loader image
Sabtu, Juni 28, 2025
Lainnya
    Beranda Blog

    Panduan untuk Umat KAM Tahun Yubileum 2025

    Buku Panduan Umat KAM : Unduh

    Apa itu Tahun Yubileum (klik untuk membaca)

    Yubileum adalah nama yang diberikan bagi suatu tahun khusus. Nama tersebut berasal dari alat musik yang digunakan untuk menandai pemaklumannya. Dalam hal ini, alat musik yang dimaksud adalah yobel, tanduk domba jantan, yang digunakan untuk mengumumkan Hari Penebusan Dosa (Yom Kippur). Yom Kippur sendiri terjadi setiap tahun, tetapi memiliki makna khusus saat menandai dimulainya tahun Yobel. Kita dapat menemukan indikasi awal tentang hal itu di dalam Kitab Suci. Tahun Yobel harus diperingati setiap 50 tahun, karena ini akan menjadi tahun “tambahan”, yang akan terjadi setiap tujuh minggu dari tujuh tahun, yaitu setiap 49 tahun (lih. Im. 25:8-13). Meskipun tidak mudah untuk diselenggarakan, perayaan ini dimaksudkan sebagai waktu untuk membangun kembali hubungan yang baik dengan Tuhan, dengan sesama, dan dengan seluruh ciptaan, serta melibatkan pelunasan utang, pengembalian tanah yang disalahgunakan, dan masa istirahat bagi ladang.

    Mengutip Nabi Yesaya, Lukas menggambarkan misi Yesus dengan menulis: “Roh Tuhan ada padaku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang” (Luk. 4:18-19; bdk. Yes. 61:1-2). Yesus mengamalkan Sabda Allah itu dalam kehidupan sehari-hari-Nya, dalam perjumpaan-Nya dengan orang lain dan dalam hubungan-Nya, yang semuanya menghasilkan pembebasan dan pertobatan.

    Pada tahun 1300, Paus Bonifasius VIII mencanangkan Yubileum pertama, yang juga dikenal sebagai “Tahun Suci” karena pada masa inilah kekudusan Allah mengubah kita. Frekuensi Tahun Suci berubah seiring waktu. Pada awalnya, Tahun Suci dirayakan setiap 100 tahun dan kemudian, pada tahun 1343 Paus Klemens VI mengurangi jarak antara Tahun Yubileum menjadi setiap 50 tahun. Pada tahun 1470, Paus Paulus II menetapkan bahwa Tahun Yubileum dirayakan setiap 25 tahun. Ada pula Tahun-tahun Suci yang disebut “luar biasa”, misalnya pada tahun 1933 Paus Pius XI memilih untuk memperingati hari peringatan 1900 tahun Penebusan Dosa, dan pada tahun 2015 Paus Fransiskus mencanangkan Tahun Kerahiman sebagai Tahun Yubileum luar biasa. Cara perayaan Tahun Yubileum juga berubah selama berabad-abad. Awalnya Tahun Suci terdiri dari ziarah ke Basilika Roma Santo Petrus dan Santo Paulus, kemudian ditambahkan simbol-simbol lain, seperti Pintu Suci. Dengan berpartisipasi dalam Tahun Suci, seseorang diberikan indulgensi penuh.

    Bulla Paus
    Beroleh Rahmat Indulgensi Penuh


    Saran Rute Peziarahan Pengharapan

    Diharapkan Peziarah Yubileum di KAM minimal mengunjungi 4 Tempat Suci dan Pintu Suci (Porta Sancta) di Gereja Katedral Medan untuk memperoleh Indulgensi Penuh.

    Tempat Suci Yubileum 2025 Keuskupan Agung Medan (Saran Rute Peziarahan)

    1. Vikariat Aek Kanopan

    • Jalur Labuhan Batu - Medan :
    Gereja Paroki - Gua Maria Rantau Parapat - Gua Maria Cinta Damai - Graha Maria Annai Velangkani - Katedral (Pintu Suci) - Catholic Center (Menginap)

    • Jalur Labuhan Batu-Siantar-Berastagi-Medan :
    Gereja Paroki - Gua Maria Rantau Parapat-Gereja Paroki St. Joseph Jln. Bali- Gereja Paroki St. Laurensius Jln. Sibolga- Makam Para Pastor, Biara Alverna, Bitora, STSP (Sinaksak) - Makam Oppung Dolok Simpang Haranggaol - Gereja Paroki Berastagi- Biara St. Clara Sikeben- Panti Asuhan Betlehem Bandar Baru - Gua Maria Namo Pencawir- Graha Maria Annai Velangkanni- Katedral (Pintu Suci) - Catholic Center (Menginap)

    2. Vikariat Dolok Sanggul

    • Jalur Tapanuli - Siantar - Medan :
    Gereja Paroki - Gereja Paroki Lintongnihuta - Gereja Paroki Balige - Biara Kapusin Parapat - Gereja Yubileum 2000 Pondok Bulu - Gereja Paroki Jln. Bali - Gereja Paroki Jln. Sibolga - Makam Para Pastor, biara Alverna, Bitora, STSP (Sinaksak) - Graha Maria Annai Velangkanni - Katedral (Pintu Suci) - Catholic Center (Menginap)

    • Jalur Tapanuli - Berastagi - Medan :
    GerejaParoki - Gereja Paroki Sumbul - Makam Misionaris Kapusin SPP Kabanjahe - Gereja Paroki Berastagi - Panti Asuhan Bandar Baru - Biara St. Clara Sikeben - Gua Maria Namo Pencawir - SLB Tuntungan - Graha Maria Annai Velangkanni - Katedral (Pintu Suci) - Catholic Center (Menginap)

    3. Vikariat Sidikalang

    • Jalur Sidikalang - Siantar - Medan :
    Gereja Paroki- Gereja Paroki Sumbul- Makam Oppung Dolok Simpang Haranggaol - Gereja Paroki Jln. Bali-Gereja Paroki Jln. Sibolga - Makam Para Pastor, biara Alverna, Bitora, STSP (Sinaksak) - Graha Maria Annai Velangkanni - Katedral (Pintu Suci) - Catholic Center (Menginap)

    • Jalur Sidikalang – Berastagi – Medan :
    Gereja Paroki - Gereja Paroki Sumbul - Makam Misionaris Kapusin SPP Kabanjahe - Gereja Paroki Berastagi - Panti Asuhan Betlehem Bandar Baru - Biara Sikeben - Gua Maria Namo Pencawir - Panti Asuhan SLB Tuntungan - Graha Maria Annai Velangkanni – Katedral (Pintu Suci) - Catholic Center (Menginap)

    4. Vikariat Pematang Siantar

    • Jalur Siantar - Medan :
    Gereja Paroki- Gereja Paroki Jln. Bali - Gereja Paroki Jln. Sibolga- Makam Para Pastor - Biara Alverna, Bitora, STSP (Sinaksak) - Graha Maria Annai Velangkanni- Katedral (Pintu Suci) - Catholic Center (Menginap)
    • Jalur Siantar – Berastagi - Medan :
    Gereja Paroki- Gereja Paroki Jln. Bali - Gereja Paroki Jln. Sibolga - Makam Oppung Dolok Simpang Haranggaol - makam Misonaris Kapusin SPP Kabanjahe - Gereja Paroki Berastagi- Panti Asuhan Betlehem – Graha Maria Annai Velangkanni - Katedral (Pintu Suci) - Catholic Center (Menginap).

    5. Vikariat Pangururan

    • Jalur Samosir – Berastagi – Medan :
    Gereja Paroki - Gereja Paroki Pangururan - Gereja Paroki Sumbul - makam Pastor Misionaris di SPP Kabanjahe - Gereja Paroki Berastagi - Biara St. Clara Sikeben - Panti Asuhan Betlehem Bandar Baru - Gua Maria Namo Pecawir - SLB Tuntungan – Graha Maria Annai Velangkanni - Katedral (Pintu Suci) - Catholic Center (Menginap)

    • Jalan Samosir – Siantar – Medan :
    Gereja Paroki - Gereja Paroki Pangururan - Biara Kapusin Parapat- Gereja Yubileum 2000 Pondok Bulu- Gereja Paroki Jln. Bali - Gereja Paroki Jln. Sibolga - Makam Para Pastor, biara Alverna, Bitora, STSP ( Sinaksak) – Graha Maria Annai Velangkanni- Katedral (Pintu Suci) - Catholic Center (Menginap)

    6. Vikariat Kabanjahe

    • Kabanjahe - Siantar - Medan :
    Gereja Paroki- Makam Misionaris di SPP Kabanjahe – Makam Oppung Dolok Simpang Haranggaol - Gereja Paroki Jln. Bali- Gereja Paroki Jln. Sibolga- Makam Para Pastor, biara Alverna, Bitora, STSP (Sinaksak)- Graha Maria Annai Velangkanni-Katedral (Pintu Suci)- Catholic Center (Menginap)

    • Kabanjahe – Berastagi – Medan :
    Gereja Paroki- Makam Misionaris di SPP Kabanjahe - Gereja Paroki Berastagi- Panti Asuhan Betlehem Bandar Baru- Biara St. Clara Sikeben- Gua Maria Namo Pencawir-SLB Tuntungan – Graha Maria Annai Velangkanni- Katedral (Pintu Suci) - Catholic Center- (Menginap).

    7. Vikariat Hayam Wuruk dan Katedral

    • Gereja Paroki - Gereja Hayam Wuruk - SLB Karya Wisata - SLB ALMA Martubung - SLB Lau Dendang - SLB Pasar Merah - SLB Namo Pecawir - Gua Maria Namo Pecawir - Panti Asuhan Delitua - Gua Maria Delitua - Panti Asuhan St. Lucy Tanjung Selamat - Gereja Paroki Banda Aceh - Gua Maria Padang Bulan – Graha Maria Annai Velangkanni Tanjung Selamat - Katedral (Pintu Suci) - Catholic center (Menginap)

    Homili Uskup – Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus (Corpus Christi)

    0
    Minggu, 22 Juni 2025

    Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus (Corpus Christi)

    Bacaan I : Kejadian 14:18-20 (klik untuk buka Bacaan)
    Bacaan II : 1 Korintus 11:23-26 
    Bacaan Injil : Lukas 9:11b-17

    "Kamu Berilah Mereka Makan: Ekaristi sebagai Sumber Misi di Dunia yang Lapar"

    Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, semoga Tuhan memberimu damai dan kebaikan.

    Hari ini Gereja universal merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, Corpus Christi. Sebuah perayaan iman yang tidak hanya mengajak kita memandang hosti yang diangkat dan piala yang ditinggikan, tetapi yang terlebih lagi mendorong kita masuk dalam misteri: bahwa Kristus yang kita sambut di altar adalah Kristus yang bersabda, “Kamu harus memberi mereka makan.” (Luk 9:13). Ini adalah Sabda yang mengubah segalanya: dari kekaguman menjadi keterlibatan, dari perayaan menjadi perutusan.

    I. Kelaparan Zaman Ini: Lebih Dalam dari Sekadar Kekurangan Fisik

    Di dunia modern, banyak orang hidup dalam kelimpahan materi, tetapi hatinya tetap kosong. Maka kita harus bertanya: apa sebenarnya yang dunia ini lapar akan?

    1. Lapar akan Kasih: Dunia lapar akan cinta yang tulus, bukan cinta yang bersyarat. Banyak anak muda merasa kesepian di tengah media sosial yang ramai. Banyak lansia ditinggalkan tanpa pelukan.

    2. Lapar akan Pengampunan dan Rekonsiliasi: Banyak relasi rusak karena dendam dan luka yang tidak sembuh. Keluarga, bangsa, bahkan Gereja pun tak luput dari luka ini.

    3. Lapar akan Keadilan dan Perdamaian: Perang di berbagai belahan dunia, krisis pengungsi, eksploitasi alam, dan ketimpangan sosial menjadi bukti bahwa manusia masih belum mengutamakan solidaritas.

    4. Lapar akan Kehadiran Tuhan: Banyak umat merasa doa tidak lagi bermakna. Ritual keagamaan dijalankan tanpa perjumpaan pribadi dengan Allah yang hidup.

    II. Ekaristi: Roti yang Dipecah untuk Dunia yang Luka

    Yesus dalam Injil Lukas (9:11b–17) tidak hanya memberi makan lima ribu orang, Ia lebih dari itu: Ia menunjukkan bahwa keterbatasan kita bukan penghalang untuk berbagi, tetapi justru tempat mujizat terjadi. Lima roti dan dua ikan cukup jika diserahkan kepada Yesus.

    Dan Ekaristi adalah perjamuan yang mengulangi keajaiban itu: Kita datang dengan lapar dan miskin, Kita disambut, Kita diubah, Kita diutus. "Ekaristi bukan hadiah bagi orang sempurna, tetapi kekuatan bagi para peziarah." (Paus Fransiskus, Evangelii Gaudium 47).

    III. Menjadi Roti yang Dipecah: Hidup Ekaristis Adalah Hidup Misioner

    St. Paulus dalam 1 Korintus 11:23–26 menegaskan bahwa setiap kali kita makan roti ini dan minum dari cawan ini, kita mewartakan wafat Tuhan sampai Ia datang. Maka, Ekaristi adalah tindakan profetik: kita menyatakan bahwa kasih adalah jalan hidup, bukan kekuasaan atau kekerasan.

    Paus Benediktus XVI dalam Sacramentum Caritatis berkata: “Relasi antara Ekaristi dan misi sangat erat: perayaan Ekaristi harus menjadi dorongan nyata bagi para umat beriman untuk mempersembahkan hidup mereka dalam kasih kepada sesama.”

    IV. Teladan Para Kudus: Roti Kasih yang Dibagikan

    St. Laurensius, martir, menunjukkan orang miskin sebagai harta Gereja. Ia tidak memberi emas, tapi persaudaraan. St. Teresa dari Kalkuta, memberi makan yang lapar, tapi juga mencintai yang kesepian. Ia berkata: “Orang paling miskin adalah mereka yang tidak dicintai.” St. Damien dari Molokai, misionaris kusta, menjadi roti bagi mereka yang dikucilkan. Ia berkata: “Kita hanya bisa menginjili jika lebih dulu menjadi saudara mereka.”

    V. Kita, Murid Masa Kini: Panggilan untuk Memberi Dunia Makan

    1. Menjadi Gereja yang memberi makan:
    Bukan hanya karitas, tapi kehadiran yang menyembuhkan
    Bukan hanya program, tapi komunitas yang menyambut.
    2. Menghidupi Ekaristi di luar misa:
    Dengan waktu yang diberikan bagi yang sepi
    Dengan telinga bagi yang tak didengar
    Dengan kejujuran dalam pekerjaan
    3. Mengajarkan generasi muda untuk berbagi, bukan menumpuk:
    Di tengah budaya konsumtif, ajarkan spiritualitas cukup
    Di tengah budaya cepat, ajarkan perhatian

    Penutup: Yesus tidak pernah menolak orang lapar. Ia bersabda: “Berilah mereka makan.” Itu adalah perintah yang sama yang diberikan kepada Gereja, kepada kita, kepada Anda dan saya.

    Mari jangan takut untuk dipecah, untuk dibagikan, untuk dicurahkan, sebab di situlah makna hidup Kristiani: menjadi roti kasih bagi dunia yang lapar.

    Semoga Ekaristi yang kita rayakan hari ini membakar hati kita untuk menjadi saksi kasih, menjadi tanda pengharapan, menjadi sarana damai. Amin.

    Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap

    Homili Bapa Uskup Agung Medan sebelumnya : (klik untuk membacanya)

    15 Juni 2025 - HR Tritunggal Mahakudus

    Hari Raya Tritunggal Mahakudus & Penutupan Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2025 - 15 Juni 2025

    Bacaan I : Ams. 8:22-31
    Bacaan II : Rm. 5:1-5
    Bacaan Injil : Yoh. 16:12-15

    "Bagikanlah dengan lemah lembut pengharapan yang ada dalam hatimu" (1Ptr 3:15)

    Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

    Hari ini kita merayakan dua momen penting: Hari Raya Tritunggal Mahakudus dan penutupan Hari Komunikasi Sosial Sedunia. Kedua perayaan ini bersatu dalam satu pesan yang mendalam: kita dipanggil untuk hidup dalam cinta Allah yang relasional dan komunikatif, serta mewartakannya kepada dunia dengan lemah lembut dan pengharapan.

    1. Allah Tritunggal: Cinta yang Hidup dan Komunikatif

    Allah yang kita imani bukanlah Allah yang tertutup atau statis, tetapi Allah yang adalah relasi: Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Dalam Injil Yohanes 3:16, kita mendengar, “Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal...” Kasih itu bukan diam, tetapi mengalir, menyapa, dan menjangkau. Seperti dikatakan oleh St. Agustinus, “Dalam Tritunggal Mahakudus ada yang mengasihi (Bapa), yang dikasihi (Putra), dan kasih itu sendiri (Roh Kudus).” Inilah dinamika komunikasi ilahi: cinta yang saling memberi dan menerima secara total. Allah adalah komunikasi sejati. Maka, ketika kita berkata bahwa kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, berarti kita diciptakan untuk hidup dalam relasi dan komunikasi yang sejati.

    2. Komunikasi yang Membangun dan Membagikan Harapan

    Dalam pesannya untuk Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2025, Paus Fransiskus mengajak kita: “Bagikanlah dengan lemah lembut pengharapan yang ada dalam hatimu.” Pesan ini lahir dari keprihatinan mendalam terhadap meningkatnya agresivitas dalam komunikasi, baik di ruang publik, media sosial, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dunia modern mengalami krisis dalam cara orang berinteraksi: maraknya ujaran kebencian, polarisasi opini, manipulasi informasi, dan komunikasi yang mendominasi, bukan mendengarkan.

    Dalam konteks itu, Paus mengajak seluruh umat beriman untuk "melucuti komunikasi dari kekerasan, dominasi, dan egoisme," serta menghidupi gaya komunikasi Kristiani yang penuh kasih, lemah lembut, dan membangun pengharapan. Pesan ini juga sejalan dengan semangat sinodalitas: membangun Gereja yang mendengarkan, berdialog, dan saling meneguhkan dalam kasih Kristus.

    Melalui tema "Bagikanlah dengan lemah lembut pengharapan yang ada di dalam hatimu", Paus menggarisbawahi bahwa komunikasi sejati bukan hanya soal menyampaikan pesan, tetapi menjadi ruang perjumpaan dan penghiburan — terutama dalam dunia yang dilanda kecemasan, luka sosial, dan disinformasi.

