HUT Tahbisan Episkopal ke- 3 Mgr Kornelius Sipayung
Selamat Ulang Tahun Tahbisan Episkopal ke- 3, untuk Bapa Uskup Keuskupan Agung Medan, Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap.
Tuhan senantiasa menyertai Bapa Uskup dalam setiap pelayanan dan karya yang dilakukan bagi umat di Keuskupan Agung Medan.
Deus Meus et Omnia.
Pesan Bapa Uskup Mgr. Kornelius Sipayung dalam Diskusi Virtual Kekerasan Seksual
Pesan Bapa Uskup Mgr. Kornelius Sipayung dalam Diskusi Virtual Kekerasan Seksual pada Jumat (9 Juli 2021), selaku Moderator Sekretariat Gender& Pemberdayaan Perempuan KWI
Pemenang Lomba Video Profil Paroki Keuskupan Agung Medan
Berikut ini kami lampirkan Daftar Pemenang Lomba Video Profil Paroki Keuskupan Agung Medan 2020. Kami mengucapkan terima kasih kepada Paroki-paroki, atas partisipasi dan kerja keras dalam membuat video profil paroki ini. Kami selaku panitia meminta maaf apabila ada kekurangan dan kesalahan. Terima kasih.
Hormat kami,
Panitia
PEMENANG VIDEO PROFIL PAROKI |
||||
KEUSKUPAN AGUNG MEDAN |
||||
Kategori Video Pendek |
||||
No. | Posisi | Nama Paroki | Kategori Video | Total Nilai |
1. | Juara I | PemSi 4 Tanah Jawa | Video pendek | 933 |
2. | Juara II | Med. Pad. Bulan | Video pendek | 902 |
3. | Juara III | Med. Timur | Video pendek | 896 |
4. | Harapan I | PemSi 0 Jl. Medan | Video pendek | 864 |
5. | Harapan II | Salak | Video pendek | 862 |
6. | Harapan III | Balige | Video pendek | 858 |
7. | Harapan IV | Sei Rampah (K) | Video pendek | 850 |
8. | Harapan V | Med. Hay. Wuruk | Video pendek | 844 |
9. | Harapan VI | Sidikalang | Video pendek | 816 |
10. | Harapan VII | Tebing Tinggi | Video pendek | 797 |
11. | Harapan VIII | Kisaran | Video pendek | 795 |
12. | Harapan IX | Med. Tanj. Selamat | Video pendek | 790 |
13. | Harapan X | PemSi 3 Jl. Bali | Video pendek | 788 |
PEMENANG VIDEO PROFIL PAROKI |
||||
KEUSKUPAN AGUNG MEDAN |
||||
Kategori Video Panjang |
||||
No. | Posisi | Nama Paroki | Kategori Video | Total Nilai |
1. | Juara I | PemSi 4 Tanah Jawa | Video panjang | 954 |
2. | Juara II | PemSi 0 Jl. Medan | Video panjang | 936 |
3. | Juara III | Med. Pad. Bulan | Video panjang | 916 |
4. | Harapan I | Med. Timur | Video panjang | 908 |
5. | Harapan II | PemSi 3 Jl. Bali | Video panjang | 885 |
6. | Harapan III | Balige | Video panjang | 880 |
7. | Harapan IV | Med. Katedral | Video panjang | 878 |
8. | Harapan V | Tomok Simanindo | Video panjang | 876 |
9. | Harapan VI | Salak | Video panjang | 875 |
10. | Harapan VII | Med. Hay. Wuruk | Video panjang | 870 |
11. | Harapan VIII | Tiga Nderket (K) | Video panjang | 863 |
12. | Harapan IX | Tiga Dolok | Video panjang | 846 |
13. | Harapan X | Aek Kanopan | Video panjang | 844 |
Ketua Dewan Juri |
||
RP. Frans Borta Rumapea, O.Carm |
Video Profil Paroki Pematangsiantar Tanah Jawa (Juara Ke-1 Lomba Video Profil KAM, Kategori Video Panjang)
