Pada abad 19 yakni tahun 1912 saat Belanda menguasai Nusantara, para missionaris Kapusin diberi izin untuk melakukan misinya, di pulau Sumatera yakni menjadi tempat misi yang pertama di daerah Padang, dan tempat misi yang kedua adalah Medan. Misi katolik baru resmi terjadi, tahun 1928 di Sibolga, kemudian meluas ke daerah Pematangsiantar yakni Jl. Sibolga, sebagai pusat misi oleh P. Aurelius Kerkers. Perjalanan misi pun berjalan, hingga ke wilayah Simalungun. Tanah Jawa merupakan bagian dari Jl. Sibolga, dan tercatat sebagai salah satu stasi sejak 11 November 1934. Dalam kurun waktu tahun 1934 sampai tahun 1940 beberapa komunitas katolik sudah ditemukan, yakni Marjanji Asih, Bosar Galugur, Cinta Raja Tanah Jawa, Maligas Tongah, dan Buntu Turunan. Inilah yang menjadi stasi-stasi awal di Tanah Jawa. Seiring berjalannya waktu pada tahun 1986 terdapat 21 stasi yang disebut sebagai Pematangsiantar luar kota yakni Rintis V, Balimbingan, Tanah Jawa, Lumban Gorat, Nagojor, Pulo Bayu, Bosar Galugur, Pokan Baru, Jawa Tongah, Simpang Tonduhan, Buntu Turunan, Bagot Puloan, Silobosar, Rondang, Pardomuan Nauli, Huluan Nauli, Karang Mulia, Aek Bontar, Tangga Batu, Marjanji Asih, Maligas Tongah). Stasi-stasi inilah yang disebut dengan Rayon Tanah Jawa. P. Hyginus Silaen, memulai pelayanannya pada tanggal 01 Desember 1986, saat itu kantor belum ada, sehingga masih menggunakan pekarangan bebas, yang sudah dimiliki sejak tahun 1933, yang sekarang telah menjadi kompleks Gereja Paroki. 11 orang yang di babtis dari stasi Huluan Nauli, mengawali pencatatan Buku Babtis Pertama. Pada tahun 1989, berdasarkan SK Uskup Agung Medan No. 224/H/KA/1989, tentang Pemindahan stasi dari wilayah Kisaran, yakni stasi-stasi Emplasmen, Huta Kalapa, dan Sei Kopas, masuk ke wilayah Tanah Jawa. Pada masa penggembalaan P. Dominikus Situmorang, OFM.Cap, salah satu stasi di wilayah Paroki Perdagangan, yakni stasi St. Yohanes Tanjungan, pindah menjadi bagian pelayanan Paroki Kristus Raja Tanah Jawa. Hal ini dikarenakan, letaknya terlalu jauh dari paroki, sehingga pelayanan menjadi kurang efektif. ( Berdasarkan SK No. 246/65/KA/2005 ) Ada perayaan tahunan paroki, yang rutin dirayakan setiap tahunnya, yakni Pesta Kristus Raja. Selain sebagai perayaan penutupan tahun liturgi, Kristus Raja merupakan pelindung paroki yang dirayakan bersama umat, menunjukkan kesatuan iman, harapan, dan kasih, sebagai sesama umat di paroki Kristus Raja Tanah Jawa. Berbagai kegiatan-kegiatan lomba memeriah pesta tersebut. Dalam kurun waktu 25 tahun lamanya, pada tanggal 20 November 2011, rasa syukur ini diwujudkan dengan merayakan pesta perak paroki, tepatnya pada Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam. Paroki Kristus Raja Tanah Jawa, sudah memiliki Pastoran, aula, wisma, dan gereja, meski pun dalam ukuran kecil. Pada waktu itu jugalah diadakan Peletakan Batu Pertama Gereja Paroki, yang dipimpin oleh Mgr. Anicetus B. Sinaga, OFM. Cap. Kemeriahan pesta semakin bertambah, dengan ditampilkannya berbagai kegiatan lomba, setelah perayaan ekaristi selesai. Seiring berjalannya pembangunan gereja paroki, pada tanggal 23 November 2014, pada hari raya Kristus Raja Semesta Alam, diadakan peletakan batu pertama Pastoran, yang dipimpin oleh Vikjen Pastor Emmanuel Sembiring. Berkat kekompakan umat dalam bergotong royong, dan keterbukaan memberi sumbangan, pembangunan gereja paroki dan pastoran dapat diselesaikan. Pada tanggal 28 Juni 2015, gereja paroki didedikasikan kepada Kristus Raja Semesta Alam oleh Mgr. Anicetus B. Sinaga dan pemberkatan pastoran berlangsung pada waktu yang sama. Selama 86 tahun kapusin melayani di wilayah Paroki Kristus Raja Tanah Jawa, pada tanggal 30 Juni 2019, melalui Dekrit Uskup KAM No. 365/Par/PS.TJ/KA/VI/’19, tentang Pergantian Penggembalaan, dari Ordo Kapusin Provinsi Medan, kepada Imam Diosesan KAM, Uskup Agung Medan secara resmi menarik iurisdiksi penggembalaan dan sekaligus dilaksanakan Pelantikan Pastor Paroki baru. Pada saat itu Pastor Yosafat Ivo Sinaga, OFM. Cap. dan Pastor Sirillus Manalu, OFM. Cap, hadir dari Dewan Provinsial Ordo Kapusin Medan, Pastor Frans Borta Rumapea, O Carm, Kanselarium KAM dari pihak Keuskupan Agung Medan. Paroki Kristus Raja Tanah jawa, terletak 19 km dari kotamadya Pematang Siantar, dengan batas wilayah, di sebelah selatan berbatasan dengan paroki Jl. Sibolga Pematang Siantar, di sebelah utara berbatasan dengan paroki Perdagangan, di sebelah timur berbatasan dengan paroki Kisaran. Wilayah paroki, meliputi 2 kabupaten, dan 4 kecamatan, yakni kabupaten Asahan dan kabupaten Simalungun, kecamatan Tanah Jawa, kecamatan Huta Bayu Raja, kecamatan Hatonduhan, kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi, dan kecamatan Pasir Mandoge. Dari data BIDUK tahun 2020, umat di paroki Kristus Raja Tanah Jawa, berjumlah 4630 orang, 1076 KK. Pada umumnya, mata pencaharian umat adalah bertani.