    Paus Benediktus XVI pernah mengatakan: “Komunikasi yang sejati berasal dari cinta; hanya cinta yang mampu meyakinkan.” Maka, siapa pun kita — entah imam, religius, atau awam — kita dipanggil menjadi komunikator cinta, karena kita hidup dalam Allah yang adalah komunikasi cinta itu sendiri.

    3. Aplikasi: Komunikasi Iman dalam Semangat Tritunggal

    Menjadi komunikator pengharapan berarti menghadirkan kata, sikap, dan tindakan yang membangun, menyembuhkan, dan mempersatukan—bukan sebaliknya. Dalam dunia yang sering diliputi kecurigaan, kebisingan, dan luka sosial, komunikator pengharapan memilih untuk berbicara dengan kelembutan, mendengar dengan empati, dan hadir dengan ketulusan. Ia bukan sekadar penyampai informasi, tetapi menjadi penyampai penghiburan, penyambung pengertian, dan penyaksi kehadiran Allah yang tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Harapan yang dibagikannya bukan ilusi, melainkan berakar pada keyakinan akan kasih Allah yang setia.

    Model komunikasi ini berpijak pada hidup Allah Tritunggal: Bapa, Putra, dan Roh Kudus hidup dalam relasi kasih yang sempurna, di mana komunikasi bukanlah dominasi melainkan saling memberi diri, saling memahami, dan saling menghidupi. Dalam Tritunggal, komunikasi adalah persekutuan. Maka, setiap orang Kristiani yang berkomunikasi dengan kasih, jujur, dan merangkul perbedaan, sesungguhnya sedang ikut ambil bagian dalam hidup Allah sendiri. Dengan meneladan Tritunggal Mahakudus, kita dipanggil bukan hanya untuk berkata benar, tetapi berkata dengan kasih yang memulihkan dan menguatkan pengharapan sesama.

    4. Inspirasi dari Para Kudus dan Teolog

    St. Fransiskus dari Sales, pelindung jurnalis dan komunikator, mengingatkan: “Hati tidak pernah dimenangkan dengan kekerasan, tetapi dengan kelembutan.”

    Beato Carlo Acutis, remaja digital yang menginspirasi banyak orang, berkata: “Ekaristi adalah jalan raya menuju Surga.” Dia menggunakan internet untuk mewartakan iman.

    Paus Yohanes Paulus II menekankan dalam Redemptoris Missio: “Gereja ada untuk mewartakan Injil.” Maka tugas kita sebagai orang yang telah dibaptis adalah menyampaikan kabar baik ini kepada sesama.

    Penutup:

    Saudara-saudari, hidup dalam dinamika Tritunggal berarti membiarkan hidup kita menjadi gema kasih Allah yang tak berkesudahan. Jangan takut menjadi saksi, walau hanya dengan satu kata penghiburan, satu senyum pengharapan, atau satu kesediaan untuk mendengarkan.

    Mari kita menjadi komunikator ilahi di zaman ini — pembawa kabar baik, saksi pengharapan, dalam semangat kasih Tritunggal Mahakudus. Amin.

    Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap

    Minggu Paskah V - 18 Mei 2025

    Bacaan I : Kis. 14:21b-27
    Bacaan II :  Why. 21:1-5a
    Bacaan Injil : Yoh. 13:31-33a,34-35

    Kasih yang Mengubah Dunia: Perintah Baru untuk Zaman Baru

    Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, semoga Tuhan memberimu damai dan kebaikan. 

    Dalam Injil hari ini (Yoh 13:31–35), Yesus mengucapkan sebuah sabda yang menjadi inti seluruh spiritualitas Kristiani: “Perintah baru Kuberikan kepadamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu.”

    Ini bukan hanya pesan moral. Ini adalah identitas sejati murid Kristus. Karena itulah Yesus menambahkan, “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku.”

    I. Perintah Baru: Sebuah Revolusi Rohani 

    Apa yang membuat perintah ini “baru”? Dalam Perjanjian Lama, kita diajarkan untuk mencintai sesama seperti diri sendiri. Tetapi Yesus mengangkat standar itu lebih tinggi: kita harus mengasihi seperti Ia mengasihi. 

    Cinta seperti ini bersumber dari salib. Bukan cinta yang sekadar menyenangkan, tetapi cinta yang memilih memberi bahkan ketika tidak dimengerti.

    St. Maximilianus Kolbe, martir kasih, pernah berkata: “Cinta sejati tidak mengenal batas. Ia tidak lelah. Ia tidak hitung-hitungan.” Dan dia membuktikannya ketika rela menggantikan seorang ayah keluarga di kamar gas Auschwitz.

    II. Dunia yang Rindu Kasih yang Sejati 

    Dunia kita hari ini sangat membutuhkan kasih yang seperti ini. Di tengah krisis relasi, polarisasi politik, luka sosial, dan luka dalam keluarga, kita dipanggil menghadirkan kasih yang menyembuhkan.

    Seperti dikatakan oleh St. Teresa dari Kalkuta: “Kita dipanggil bukan untuk melakukan hal-hal besar, tetapi untuk melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar.” Dunia tidak berubah oleh ceramah, tetapi oleh cinta yang dihidupi.

    III. Kasih yang Mewujud dalam Misi

    Dalam bacaan pertama (Kis 14:21–27), kita melihat Paulus dan Barnabas tidak berhenti mewartakan Injil meski ditolak dan diusir. Cinta kepada Tuhan dan sesama membuat mereka terus maju. Mereka tidak mengabarkan kebenaran sebagai ide, tetapi sebagai kasih yang menyelamatkan.

    St. Fransiskus dari Assisi berkata: “Beritakan Injil setiap waktu. Bila perlu, gunakan kata-kata.” Artinya: kasih harus menjadi tindakan, bukan hanya wacana.

    IV. Langit Baru dan Bumi Baru: Dimulai dari Hati yang Mau Mengasihi

    Bacaan dari Kitab Wahyu (21:1–5a) meneguhkan visi besar: “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!” Dunia yang diperbarui tidak akan datang dari sistem politik atau teknologi canggih, tetapi dari orang-orang yang hatinya diperbarui oleh kasih Kristus.

    Paus Benediktus XVI mengingatkan kita: “Kasih adalah terang satu-satunya yang mampu menerangi kegelapan dunia dan memberi kita keberanian untuk hidup.”

    Dan Paus Fransiskus menegaskan dalam Fratelli Tutti: “Hanya kasih yang membuka jalan menuju peradaban kasih. Kita tidak bisa menyelamatkan diri sendiri tanpa menyelamatkan orang lain.”

    V. Kasih yang Menjadi Tanda Murid Kristus

    Jika Gereja ingin tetap relevan di zaman ini, kita harus kembali kepada jantung Injil: kasih. Jangan berharap orang muda, orang miskin, atau mereka yang terluka datang ke Gereja jika mereka tidak terlebih dahulu merasakan kehangatan kasih di dalamnya.

    Pertanyaannya untuk kita: Apakah kasih Kristus sudah terasa dalam hidupku? Apakah aku menjadi sumber damai atau sumber luka? Apakah parokiku menjadi tempat aman dan menyembuhkan atau justru menjadi ruang penilaian dan penghakiman?

    Penutup

    Saudara-saudari, Yesus tidak hanya berkata: “Cintailah sesamamu.” Ia berkata: “Cintailah seperti Aku.” Inilah spiritualitas perintah baru. Bukan hanya menghindari benci, tetapi berani mencintai dengan cara salib.

    Inilah saatnya kita hidup sebagai murid yang dikenali karena cinta. Sehingga seperti kata Paus Pius XII: “Dunia saat ini tidak mendengarkan pengkhotbah sebanyak mereka ingin melihat saksi.”

    Mari kita menjadi saksi cinta. Di rumah, di komunitas, di media sosial, dan di dunia. Dan dengan itu, kita membantu Allah membangun langit dan bumi baru yang dimulai dari hati kita. Amin.

    Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap
    08 Juni 2025 - HR Pentakosta

    Hari Raya Pentakosta - 08 Juni 2025

    Bacaan I : Kis. 2:1-11
    Bacaan II : 1Kor. 12:3b-7,12-13
    Bacaan Injil : Yoh. 20:19-23

    “Roh Kudus: Kekuatan untuk Menjadi Saksi di Dunia yang Luka”

    Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, semoga Tuhan memberimu damai dan kebaikan.

    Hari ini, kita merayakan Pentakosta, hari kelahiran Gereja, ketika Roh Kudus turun atas para rasul dan mengubah mereka dari orang-orang yang takut menjadi saksi-saksi yang penuh keberanian. Dalam satu hari, Petrus yang pernah menyangkal Yesus tiga kali tampil di hadapan ribuan orang dan dengan suara lantang memberitakan Injil. Apa yang mengubah mereka? Roh Kudus.

    Roh Kudus bukan sekadar simbol, bukan perasaan. Ia adalah Pribadi Ilahi, nafas Allah sendiri, yang diberikan kepada kita untuk menguatkan, menghibur, membimbing, dan mengutus.

    Roh Kudus: Hadiah Terbesar dari Yesus

    Dalam Injil hari ini, Yesus yang bangkit menampakkan diri dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu! Seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” Lalu Ia mengembusi mereka dan berkata: “Terimalah Roh Kudus.” (Yoh 20:21–22).

    Apa arti “mengembusi” dalam konteks ini? Itu adalah gambaran penciptaan baru. Seperti Allah menghembuskan nafas kehidupan ke dalam Adam, sekarang Yesus menghembuskan Roh Kudus ke dalam para murid agar mereka menjadi ciptaan baru, siap untuk menjalankan misi Injil.

    Roh Kudus di Tengah Tantangan Zaman

    Zaman kita adalah zaman yang penuh tantangan:
    Krisis identitas dan nilai.
    Perpecahan dalam keluarga dan masyarakat.
    Tekanan sosial, budaya instan, dan hedonisme.
    Media sosial yang kadang menciptakan dunia semu dan polarisasi.
    Dalam dunia seperti ini, siapa yang bisa bertahan sebagai saksi Kristus?
    Jawabannya: Mereka yang hidup dalam Roh Kudus.

    Paus Fransiskus mengatakan: “Roh Kudus memberi kita kekuatan untuk melangkah keluar dari kenyamanan dan berani pergi ke pinggiran dunia dan keberadaan manusia.” (Evangelii Gaudium 20)

    Roh Kudus bukan hanya memberi damai, tapi membangkitkan semangat kerasulan. Ia membuat hati kita berkobar dan memberi kita kata-kata untuk bersaksi bahkan dalam situasi sulit.

    Roh Kudus Menyatukan dan Memberdayakan

    Dalam bacaan pertama dari Kisah Para Rasul, kita mendengar bagaimana orang dari berbagai bangsa, bahasa, dan budaya, semuanya mendengar satu pewartaan yang sama. Roh Kudus tidak menghapus perbedaan, tetapi menyatukannya dalam kasih dan misi. Ini adalah pesan kuat untuk zaman kita yang mudah terpecah oleh perbedaan: “Di dalam satu Roh kita semua dibaptis menjadi satu tubuh.” (1 Kor 12:13)

    Gereja hari ini juga terdiri dari banyak “anggota” — imam, awam, biarawan-biarawati, katekis, pegawai pastoral, orang muda, lansia — dan semua diberi karunia yang berbeda untuk kebaikan bersama. (lih. 1 Kor 12:7) 

    Ajakan: Jadilah Saksi Kristus

    Saudara-saudari, jika kita telah menerima Roh Kudus, kita tidak bisa hanya diam. Kita dipanggil menjadi:
    Pembawa damai di tengah konflik.
    Suara kebenaran di tengah kebohongan.
    Saksi harapan di tengah keputusasaan.

    Paus Benediktus XVI mengingatkan: “Roh Kudus menjadikan kita tidak hanya orang yang dikuatkan dari dalam, tetapi juga penginjil — orang-orang yang mampu membawa terang kepada dunia yang gelap.”

    Dan Santo Yohanes Paulus II menegaskan: “Dunia membutuhkan kesaksian yang sungguh-sungguh, bukan hanya kata-kata.”

    Penutup: Biarkan Roh Kudus Berkarya Lewat Anda

    Mungkin kita merasa lemah, tidak pantas, atau tidak tahu harus mulai dari mana. Tapi lihatlah para rasul: mereka juga orang biasa. Tapi ketika Roh Kudus turun atas mereka, mereka menjadi luar biasa.

    Hari ini, mari kita berdoa: Datanglah ya Roh Kudus! Penuhi hati kami. Biarlah Engkau membakar semangat kami kembali.

    Jangan takut, karena Roh Kudus yang sama yang mengubah Petrus dan Paulus, hari ini juga turun atas kita. Bukan hanya untuk membuat kita merasa nyaman, tapi untuk mengubah kita menjadi para saksi Kristus di tengah dunia. Amin

    Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap

    Minggu Paskah V - 18 Mei 2025

    Bacaan I : Kis. 14:21b-27
    Bacaan II :  Why. 21:1-5a
    Bacaan Injil : Yoh. 13:31-33a,34-35

    Kasih yang Mengubah Dunia: Perintah Baru untuk Zaman Baru

    Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, semoga Tuhan memberimu damai dan kebaikan. 

    Dalam Injil hari ini (Yoh 13:31–35), Yesus mengucapkan sebuah sabda yang menjadi inti seluruh spiritualitas Kristiani: “Perintah baru Kuberikan kepadamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu.”

    Ini bukan hanya pesan moral. Ini adalah identitas sejati murid Kristus. Karena itulah Yesus menambahkan, “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku.”

    I. Perintah Baru: Sebuah Revolusi Rohani 

    Apa yang membuat perintah ini “baru”? Dalam Perjanjian Lama, kita diajarkan untuk mencintai sesama seperti diri sendiri. Tetapi Yesus mengangkat standar itu lebih tinggi: kita harus mengasihi seperti Ia mengasihi. 

    Cinta seperti ini bersumber dari salib. Bukan cinta yang sekadar menyenangkan, tetapi cinta yang memilih memberi bahkan ketika tidak dimengerti.

    St. Maximilianus Kolbe, martir kasih, pernah berkata: “Cinta sejati tidak mengenal batas. Ia tidak lelah. Ia tidak hitung-hitungan.” Dan dia membuktikannya ketika rela menggantikan seorang ayah keluarga di kamar gas Auschwitz.

    II. Dunia yang Rindu Kasih yang Sejati 

    Dunia kita hari ini sangat membutuhkan kasih yang seperti ini. Di tengah krisis relasi, polarisasi politik, luka sosial, dan luka dalam keluarga, kita dipanggil menghadirkan kasih yang menyembuhkan.

    Seperti dikatakan oleh St. Teresa dari Kalkuta: “Kita dipanggil bukan untuk melakukan hal-hal besar, tetapi untuk melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar.” Dunia tidak berubah oleh ceramah, tetapi oleh cinta yang dihidupi.

    III. Kasih yang Mewujud dalam Misi

    Dalam bacaan pertama (Kis 14:21–27), kita melihat Paulus dan Barnabas tidak berhenti mewartakan Injil meski ditolak dan diusir. Cinta kepada Tuhan dan sesama membuat mereka terus maju. Mereka tidak mengabarkan kebenaran sebagai ide, tetapi sebagai kasih yang menyelamatkan.

    St. Fransiskus dari Assisi berkata: “Beritakan Injil setiap waktu. Bila perlu, gunakan kata-kata.” Artinya: kasih harus menjadi tindakan, bukan hanya wacana.

    IV. Langit Baru dan Bumi Baru: Dimulai dari Hati yang Mau Mengasihi

    Bacaan dari Kitab Wahyu (21:1–5a) meneguhkan visi besar: “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!” Dunia yang diperbarui tidak akan datang dari sistem politik atau teknologi canggih, tetapi dari orang-orang yang hatinya diperbarui oleh kasih Kristus.

    Paus Benediktus XVI mengingatkan kita: “Kasih adalah terang satu-satunya yang mampu menerangi kegelapan dunia dan memberi kita keberanian untuk hidup.”

    Dan Paus Fransiskus menegaskan dalam Fratelli Tutti: “Hanya kasih yang membuka jalan menuju peradaban kasih. Kita tidak bisa menyelamatkan diri sendiri tanpa menyelamatkan orang lain.”

    V. Kasih yang Menjadi Tanda Murid Kristus

    Jika Gereja ingin tetap relevan di zaman ini, kita harus kembali kepada jantung Injil: kasih. Jangan berharap orang muda, orang miskin, atau mereka yang terluka datang ke Gereja jika mereka tidak terlebih dahulu merasakan kehangatan kasih di dalamnya.

    Pertanyaannya untuk kita: Apakah kasih Kristus sudah terasa dalam hidupku? Apakah aku menjadi sumber damai atau sumber luka? Apakah parokiku menjadi tempat aman dan menyembuhkan atau justru menjadi ruang penilaian dan penghakiman?

    Penutup

    Saudara-saudari, Yesus tidak hanya berkata: “Cintailah sesamamu.” Ia berkata: “Cintailah seperti Aku.” Inilah spiritualitas perintah baru. Bukan hanya menghindari benci, tetapi berani mencintai dengan cara salib.

    Inilah saatnya kita hidup sebagai murid yang dikenali karena cinta. Sehingga seperti kata Paus Pius XII: “Dunia saat ini tidak mendengarkan pengkhotbah sebanyak mereka ingin melihat saksi.”

    Mari kita menjadi saksi cinta. Di rumah, di komunitas, di media sosial, dan di dunia. Dan dengan itu, kita membantu Allah membangun langit dan bumi baru yang dimulai dari hati kita. Amin.

    Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap
    01 Juni 2025 - Minggu Paskah VII

    Minggu Paskah VII - 01 Juni 2025 - Hari Minggu Komunikasi Sedunia

    Bacaan I : Kis. 7:55-60
    Bacaan II : Why. 22:12-14,16-17,20
    Bacaan Injil : Yoh. 17:20-26

    “Komunikasi sebagai Jalan Kesatuan dan Pengampunan”

    Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, Semoga Tuhan memberimu damai dan Kebaikan. Pada Minggu Paskah VII ini, kita berdiri di ambang dua peryaan besar: Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus yang baru saja kita rayakan, dan Hari Raya Kedatangan Roh Kudus pada Hari Pentakosta yang segera tiba. Di tengah-tengah kedua momen agung itu, kita diundang oleh liturgi Sabda hari ini untuk merenungkan suara-suara yang paling dalam dari hidup Kristiani: suara Yesus yang berdoa bagi kesatuan, suara Stefanus yang berseru dalam pengampunan, dan suara Gereja yang menyerukan harapan: “Maranatha! Datanglah, Tuhan Yesus!”