Pada abad 19 yakni tahun 1912 saat Belanda menguasai Nusantara, para missionaris Kapusin diberi izin untuk melakukan misinya, di pulau Sumatera yakni menjadi tempat misi yang pertama di daerah Padang, dan tempat misi yang kedua adalah Medan. Misi katolik baru resmi terjadi, tahun 1928 di Sibolga, kemudian meluas ke daerah Pematangsiantar yakni Jl. Sibolga, sebagai pusat misi oleh P. Aurelius Kerkers. Perjalanan misi pun berjalan, hingga ke wilayah Simalungun. Tanah Jawa merupakan bagian dari Jl. Sibolga, dan tercatat sebagai salah satu stasi sejak 11 November 1934. Dalam kurun waktu tahun 1934 sampai tahun 1940 beberapa komunitas katolik sudah ditemukan, yakni Marjanji Asih, Bosar Galugur, Cinta Raja Tanah Jawa, Maligas Tongah, dan Buntu Turunan. Inilah yang menjadi stasi-stasi awal di Tanah Jawa. Seiring berjalannya waktu pada tahun 1986 terdapat 21 stasi yang disebut sebagai Pematangsiantar luar kota yakni Rintis V, Balimbingan, Tanah Jawa, Lumban Gorat, Nagojor, Pulo Bayu, Bosar Galugur, Pokan Baru, Jawa Tongah, Simpang Tonduhan, Buntu Turunan, Bagot Puloan, Silobosar, Rondang, Pardomuan Nauli, Huluan Nauli, Karang Mulia, Aek Bontar, Tangga Batu, Marjanji Asih, Maligas Tongah). Stasi-stasi inilah yang disebut dengan Rayon Tanah Jawa. P. Hyginus Silaen, memulai pelayanannya pada tanggal 01 Desember 1986, saat itu kantor belum ada, sehingga masih menggunakan pekarangan bebas, yang sudah dimiliki sejak tahun 1933, yang sekarang telah menjadi kompleks Gereja Paroki. 11 orang yang di babtis dari stasi Huluan Nauli, mengawali pencatatan Buku Babtis Pertama. Pada tahun 1989, berdasarkan SK Uskup Agung Medan No. 224/H/KA/1989, tentang Pemindahan stasi dari wilayah Kisaran, yakni stasi-stasi Emplasmen, Huta Kalapa, dan Sei Kopas, masuk ke wilayah Tanah Jawa. Pada masa penggembalaan P. Dominikus Situmorang, OFM.Cap, salah satu stasi di wilayah Paroki Perdagangan, yakni stasi St. Yohanes Tanjungan, pindah menjadi bagian pelayanan Paroki Kristus Raja Tanah Jawa. Hal ini dikarenakan, letaknya terlalu jauh dari paroki, sehingga pelayanan menjadi kurang efektif. ( Berdasarkan SK No. 246/65/KA/2005 ) Ada perayaan tahunan paroki, yang rutin dirayakan setiap tahunnya, yakni Pesta Kristus Raja. Selain sebagai perayaan penutupan tahun liturgi, Kristus Raja merupakan pelindung paroki yang dirayakan bersama umat, menunjukkan kesatuan iman, harapan, dan kasih, sebagai sesama umat di paroki Kristus Raja Tanah Jawa. Berbagai kegiatan-kegiatan lomba memeriah pesta tersebut. Dalam kurun waktu 25 tahun lamanya, pada tanggal 20 November 2011, rasa syukur ini diwujudkan dengan merayakan pesta perak paroki, tepatnya pada Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam. Paroki Kristus Raja Tanah Jawa, sudah memiliki Pastoran, aula, wisma, dan gereja, meski pun dalam ukuran kecil. Pada waktu itu jugalah diadakan Peletakan Batu Pertama Gereja Paroki, yang dipimpin oleh Mgr. Anicetus B. Sinaga, OFM. Cap. Kemeriahan pesta semakin bertambah, dengan ditampilkannya berbagai kegiatan lomba, setelah perayaan ekaristi selesai. Seiring berjalannya pembangunan gereja paroki, pada tanggal 23 November 2014, pada hari raya Kristus Raja Semesta Alam, diadakan peletakan batu pertama Pastoran, yang dipimpin oleh Vikjen Pastor Emmanuel Sembiring. Berkat kekompakan umat dalam bergotong royong, dan keterbukaan memberi sumbangan, pembangunan gereja paroki dan pastoran dapat diselesaikan. Pada tanggal 28 Juni 2015, gereja paroki didedikasikan kepada Kristus Raja Semesta Alam oleh Mgr. Anicetus B. Sinaga dan pemberkatan pastoran berlangsung pada waktu yang sama. Selama 86 tahun kapusin melayani di wilayah Paroki Kristus Raja Tanah Jawa, pada tanggal 30 Juni 2019, melalui Dekrit Uskup KAM No. 