gembala baik yang memberikan nyawanya untuk kawananNya. Saya pun ingin agar salam damai ini masuk ke dalam hati kalian, menjangkau keluarga kalian, dan semua orang dimanapun mereka berada, di seluruh penjuru bumi. Damai menyertai kalian semua!
Inilah damai dari Kristus yang bangkit. Damai tanpa senjata bahkan melucuti senjata, damai yang rendah hati dan gigih bertahan, berasal dari Allah, Allah yang mencintai kita semua tanpa syarat.
Masih kita kenang, suara lemah namun selalu berani dari Paus Fransiskus yang telah memberi berkat pada kota Roma. Paus Fransiskus yang memberi berkat juga pada dunia pada pagi hari paskah yang lalu. Kini izinkan saya juga untuk meneruskan berkat yang sama… Allah mencintaimu, Allah mencintai kamu semua… kejahatan tidak akan menang, kita semua berada di tangan Allah..
Oleh karena itu tanpa rasa takut, mari kita bersatu, bergandengan tangan satu sama lain, berjalan bersama Allah, bergerak maju. Kita adalah murid-murid Kristus, Kristus akan menyertai kita. Dunia sedang membutuhkan cahayaNya, kemanusiaan membutuhkanNya, mari kita bangun jembatan agar cinta kasih Allah dapat meraih mereka yang membutuhkan. Mari kita saling bahu-membahu membangun jembatan melalui dialog, melalui perjumpaan yang menyatukan kita semua menjadi satu umat, selalu dalam damai.
Terimakasih pada Paus Fransiskus, dan juga kepada para saudara kardinal yang telah memilih saya menjadi pengganti Santo Petrus dan berjalan bersama dengan kalian semua, sebagai gereja yang satu selalu mencari perdamaian, keadilan, tetap setia pada Yesus Kristus, tanpa takut mewartakan kabar sukacita sebagai misionaris.
Saya adalah putra Santo Agustinus (anggota Ordo Santo Agustinus). Ia yang pernah mengatakan. “Bersama kalian, aku seorang kristen dan untuk kalian aku adalah seorang uskup”. Demikian kita semua dapat berjalan bersama menuju tanah air yang telah disiapkan Allah bagi kita.
Salam khusus saya sampaikan juga pada Gereja Roma. Mari kita berjalan bersama menjadi gereja misionaris, gereja yang membangun jembatan, membangun dialog, gereja yang selalu terbuka untuk menerima seperti bentuk dari alun-alun santo Petrus ini, dengan tangan terbuka bagi semua yang membutuhkan cinta kasih kita, kehadiran kita dan dialog kasih.
(Dalam Bahasa Spanyol) Izinkanlah saya menyapa mereka yang pernah saya layani di Keuskupan Chiclayo, Peru. Dimana umat beriman mendampingi dengan setia uskup mereka menjadikan gereja yang setia pada Yesus Kristus.
Dan kepada kalian semua saudara-saudari terkasih, yang ada di Roma, di seluruh Italia dan seluruh dunia, kita jadikan gereja kita gereja yang sinodal, Gereja yang berjalan bersama, Gereja yang selalu mencari perdamaian, mencari selalu kasih, selalu berusaha untuk dekat dengan mereka yang menderita.
Hari ini adalah peringatan Bunda Maria dari Pompey. Bunda kita Maria akan selalu berjalan bersama, dekat dengan kita. Membantu kita dengan perantaraannya dan dengan cintanya. Maka saya hendak berdoa bersama kalian semua, kita berdoa untuk tugas baru ini, dan tentu saja untuk seluruh gereja, dan untuk perdamaian dunia. Dan kita mohonkan ini rahmat khusus ini dengan perantaraan Bunda Maria, Bunda kita… Salam Maria….
PAUS LEO XIV (69 Tahun)
Meskipun ia lahir di Chicago, ia juga memiliki kewarganegaraan Peru! Dia bekerja di Peru selama beberapa dekade; dia adalah seorang uskup Amerika Latin.
Dia seorang migran, seperti jutaan orang di dunia. Ceritanya melintasi batas negara, bahasa, dan budaya. Ini adalah tanda harapan bagi semua orang yang harus meninggalkan tanah air mereka. Tuhan berjalan bersama mereka yang bermigrasi. Di sana ia memenangi kasih sayang orang-orang yang rendah hati dengan kedekatannya, kerendahan hatinya, dan kerja kerasnya yang tak kenal lelah bagi mereka yang paling membutuhkan.