    Semua bacaan hari ini berbicara tentang komunikasi, bukan dalam arti teknis atau sekadar pertukaran pesan, tetapi sebagai pengungkapan terdalam dari iman yang hidup. Maka tidak heran bahwa Minggu ini juga ditandai oleh peringatan Hari Komunikasi Sosial Sedunia, di mana mendiang Paus Fransiskus melalui suratnya mengajak kita untuk merenungkan kembali peran komunikasi dalam membangun persaudaraan, menegakkan kebenaran, dan menyembuhkan luka dunia. Doa Yesus: Komunikasi sebagai Jalan Kesatuan.

    Injil Yohanes 17 mengabadikan doa Yesus yang paling intim dan mendalam, yang sering disebut sebagai Doa Imam Agung. Di dalamnya, Yesus berdoa bukan hanya bagi para rasul yang hadir di hadapan-Nya, tetapi juga untuk kita semua: "Aku berdoa, bukan untuk mereka ini saja, tetapi juga untuk orang-orang yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka." (Yoh 17:20). Yesus tahu bahwa dunia ini mudah terpecah oleh kebencian, oleh perbedaan, bahkan oleh kata-kata yang menyakitkan. Karena itu, Ia tidak hanya menyerahkan pesan-Nya, tetapi juga menyerahkan kita semua ke dalam pelukan kasih Bapa-Nya, agar “mereka semua menjadi satu.” Kesatuan bukan berarti keseragaman, tetapi kebersamaan dalam cinta yang mendengarkan, menghargai, dan membuka diri. Dalam pesannya pada Hari Komunikasi Sosial, Paus Fransiskus menekankan pentingnya mendengarkan secara mendalam sebagai dasar komunikasi sejati. Tanpa mendengarkan dengan hati, kata-kata kita kosong. Sebaliknya, mendengar dengan cinta menghasilkan kata-kata yang menyembuhkan.

    Stefanus: Komunikasi yang Menyembuhkan Luka dengan Pengampunan Lalu kita mendengar suara Stefanus, sang diakon dan martir pertama Gereja. Ia tidak hanya mati karena mengaku iman, tetapi meninggal dengan kata pengampunan di bibirnya: “Ya Tuhan, jangan tanggungkan dosa ini kepada mereka.” (Kis 7:60)

    Di dunia yang sering merespons luka dengan kekerasan, dan balas dendam dianggap wajar, suara Stefanus adalah komunikasi yang melampaui akal sehat manusia. Ia menunjukkan bahwa komunikasi bukan soal menang-berdebat, tetapi soal menyerahkan diri pada kasih Allah yang tak terbatas.

    Paus Fransiskus berkali-kali mengingatkan: "Kata-kata kita bisa menjadi senjata yang memecah atau menjadi minyak yang menyembuhkan." Dalam era digital, dengan media sosial yang cepat dan sering tak terkontrol, betapa mudahnya kita menghakimi, menyerang, atau menyebarkan fitnah. Tetapi Stefanus mengajarkan, bahwa suara orang benar bukanlah suara kebencian, melainkan seruan kasih dan pengampunan. Maranatha: Komunikasi sebagai Seruan Pengharapan

    Dalam bacaan dari Kitab Wahyu, kita mendengar suara lain: “Datanglah, Tuhan Yesus!” Inilah doa Gereja sepanjang masa, yang menanti bukan dalam pasif, tetapi dalam pengharapan aktif. Komunikasi iman kita tidak hanya berkisah tentang masa lalu, tetapi mengarahkan hati kepada kedatangan Tuhan di masa kini dan masa depan. Seruan ini, Maranatha, adalah inti dari hidup kristiani. Ini juga adalah jiwa dari komunikasi Gereja: menyerukan harapan di tengah dunia yang semakin lelah, patah, dan bingung oleh arus informasi. Di tengah berita bohong, ujaran kebencian, dan narasi pesimisme, kita diundang untuk menjadi suara yang membawa terang, bukan kegelapan.

    Menjadi Gereja yang Berkomunikasi dengan Kasih

    Dalam terang bacaan ini dan pesan Paus Fransiskus, kita diajak untuk merefleksikan beberapa sikap konkret:

    Belajar mendengarkan lebih dari berbicara. Dunia butuh Gereja yang punya telinga, bukan hanya mulut.

    Menyampaikan pesan dengan kejujuran dan kelembutan. Jangan biarkan kata-kata kita menyakiti, tetapi sembuhkan.

    Menggunakan media sosial untuk evangelisasi dan membangun harapan. Jadilah “influencer Injil” yang menyampaikan kasih dan sukacita sejati.

    Menjadi komunikator Roh Kudus: artinya berkomunikasi dengan hikmat, kelembutan, dan kebenaran, bukan dengan emosi, nafsu, atau keinginan menguasai.

    Suara Yesus adalah Doa, Suara Stefanus adalah Pengampunan, Suara Gereja adalah Harapan Saudara-saudari, ketiga suara ini—Yesus, Stefanus, dan Gereja—harus menjadi dasar suara kita sebagai murid-murid Kristus. Jangan biarkan dunia mencuri suara kasih dari hati kita. Jangan biarkan media sosial menciptakan jurang dalam Gereja.

    Mari kita jawab seruan Paus Fransiskus: menjadikan komunikasi sebagai sarana persaudaraan, bukan permusuhan. Maranatha! Mari kita menantikan Tuhan, sambil menjadi suara yang membangun kesatuan, menyembuhkan luka, dan mewartakan pengharapan. Amin.

    Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap

    Minggu Paskah V - 18 Mei 2025

    Bacaan I : Kis. 14:21b-27
    Bacaan II :  Why. 21:1-5a
    Bacaan Injil : Yoh. 13:31-33a,34-35

    Kasih yang Mengubah Dunia: Perintah Baru untuk Zaman Baru

    Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, semoga Tuhan memberimu damai dan kebaikan. 

    Dalam Injil hari ini (Yoh 13:31–35), Yesus mengucapkan sebuah sabda yang menjadi inti seluruh spiritualitas Kristiani: “Perintah baru Kuberikan kepadamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu.”

    Ini bukan hanya pesan moral. Ini adalah identitas sejati murid Kristus. Karena itulah Yesus menambahkan, “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku.”

    I. Perintah Baru: Sebuah Revolusi Rohani 

    Apa yang membuat perintah ini “baru”? Dalam Perjanjian Lama, kita diajarkan untuk mencintai sesama seperti diri sendiri. Tetapi Yesus mengangkat standar itu lebih tinggi: kita harus mengasihi seperti Ia mengasihi. 

    Cinta seperti ini bersumber dari salib. Bukan cinta yang sekadar menyenangkan, tetapi cinta yang memilih memberi bahkan ketika tidak dimengerti.

    St. Maximilianus Kolbe, martir kasih, pernah berkata: “Cinta sejati tidak mengenal batas. Ia tidak lelah. Ia tidak hitung-hitungan.” Dan dia membuktikannya ketika rela menggantikan seorang ayah keluarga di kamar gas Auschwitz.

    II. Dunia yang Rindu Kasih yang Sejati 

    Dunia kita hari ini sangat membutuhkan kasih yang seperti ini. Di tengah krisis relasi, polarisasi politik, luka sosial, dan luka dalam keluarga, kita dipanggil menghadirkan kasih yang menyembuhkan.

    Seperti dikatakan oleh St. Teresa dari Kalkuta: “Kita dipanggil bukan untuk melakukan hal-hal besar, tetapi untuk melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar.” Dunia tidak berubah oleh ceramah, tetapi oleh cinta yang dihidupi.

    III. Kasih yang Mewujud dalam Misi

    Dalam bacaan pertama (Kis 14:21–27), kita melihat Paulus dan Barnabas tidak berhenti mewartakan Injil meski ditolak dan diusir. Cinta kepada Tuhan dan sesama membuat mereka terus maju. Mereka tidak mengabarkan kebenaran sebagai ide, tetapi sebagai kasih yang menyelamatkan.

    St. Fransiskus dari Assisi berkata: “Beritakan Injil setiap waktu. Bila perlu, gunakan kata-kata.” Artinya: kasih harus menjadi tindakan, bukan hanya wacana.

    IV. Langit Baru dan Bumi Baru: Dimulai dari Hati yang Mau Mengasihi

    Bacaan dari Kitab Wahyu (21:1–5a) meneguhkan visi besar: “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!” Dunia yang diperbarui tidak akan datang dari sistem politik atau teknologi canggih, tetapi dari orang-orang yang hatinya diperbarui oleh kasih Kristus.

    Paus Benediktus XVI mengingatkan kita: “Kasih adalah terang satu-satunya yang mampu menerangi kegelapan dunia dan memberi kita keberanian untuk hidup.”

    Dan Paus Fransiskus menegaskan dalam Fratelli Tutti: “Hanya kasih yang membuka jalan menuju peradaban kasih. Kita tidak bisa menyelamatkan diri sendiri tanpa menyelamatkan orang lain.”

    V. Kasih yang Menjadi Tanda Murid Kristus

    Jika Gereja ingin tetap relevan di zaman ini, kita harus kembali kepada jantung Injil: kasih. Jangan berharap orang muda, orang miskin, atau mereka yang terluka datang ke Gereja jika mereka tidak terlebih dahulu merasakan kehangatan kasih di dalamnya.

    Pertanyaannya untuk kita: Apakah kasih Kristus sudah terasa dalam hidupku? Apakah aku menjadi sumber damai atau sumber luka? Apakah parokiku menjadi tempat aman dan menyembuhkan atau justru menjadi ruang penilaian dan penghakiman?

    Penutup

    Saudara-saudari, Yesus tidak hanya berkata: “Cintailah sesamamu.” Ia berkata: “Cintailah seperti Aku.” Inilah spiritualitas perintah baru. Bukan hanya menghindari benci, tetapi berani mencintai dengan cara salib.

    Inilah saatnya kita hidup sebagai murid yang dikenali karena cinta. Sehingga seperti kata Paus Pius XII: “Dunia saat ini tidak mendengarkan pengkhotbah sebanyak mereka ingin melihat saksi.”

    Mari kita menjadi saksi cinta. Di rumah, di komunitas, di media sosial, dan di dunia. Dan dengan itu, kita membantu Allah membangun langit dan bumi baru yang dimulai dari hati kita. Amin.

    Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap
    25 Mei 2025 - Minggu Paskah VI

    Minggu Paskah VI - 25 Mei 2025

    Bacaan I : Kis. 15:1-2,22-29
    Bacaan II : Why. 21:10-14.22-23
    Bacaan Injil : Yoh. 14:23-29

    Damai Sejati: Warisan Yesus yang Dibangun di atas Keadilan dan Kasih

    Saudara-saudari terkasih, Dalam sejarah dunia, kita mengenal semboyan kuno dari zaman Romawi: Si vis pacem, para bellum – 'Jika engkau menginginkan damai, bersiaplah untuk perang.' Tapi hari ini, kita mendengar suara lain dari mulut Yesus sendiri: 'Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu. Aku memberikan kepadamu bukan seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu.' (Yoh 14:27)

    Yesus tidak mempersiapkan murid-murid-Nya dengan senjata, tapi dengan kasih. Ia tidak mengajarkan dominasi, tapi pengampunan. Warisan-Nya bukan benteng militer, tapi kehadiran Roh Kudus dan sabda kasih yang membentuk hati.

    1. Dua Jalan Menuju Damai: Logika Dunia vs. Logika Kristus 
    Vegetius, ahli militer Romawi, mengajarkan bahwa damai harus dijaga dengan kesiapan untuk perang. Tapi Yesus mengajarkan damai yang sejati lahir dari hati yang membangun keadilan dan menghidupi kasih. Itulah logika Kerajaan Allah yang terbalik dari dunia. Ketika dunia berkata: 'Bela dirimu!', Yesus berkata: 'Kasihilah musuhmu.' Ketika dunia berkata: 'Kuasai!', Yesus berkata: 'Layanilah.' Di sinilah letak kekuatan damai Kristus — bukan dengan menaklukkan, tetapi dengan mengasihi tanpa syarat.

    2. Warisan Damai dalam Injil Yohanes 
    Yesus tahu bahwa para murid akan menghadapi dunia yang gelap, penuh penganiayaan dan ketidakpastian. Tapi Ia tidak memberi mereka strategi politik. Ia memberi mereka damai. Bukan damai yang lahir dari kenyamanan, tapi dari kesatuan dengan Bapa dan Roh Kudus. Damai ini bukan hasil dari kondisi luar, tapi dari kehadiran Allah di dalam. Dan Roh Kudus diutus untuk mengingatkan Sabda yang menghidupkan damai ini di hati kita setiap hari.

    3. Damai Tidak Mungkin Tanpa Keadilan 

    Paus Paulus VI dengan tegas berkata, 'Jika kamu ingin damai, bekerjalah demi keadilan.' Tidak ada damai di tengah penindasan. Tidak ada damai sejati di tengah ketimpangan. Gereja dipanggil untuk menyuarakan suara yang dibungkam, menyembuhkan yang terluka, dan mendampingi yang rapuh. Bacaan pertama hari ini (Kis 15) menunjukkan bagaimana Gereja Perdana mengatasi perbedaan bukan dengan kekuasaan, tapi dengan dialog dan keterbukaan terhadap Roh Kudus. Itulah damai yang dibangun dalam keadilan dan kesetaraan.

    4. Gereja Menjadi Kota Kudus Ketika Warisan Ini Dihidupi 

    Wahyu 21 memperlihatkan Yerusalem baru, kota kudus tanpa bait, karena Allah sendiri hadir dan menjadi terang. Kota itu bersinar bukan karena tembok, tapi karena kemuliaan Tuhan. Gereja hari ini menjadi kota kudus ketika ia hidup dalam damai Kristus. Komunitas paroki, keluarga, dan lingkungan menjadi terang ketika anggotanya saling menghargai, saling menegur dengan kasih, dan saling mengampuni. Damai bukan slogan. Ia menjadi nyata ketika kasih menjadi budaya dan keadilan menjadi cara hidup.

    5. Teladan Para Kudus dalam Jalan Damai 
    St. Fransiskus dari Assisi, St. Oscar Romero, dan Beato Charles de Foucauld semuanya menunjukkan bahwa damai dibangun dari kasih sejati. Mereka tidak memiliki kekuasaan, tetapi mereka membawa damai dengan kerendahan hati dan keberanian cinta. Damai bukanlah milik yang kuat secara militer, tapi milik yang kuat dalam kasih.

    Seperti yang ditulis Paus Fransiskus dalam Fratelli Tutti: 'Perdamaian sejati hanya mungkin bila dibangun atas dasar budaya kasih: kasih yang mengakui martabat setiap orang.'

    Penutup:  
    Saudara-saudari, di tengah dunia yang mudah marah dan cepat membalas, mari kita bawa warisan Kristus: damai yang lahir dari kasih dan keadilan. Kita tidak perlu persenjataan, tapi kita butuh hati yang sabar, tangan yang mengulurkan pengampunan, dan mata yang melihat sesama sebagai saudara.

    Maka, dunia akan mengenal Kristus bukan dari kekuatan kita, tapi dari damai yang terpancar dari hidup kita. Amin.

    Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap

    Minggu Paskah V - 18 Mei 2025

    Bacaan I : Kis. 14:21b-27
    Bacaan II :  Why. 21:1-5a
    Bacaan Injil : Yoh. 13:31-33a,34-35

    Kasih yang Mengubah Dunia: Perintah Baru untuk Zaman Baru

    Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, semoga Tuhan memberimu damai dan kebaikan. 

    Dalam Injil hari ini (Yoh 13:31–35), Yesus mengucapkan sebuah sabda yang menjadi inti seluruh spiritualitas Kristiani: “Perintah baru Kuberikan kepadamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu.”

    Ini bukan hanya pesan moral. Ini adalah identitas sejati murid Kristus. Karena itulah Yesus menambahkan, “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku.”

    I. Perintah Baru: Sebuah Revolusi Rohani 

    Apa yang membuat perintah ini “baru”? Dalam Perjanjian Lama, kita diajarkan untuk mencintai sesama seperti diri sendiri. Tetapi Yesus mengangkat standar itu lebih tinggi: kita harus mengasihi seperti Ia mengasihi. 

    Cinta seperti ini bersumber dari salib. Bukan cinta yang sekadar menyenangkan, tetapi cinta yang memilih memberi bahkan ketika tidak dimengerti.

    St. Maximilianus Kolbe, martir kasih, pernah berkata: “Cinta sejati tidak mengenal batas. Ia tidak lelah. Ia tidak hitung-hitungan.” Dan dia membuktikannya ketika rela menggantikan seorang ayah keluarga di kamar gas Auschwitz.

    II. Dunia yang Rindu Kasih yang Sejati 

    Dunia kita hari ini sangat membutuhkan kasih yang seperti ini. Di tengah krisis relasi, polarisasi politik, luka sosial, dan luka dalam keluarga, kita dipanggil menghadirkan kasih yang menyembuhkan.

    Seperti dikatakan oleh St. Teresa dari Kalkuta: “Kita dipanggil bukan untuk melakukan hal-hal besar, tetapi untuk melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar.” Dunia tidak berubah oleh ceramah, tetapi oleh cinta yang dihidupi.

    III. Kasih yang Mewujud dalam Misi

    Dalam bacaan pertama (Kis 14:21–27), kita melihat Paulus dan Barnabas tidak berhenti mewartakan Injil meski ditolak dan diusir. Cinta kepada Tuhan dan sesama membuat mereka terus maju. Mereka tidak mengabarkan kebenaran sebagai ide, tetapi sebagai kasih yang menyelamatkan.

    St. Fransiskus dari Assisi berkata: “Beritakan Injil setiap waktu. Bila perlu, gunakan kata-kata.” Artinya: kasih harus menjadi tindakan, bukan hanya wacana.

    IV. Langit Baru dan Bumi Baru: Dimulai dari Hati yang Mau Mengasihi

    Bacaan dari Kitab Wahyu (21:1–5a) meneguhkan visi besar: “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!” Dunia yang diperbarui tidak akan datang dari sistem politik atau teknologi canggih, tetapi dari orang-orang yang hatinya diperbarui oleh kasih Kristus.

    Paus Benediktus XVI mengingatkan kita: “Kasih adalah terang satu-satunya yang mampu menerangi kegelapan dunia dan memberi kita keberanian untuk hidup.”

    Dan Paus Fransiskus menegaskan dalam Fratelli Tutti: “Hanya kasih yang membuka jalan menuju peradaban kasih. Kita tidak bisa menyelamatkan diri sendiri tanpa menyelamatkan orang lain.”

    V. Kasih yang Menjadi Tanda Murid Kristus

    Jika Gereja ingin tetap relevan di zaman ini, kita harus kembali kepada jantung Injil: kasih. Jangan berharap orang muda, orang miskin, atau mereka yang terluka datang ke Gereja jika mereka tidak terlebih dahulu merasakan kehangatan kasih di dalamnya.