365/Par/PS.TJ/KA/VI/’19, tentang Pergantian Penggembalaan, dari Ordo Kapusin Provinsi Medan, kepada Imam Diosesan KAM, Uskup Agung Medan secara resmi menarik iurisdiksi penggembalaan dan sekaligus dilaksanakan Pelantikan Pastor Paroki baru. Pada saat itu Pastor Yosafat Ivo Sinaga, OFM. Cap. dan Pastor Sirillus Manalu, OFM. Cap, hadir dari Dewan Provinsial Ordo Kapusin Medan, Pastor Frans Borta Rumapea, O Carm, Kanselarium KAM dari pihak Keuskupan Agung Medan. Paroki Kristus Raja Tanah jawa, terletak 19 km dari kotamadya Pematang Siantar, dengan batas wilayah, di sebelah selatan berbatasan dengan paroki Jl. Sibolga Pematang Siantar, di sebelah utara berbatasan dengan paroki Perdagangan, di sebelah timur berbatasan dengan paroki Kisaran. Wilayah paroki, meliputi 2 kabupaten, dan 4 kecamatan, yakni kabupaten Asahan dan kabupaten Simalungun, kecamatan Tanah Jawa, kecamatan Huta Bayu Raja, kecamatan Hatonduhan, kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi, dan kecamatan Pasir Mandoge. Dari data BIDUK tahun 2020, umat di paroki Kristus Raja Tanah Jawa, berjumlah 4630 orang, 1076 KK. Pada umumnya, mata pencaharian umat adalah bertani.
#VIDEOPROFILPAROKIKAM2020 #PROFILPAROKISEKAM
CONVENTIO SCRIPTA
Misi Gereja Katolik di Keuskupan Agung Medan dirintis oleh Ordo Societas Jesu (Serikat Yesus) tahun 1873; selanjutnya dilanjutkan oleh Ordo Fratrum Minorum Capuccinorum (Ordo Saudara Dina Kapusin) sejak tahun 1911 sampai sekarang.
Sebelum Konsili Vatikan II (1962-1965) karya misi direncanakan oleh Ordo/Kongregasi setelah memperoleh kewenangan dari Paus. Inilah yang disebut dengan ius commisionis. Paus sebagai pimpinan Gereja universal memberikan kewenangan kepada Ordo/Kongregasi ambil bagian dalam karya misi sekaligus meluaskan karya tarekat ke seluruh dunia. Akan tetapi setelah Konsili Vatikan II, kewenangan pada tarekat diberikan kepada otoritas Uskup Diosesan setempat. Hal inilah yang disebut peralihan dari ius commisionis ke ius mandatum. Kongregasi Evangelisasi Bangsa Bangsa, 03 Juli 2004 mengeluarkan surat kepada para Uskup dan Superior General tentang pentingnya perjanjian tertulis antara Uskup Diosesan dengan Tarekat yang bekerja di Gereja lokal. Gagasan ini adalah atas permintaan para Superior Tarekat. Perjanjian tertulis inilah yang disebut dengan Conventio Scripta.
Sejarah Tarekat di Keuskupan Agung Medan
Vita brevis, historia longa (Hidup itu singkat, sejarah adalah panjang). Kita-pun datang dan pergi, tetapi sejarah akan terus berlangsung. Misi Gereja Katolik di Keuskupan Agung Medan (KAM), tidak bisa dilepaskan dari kehadiran Ordo/Tarekat, terutama pada masa ius commisionis seperti Ordo Jesuit, Kapusin, Kongregasi Suster-Suster Dina S. Fransiskus (Congregatie Zusters Franciscanessen Van Dangen) (SFD) (1923), Fransciscanessen van de H. Elisabeth (Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabet) (FSE) (1925), Fransiscanae Cordis Jesu et Mariae (Putri-Putri Fransiskan Hati Kudus Yesus dan Maria) (FCJM) (1930), Kongregasi Suster Santo Yosef (1931), Suster-suster Cintakasih Yesus dan Maria Bunda Pertolongan baik (KYM) (1933) Kongregasi Suster Fransiskanes Santa Lusia (KSFL) (1954), Congregatio Discipulorum Domini (Kongregasi Murid-murid Tuhan) (CDD) (1949 (2007), Broeders van Onze Lieve Vrouw van Lourdes) Kongregasi Bruder Budi Mulia.