Dia adalah seorang Paus yang berbau rakyat. Itu tidak datang dari kekuasaan atau hak istimewa, itu datang dari jalanan berdebu di Amerika Latin. Ia termasuk dalam ordo religius Augustinian. Sebelum menjadi uskup, ia adalah Superior Jenderal Ordo-nya di seluruh dunia. Ordo ini terkenal karena penekanannya pada komunitas, refleksi, dan pencarian kebenaran batin. Dia adalah seorang pria dengan wajah tenang dan tutur katanya lembut. Dia selalu lebih suka mendengarkan daripada memaksakan. Mereka yang mengenalnya mengatakan kekuatan terbesarnya adalah belas kasihnya.
Marilah kita berdoa untuknya!! Semoga semangat misioner Sri PAUS Leo XIV lanjutkan warisan Almarhum Paus Fransiskus
Sahabat-sahabat Para Pemimpin dan Umat Buddha yang terkasih,
Seperti tahun-tahun sebelumnya, kami dengan senang hati menyampaikan salam hangat
dan harapan baik atas perayaan Waisak yang penuh sukacita ini. Perayaan suci ini, yang
memperingati Trisuci hari kelahiran, pencerahan, dan wafat Sang Buddha, memiliki makna
spiritual yang mendalam bagi Anda. Ucapan salam kami tahun ini semakin diperkaya oleh
semangat Yubelium, yang bagi kita umat Kristen Katolik merupakan saat rahmat, rekonsiliasi,
dan pembaruan spiritual.
Sebagai mitra yang berjalan bersama dalam dialog, kami juga menyapa Anda dalam
semangat Nostra Aetate, Deklarasi bersejarah Konsili Vatikan II tentang hubungan Gereja
dengan agama-agama non-Kristiani, yang peringatan ulang tahunnya yang keenam puluh kita
rayakan tahun ini. Sejak diumumkan pada tahun 1965, Nostra Aetate telah memperdalam
keterlibatan kami dengan para pengikut dan penganut tradisi agama lain. Terinspirasi oleh
visinya, kami sekali lagi menegaskan bahwa “Gereja Katolik tidak menolak apa pun yang benar
dan suci” dalam agama-agama lain dan “Dengan sikap hormat yang tulus Gereja merenungkan
cara-cara bertindak dan hidup, kaidah-kaidah serta ajaran-ajaran, yang memang dalam banyak
hal berbeda dari apa yang diyakini dan diajarkannya sendiri, tetapi tidak jarang toh
memantulkan sinar Kebenaran, yang menerangi semua orang” (Nostra Aetate, 2).
Komitmen kami untuk berdialog semakin ditegaskan oleh pengakuan positif yang
diungkapkan dalam Nostra Aetate sehubungan dengan tradisi Anda sendiri: “Buddhisme dalam
berbagai bentuk dan alirannya mengakui, bahwa dunia yang serba dan terus berubah ini sama
sekali tidak mencukupi. Sang Buddha mengajarkan kepada manusia jalan untuk dengan jiwa
penuh bakti dan kepercayaan, memperoleh pembebasan sempurna, atau - entah dengan usaha
sendiri entah berkat bantuan dari atas” (Nostra Aetate, 2). Bagi Anda, jalan Buddhis menuju
pembebasan melibatkan usaha melampaui ketidaktahuan, hasrat, dan penderitaan melalui
wawasan, perilaku etis, dan disiplin mental. Perjalanan menuju Nirwana - kebebasan tertinggi
dari siklus kelahiran, kematian, dan kelahiran kembali - menekankan kuasa hikmat dan bela
rasa yang transformatif.
Kerinduan akan pembebasan sejati ini menemukan resonansi yang mendalam melalui
pencarian bersama kita akan kebenaran dan kepenuhan hidup, dan hal ini selaras dengan ajaran
tradisi kita masing-masing. Sang Buddha mengajarkan bahwa, “Orang yang telah bebas dari
nafsu keinginan dan kemelekatan, pandai dalam menganalisa serta memahami ajaran beserta
pasangan-pasangannya, maka ia patut disebut seorang Pemilik Tubuh Akhir (Arahat), orang
yang memiliki Kebijaksanaan Agung, seorang manusia agung” (Dhammapada, Bab 24, ayat
352). Bagi Yesus, pengetahuan tentang Kebenaran itu membebaskan: “Kamu akan mengetahui
kebenaran, dan kebenaran akan memerdekakanmu” (Yohanes 8:32).