    Pertanyaannya untuk kita: Apakah kasih Kristus sudah terasa dalam hidupku? Apakah aku menjadi sumber damai atau sumber luka? Apakah parokiku menjadi tempat aman dan menyembuhkan atau justru menjadi ruang penilaian dan penghakiman?

    Penutup

    Saudara-saudari, Yesus tidak hanya berkata: “Cintailah sesamamu.” Ia berkata: “Cintailah seperti Aku.” Inilah spiritualitas perintah baru. Bukan hanya menghindari benci, tetapi berani mencintai dengan cara salib.

    Inilah saatnya kita hidup sebagai murid yang dikenali karena cinta. Sehingga seperti kata Paus Pius XII: “Dunia saat ini tidak mendengarkan pengkhotbah sebanyak mereka ingin melihat saksi.”

    Mari kita menjadi saksi cinta. Di rumah, di komunitas, di media sosial, dan di dunia. Dan dengan itu, kita membantu Allah membangun langit dan bumi baru yang dimulai dari hati kita. Amin.

    Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap
    18 Mei 2025 - Minggu Paskah V

    Minggu Paskah V - 18 Mei 2025

    Bacaan I : Kis. 14:21b-27
    Bacaan II :  Why. 21:1-5a
    Bacaan Injil : Yoh. 13:31-33a,34-35

    Kasih yang Mengubah Dunia: Perintah Baru untuk Zaman Baru

    Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, semoga Tuhan memberimu damai dan kebaikan. 

    Dalam Injil hari ini (Yoh 13:31–35), Yesus mengucapkan sebuah sabda yang menjadi inti seluruh spiritualitas Kristiani: “Perintah baru Kuberikan kepadamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu.”

    Ini bukan hanya pesan moral. Ini adalah identitas sejati murid Kristus. Karena itulah Yesus menambahkan, “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku.”

    I. Perintah Baru: Sebuah Revolusi Rohani 

    Apa yang membuat perintah ini “baru”? Dalam Perjanjian Lama, kita diajarkan untuk mencintai sesama seperti diri sendiri. Tetapi Yesus mengangkat standar itu lebih tinggi: kita harus mengasihi seperti Ia mengasihi. 

    Cinta seperti ini bersumber dari salib. Bukan cinta yang sekadar menyenangkan, tetapi cinta yang memilih memberi bahkan ketika tidak dimengerti.

    St. Maximilianus Kolbe, martir kasih, pernah berkata: “Cinta sejati tidak mengenal batas. Ia tidak lelah. Ia tidak hitung-hitungan.” Dan dia membuktikannya ketika rela menggantikan seorang ayah keluarga di kamar gas Auschwitz.

    II. Dunia yang Rindu Kasih yang Sejati 

    Dunia kita hari ini sangat membutuhkan kasih yang seperti ini. Di tengah krisis relasi, polarisasi politik, luka sosial, dan luka dalam keluarga, kita dipanggil menghadirkan kasih yang menyembuhkan.

    Seperti dikatakan oleh St. Teresa dari Kalkuta: “Kita dipanggil bukan untuk melakukan hal-hal besar, tetapi untuk melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar.” Dunia tidak berubah oleh ceramah, tetapi oleh cinta yang dihidupi.

    III. Kasih yang Mewujud dalam Misi

    Dalam bacaan pertama (Kis 14:21–27), kita melihat Paulus dan Barnabas tidak berhenti mewartakan Injil meski ditolak dan diusir. Cinta kepada Tuhan dan sesama membuat mereka terus maju. Mereka tidak mengabarkan kebenaran sebagai ide, tetapi sebagai kasih yang menyelamatkan.

    St. Fransiskus dari Assisi berkata: “Beritakan Injil setiap waktu. Bila perlu, gunakan kata-kata.” Artinya: kasih harus menjadi tindakan, bukan hanya wacana.

    IV. Langit Baru dan Bumi Baru: Dimulai dari Hati yang Mau Mengasihi

    Bacaan dari Kitab Wahyu (21:1–5a) meneguhkan visi besar: “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!” Dunia yang diperbarui tidak akan datang dari sistem politik atau teknologi canggih, tetapi dari orang-orang yang hatinya diperbarui oleh kasih Kristus.

    Paus Benediktus XVI mengingatkan kita: “Kasih adalah terang satu-satunya yang mampu menerangi kegelapan dunia dan memberi kita keberanian untuk hidup.”

    Dan Paus Fransiskus menegaskan dalam Fratelli Tutti: “Hanya kasih yang membuka jalan menuju peradaban kasih. Kita tidak bisa menyelamatkan diri sendiri tanpa menyelamatkan orang lain.”

    V. Kasih yang Menjadi Tanda Murid Kristus

    Jika Gereja ingin tetap relevan di zaman ini, kita harus kembali kepada jantung Injil: kasih. Jangan berharap orang muda, orang miskin, atau mereka yang terluka datang ke Gereja jika mereka tidak terlebih dahulu merasakan kehangatan kasih di dalamnya.

    Pertanyaannya untuk kita: Apakah kasih Kristus sudah terasa dalam hidupku? Apakah aku menjadi sumber damai atau sumber luka? Apakah parokiku menjadi tempat aman dan menyembuhkan atau justru menjadi ruang penilaian dan penghakiman?

    Penutup

    Saudara-saudari, Yesus tidak hanya berkata: “Cintailah sesamamu.” Ia berkata: “Cintailah seperti Aku.” Inilah spiritualitas perintah baru. Bukan hanya menghindari benci, tetapi berani mencintai dengan cara salib.

    Inilah saatnya kita hidup sebagai murid yang dikenali karena cinta. Sehingga seperti kata Paus Pius XII: “Dunia saat ini tidak mendengarkan pengkhotbah sebanyak mereka ingin melihat saksi.”

    Mari kita menjadi saksi cinta. Di rumah, di komunitas, di media sosial, dan di dunia. Dan dengan itu, kita membantu Allah membangun langit dan bumi baru yang dimulai dari hati kita. Amin.

    Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap

    Minggu Paskah V - 18 Mei 2025

    Bacaan I : Kis. 14:21b-27
    Bacaan II :  Why. 21:1-5a
    Bacaan Injil : Yoh. 13:31-33a,34-35

    Kasih yang Mengubah Dunia: Perintah Baru untuk Zaman Baru

    Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, semoga Tuhan memberimu damai dan kebaikan. 

    Dalam Injil hari ini (Yoh 13:31–35), Yesus mengucapkan sebuah sabda yang menjadi inti seluruh spiritualitas Kristiani: “Perintah baru Kuberikan kepadamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu.”

    Ini bukan hanya pesan moral. Ini adalah identitas sejati murid Kristus. Karena itulah Yesus menambahkan, “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku.”

    I. Perintah Baru: Sebuah Revolusi Rohani 

    Apa yang membuat perintah ini “baru”? Dalam Perjanjian Lama, kita diajarkan untuk mencintai sesama seperti diri sendiri. Tetapi Yesus mengangkat standar itu lebih tinggi: kita harus mengasihi seperti Ia mengasihi. 

    Cinta seperti ini bersumber dari salib. Bukan cinta yang sekadar menyenangkan, tetapi cinta yang memilih memberi bahkan ketika tidak dimengerti.

    St. Maximilianus Kolbe, martir kasih, pernah berkata: “Cinta sejati tidak mengenal batas. Ia tidak lelah. Ia tidak hitung-hitungan.” Dan dia membuktikannya ketika rela menggantikan seorang ayah keluarga di kamar gas Auschwitz.

    II. Dunia yang Rindu Kasih yang Sejati 

    Dunia kita hari ini sangat membutuhkan kasih yang seperti ini. Di tengah krisis relasi, polarisasi politik, luka sosial, dan luka dalam keluarga, kita dipanggil menghadirkan kasih yang menyembuhkan.

    Seperti dikatakan oleh St. Teresa dari Kalkuta: “Kita dipanggil bukan untuk melakukan hal-hal besar, tetapi untuk melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar.” Dunia tidak berubah oleh ceramah, tetapi oleh cinta yang dihidupi.

    III. Kasih yang Mewujud dalam Misi

    Dalam bacaan pertama (Kis 14:21–27), kita melihat Paulus dan Barnabas tidak berhenti mewartakan Injil meski ditolak dan diusir. Cinta kepada Tuhan dan sesama membuat mereka terus maju. Mereka tidak mengabarkan kebenaran sebagai ide, tetapi sebagai kasih yang menyelamatkan.

    St. Fransiskus dari Assisi berkata: “Beritakan Injil setiap waktu. Bila perlu, gunakan kata-kata.” Artinya: kasih harus menjadi tindakan, bukan hanya wacana.

    IV. Langit Baru dan Bumi Baru: Dimulai dari Hati yang Mau Mengasihi

    Bacaan dari Kitab Wahyu (21:1–5a) meneguhkan visi besar: “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!” Dunia yang diperbarui tidak akan datang dari sistem politik atau teknologi canggih, tetapi dari orang-orang yang hatinya diperbarui oleh kasih Kristus.

    Paus Benediktus XVI mengingatkan kita: “Kasih adalah terang satu-satunya yang mampu menerangi kegelapan dunia dan memberi kita keberanian untuk hidup.”

    Dan Paus Fransiskus menegaskan dalam Fratelli Tutti: “Hanya kasih yang membuka jalan menuju peradaban kasih. Kita tidak bisa menyelamatkan diri sendiri tanpa menyelamatkan orang lain.”

    V. Kasih yang Menjadi Tanda Murid Kristus

    Jika Gereja ingin tetap relevan di zaman ini, kita harus kembali kepada jantung Injil: kasih. Jangan berharap orang muda, orang miskin, atau mereka yang terluka datang ke Gereja jika mereka tidak terlebih dahulu merasakan kehangatan kasih di dalamnya.

    Pertanyaannya untuk kita: Apakah kasih Kristus sudah terasa dalam hidupku? Apakah aku menjadi sumber damai atau sumber luka? Apakah parokiku menjadi tempat aman dan menyembuhkan atau justru menjadi ruang penilaian dan penghakiman?

    Penutup

    Saudara-saudari, Yesus tidak hanya berkata: “Cintailah sesamamu.” Ia berkata: “Cintailah seperti Aku.” Inilah spiritualitas perintah baru. Bukan hanya menghindari benci, tetapi berani mencintai dengan cara salib.

    Inilah saatnya kita hidup sebagai murid yang dikenali karena cinta. Sehingga seperti kata Paus Pius XII: “Dunia saat ini tidak mendengarkan pengkhotbah sebanyak mereka ingin melihat saksi.”

    Mari kita menjadi saksi cinta. Di rumah, di komunitas, di media sosial, dan di dunia. Dan dengan itu, kita membantu Allah membangun langit dan bumi baru yang dimulai dari hati kita. Amin.

    Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap
    11 Mei 2025 - Minggu Paskah IV: Gembala Yang Baik

    11 MEI 2025 - MINGGU IV PASKAH: MINGGU GEMBALA YANG BAIK

    Bacaan I : Kis. 13:14,43-52
    Bacaan II : Why. 7:9,14b-17
    Bacaan Injil : Yoh. 10:27-30

    Gembala yang Mengenal, Mencari, dan Menyelamatkan

    Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, semoga Tuhan, Sang Gembala baik, memberimu damai dan kebaikan.

    Hari ini kita merayakan Minggu Gembala yang Baik. Dalam tradisi Gereja, ini adalah hari penuh makna di mana kita merenungkan Yesus bukan hanya sebagai Tuhan dan Guru, tetapi sebagai Gembala yang mengenal, mencari, dan menyelamatkan setiap domba-Nya.

    “Akulah Gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-domba-Nya.” (Yoh 10:11)

    I. Yesus: Gembala yang Mengenal Dombanya 
    Yesus mengenal kita secara personal. Ia bukan gembala upahan yang lari saat ancaman datang. Ia tahu nama kita, luka batin kita, sejarah hidup kita. Seperti dikatakan Paus Fransiskus, “Gembala yang baik berbau seperti domba-dombanya.”

    Paus Leo XIV, dalam pidato perdananya, menegaskan bahwa seorang uskup maupun paus harus “menjadi dekat dengan umat, mendengarkan mereka, dan menyapa dengan kelembutan.” Baginya, menjadi gembala bukan jabatan, tetapi perutusan untuk mengenal dan menemani, dengan hati penuh kasih seperti Kristus sendiri.

    II. Yesus: Gembala yang Menyelamatkan, Bukan Menghakimi 
    Dalam Kisah Para Rasul, Petrus bersaksi bahwa hanya dalam nama Yesus ada keselamatan. Dan Injil menunjukkan bahwa keselamatan bukan teori, melainkan cinta yang konkret: Yesus menyerahkan nyawa-Nya. Ia tidak menuntut kita mati untuk-Nya, Ia yang memilih mati untuk kita.

    Paus Leo XIV berkata, “Kasih tidak dibuktikan dengan kata-kata, tetapi dengan luka.” Ini mengingatkan kita bahwa menjadi gembala artinya rela berkorban dan hadir dengan kasih nyata, bukan kekuasaan.

    III. Kita Dipanggil Menjadi Gembala-Gembala Seperti Dia 
    Minggu Gembala yang Baik juga menjadi momen refleksi panggilan. Bukan hanya untuk para imam dan religius, tapi untuk semua orang beriman. Kita semua dipanggil menjadi gembala dalam keluarga, komunitas, masyarakat.

     Tanya diri kita: Apakah aku menjadi gembala yang hadir dan peduli? Atau aku seperti gembala upahan yang menghindar saat kesulitan datang? Paus Leo XIV mengingatkan, “Paus bukanlah manusia dengan super power, bukan superman. Paus adalah seorang murid Kristus yang dipilih menjadi gembala dan akan membuat kesalahan seperti manusia lainnya.” Dengan kerendahan hati itu, kita juga dipanggil menggembalakan bukan karena kekuatan, tetapi karena kasih.

    IV. Kita Anak-anak Allah: Kasih yang Mengangkat Martabat Kita
    Surat 1 Yohanes mengingatkan: “Kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah!” (1Yoh 3:1) Status ini bukan hasil kerja keras kita, tetapi karena kasih Allah yang memilih dan mengangkat kita.

    Karena itu, hidup kita tidak lagi dikendalikan oleh rasa takut atau rasa tidak layak, tetapi oleh keyakinan: Aku dikenal, dicintai, dan dipanggil untuk mencintai sebagai gembala kecil di tengah dunia.

    Penutup: Tinggal dalam Gembala Sejati 
    Yesus tidak berhenti menggembalakan setelah kebangkitan. Ia hadir dalam Ekaristi, dalam Sabda, dalam sesama yang menderita, dan dalam hati kita yang tenang saat berdoa.

    Dalam misa pertamanya sebagai Paus di Kapel Sistina pada 9 Mei 2025, Paus Leo XIV menyampaikan pesan yang kuat kepada para kardinal yang memilihnya. Ia menggambarkan tugas barunya sebagai "salib sekaligus berkat" dan menekankan pentingnya mewartakan Injil dengan sukacita di tengah dunia yang sering mengejeknya. Paus Leo XIV juga menegaskan komitmennya untuk berjalan bersama dengan seluruh gereja sebagai komunitas dan sahabat Kristus, serta menyertakan persatuan dalam misi pewartaan kabar baik.

    Maka mari kita meneladan Dia dan berkata: “Tuhan, tuntunlah aku. Ajari aku mengenal dan mencintai. Jadikan aku gembala bagi yang kecil, lemah, dan tersingkir.” Amin.

    Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap
    04 Mei 2025 - Minggu Paskah III

    Minggu, 04 Mei 2025 - Minggu Paskah III

    Bacaan I : Kis. 5:27b-32,40b-41
    Bacaan II : Why. 5:11-14
    Bacaan Injil :  Yoh. 21:1-19

    "Paskah dan Misi: Dari Perjumpaan Menuju Kesaksian"

    Saudara-saudari terkasih, semoga Tuhan memberimu damai dan kebaikan.

    Dalam Minggu Paskah III Tahun C ini, liturgi membawa kita merenungkan relasi yang erat antara pengalaman perjumpaan dengan Yesus yang bangkit dan panggilan untuk bersaksi dalam dunia. Semua bacaan hari ini menegaskan bahwa kebangkitan Kristus bukan sekadar pengalaman spiritual pribadi, melainkan pendorong misi untuk mewartakan Injil.

    1. Yesus Bangkit dan Menyapa dalam Hidup Sehari-hari 
    Injil Yohanes 21 hari ini menunjukkan bagaimana Yesus yang bangkit menampakkan diri kepada para murid di danau Tiberias. Para murid kembali ke aktivitas lama mereka sebagai nelayan. Setelah semalaman tanpa hasil, mereka mengikuti suara seorang asing di pantai untuk menebarkan jala ke sebelah kanan. Hasilnya melimpah. Dalam peristiwa ini, murid yang dikasihi menyadari: “Itu Tuhan!”.

    Pengalaman ini mencerminkan hidup harian kita. Kita sering tidak menyadari kehadiran Tuhan, sampai Ia menyentuh hidup kita secara tak terduga. Murid yang dikasihi adalah simbol dari orang yang memiliki kedekatan rohani dengan Yesus sehingga dapat mengenal-Nya, bahkan dalam hal-hal kecil. “Carilah Tuhan dalam hal-hal kecil dan tersembunyi. Di sanalah Ia menunggu.” – St. Thérèse dari Lisieux

    2. Dari Perjumpaan Menuju Misi: “Gembalakanlah Domba-domba-Ku” 
    Setelah sarapan bersama di pantai, Yesus berbicara kepada Petrus. Tiga kali Ia bertanya: “Apakah engkau mengasihi Aku?” Dan tiga kali Petrus menjawab: “Ya, Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau.” Maka Yesus bersabda: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.”

    Dialog ini bukan hanya rekonsiliasi antara Yesus dan Petrus setelah penyangkalannya, tetapi juga peneguhan misi. Kasih sejati kepada Tuhan tidak cukup hanya diucapkan, tetapi harus dinyatakan dalam penggembalaan dan pelayanan. St. Yohanes Paulus II berkata: “Kasih yang tidak menjadi pelayanan akan mati; pelayanan yang tidak dilandasi kasih akan kosong.”

    3. Kesaksian yang Berani Meski Ditolak 
    Bacaan pertama dari Kisah Para Rasul menggambarkan para rasul yang bersaksi tentang kebangkitan Yesus, meski harus menghadapi larangan, intimidasi, dan hukuman. Namun mereka menjawab dengan tegas, “Kami harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia.”