Beberapa tarekat yang masuk ke KAM pada masa ius mandatum seperti: Ordo Carmelitarum ( Ordo Fratrum Beatissimae Mariae Virgins de Monte Carmelo (Ordo Para Saudara Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel Ordo Karmel) (1965), Ordo Fratrum Minorum Conventualium (Ordo Saudara Dina Konventual) (1968), Sororum Caritatis a Nostra Domina Matre Misericordiae (Kongregasi Suster-suster Cintakasih dari Maria Bunda Berbelaskasihan) (SCMM) (1968), Societas Sancti Francisci Xaverii (Serikat Misionaris S. Fransiskus Xaverius) (SX) (1978), Ordo Clarissarum Capuccinarum (OSSCap) (1992), Societas Verbi Divini (Serikat Sabda Allah) (SVD) (1995), Ordo Sanctae Crucis (Ordo Salib Suci) (OSC) (1997), Ordo Sancti Francisci (Ordo Suster-Suster St. Fransiskus) (OSF) (1997), Hermanas de La Virgen Maria del Monte Carmelo ( Para Saudari Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel) (H. CARM) (2000), Cardis Mariae Filii (Kongregasi Misionaris Claretian) (CMF) (2003), Asosiasi Lembaga Misionaris Awam (ALMA) (2004) , Daughters Of St. Anne (Putri-Putri St. Anna) (DSA) (2006), Crucified Adorer Sisters of the Eucharist (Kongregasi Suster -suster Adorasi dan Pembakti Ekaristi) (CAE) (2006) , Putri Karmel (P.Karm), Carmelitae Sancti Eliae (CSE) (2007), Sacrorum Cordium Jesu et Mariae (Kongregasi Hati Kudus Yesus dan Maria) (SS.CC) (2012), Congregation Discipulorum Cordis Mariae (Kongregasi Ordo Carmelitarum Discalceatorum (Ordo Karmelit Tak Berkasut) (OCD) (2018).
Hidup Religius Sebagai Anugerah.
Hidup Religius adalah anugerah untuk Gereja. Paus Yohanes Paulus II berpendapat bahwa hidup religius merupakan anugerah Roh Kudus bagi Gereja (1 Kor 12:1-12). Suatu Karisma yang ditemukan di dalam Gereja. Karisma ini untuk kepentingan bersama, untuk pembangunan jemaat (1 Kor 14:5.12.26). Apa yang dikatakan oleh Paus Yohanes Paulus II, kemudian diteguhkan oleh Sinode Para Uskup: “Hidup religius itu perlu untuk kita, karena merupakan perkara kita, suatu anugerah yang sangat bernilai untuk masa sekarang, dan masa depan karena hidup religius melekat pada hakekat Gereja itu sendiri. (bdk. KHK.577, 578).
Suatu tarekat akan mengalami krisis dan kemudian kemunduran atau malah mungkin punah, bila tarekat itu mulai kehilangan idealisme tarekat. Spiritualitas-nya mulai tidak relevan dalam menjawab tuntutan zaman, anggota-anggotanya mulai tidak berkualitas injili dan aneka penyebab lainnya. Sejarah hidup religius ditandai oleh kemerosotan; karena kuantitas tidak diikuti oleh kualitas. Kuantitas tanpa didukung oleh kualitas akan menimbulkan kemerosotan dalam banyak hal. Gambaran religius masa kini (depan) tidak bisa dilepaskan dari kebutuhan Gereja dan negara dimana kita berpijak. Agar hidup dan pelayanan kita lebih efektif, kita perlu terus menerus mengaktualkan spiritualitas tarekat serta menangkap dengan pasti kebutuhan zaman saat itu. Think globally act locally’.