Di zaman kita, yang ditandai oleh perpecahan, konflik, dan penderitaan, kita menyadari
kebutuhan mendesak akan dialog yang membebaskan, dialog yang tidak terbatas pada kata-
kata tetapi mampu menerjemahkan kata-kata tersebut menjadi tindakan konkret untuk
perdamaian, keadilan, dan martabat bagi semua.
Seperti halnya ketika Nostra Aetate diumumkan, dunia kita saat ini juga dibebani oleh
ketidakadilan, konflik, dan ketidakpastian tentang masa depan. Namun, kita tetap yakin akan
kapasitas agama yang mendalam untuk menawarkan tanggapan yang bermakna terhadap “teka-
teki keberadaan manusia yang belum terpecahkan” (Nostra Aetate, 1). Dialog yang terjadi di
antara kita berfungsi sebagai cara untuk mengkomunikasikan kekayaan tradisi agama kita dan
memanfaatkan kebijaksanaannya untuk mengatasi tantangan mendesak di zaman kita.
Kerinduan akan persaudaraan dan dialog yang autentik, yang diungkapkan dengan
sangat indah dalam Nostra Aetate, memotivasi kita untuk berjuang demi persatuan dan cinta di
antara semua orang dan bangsa. Kerinduan itu mengajak kita untuk membangun di atas
kesamaan, menghargai perbedaan, dan saling memperkaya dari tradisi kita yang beragam.
Semangat ini tumbuh lebih dalam saat kita berusaha merangkul budaya dialog sebagai jalan ke
depan, dengan “kerja sama timbal balik sebagai kode etik (dan) pemahaman timbal balik
sebagai metode dan standar” (Dokumen tentang Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian
Dunia dan Hidup Bersama, Abu Dhabi, 4 Februari 2019).
Dengan refleksi penuh doa ini, kami sungguh-sungguh percaya bahwa, melalui dialog,
tradisi kita masing-masing dapat menawarkan tanggapan yang layak terhadap tantangan zaman
kita.
Selamat Hari Raya Waisak. Kami berharap Anda merayakan Waisak dengan penuh
berkat dan buah-buah kedamaian dan kebahagiaan!
Beberapa laporan menyebutkan bahwa Paus Fransiskus meninggal dunia dan hanya meninggalkan 100 dolar. Ya, seratus dolar. Kurang dari 90 euro. Tidak punya rumah. Tidak punya rekening bank. Tidak ada investasi atas namanya.
Padahal, dia adalah kepala Gereja Katolik. Sebuah jabatan yang bisa memberinya sekitar €340.000 setahun. Namun, dia menolak uang itu. Setiap tahun. Sejak 2013.
Mengapa? Karena dia seorang Jesuit, dan para Jesuit bersumpah untuk hidup miskin. Daripada tinggal di apartemen mewah Vatikan seperti para pendahulunya, dia memilih pindah ke Casa Santa Marta, tempat tinggal yang sederhana dan bersahaja.
Tidak ada hiasan. Tidak ada pembantu pribadi. Hanya tempat tidur, meja, dan imannya. Dia mengenakan sepatu hitamnya yang sudah usang, menolak sepatu mokasin merah tradisional. Ia bepergian dengan mobil Ford Focus kecil, sementara para pemimpin agama lainnya berkendara dengan limusin.
Ia makan bersama para karyawan Vatikan, bukan di ruang makan pribadi. Ia berpakaian sederhana, tanpa perhiasan khusus, hanya pakaian putih dan salib besi. Kekayaan yang tak terlihat...
Sementara sebagian orang berpegang teguh pada harta benda, properti, dan citra mereka... Paus Fransiskus memilih untuk tidak memiliki apa pun untuk menawarkan segalanya.
Tidak ada jutaan. Tidak ada surat wasiat yang rumit. Hanya 100 dolar... dan pesan yang kuat: "Yang penting bukanlah apa yang Anda miliki. Itulah diri Anda. Apa yang Anda lakukan untuk orang lain."
Dunia terkejut... tetapi terinspirasi. Pada saat kekayaan sering menjadi tujuan akhir, Paus Fransiskus meninggalkan jejak abadi tanpa pernah berusaha memperkaya diri sendiri.
Ia tidak mewariskan kekayaan materi apa pun. Ia meninggalkan kekayaan moral. Sebuah pelajaran tentang kerendahan hati. Sebuah visi pelayanan. Ia bukanlah seorang paus yang mewah. Ia adalah seorang paus yang berhati. Seorang pria yang telah membuktikan bahwa hidup sederhana berarti memerintah dengan cara yang berbeda.
Bagaimana dengan Anda? Apa yang akan Anda tinggalkan? Uang? Barang? Atau inspirasi yang nyata?