    Kesaksian mereka lahir dari pengalaman nyata perjumpaan dengan Yesus. Paskah bukan hanya tentang sukacita pribadi, tetapi keberanian bersaksi di tengah tantangan. Gereja perdana menunjukkan bahwa kesaksian iman bukan tanpa risiko, namun dilandasi oleh keyakinan bahwa Kristus hidup dan mendampingi.

    St. Ignatius dari Antiokhia menulis: “Kini aku mulai menjadi murid. Biarkan aku meniru Sengsara Tuhanku.”

    4. Pujian dan Penyembahan kepada Anak Domba yang Disembelih  
    Kitab Wahyu menggambarkan pujian surgawi kepada Anak Domba yang layak menerima kuasa dan kemuliaan. Dialah Yesus yang disalibkan dan bangkit. Gereja di bumi yang bersaksi dan Gereja di surga yang memuji adalah satu dalam semangat: meninggikan Kristus Sang Anak Domba. St. Fransiskus dari Assisi berkata: “Marilah kita mencintai dan menyembah Dia yang telah menebus kita dengan darah-Nya.”

    Ini memberi harapan dan kekuatan: penderitaan kita dalam bersaksi bukanlah akhir, tetapi bagian dari kemenangan Paskah.

    Penutup: Paskah adalah Awal Perutusan

    Saudara-saudari, Paskah bukan hanya pesta iman, tapi panggilan perutusan:
    Untuk mengenali kehadiran Tuhan dalam kehidupan harian,
    Untuk menjawab kasih-Nya dengan pelayanan,
    Untuk bersaksi tentang Dia meski ada tantangan,
    Dan untuk memuji Dia sebagai Anak Domba yang layak disembah.

    St. Katarina dari Siena berseru: “Jika kamu menjadi seperti dirimu seharusnya, kamu akan menyalakan dunia.”

    Seperti Petrus yang telah disembuhkan dan diutus, seperti murid yang dikasihi yang mengenali-Nya, seperti para rasul yang tidak takut bersaksi, mari kita pun melanjutkan misi Paskah dalam hidup kita: mengenali, mencintai, menggembalakan, dan bersaksi. Amin.

    Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap
    27 April 2025 - Minggu Kerahiman Ilahi Paskah II

    Minggu, 27 April 2025 - Minggu Kerahiman Ilahi

    "Kerahiman Allah: Kasih yang Mengampuni dan Memulihkan"

    Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, semoga Tuhan memberimu damai dan kebaikan.
    Hari ini kita merayakan Minggu Kerahiman Ilahi, hari penuh rahmat yang diwartakan melalui Santa Faustina Kowalska, Rasul Kerahiman. Hari ini Gereja mengundang kita untuk memandang wajah sejati Allah — wajah belas kasih yang hidup dalam Yesus Kristus yang bangkit.

    Dalam terang Minggu Kerahiman Ilahi, kita diundang untuk merenungkan hati terdalam Allah: bukan murka, bukan hukuman, melainkan belas kasih yang mengalir dalam bentuk pengampunan.
    Yesus yang bangkit menampakkan diri kepada murid-murid yang ketakutan dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu.” (Yoh 20:19) Tetapi damai itu bukan sekadar kata. Yesus menunjukkan luka-luka kasih-Nya dan menghembusi mereka dengan Roh Kudus sambil berkata: “Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni.” (Yoh 20:23)

    Inilah wajah sejati Allah: Allah yang memulihkan, bukan menghukum; Allah yang mengangkat, bukan menjatuhkan.

    1. Kerahiman Allah: Wajah yang Mengampuni 
    Dalam seluruh Injil, kita melihat bahwa kerahiman Allah tidak pernah hanya teori. Ia nyata dalam tindakan Yesus:
    - Kepada perempuan yang berzinah: "Aku pun tidak menghukum engkau." (Yoh 8:11)
    - Kepada Petrus yang menyangkal-Nya: Ia memulihkan kepercayaannya dengan kasih.
    - Kepada musuh-musuh di salib: "Ya Bapa, ampunilah mereka." (Luk 23:34)
    Kerahiman itu hadir dalam pengampunan nyata. Sebagaimana St. Yohanes Paulus II bersaksi: “Dunia lebih membutuhkan saksi kerahiman daripada saksi keadilan.”

    2. Dunia Kita: Dunia yang Sulit Mengampuni 
    Dunia lebih mengenal balas dendam daripada pengampunan. Dunia lebih menyukai penghakiman daripada pemulihan. Dunia lebih cepat menyebarkan aib daripada melindungi martabat. Bahkan dalam keluarga, komunitas, dan Gereja, sering luka-luka tidak disembuhkan karena pengampunan dianggap kelemahan. 
    Tetapi Paus Fransiskus mengingatkan: “Mengampuni bukan berarti melupakan keadilan, melainkan menyembuhkan hati.” (Misericordiae Vultus) 

    3. Mengapa Harus Mengampuni? 
    Jika kita tidak mengampuni:
    - Luka kita tetap terbuka,
    - Dendam menjadi racun dalam jiwa,
    - Hidup menjadi tawanan masa lalu. 

    Sebaliknya, jika kita mengampuni:
    - Kita dibebaskan,
    - Luka disembuhkan,
    - Kita menjadi serupa dengan Allah.

    St. Faustina Kowalska menulis: “Kasih sejati terwujud dalam pengampunan.”

    4. Pengampunan: Pusat dari Pewartaan Injil 
    Kerahiman dan pengampunan tidak dapat dipisahkan.
    Pengampunan adalah wajah operatif dari Kerahiman Allah. Yesus mempercayakan tugas besar ini kepada para murid: “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni.”
    St. Augustinus berkata: “Percaya bahwa engkau diampuni akan membebaskanmu untuk mengampuni.”

    5. Tomas: Dari Ragu Menjadi Saksi Kerahiman 
    Tomas tidak ditolak oleh Yesus. Ia memperlihatkan luka-luka-Nya. Dari sentuhan itu, Tomas berseru: "Tuhanku dan Allahku!" Iman yang lahir dari kerahiman jauh lebih kuat daripada iman yang lahir dari ketakutan.

    Penutup: Jadilah Wajah Allah
    Di dunia yang penuh luka: Jadilah pembawa pengampunan.
    Di dunia yang penuh kebencian: Jadilah wajah Allah yang Maharahim. 
    St. Fransiskus dari Assisi berdoa: “Di mana ada kebencian, biarkan aku membawa cinta.
    Di mana ada luka, biarkan aku membawa pengampunan.” Mari kita sambut sabda Yesus: "Damai sejahtera bagi kamu." Damai yang lahir dari hati yang mengampuni. Amin.

    Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap
    20 April 2025 - Hari Raya Paskah

    Minggu, 20 April 2025 - Hari Raya Paskah

    Bacaan I : Kel. 14:15-15:1
    Bacaan II :  Rm. 6:3-11
    Bacaan Injil : Mat. 28:1-10

    “Iman yang Bangkit dari Dalam Gelap: Mengalahkan Prasangka, Mewartakan Harapan”

    Untuk Perayaan Paskah dan Penerimaan Sakramen Penguatan Dalam Terang Tahun Yubileum Pengharapan 2025

    Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, selamat Hari Raya Paskah

    Pagi hari itu, ketika hari masih gelap, Maria Magdalena berjalan ke kubur Yesus. Ia larut dalam kesedihan, pikirannya dibayangi kehilangan, dan hatinya belum diterangi pengertian iman. Maka, ketika melihat kubur kosong, pikirannya langsung dipenuhi prasangka, “Tuhan telah diambil orang...” (Yoh 20:2)

    Ia belum melihat kebenaran bahwa Yesus telah bangkit, karena, seperti ditulis dalam Injil, “Sebab selama ini mereka belum mengerti Kitab Suci, yang mengatakan bahwa Dia harus bangkit dari antara orang mati.” (Yoh 20:9)

    1. Prasangka Lahir dari Kegelapan Iman

    Mengapa Maria mengira jenazah Yesus dicuri? Karena hatinya sedang gelap. Gelap oleh kesedihan, gelap karena kehilangan arah. Dalam Injil Yohanes, “gelap” bukan sekadar waktu dini hari, tetapi simbol kebingungan batin dan ketidaktahuan rohani.

    Prasangka buruk tumbuh ketika terang Sabda Tuhan belum menerangi pikiran. Maria belum mengerti janji Yesus. Maka ia menafsirkan realitas dari sudut pandang rasa takut, bukan iman.

    Kita pun sering bersikap demikian:

    Ketika masalah datang, kita cepat curiga.
    Ketika doa belum dijawab, kita mudah merasa ditinggalkan.
    Ketika dunia tampak gelap, kita bertanya, “Di mana Tuhan?”
    Padahal Tuhan tidak absen. Ia hidup. Tapi kita hanya bisa mengenali-Nya jika hati kita diterangi Sabda.

    2. Sabda: Terang yang Membebaskan dari Prasangka

    Injil hari ini mengatakan, “Sebab selama ini mereka belum mengerti Kitab Suci...” (Yoh 20:9) Tanpa Sabda, kubur kosong adalah misteri yang menakutkan. Dengan Sabda, kubur kosong menjadi tanda kemenangan.
    Sabda adalah terang yang mengubah tafsir keliru menjadi pengenalan akan kebenaran. Sabda adalah cahaya yang menuntun kita keluar dari ketakutan.

    Maria berubah bukan karena melihat jenazah, tetapi karena ia mendengar Sabda pribadi dari Yesus, “Maria!” — “Rabuni!” (Yoh 20:16)
    Dalam sekejap, prasangka hilang, pengharapan lahir. Sabda Yesus menyentuh hatinya dan membangkitkan imannya.

    3. Sakramen Krisma: Roh Kudus Membuka Pengertian dan Misi 
    Hari ini, saudara-saudari kita menerima Sakramen Penguatan. Sakramen ini bukan sekadar ritual. Ini adalah pencurahan Roh Kudus, agar kamu:
    Dapat mengingat dan mengerti Sabda Tuhan,
    Dapat membedakan kebenaran dari kebingungan dunia,
    Dapat berdiri teguh saat dunia meragukan imanmu,
    Dan menjadi saksi kebangkitan Kristus di mana pun kamu berada.
    Roh Kudus adalah terang yang membakar hati dan membuka mata iman.
    Dalam terang-Nya, prasangka digantikan oleh pengertian, dan ketakutan berubah menjadi keberanian.

    4. Tahun Yubileum: Waktu untuk Bangkit dan Bersaksi 
    Tahun Yubileum 2025 adalah Tahun Pengharapan. Dan harapan itu bukanlah optimisme buta, tapi keyakinan bahwa, “Kristus telah bangkit, dan karena itu tidak ada malam yang terlalu gelap untuk dikalahkan terang-Nya.” 

    Seperti Maria, kita dipanggil:
    Untuk tidak berhenti dan tinggal pada tangisan,
    Untuk tidak hidup dalam prasangka, Tapi berbalik dan melihat Yesus yang hidup,
    Dan pergi memberitakan: “Aku telah melihat Tuhan!” (Yoh 20:18)

    5. Penutup: Pegang Sabda, Wartakan Harapan 
    Saudara-saudari, Jangan tunggu semuanya jelas baru percaya. Percayalah, dan kamu akan melihat. Pegang Sabda, dan kamu akan dibebaskan dari ketakutan.

    Untuk para penerima Krisma:
    Jadilah saksi iman di sekolah, di rumah, di dunia digital. Bawalah terang Kristus ke dalam dunia yang penuh prasangka. Hidupkan Sabda dan wartakan harapan.
    Kristus telah bangkit. Alleluya. Harapan tidak mengecewakan. Alleluya. 
    Amin.

    Penutup

    Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap
    13 April 2025 - Minggu Palma

    Minggu, 13 April 2025 - Hari Minggu Palma Mengenang Sengsara Tuhan

    Bacaan I : Yes. 50:4-7
    Bacaan II : Flp. 2:6-11
    Bacaan Injil : Luk. 22:14- 23:56

    “Dari Hosana ke Salibkan Dia: Kerapuhan Hati Manusia dan Kasih yang Tetap Setia”

    Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, semoga Tuhan memberimu damai dan kebaikan.

    Hari ini kita memasuki Pekan Suci. Kita baru saja mendengarkan kisah sengsara Tuhan kita Yesus Kristus. Kita diajak untuk merenungkan kontras dramatis antara sambutan penuh sukacita di pintu gerbang Yerusalem dan teriakan kebencian di halaman pengadilan Pilatus.

    “Hosana bagi Anak Daud!” berubah menjadi “Salibkan Dia!”

    Pertanyaannya: mengapa hal ini bisa terjadi? Apa yang membuat manusia—yang mengaku percaya kepada Allah—begitu cepat berbalik dari pujian ke pengkhianatan?

    1. Kekecewaan terhadap Harapan yang Tidak Terpenuhi

    Banyak orang menaruh harapan bahwa Yesus akan menjadi Mesias politis yang membebaskan Israel dari penjajahan Romawi. Tapi Yesus tidak menuruti ekspektasi mereka. Ia datang sebagai Hamba yang menderita, bukan sebagai pahlawan bersenjata. Ketika harapan mereka runtuh, kekecewaan berubah menjadi penolakan.

    Hal yang sama bisa terjadi dalam hidup kita. Ketika Tuhan tidak bertindak seperti yang kita harapkan—saat doa tidak segera dijawab, atau salib terasa berat—apakah kita tetap setia, atau ikut berteriak “Salibkan Dia”?

    2. Massa yang Mudah Tergoyah dan Ketakutan yang Menyebar

    Iman yang tidak berakar mudah goyah dalam tekanan. Orang-orang yang sebelumnya bersorak “Hosana” bisa berubah karena:
    Takut dikucilkan,
    Terbawa arus,
    Atau sekadar tidak mengerti siapa Yesus sebenarnya.

    Yesus tidak pernah menjanjikan popularitas atau kenyamanan. Ia menjanjikan salib yang membawa kehidupan. Maka, mengikuti Yesus adalah keberanian untuk tetap setia meski dunia berbalik arah.

    3. Dosa dan Ketertutupan Hati

    Penolakan Yesus juga lahir dari hati yang tidak mau bertobat. Ia datang membawa terang, tapi banyak yang lebih memilih kegelapan karena:
    Takut dikoreksi,
    Nyaman dengan kebiasaan lama,
    Tidak rela kehilangan kekuasaan atau ego.

    Yesus disalibkan bukan hanya oleh paku dan kayu, tapi juga oleh penolakan batin manusia yang tak mau diubah.

    4. Tapi Yesus Tetap Setia

    Yang luar biasa dari kisah sengsara ini adalah: kasih Yesus tidak berubah. Ia tetap diam saat dihina. Ia tetap mengasihi saat disalibkan. Ia bahkan mengampuni mereka yang menyalibkan-Nya.

    Inilah Injil kasih: Tuhan tidak menyesal mengasihi kita, walau kita sering berkhianat.

    5. Undangan untuk Masuk ke Jalan Salib

    Saudara-saudari, Pekan Suci ini bukan sekadar kenangan. Ini adalah undangan untuk ikut berjalan bersama Yesus.

    Bukan hanya ikut arak-arakan palma, tapi juga ikut memanggul salib.

    Bukan hanya ikut liturgi, tapi juga menjadi saksi kasih yang setia dalam hidup nyata.

    Jangan biarkan suara “Salibkan Dia!” terdengar lagi—dari sikap kita, dari ketidakpedulian kita, dari kompromi kita terhadap kebenaran.

    Sebaliknya, marilah kita berkata: Hosana yg berarti "Selamatkanlah, tolonglah kami sekarang" “Hosana dalam arti yang sejati: Yesus, datang dan ubahlah hatiku.”

    Penutup

    Pekan Suci telah dimulai. Kita diajak masuk ke dalam misteri sengsara, wafat, dan kebangkitan Tuhan. Mari kita ikut berjalan dengan-Nya—dalam iman, pengharapan, dan kasih. Amin.

    Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap
    06 April 2025 - Prapaskah V

    Minggu, 06 April 2025 - Hari Minggu Prapaskah V

    Bacaan I : Yes. 43:16-21
    Mazmur :  Mzm. 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6
    Bacaan II :  Flp. 3:8-14
    Bacaan Injil : Yoh. 8:1-11

    Allah yang Mahapengampun

    Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, semoga Tuhan memberimu damai dan kebaikan.

    Minggu ini, Injil membawa kita ke sebuah kisah yang amat kuat, penuh luka dan kasih, penghakiman dan pengampunan: perempuan yang tertangkap basah dalam perzinahan. Sebuah kisah yang menggambarkan dua dunia—dunia manusia yang ingin menghukum, dan dunia Allah yang memilih mengampuni.

    1. Dosa yang Nyata dan Penghakiman yang Cepat

    Perempuan itu bersalah. Ia tertangkap basah. Tak ada dalih. Hukum Musa jelas: ia harus dirajam. Tapi anehnya, hanya dia yang dibawa. Tidak ada pasangan lelakinya. Keadilan menjadi alat manipulasi, bukan kebenaran. Orang-orang Farisi datang bukan mencari kebenaran. Mereka datang untuk menjebak Yesus. Jika Yesus menghukum, kasih-Nya dipertanyakan. Jika membebaskan, Ia dianggap melawan hukum Musa. Sebuah dilema.

    Yesus tidak menjawab. Ia menunduk dan menulis di tanah. Ketika mereka mendesak, Yesus berdiri dan berkata, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.”

    Sunyi. Batu-batu dijatuhkan. Dari yang tertua, satu per satu pergi. Tinggal Yesus dan perempuan itu.

    2. Allah Mengampuni, Bukan Menghakimi

    Yesus berdiri dan bertanya: “Di mana mereka? Tidak adakah yang menghukum engkau?” Perempuan itu menjawab: “Tidak ada, Tuhan.” Lalu Yesus berkata, “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi.”

    Saudara-saudari, inilah wajah Allah kita. Bukan Allah yang mencatat dan menghitung dosa kita, tetapi Allah yang membuka lembaran baru. Yesus tidak membiarkan dosa, tapi mengampuni dan mengundang untuk bertobat.

    3. Kita Adalah Perempuan Itu – Dan Juga Farisi Itu

    Dalam hidup, kita pernah berdosa seperti perempuan itu. Kita pernah gagal. Kita pernah jatuh.

    Tapi sering pula, kita berdosa seperti orang Farisi: merasa lebih suci, cepat menghakimi, lambat mengampuni.

    Yesus hari ini berdiri di tengah kita dan berkata, “Kalau engkau tidak berdosa, silakan lempar batu pertama." Kita semua berdosa. Tapi kita semua juga dikasihi.