Program Keuskupan
Salah satu Program Uskup Keuskupan Agung Medan, Mgr. Kornelius Sipayung adalah mengadakan Conventio Scripta(CS) dengan semua Ordo/Kongregasi/ Tarekat yang berkarya di KAM. Program ini sudah dimulai sejak tahun 2009 dan direncanakan selesai pada tahun 2020, tetapi karena pandemi Covid-19, program ini menjadi tertunda tetapi akan dilanjutkan pada tahun 2021.
Conventio Scripta dibuat demi kepastian dan keteraturan relasi antara KAM dengan Tarekat; bukan untuk membebani. Diyakini perlu adanya kesepakatan, bagi setiap angota Gereja, terutama bagi setiap Tarekat untuk ambil bagian dalam mewartakan Injil Yesus Kristus demi kebaikan bersama yang bermuara pada kemajuan KAM. Roh Kudus telah memberikan bermacam-macam karunia. Berdirinya suatu tarekat pun diyakini karena dorongan Roh Kudus, agar pewartaan Injil terjamin sesuai dengan spiritualitas tarekat. Conventio Scripta juga dibuat demi terjamin-nya pewartaan Injil dan evangelisasi, sesuai dengan karisma tarekat. Untuk itu setiap tarekat diminta untuk menuangkan spiritualitas masing masing dalam CS. Apa yang khas dari setiap Tarekat? Bagaimana spiritualitas tersebut dikembangkan di dalam Gereja lokal dibawah kepemimpinan Uskup Diosesan?
Berdasarkan semangat tersebut, Uskup Diosesan meminta setiap tarekat untuk hidup dan berkarya sesuai dengan karisma tarekat. KAM, membutuhkan tarekat, pertama-tama untuk melayani umat Allah sesuai dengan karisma tarekat, supaya kehadiran dan kasih Yesus Kristus semakin konkrit dan lebih nyata dirasakan umat. Visi, misi, nilai-nilai Tarekat harus jelas, dan diminta bisa berjalan bersama dengan visi, misi, dan nilai-nilai KAM. Diperlukan usaha terus menerus agar hal ini semakin terwujud di KAM, supaya tidak hanya memikirkan kepentingan tarekat. Kerjasama yang baik antara Uskup Diosesan dan pelbagai tarekat mutlak untuk mengembangkan lebih lanjut reksa pastoral di KAM.
Tantangan dan Harapan
Ada 30 Tarekat dan Serikat Religius di KAM. Sangat banyak dibandingkan dengan keuskupan lain. Telah terbukti bahwa tarekat hidup bakti maupun serikat hidup kerasulan terus menerus memberi sumbangan istimewa bagi proses evangelisasi, baik untuk missio ad gentes maupun dalam konsolidasi hidup komunitas kristiani. Tak bisa dipungkiri bahwa Tarekat-tarekat sudah memberikan kontribusi luar biasa bagi perkembangan Gereja di KAM dalam berbagai bidang seperti: parokial, sekolah, balai pengobatan, asrama, karya karitatif, keterampilan dls. Convetio Scripta mengingatkan supaya setiap pelayanan Tarekat/Serikat di KAM mutlak seturut spiritualitas masing-masing. Spritualitas Tarekat/Serikat merupakan kekayaan bagi Gereja. Kehadiran Gereja akan semakin dirasakan semua lapisan, bila masing-masing Tarekat ambil bagian dalam visi, misi, dan nilai-nilai yang dianut KAM.
Beberapa tahun terakhir ini , kehadiran Tarekat-tarekat baru di KAM semakin bertambah, dengan berbagai alasan. Pertanyaan-nya kepada semua Tarekat: Apa kontribusi Tarekat/Serikat kita bagi kemajuan Gereja di KAM? Memperoleh generasi penerus dari hasil kehadiran di KAM , adalah buah dari semunya itu. Usaha konkrit yang bisa dilakukan adalah ambil bagian dalam visi, misi, dan nilai –nilai KAM, karya pastoral paroki, disamping karya utama Tarekat. Adalah juga kewajiban KAM menjamin kehadiran setiap Tarekat yang ada di KAM merupakan konsekuensi logis dari CS. Para Pastor Paroki diminta untuk memberdayakan Tarekat yang ada di paroki masing-masing untuk ambil bagian dalam kerasulan paroki; dengan demikian kehadiran kita akan semakin menggembirakan umat Allah.*Frans Borta Rumapea, O.Carm (Kanselarius Keuskupan Agung Medan)