    4. Pengampunan Adalah Awal, Bukan Akhir

    Yesus tidak hanya menyelamatkan perempuan itu dari hukuman. Ia memberinya arah hidup baru. Kata-Nya, “Jangan berdosa lagi mulai sekarang.”

    Itu bukan perintah keras, tapi undangan penuh kasih, “Aku tahu engkau bisa berubah.” Inilah keadilan ilahi: bukan menghukum, tapi membangun kembali.

    5. Paulus: Dari Penganiaya Menjadi Pewarta Pengampunan

    Bacaan kedua dari surat Filipi memperkuat pesan ini. Paulus dulunya Farisi yang fanatik. Tapi setelah dijamah kasih Kristus, ia berubah. Ia menulis, “Yang lama kulupakan, dan aku berlari menuju yang di depan.” (Flp 3:13)

    Allah memanggil kita bukan karena kita pantas, tapi karena kasih-Nya tidak pernah menyerah.

    6. Tahun Yubileum Pengharapan: Saatnya Memulai Lagi

    Dalam Spes Non Confundit, Paus Fransiskus menulis, “Tuhan tidak bosan memberi kesempatan baru. Dialah Allah yang membukakan pintu.”

    Hari ini kita diundang menjadi seperti Kristus: Bukan melempar batu, tapi merangkul sesama. Bukan mengungkit luka lama, tapi memberi harapan baru. '

    Penutup: Jangan Takut Datang Kembali

    Saudara-saudari, Yesus tidak melihat siapa kamu kemarin. Ia melihat siapa kamu bisa jadi hari ini. Ia tidak tertarik menghukum. Ia ingin menyembuhkan. Maka datanglah kepada-Nya. Terimalah kasih yang mengampuni dan membebaskan. Dan jadilah pembawa harapan di tengah dunia yang penuh penghakiman. “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berdosa lagi.” Itulah sabda kasih. Itulah suara Allah. Dan itulah undangan bagi kita semua hari ini.

     Apakah aku bersedia mengampuni seperti Kristus mengampuni—tanpa mengungkit masa lalu, dan memberi harapan pada masa depan? Para saudara dan saudari, mari beri jawaban singkat pada kolom komentar! Amin.

    Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap

    Buku Ibadat Lingkungan – Pekan Keluarga KAM Bulan Juli 2025

    0

    Dalam rangka menyambut Pekan Keluarga di Keuskupan Agung Medan 2025, Komisi Keluarga KAM menyediakan Buku Ibadat Lingkungan/Keluarga selama bulan Juli 2025. Kami berharap buku ibadat ini dapat dipakai dalam ibadat/doa di seluruh lingkungan/keluarga di paroki-paroki di Keuskupan Agung Medan.

    Adapun tema pendalaman dalam ibadat ini adalah pelaksanaan perayaan Tahun Yubileum 2025: Peziarah Pengharapan. Tema ini mengajak seluruh umat beriman di KAM dapat menikmati rahmat Tahun Yubileum ini. Adapun tujuan Tahun Yubileum 2025: menguatkan iman, rekonsiliasi dan pengampunan dosa, meningkatkan solidaritas dan kasih sayang, peziarahan ke tempat-tempat suci dan pemulihan relasi dengan alam ciptaan. Indikator Keberhasilan dari Tahun Yubileum ini tampak dari kondisi umat yang semakin berpengharapan dalam tantangan hidupnya, semakin saling mengampuni dan berdamai, semakin tercipta solidaritas dan cinta kepada yang lemah dan miskin, semakin bertumbuh hidup rohani melalui peziarahan dan pembentukan formasi atau pendidikan iman.

    Melalui tema-tema yang didalami dalam ibadat ini kiranya anggota keluarga secara khusus bapak, ibu dan anak semakin menyadari hidup berkeluarga adalah sebuah peziarahan yang tidak mengecewakan.

    Tema-tema yang disiapkan untuk 4 (empat) kali pertemuan adalah:

    1. Tema 1: Keluarga Yang Menyadari Penyertaan Tuhan

    2. Tema 2: Keluarga Yang Bermegah Dalam Penderitaan

    3. Tema 3: Keluarga Yang Saling Mengampuni

    4. Tema 4: Keluarga Yang Mengalami Rahmat Tahun Yubileum

    Medan, 1 Juni 2025

    Komisi Keluarga Keuskupan Agung Medan

    Download Tata Ibadat Lingkungan - Pekan Keluarga KAM Juli 2025 (Bahasa Indonesia dan Daerah)

    Tata Ibadat Lingkungan Bulan Liturgi Nasional 2025 di Keuskupan Agung Medan

    0

    Liturgi adalah puncak dan sumber kehidupan iman Kristiani. Dalam setiap perayaan liturgi, terutama Ekaristi, Gereja merayakan kehadiran Allah yang hidup, yang menyapa umat-Nya, memberi diri-Nya, dan membimbing Gereja dalam ziarahnya di tengah dunia menuju kepenuhan Kerajaan-Nya.

    Sebagai bagian dari upaya pembinaan liturgis yang berkelanjutan, Komisi Liturgi Konferensi Waligereja Indonesia (Komlit KWI) menetapkan bulan Mei sebagai Bulan Liturgi Nasional (BLN). Namun di Keuskupan Agung Medan (KAM), perayaan ini dijalankan secara kontekstual pada bulan Juni, menyesuaikan dengan dinamika pastoral setempat. Hal ini menjadi bentuk nyata dari semangat Gereja yang hidup dan hadir dalam keberagaman.

    Dalam rangka itu, Bulan Liturgi Nasional Tahun 2025 mengambil tema Ekaristi dalam Ziarah Pengharapan. Tema ini akan di dalami dalam 4 sub tema, yakin:

    1. Ekaristi sebagai perkumpulan umat

    2. Ekaristi sebagai sabda yang dirayakan

    3. Ekaristi sebagai sakramen cinta Allah

    4. Ekaristi sebagai misteri persatuan kristus dengan Gereja-Nya

    Bahan ini disarikan dari materi resmi Komlit KWI, dan disesuaikan dengan konteks pastoral Keuskupan Agung Medan. Harapannya, buku ini dapat menjadi sarana pembinaan dan pendalaman iman, serta membantu umat untuk merayakan liturgi dengan lebih sadar, aktif, dan penuh penghayatan untuk merenungkan kembali bahwa Ekaristi bukan hanya perayaan, tetapi juga tanda dan sarana harapan dalam perjalanan Gereja menuju perjumpaan penuh dengan Allah.

    Kiranya, melalui pendalaman ini, setiap perayaan Ekaristi sungguh menjadi perhentian rohani dalam ziarah pengharapan kita, tempat kita dikuatkan, diperbarui, dan diutus kembali untuk menjadi saksi kasih Allah dalam dunia.

    Tata Ibadat Lingkungan - Bulan Liturgi Nasional (Indonesia)
    Pertemuan I - IV Ibadat Lingkungan - Toba, Karo, Simalungun

    RIP Sr. M. Secilia Siringoringo FCJM

    0
    Dengan penuh duka cita, kami menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas wafatnya Sr. M. Secilia Siringoringo, FCJM dalam usia 84 tahun.

    Semoga Allah Bapa yang Maha Pengasih menerima jiwa beliau dalam damai dan sukacita abadi di Surga. Kami mengenang pengabdian dan pelayanan beliau yang tulus sebagai cerminan kasih Kristus yang hidup.

    Doa kami menyertai keluarga besar Kongregasi FCJM dan semua yang ditinggalkan. Kiranya penghiburan dan pengharapan dalam Kristus senantiasa menguatkan hati.

    "Berbahagialah orang yang mati dalam Tuhan, karena mereka boleh beristirahat dari jerih payah mereka, dan segala perbuatannya menyertai mereka."

    (Wahyu 14:13)

    Warta Kuria KAM (April-Mei 2025)

    22 April 2025

    Kapel St. Faustina Catholic Center menyaksikan kehadiran Bapa Uskup yang memimpin perayaan ekaristi pelantikan ekonom, ketua-ketua komisi, ketua divisi, dirdios dan vikaris episkopal pastoral. Hadir dalam perayaan ini ialah semua pegawai Kuria dan Komisi Keuskupan Agung Medan. Mereka yang dilantik ialah
    Ekonom: RP. Chrispinus Silalahi OFMCap,
    Ketua Komkat: RP. Konrad Situmorang OFMCap,
    Ketua komisi KKS: RP. Paulus Halek Bere SSCC,
    Dirdios KKI: RD. Josep Parasian Gultom,
    Ketua divisi KKI-Sekami: Sr. Petronella Br. Karo KSSY,
    Ketua Komkep: RP. Theodorus Goli Ruing OCD,
    Vikaris Episkopal Pastoral: RP. Serafin Dany Sanusi OSC,
    Ketua komisi Kerawam: RP. Joseph Lesta Pandia OFMConv,
    dan Ketua komisi Peziarahan Rohani: RD. Gundo F Saragih.

    23 April 2025

    Melayani permintaan sejumlah media kepada Keuskupan Agung Medan untuk memberikan informasi seputar wafatnya Bapa Suci Paus Fransiskus pada 21 April 2025 jam 07.35 waktu Roma, Kanselarius KAM, RP. Adrianus Sembiring OFMCap atas arahan Mgr. Kornelius Sipayung OFCap, Uskup Agung Keuskupan Agung Medan mengadakan konferensi pers di ruang lobby Catholic Center pada 23 April 2025. Media yang turut meliput konferensi pers ini antara lain Metro TV, CNN, TVRI dan media harian lain.

    “Paus Fransiskus adalah pemimpin Gereja Katolik yang sungguh menghadirkan wajah sejati Gereja yang miskin, rendah hati, sederhana dan berbelaskasih seperti Yesus Sendiri sebagai Kepala Gereja. Dia mengabdikan seluruh hidupnya bagi pelayanan Gereja. Gereja Katolik berduka, tetapi sekaligus bergembira atas berpulangnya Bapa Suci ke pangkuan Bapa di surga. Dia menjadi pendoa bagi Gereja yang masih berziarah di dunia ini.” Setelah menyampaikan pesan inti ini, Kanselarius menginformasikan bahwa Gereja di seluruh wilayah Keuskupan Agung Medan akan mempersembahkan misa requiem secara serentak bagi kebahagiaan kekal Paus Fransiskus pada Jumat, 25 April 2025.

    25 April 2025

    Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap, diwakili oleh Vikjen KAM, RP. Michael Manurung OFMCap merayakan misa requiem di gereja Katedral Medan pada 25 April 2025 bersama para pastor dari Kuria, Komisi-komisi KAM dan imam di vikariat Medan. Dalam homilinya, RP. Michael Manurung menggarisbawahi agungnya karya Allah dalam diri Bapa Suci Paus Fransiskus yang mengabdikan seluruh hidupnya bagi pelayanan Gereja. Paus Fransiskus sungguh menghadirkan wajah Allah yang berbelakasih dalam hidupnya yang sederhana, rendah hati dan merangkul siapa saja. Semangat pelayanannya yang tulus dituangkan dalam ensklik-ensiklik yang diterbitkannya, antara lain Evangelii Gaudium, Fratelli tutti dan Laudato si'. Kemuliaan Tuhan yang bangkit ditunjukkan oleh seluruh hidup paus Fransiskus. Beristirahatlah dalam damai!

    28 April 2025

    Aho Sukhang! Hidup senang, mati tenang! Demikian suasana talk show yang diselenggarakan oleh Yayasan Ehipassiko, sebuah yayasan Buddha yang bervisi membangun karakter pribadi, masyarakat dan lingkungan melalui cara hidup, studi, aksi dan meditasi berdasarkan Dharma Humanistik bekerja sama dengan Yayasan Cancer Care. Talk show yang berlangsung di Selecta Ballroom Medan pada 28 April 2025 ini menghadirkan pembicara tunggal Ajahn Brahm, seorang biksu yang tinggal di Australia. RP. Adrianus Sembiring OFMCap bersama Sr. Hilaria Damanik KSSY turut hadir dalam acara khas Buddha ini untuk menunjukkan semangat Gereja Sinodal Keuskupan Agung Medan kepada setiap denominasi yang membuka hati bagi kerja sama dan dialog antar agama. Dengan gayanya yang ringan dan humoris, Ajahn Brahm menyapa semua hadirin ketika menyampaikan petunjuk-petunjuk praktis yang menghantar orang pada seruan khas, “Akh, betapa bahagianya, Aho Sukhang!” Secara kodrati, setiap insan ingin berbahagia, bukan ingin benar. Ini adalah resep untuk kebahagiaan. Ajakannya untuk selalu berbuat baik sebagai jalan untuk bahagia merangkum rangkaian talk show yang berlangsung selama tiga jam.

    28 April - 1 Mei 2025

    Pada 28 April - 1 Mei 2025 berlangsung Temu Pastoral (TEPAS) Regio Gerejawi Sumatera di Hotel Baga, Teluk Dalam – Nias Selatan, Keuskupan Sibolga. Temu Pastoral ini dihadiri oleh semua Uskup dari Regio Gerejawi Sumatera, utusan Kuria masing-masing Keuskupan dan para Pimpinan/Perwakilan Tarekat (Religius/Sekular) yang memiliki komunitas dan karya pastoral di wilayah Regio Gerejawi Sumatera. Total peserta yang ambil bagian dalam pertemuan ini adalah 76 Pimpinan/Perwakilan Pimpinan Tarekat Religius mewakili 41 tarekat. Dari Keuskupan Agung Medan hadir Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap, RP. Michael Manurung OFMCap dan RP. Joseph Lesta Pandia OFMConv. Temu Pastoral ini merupakan agenda dua tahunan yang dimulai sejak 2012. Salah satu tujuan TEPAS ialah memupuk semangat sinodalitas semua tarekat dan Gereja lokal, sesuai visi dan misi keuskupan tanpa mengabaikan visi dan misi tarekat masing-masing. Pertemuan ini mengusung tema “Sinodalitas Gereja Sumatera di Tengah-tengah Isu Kehidupan Sosio-Politik, Ekologi dan Kemanusiaan.” Pembahasan mendalam atas tema ini berhasil menelurkan kesepakatan untuk menampakkan sinodalitas dalam menanggapi persoalan human trafficking atau TPPO (tindak pidana perdagangan orang), ekologi, kaderisasi umat Katolik dan pastoral digital.

    5 Mei 2025

    Pertemuan Musrenbang kota Medan tahun 2025–2029 di hotel Grand City Hall, Medan, pada hari Senin, 5 Mei 2025, dihadiri oleh RP. Joseph Lesta S. Pandia, OFMConv, ketua komisi Kerawam, mewakili Uskup Keuskupan Agung Medan. Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG) ini diselenggarakan dalam rangka penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Medan Tahun 2025-2029 dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Medan Tahun 2026. Kegiatan ini merupakan sebuah forum strategis yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk perangkat daerah, DPRD, unsur Forkopimda, akademisi, dunia usaha, organisasi masyarakat sipil dan tokoh masyarakat. MUSRENBANG ini bertujuan untuk menghimpun aspirasi, saran dan masukan dalam rangka penyempurnaan dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) dan rencana tahunan (RKPD) secara partisipatif dan transparan. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wali Kota Medan dan menghadirkan narasumber dari Bappeda Provinsi Sumatera Utara, Kementerian Dalam Negeri, serta perwakilan Bappenas. Dalam sambutannya, Wali Kota Rico Tri Putra Bayu Waas, menekankan pentingnya sinergi antar pemangku kepentingan untuk mewujudkan visi pembangunan kota Medan yang inklusif, berkelanjutan dan berdaya saing.

    8 Mei 2025

    Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia (Perdhaki) se-regio Sumatera membuka rapat kerjanya dengan perayaan Ekaristi Kudus yang dipimpin oleh Uskup Agung Medan pada 8 Mei 2025 di Hotel Arya Duta Medan. Rapat kerja ini berlangsung hingga 11 Mei 2025. Dalam homilinya, yang mengambil inspirasi dari Sabda Yesus, “Akulah roti hidup yang telah turun dari surga,” Bapa Uskup menggarisbawahi inti kerasulan kesehatan di Gereja Katolik. Melayani bukan sekadar sebagai profesi, tetapi sebagai perutusan. Para pelayan kesehatan dipanggil untuk memberi hidup. Penyambutan orang sakit dengan kasih adalah dinamika kasih yang meneguhkan harapan. Melalui pelayanan kesehatan, kita mendekatkan yang Ilahi dengan yang manusiawi serta menghadirkan cinta Kristus dalam tindakan nyata.

    9 Mei 2025

    STP Santo Bonaventura Keuskupan Agung Medan merayakan Dies Natalis ke-19 pada 9 Mei 2025 di kampus STP Delitua. Uskup Agung Medan membuka acara syukur ini dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Bapa Uskup Agung Medan. Esensi pesan Bapa Uskup disampaikan dalam homilinya yang mengingatkan kembali bahwa kampus adalah jalan menuju kasih, tempat pembentukan para pelayan gereja yang berakar dalam Sabda dan kasih Kristus. Seraya menggali makna peristiwa pertobatan Paulus yang terjadi di Damsyik, Bapa Uskup lebih lanjut menggarisbawahi peran Sekolah Tinggi Pastoral sebagai jalan menuju Damsyik. Perkuliahan adalah proses penyadaran akan jalan yang harus ditapaki menuju kehidupan. Sekolah Tinggi Pastoral Delitua, melalui pengabdian dosen, membuka mata mahasiswa agar sanggup melihat tanda zaman dan mengalami transformasi.

    11 Mei 2025

    Kuria KAM, diwakili oleh Bapak Yosef Agustinus, sekretaris DPP Katedral, Jl. Pemuda, hadir dalam acara pelantikan Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Provinsi Sumatera utara yang diadakan pada 11 Mei 2025 di aula Raja Inal Siregar – kantor Gubernur Sumut, Medan. Acara pelantikan diawali dengan ibadah dan diakhiri dengan kata-kata sambutan. Swangro Lumbanbatu, S.T., M.Si dilantik menjadi ketua DPD GAMKI Provinsi Sumatera Utara untuk masa bakti 2025-2028. Kepadanya diserahkan PATAKA GAMKI oleh ketua umum DPP GAMKI. Seluruh rangkaian acara resmi ini dirangkum dalam tema: Pulihkan Bangsa Kami (bdk. Mzm 80) dan sub tema: Mewujudkan Kepemimpinan Pemuda Kristen yang Transformatif dan Inovatif. Semoga Komisi Kepemudaan KAM bisa menjalin sinodalitas dengan para pengurus GAMKI yang baru dalam mencapai visi Keuskupan Agung Medan sebagai “Oase Ilahi di Tengah Dunia.” Gubernur Sumut, Bobby Nasution turut hadir dalam pelantikan ini.

    14 Mei 2025

    Pada Rabu, 14 Mei 2025, di aula Universitas HKBP Nommensen, Pematangsiantar, para pimpinan Gereja se-Indonesia bagian Sumatera Utara berkumpul bersama pimpinan lembaga keumatan untuk membahas serta menyuarakan keprihatinan mendalam atas dampak kehadiran PT. Toba Pulp Lestari di wilayah Tano Batak. Pertemuan ini difasilitasi oleh Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dalam kolaborasi dengan United Evangelical Mission (UEM). Kehadiran dan partisipasi KAM diwakili oleh RP. Ambrosius Nainggolan OFMCap, Vikep Pematangsiantar. Berdasarkan data dari KSPPM dan Alianasi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) yang berkoordinasi dengan Litbang PGI, Ephorus HKBP, Pdt. Dr. Victor Tinambunan yang tampil sebagai pembicara utama, menyatakan bahwa keberadaan TPL justru memperdalam krisis ekologi serta konflik horizontal yang mengancam kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, para pemimpin gereja Protestan sepakat menyuarakan agar PT. TPL ditutup. Berlandaskan Ajaran sosial Gereja, secara khusus ensiklik Laudato Si, Fratelli Tutti dan Laudate Deum Keuskupan Agung Medan berkomitmen untuk terus memperjuangkan keadilan bagi umat dan alam ciptaan.

    17 Mei 2025

    Ketua Kerawam KAM, RP. Joseph Lesta Pandia OFMConv menunjukkan kehadiran kuria KAM pada acara pelantikan pengurus dewan pimpinan wilayah Partai Perindo Provinsi Sumatera Utara periode 2025-2030 pada 17 Mei 2025 sore hari di Ballroom Sudirman Le Polonia Hotel & Convention Medan. Ketua DPW Sumut ialah Dr. Jonius T.P. Hutabarat, S.SI, M.S.I. Sangat disayangkan karena acara tersebut tidak dimulai tepat waktu seperti direncanakan jam 18.00 WIB. Setelah menunggu kurang lebih satu jam dan acara belum dimulai juga, RP. Joseph Pandia akhirnya meninggalkan ruang pertemuan. Satu hal yang bisa pelajari dari peristiwa ini ialah betapa pentingnya memulai satu acara penting dengan tepat waktu.

    18 Mei 2025

    Kuria KAM, diwakili oleh Komisi HAK, menghadiri Perayaan Paskah Oikumene Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia Wilayah Sumatera Utara yang diselenggarakan pada 18 Mei 2025 di Convention Suara Nafiri, Jl. K.H. Wahid Hasyim Medan. Perayaan yang dimulai dengan ibadah pada pukul 16.00 WIB ini merenungkan tema, Damai Sejahtera Kristus di tengah Keluarga, yang diinspirasi oleh Yoh 20:26. Setelah kata sambutan, seluruh rangkaian perayaan ditutup dengan makan malam bersama.

    Sampai jumpa dalam aktualita KAM selanjutnya.

    RP. Adrianus Sembiring OFMCap
    Kanselarius Keuskupan Agung Medan

     

    Beristirahatlah dalam Damai RP. Antonius Siregar OFMCap

    0
    Dengan penuh iman dan harapan akan kebangkitan, kami mengucapkan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya RP. Antonius Siregar, OFMCap di usia 87 Tahun. Semoga Allah yang Mahakasih menerima jiwa beliau dalam damai dan sukacita abadi di surga. Karya dan pelayanannya sebagai imam akan selalu dikenang dengan penuh syukur dan kasih.
    "Aku adalah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati." (Yohanes 11:25)

    Sekilas Perjalanan Hidup RP. Antonius Siregar OFMCap

    Masyarakat kampung Lumbansoit (kec. Sipaholon, kab. Tapanuli Utara), tempat kelahiran Pastor Anton, dahulu bukanlah mayoritas penganut Katolik. Maka dia sungguh heran ketika Tulang (Paman, dalam bahasa Batak) mengimpikan sang keponakan – saat itu masih duduk di Volksschool atau Sekolah Rakyat – kelak menjadi seorang Imam. “Saya teringat kembali petuah Tulang saat saya hendak mendaftar masuk seminari. Wah, ternyata ini yang harapan beliau dan benar terjadi dalam jalan hidup saya,” ujar Pastor Anton yang mengaku tidak begitu mengenal para Imam Misionaris semasa kecil. “Pada masa itu, Imam Misionaris jarang sekali berkunjung ke kampung kami, karena jumlah umat Katolik yang sedikit.”

    Ajaran kasih dan teladan dari orangtua menjadi ilham untuk menuntaskan pendidikan sebagai calon Pastor. Pada 18 Februari 1967, Antonius Siregar mendapat tahbisan Imam Ordo Kapusin di Paroki Parapat. Karena sudah berusia sepuh, kedua orangtuanya tidak dapat hadir dalam acara tahbisan tersebut. “Namun itu tak mengurangi kebahagiaan orangtua dan keluarga kami,” kata Pastor Anton yang masih mengingat jelas motto tahbisannya: ‘Aku percaya, karena itu aku berbicara.’

    “Sebagai seorang Kristen harus percaya, apa artinya saya berbicara. Apa yang saya ucapkan tidak akan berarti, jika saya tidak percaya. Kita serahkan dan percayakan semua iman, harapan dan pekerjaan kita kepada Tuhan. Biarlah Dia yang membimbing kita. Dan karena kita, percaya akan penyelenggaraan-Nya, maka kita berani melakukan. Itulah yang saya hidupi dan imani,” dia menjelaskan.

    Selama memberi pelayanan pastoral bagi umat, Pastor Anton mengatakan tidak pernah menghadapi tantangan yang berat. “Padahal saat itu, Imam Pribumi yang melayani masih saya seorang. Karena Mgr. Pius Datubara OFM Cap (kala itu masih Pastor muda) diutus studi ke Roma,” katanya.

    Meski seorang diri menjadi Imam Pribumi, Pastor Anton tidak minder. “Saya mendekati umat dengan sering rembug bersama untuk mengerjakan sesuatu yang berguna bagi umat. Di samping, saya juga memahami apa keinginan mereka. Sehingga umat menjadi senang jika kita bekerjasama untuk kebaikan bersama.”

    Dengan kalangan Orang Muda Katolik, Pastor Anton juga tidak sungkan berbaur dan turut bermain olah raga yang digemari. “Dulu saya sering bermain bola voli, bulu tangkis dan sepak bola dengan para Orang Muda Katolik. Sekarang (saya) sudah tua, jadi lebih suka menonton pertandingannya saja, termasuk tanding gulat pro di televisi,” jawab pastor yang juga sering disapa Oppung oleh umat.

    Kegiatan bersama orang muda tersebut pernah pula menjadi mula peristiwa hingga namanya populer disebut Uskup van der Besbes. Saat mengisahkan kejadian tersebut, Pastor Anton tak dapat menyembunyikan gelak tawa. “Ah. Itu sudah terjadi lama sekali. Tepatnya tahun 1967.”

    “Saat itu, saya masih menjadi Pastor Rekan di Paroki Tebing Tinggi bersama RP Burchardus van Weijden OFM Cap, dan RP Beatus Jenniskens, OFMCap.,” katanya. “Uskup Agung Medan (kala itu), Mgr. Van der Urk, yang sedang dalam perjalanan menuju Pematang Siantar bersama rombongan tamu. Saat memasuki Tebing Tinggi, mereka memutuskan untuk singgah untuk minum sejenak di Paroki kami.”

    “Saat itu saya baru saja usai bermain bola voli bersama OMK di belakang Gereja Paroki. Saya diajak Pastor Paroki untuk menyalami Uskup dan rombongannya. Saya agak kikuk, sebab badan masih bersimbah keringat dan sedang memakai celana pendek pula. “Bagaimana saya harus tukar baju dulu.”

    Namun, Pastor tersebut mengatakan tidak mengapa. “Ya, sudahlah.”

    “Ketika saling menyalam, dua pastor paroki memperkenalkan marga nya saja, yakni van Weijden (P. Burchardus van Weijden, OFMCap), Jenniskens (P. Beatus Jenniskens, OFMCap). Saya lalu fikir-fikir, mau beritahu marga apa. Saat giliran tiba, saya iseng mengatakan marga sendiri sebagai ‘Antonius van der Besbes,” ujarnya disusul gelak tawa dan batuk-batuk.

    Seluruh rekan Imam di ruangan tersebut larut dalam tawa. Terutama Mgr. Antoine Henri van den Hurk, O.F.M. Cap. Dia bahkan bilang: “Bagus, bagus” sembari menunjukkan jempolnya.

    Sejak peristiwa itu, Mgr. van den Hurk membuat gelar itu semakin populer di kalangan klerus dan umat. Sebab beberapa kali di acara perayaan besar, dia memanggil saya. “Antonius, kemari.” Kemudian melalui pelantang suara, dia mengatakan: “Kalian semua sudah tahu, Keskupan kita sudah ada Uskup baru. Namanya Mgr. Antonius van der Besbes.”

    Saya pun sering disapa kerabat: “Mau kemana van der Besbes? Sifat jahil menggubah marga juga pernah sekali saya lakukan pada tamu berkebangsaan Jerman. Dengan santai saya perkenalkan marga saya, von der Siregar. Hehehe.”

    Imam Tabib Keliling

    Dalam napaktilas pelayanan, Imam yang lahir tahun 1937 ini kemudian tertarik mempelajari pengobatan alternatif dan pijat refleksi. Keahliannya tersebut diasahnya berawal dari rasa penasaran pada metode pengobatan yang dilakukan oleh RP Meinrad Manzer OFM Cap. Dari situ Pastor Anton pun mempelajari berbagai buku tentang titik-titik saraf di tangan dan kaki. Belum cukup tentang itu, dia kemudian mencari dan mempelajari buku tentang anatomi tubuh manusia.

    Parokus Paroki Tiga Binanga RP Cypriano Barasa OFM Cap menuturkan, Pastor Anton telah lama menjalankan rutinitas sebagai Tabib Keliling. “Kecuali hari Minggu untuk memimpin misa di paroki atau stasi, Pastor Anton memiliki jadwal penuh untuk pengobatan bagi umat. Setiap Senin hingga Selasa, untuk meramu obat. Pada Rabu pagi, dia membuka praktik pada pagi hari di Paroki Saribu Dolok, dan sore harinya dia melayani di Paroki Kabanjahe. Sementara pada Kamis pagi, dia membuka praktik di Paroki Katedral, dan sore harinya di Susteran SFD Pasar 8 – Medan,” ujar Pastor Cypriano.

    Dalam pastoral bidang kesehatan ini, Pastor Anton kerap mendapat pengalaman unik. “Dari berkat yang diberikan Tuhan ini, saya pernah membantu seorang penderita kanker payudara hingga sembuh. Padahal, saat itu dokter sudah ‘angkat tangan’ untuk menanganinya,” kata Pastor Anton yang mengaku heran dengan praktik medis sering tidak melakukan pemeriksaan dan penyembuhan dengan waktu singkat. “Kadang setiap kali service mobil di bengkel dekat klinik, seorang pasien hanya diperiksa sebentar saja. Bagaimana bisa sembuh? Karena itu saya dalam memberi pijat refleksi bisa menghabiskan waktu hingga jam. Dengan pemeriksaan menyeluruh, penyakit pasien dapat dituntaskan. Namun tentu saja kuasa Tuhan lah yang lebih besar.”

    Dalam pelayanan sebagai Imam dan Tabib, Pastor Anton mengatakatan tidak pernah mengira atau mencita-citakan akan menjalani masa Imamat 50 Tahun. “Saya bersyukur diberikan Tuhan kesehatan, berjalan seturut rencana-Nya. Bukan karena kekuatan saya sendiri, namun ini karena rahmat Tuhan. Selama sisa-sisa hidup ini, saya hanya hendak berbuat baik bagi sesama,” katanya.

    Kesetiaan dan pelayanan hingga masa 50 tahun juga mendapat apresiasi dari banyak pihak, termasuk dari kalangan Imam Kapusin. Dalam homili Pesta Emas Imamat di Batu V, yang disampikan oleh Pastor Kosmas Tumanggor OFMCap mengatakan: “Selamat Pastor Anton. Kamu sudah menunjukkan kesetiaanmu melayani-Nya dalam berbagai musim kehidupan. Semoga kaum muda kita, khususnya yang ada di sini, saat ini, memikirkan kesetiaanmu, yaitu melalui keberanian untuk menggantikanmu nantinya, menjawab panggilan Tuhan.”

    Sumber artikel : anantabangun.wordpress.com (RP Kaprilius Sitepu OFM Cap, Ananta Bangun) | ditulis untuk majalah Menjemaat

    Kronik KAM

    0

    Kronik keuskupan adalah catatan sejarah yang disusun secara kronologis mengenai peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di dalam suatu keuskupan (wilayah administratif dalam Gereja Katolik yang dipimpin oleh seorang uskup).

    TanggalPeristiwa Penting
    Kamis, 12 Juni 2025Seminar Nasional Pengelolaan Geopark yang berdampak pada Geowisata di Indonesia pada Kamis, 12 Juni 2025 dihadiri melalui zoom oleh ketua komisi PSE KAM, RP. Stefanus Sitohang OFMCap. Seminar nasional yang mengusung tema, “Memperkuat Eksistensi Geopark Toba Caldera,” merupakan bagian dari upaya bersama lintas sektor untuk memperkuat keberadaan dan pengelolaan Toba Caldera sebagai UNESCO Global Geopark (UGGp), sekaligus mendorong pengembangan geowisata yang berkelanjutan di Indonesia, khususnya kawasan Danau Toba yang sarat dengan kekayaan geologis dan budaya. Makalah yang dipresentasikan oleh tiga narasumber berusaha membuka pandangan peserta terhadap realitas lapangan dan kebutuhan masa depan pengelolaan geopark di Indonesia, termasuk di kawasan Toba Caldera; mengajak peserta untuk melihat geowisata tidak sekadar sebagai perjalanan menikmati pemandangan, tetapi sebagai perjalanan spiritual dan intelektual melintasi waktu dan sejarah bumi; dan membangun kesadaran bahwa Toba Caldera adalah bagian dari warisan geologis umat manusia dan oleh karena itu dituntut tanggung jawab moral dan ekologis terhadap bumi dan generasi mendatang. Keuskupan Agung Medan sebagai entitas rohani selalu menyertakan dalam program pastoralnya gerakan konsientisasi bahwa Geopark Toba Caldera bukan hanya sebuah kawasan berstatus internasional, melainkan lebih dalam sebagai sebuah ruang hidup bersama yang menuntut keterlibatan semua pihak. Sinodalitas menjadi prinsip kita dalam menjalin kolaborasi untuk mendukung agar Toba Caldera UNESCO Global Geopark semakin maju dalam kerangka mewujudkan semangat ‘Laudato si.’
    Rabu, 11 Juni 2025Perayaan Hari Komunikasi Sosial Nasional ke-12 dengan tema “Bagikanlah dengan Lemah Lembut Harapan yang ada di dalam Hatimu”, dilaksanakan di Malang pada tanggal 11 - 16 Juni 2025. Hari pertama, Rabu, 11 Juni 2025 diawali dengan acara Welcome Dinner yang berlangsung di Rumah Retret Jayagiri. Momen ini menjadi awal perjumpaan Bapa Uskup, para peserta dari berbagai keuskupan, serta para undangan dengan tujuan membangun suasana keakraban dalam semangat sukacita dan persaudaraan. Acara diawali dengan sesi perkenalan dari Komsos KWI serta Komsos Keuskupan berdasarkan regio. Setelah sesi perkenalan, Bapa Uskup dan para peserta menerima cinderamata sebagai tanda ucapan selamat datang dari Keuskupan Malang. Sambil menikmati hidangan makan malam, para peserta juga disuguhkan pertunjukan seni budaya berupa tarian khas Banyuwangi yang menambah semarak suasana. Keakraban semakin terasa ketika para peserta dan undangan turut menari dan bergembira bersama menciptakan malam pembuka yang hangat dan penuh sukacita.
    Senin, 09 Juni 2025Diklat sekretaris paroki dalam dua gelombang: 9-11 Juni dan 16-18 Juni 2025 diselenggarakan di CC PPU Pematangsiantar. Tampil sebagai pemateri ialah Kanselarius bersama Sdr. Evanson Sihotang, staf sekretariat dan admin BIDUK KAM. Tema diklat ini ialah standardisasi sekretariat Paroki KAM. Setelah dibenahi dengan pengetahuan tentang Tupoksi Sekretariat Paroki dan Standard Operating Procedure, para peserta bekerja dalam kelompok per vikariat untuk merumuskan Tupoksi Sekretariat Paroki dan menjabarkannya dalam SOP berbentuk tabel dan flowchart. Kepada mereka juga diberi masukan tentang BIDUK KK, terutama hal-hal praktis yang perlu dijalankan. Menjadi tantangan dalam diklat ialah pergantian sekretaris paroki yang frekuensinya lumayan tinggi dan ketidakhadiran sejumlah sekretaris. Semoga diklat ini menambah pengetahuan, keahlian dan semangat para sekretaris paroki untuk menjalankan pengabdiannya sebagai pendukung karya pastoral paroki.
    Rabu, 04 Juni 2025Penyegaran semangat pelayanan kerja, sekaligus membangun ikatan kekeluargaan, keakraban dan kekompakan antar karyawan lintas komisi dan unit merupakan tujuan utama yang hendak dicapai dalam kegiatan rekreasi Kuria, Komisi dan para pegawai Keuskupan Agung Medan. Kegiatan persaudaraan ini diadakan pada 4-6 Juni 2025 di Villa Mari Pro-Lau Kawar, Kuta Gugung, Kec. Naman Teran, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Komisi PSE berkerja sama dengan Komkel KAM sebaik mungkin mempersiapkan segala sesuatu demi terlaksananya dengan baik acara dua tahunan Kuria dan Komisi Keuskupan Agung Medan. Bapa Uskup ikut bersama 80 orang pegawai dalam kegiatan yang dirancang untuk membangun komunikasi yang lebih baik dan memperkuat kerja sama di antara karyawan dari berbagai komisi dan unit, demi membangun sinergitas dalam pelayanan. Rangkaian kegiatan yang diisi dengan lomba memasak kreatif memakai bahan-bahan yang disediakan oleh umat setempat, bernyanyi bersama, Tombola dan kegiatan Rohani ‘gembala menuntun domba’ sungguh mempererat persaudaraan, sinodalitas dan sinergitas semua pegawai KAM. Mari kembali mengabdi penuh semangat.
    Minggu, 01 Juni 2025Bertepatan dengan Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-59 Bapa Uskup memimpin perayaan ekaristi pendirian Stasi dan pemberkatan Gereja Santo Yohanes Paulus II, Marasi, Paroki St. Yoseph Jalan Bali Pematangsiantar. Gereja yang dibangun dengan semangat gotong royong, doa dan harapan umat ini, menjadi wujud nyata dari iman yang hidup dan berkembang di tengah masyarakat. Rumah Tuhan hadir bukan sekedar sebagai bangunan fisik, tetapi sebagai tempat perjumpaan umat dengan Allah, pusat kehidupan rohani dan wadah pembinaan iman Katolik.
    Jumat, 30 Mei 2025Pada 30 Mei 2025, Yayasan dan Rektorat Universitas Katolik St. Thomas Sumatera Utara duduk bersama dalam sebuah sambung rasa untuk membangun kembali semangat, sinergi, kepercayaan dan visi bersama antara Yayasan sebagai penyelenggara dan Rektorat beserta para dekan sebagai pelaksana Tridharma perguruan tinggi. Sinergi yang tulus dan terstruktur antara Yayasan dan Rektorat bukanlah pilihan, tetapi keharusan. Yayasan tidak bisa berjalan sendiri, begitu pula Rektorat. Perlu menyatukan langkah menyelaraskan rencana dan menumbuhkan budaya komunikasi yang sehat dan terbuka.
    Dalam kerangka itulah, pertemuan ini diadakan untuk menyegarkan relasi, membangun pemahaman timbal balik dan mengakui bahwa tanggung jawab kita bukan hanya administratif tetapi juga spiritual dan moral, karena kita bukan hanya membangun institusi tetapi melayani gereja dan masyarakat melalui pendidikan Katolik. Pada akhir sambung rasa ini, Bapa Uskup menegaskan kembali bahwa pertemuan ini sebagai awal dari era baru Unika Santo Thomas, era di mana semua pemangku kepentingan saling mendengar, saling mendukung dan bersama-sama menumbuhkan semangat excellence in communion. Baik yayasan maupun rektorat berkomitmen menjadikan UNIKA sebagai universitas bukan hanya unggul, tetapi sebagai universitas besar yang menghasilkan perubahan nyata di ruang kelas, di hati mahasiswa dan di tengah masyarakat.
    Selasa, 27 Mei 2025Dewan Pastoral stasi Simpang Kuala bersama Panitia Renovasi Pembangunan didampingi oleh Dewan Pastoral Paroki Santo Fransiskus Asisi Padang Bulan datang beraudiensi kepada Bapa Uskup Agung Medan pada 27 Mei 2025. Pertemuan ini ini membahas rencana renovasi Gereja Stasi St. Petrus Simpang Kwala – Medan untuk menanggapi perkembangan umat stasi Santo Petrus saat ini yang sangat signifikan. Tiga opsi diajukan dalam audiensi ini. Disambut dan disemangati oleh Bapa Uskup, panitia cenderung memilih opsi ketiga. Gedung gereja akan diperluas, posisi altar dimundurkan dan bentuknya diluruskan dengan tembok gereja dengan akibat Sebagian gedung sekolah harus dirubuhkan. Opsi yang membutuhkan biaya ± 2 milyar ini menambah kapasitas tampungan umat secara signifikan. Semoga rencana ini cepat direalisasikan.
    Selasa, 27 Mei 2025Didampingi oleh RP. Joseph Lesta Pandia OFMConv sebagai vikep pro religius KAM, diadakan rapat Koordinasi Penyediaan Pembina Asrama SMAK Negeri Samosir antara kongregasi suster FSE yang diwakili oleh. Sr. Xaveria Lingga FSE dan Ditjen Bimas Katolik, Bapak Salman Habeahan bersama para staf dan kepala sekolah SMAK Negeri Samosir. Pertemuan ini meneguhkan kembali kerja sama Keuskupan Agung Medan dengan Ditjen Bimas Katolik yang telah dirumuskan dalam MoU. Kongregasi FSE akan menyediakan tenaga pembina asrama dengan menepati persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah dan pemerintah menepati hal-hal yang disampaikan oleh suster FSE. Ditegaskan bahwa penanggung jawab semua unit sekolah adalah kepala sekolah. Suster akan bekerja sama dengan Kepala Sekolah. Fasilitas dan sarana yang dibutuhkan oleh suster akan disediakan oleh sekolah. Kasubdit Pendidikan Menengah, Kepala SMAK dan Suster Pembina asrama akan dilibatkan dalam perumusan pedoman asrama. Semoga SMAK Negeri Samosir menjadi lahan pembinaan iman siswa-siswi Katolik.
    Selasa, 27 Mei 2025Bapa Uskup Agung Medan memimpin perayaan Ekaristi di Paroki Kristus Raja Medan dalam rangka penerimaan Sakramen Krisma. Puluhan orang muda tampil penuh iman, siap menerima karunia Roh Kudus. Salah satu momen yang menyentuh adalah Bapa Uskup menandai dahi para krismawan dengan minyak krisma dan memberikan tamparan ringan di pipi. Tamparan ini bukan hukuman, melainkan tanda kasih sekaligus simbol keberanian. Gereja ingin mengingatkan bahwa mereka kini diutus untuk menjadi saksi Kristus yang berani, tangguh dalam iman dan siap menghadapi tantangan hidup. Dalam homilnya, Bapa Uskup menegaskan, krimawan/ti tak hanya diberkati, tetapi juga diutus. Perayaan ini menjadi pengingat bahwa setiap umat yang telah dimateraikan oleh Roh Kudus, dipanggil untuk mewartakan kasih Kristus dalam kehidupan nyata.
    Minggu, 25 Mei 2025Pada Minggu, 25 Mei 2025 komunitas siswa siswi katolik (KSSK) tingkat SMP, SMA dan SMK Negeri kota Medan bersama KOMDIK KAM merayakan Paskah dan tahun Yubileum 2025. Inti perayaan ini dirangkum dalam tema: ‘damai sejahtera di tengah keluarga’ (Yoh 20:26) dan sub tema: ‘siswa siswi Katolik berani menjadi pembawa damai di tengah Keluarga dan masyarakat.’ Perayaan ekaristi dipimpin oleh Kanselarius KAM, RP Adrianus Sembiring OFMCap dan dihadiri oleh 42 sekolah SMA, SMK dan SMP kota Medan, sekitar 600 orang. BIMAS Katolik Medan turut hadir dalam perayaan ini. Festival tari tradisional dan drama Kitab Suci membuat para siswa-siswi dan guru berpartisipasi aktif dalam kegiatan syukur ini. Semoga KSSK semakin tumbuh menjadi wadah pembinaan iman orang-orang muda Katolik.
    Jumat, 23 Mei 2025Dalam rangka memperkuat pemahaman dan implementasi nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan dalam membangun moderasi beragama, Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara Medan bekerjasama dengan Pusat Strategi Kebijakan Pembangunan Bidang Agama Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Agama RI menyelenggarakan seminar sehari dengan tema, “Penguatan Moderasi Beragama Untuk Masyarakat (Fasilitasi Tokoh Agama dan Pembinaan Masyarakat)” pada 23 Mei 2025 di Gedung H.M. Arsjad Thalib Lubis (Gelanggang Mahasiswa), Kampus 1 UIN Sumatera Utara Jl. IAIN No. 1, Sutomo, Medan. Kehadiran tiga orang dari Komisi HAK mewakili kuria KAM merupakan dukungan serius atas segala bentuk usaha menciptakan kerukunan hidup beragama. Kegiatan ini sangat menarik karena diisi dengan diskusi panel yang menampilkan Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani S.TP., M.T. (Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama RI), Prof. Dr. Nurhayati, M.Ag. (Rektor UIN Sumatera Utara) dan Prof. Dr. Azhari Akmal Tarigan, M.A. (Wakil Rektor I UIN Sumatera Utara). Semoga toleransi sebagai tujuan utama seminar ini semakin dialami dan dihidupi oleh semua denominasi yang ada di Indonesia, secara khusus di wilayah Sumatera Utara.
    Kamis, 22 Mei 2025Keseriusan Keuskupan Agung Medan dalam memperjuangkan konservasi alam ditampakkan dalam kehadirannya yang diwakili oleh Komisi PSE KAM dalam Lokakarya Pra Revalidasi Toba Caldera UNESCO Global Geopark yang diadakan di Ruang Rapat Lt. 9, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sumut pada 22 Mei 2025. Kegiatan ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan, mitra, akademisi, dan praktisi yang memiliki perhatian besar terhadap pengembangan Geopark Kaldera Toba. Lokakarya yang merupakan respons cepat atas masukan dari UNESCO ini sepenuhnya didukung dan dibiayai oleh Bank Indonesia merupakan bentuk konkret kepedulian terhadap pengembangan Geopark. Melalui pemaparan para ahli sebagai pemateri, lokakarya ilmiah ini sampai pada kesimpulan bahwa inovasi dan pengembangan Geopark berpotensi menarik wisatawan secara signifikan ke kawasan Danau Toba. Dituntut kerja keras nyata, bukan sekadar konsep, sinergitas dari seluruh lapisan masyarakat, pemerintah, akademisi, dan sektor swasta. Keuskupan Agung Medan telah berbuat banyak dan tetap mendukung Geopark dalam usahanya yang lebih mengedepankan konservasi, edukasi, dan pembangunan berkelanjutan demi menjaga warisan geologi, alam dan budaya.
    Rabu, 21 Mei 2025Pengurus Gerakan Mahasiswan Nasional Indonesia (GMNI) CABANG MEDAN yang diketuai oleh J. Simamora beraudiensi ke Kuria KAM dan disambut oleh RP. Theodorus Goli Ruing OCD, Ketua Komkep KAM pada 21 Mei 2025 di ruang pertemuan lantai 3 Catholic Center Christosophia Medan. Para pengurus yang baru terpilih ini memperkenalkan GMNI sebagai sebuah organisasi kemasyarakatan yang berazaskan Marhenisme ajaran Bung Karno. Kuria KAM menyambut baik maksud mereka untuk menjalin relasi dengan Gereja Katolik dalam bentuk kerja sama dalam bidang keagamaan dan sosial. Pada peringatan hari lahir Pancasila dan mengenang lahir serta meninggalnya Bung Karno, salah satu tokoh dari Keuskupan Agung Medan diminta kesediaannya menjadi pemateri dengan tema Dialog Kebangsaan. Jalinan kerja sama ini akan dilanjutkan bersama Komisi Kerawam.
    Selasa, 20 Mei 2025Pengukuhan dan Pelantikan Pengurus Ikatan Dosen Katolik (IDK) Keuskupan Agung Medan diadakan dalam perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Bapa Uskup Agung Medan pada 20 Mei 2025. Perayaan ini mengusung tema “Transformasi Pendidikan Katolik di Era Digital dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045”. Melalui kolaborasi yang erat antara iman dan ilmu, IDK KAM diharapkan menjadi ruang strategis untuk penguatan misi gereja dalam dunia pendidikan tinggi di tengah arus digitalisasi dan globalisasi yang terus berkembang. Seminar ilmiah yang diselenggarakan setelah perayaan ekaristi mengelaborasi tema perayaan dan membawanya kepada hal-hal praktis untuk ditindaklanjuti oleh para dosen Katolik. Disiplin dan kejujuran ilmiah seorang dosen sangat dibutuhkan untuk menghadirkan diri sebagai ‘tenaga’ pastoral di bidang ilmiah. Semoga wadah ini sungguh membantu keuskupan dalam kegiatan pastoralnya.
    Minggu, 18 Mei 2025Kuria KAM, diwakili oleh Komisi HAK, menghadiri Perayaan Paskah Oikumene Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia Wilayah Sumatera Utara yang diselenggarakan pada 18 Mei 2025 di Convention Suara Nafiri, Jl. K.H. Wahid Hasyim Medan. Perayaan yang dimulai dengan ibadah pada pukul 16.00 WIB ini merenungkan tema, Damai Sejahtera Kristus di tengah Keluarga, yang diinspirasi oleh Yoh 20:26. Setelah kata sambutan, seluruh rangkaian perayaan ditutup dengan makan malam bersama.
    Minggu, 18 Mei 2025Pada Minggu kelima masa Paskah, 18 Mei 2025, pada pesta 50 tahun Paroki Santo Pius X Aek Kanopan, altar gereja didedikasikan secara sakral oleh Bapa Uskup Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap. Sebuah ritus yang menegaskan di sinilah Kristus hadir secara nyata di tengah umatNya. Altar bukan sekedar meja, melainkan pusat pengorbanan dan perjamuan Ilahi.
    Sabtu, 17 Mei 2025Ketua Kerawam KAM, RP. Joseph Lesta Pandia OFMConv menunjukkan kehadiran kuria KAM pada acara pelantikan pengurus dewan pimpinan wilayah Partai Perindo Provinsi Sumatera Utara periode 2025-2030 pada 17 Mei 2025 sore hari di Ballroom Sudirman Le Polonia Hotel & Convention Medan. Ketua DPW Sumut ialah Dr. Jonius T.P. Hutabarat, S.SI, M.S.I. Sangat disayangkan karena acara tersebut tidak dimulai tepat waktu seperti direncanakan jam 18.00 WIB. Setelah menunggu kurang lebih satu jam dan acara belum dimulai juga, RP. Joseph Pandia akhirnya meninggalkan ruang pertemuan. Satu hal yang bisa pelajari dari peristiwa ini ialah betapa pentingnya memulai satu acara penting dengan tepat waktu.
    Rabu, 14 Mei 2025Pada Rabu, 14 Mei 2025, di aula Universitas HKBP Nommensen, Pematangsiantar, para pimpinan Gereja se-Indonesia bagian Sumatera Utara berkumpul bersama pimpinan lembaga keumatan untuk membahas serta menyuarakan keprihatinan mendalam atas dampak kehadiran PT. Toba Pulp Lestari di wilayah Tano Batak. Pertemuan ini difasilitasi oleh Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dalam kolaborasi dengan United Evangelical Mission (UEM). Kehadiran dan partisipasi KAM diwakili oleh RP. Ambrosius Nainggolan OFMCap, Vikep Pematangsiantar.
    Berdasarkan data dari KSPPM dan Alianasi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) yang berkoordinasi dengan Litbang PGI, Ephorus HKBP, Pdt. Dr. Victor Tinambunan yang tampil sebagai pembicara utama, menyatakan bahwa keberadaan TPL justru memperdalam krisis ekologi serta konflik horizontal yang mengancam kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, para pemimpin gereja Protestan sepakat menyuarakan agar PT. TPL ditutup. Berlandaskan Ajaran sosial Gereja, secara khusus ensiklik Laudato Si, Fratelli Tutti dan Laudate Deum Keuskupan Agung Medan berkomitmen untuk terus memperjuangkan keadilan bagi umat dan alam ciptaan.
    Minggu, 11 Mei 2025Kuria KAM, diwakili oleh Bapak Yosef Agustinus, sekretaris DPP Katedral, Jl. Pemuda, hadir dalam acara pelantikan Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Provinsi Sumatera utara yang diadakan pada 11 Mei 2025 di aula Raja Inal Siregar – kantor Gubernur Sumut, Medan. Acara pelantikan diawali dengan ibadah dan diakhiri dengan kata-kata sambutan. Swangro Lumbanbatu, S.T., M.Si dilantik menjadi ketua DPD GAMKI Provinsi Sumatera Utara untuk masa bakti 2025-2028. Kepadanya diserahkan PATAKA GAMKI oleh ketua umum DPP GAMKI. Seluruh rangkaian acara resmi ini dirangkum dalam tema: Pulihkan Bangsa Kami (bdk. Mzm 80) dan sub tema: Mewujudkan Kepemimpinan Pemuda Kristen yang Transformatif dan Inovatif. Semoga Komisi Kepemudaan KAM bisa menjalin sinodalitas dengan para pengurus GAMKI yang baru dalam mencapai visi Keuskupan Agung Medan sebagai “Oase Ilahi di Tengah Dunia.” Gubernur Sumut, Bobby Nasution turut hadir dalam pelantikan ini.
    Jumat, 09 Mei 2025STP Santo Bonaventura Keuskupan Agung Medan merayakan Dies Natalis ke-19 pada 9 Mei 2025 di kampus STP Delitua. Uskup Agung Medan membuka acara syukur ini dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Bapa Uskup Agung Medan. Esensi pesan Bapa Uskup disampaikan dalam homilinya yang mengingatkan kembali bahwa kampus adalah jalan menuju kasih, tempat pembentukan para pelayan gereja yang berakar dalam Sabda dan kasih Kristus. Seraya menggali makna peristiwa pertobatan Paulus yang terjadi di Damsyik, Bapa Uskup lebih lanjut menggarisbawahi peran Sekolah Tinggi Pastoral sebagai jalan menuju Damsyik. Perkuliahan adalah proses penyadaran akan jalan yang harus ditapaki menuju kehidupan. Sekolah Tinggi Pastoral Delitua, melalui pengabdian dosen, membuka mata mahasiswa agar sanggup melihat tanda zaman dan mengalami transformasi.
    Kamis, 08 Mei 2025Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia (Perdhaki) se-regio Sumatera membuka rapat kerjanya dengan perayaan Ekaristi Kudus yang dipimpin oleh Uskup Agung Medan pada 8 Mei 2025 di Hotel Arya Duta Medan. Rapat kerja ini berlangsung hingga 11 Mei 2025. Dalam homilinya, yang mengambil inspirasi dari Sabda Yesus, “Akulah roti hidup yang telah turun dari surga,” Bapa Uskup menggarisbawahi inti kerasulan kesehatan di Gereja Katolik. Melayani bukan sekadar sebagai profesi, tetapi sebagai perutusan. Para pelayan kesehatan dipanggil untuk memberi hidup. Penyambutan orang sakit dengan kasih adalah dinamika kasih yang meneguhkan harapan. Melalui pelayanan kesehatan, kita mendekatkan yang Ilahi dengan yang manusiawi serta menghadirkan cinta Kristus dalam tindakan nyata.
    Senin, 05 Mei 2025Pertemuan Musrenbang kota Medan tahun 2025–2029 di hotel Grand City Hall, Medan, pada hari Senin, 5 Mei 2025, dihadiri oleh RP. Joseph Lesta S. Pandia, OFMConv, ketua komisi Kerawam, mewakili Uskup Keuskupan Agung Medan. Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG) ini diselenggarakan dalam rangka penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Medan Tahun 2025-2029 dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Medan Tahun 2026. Kegiatan ini merupakan sebuah forum strategis yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk perangkat daerah, DPRD, unsur Forkopimda, akademisi, dunia usaha, organisasi masyarakat sipil dan tokoh masyarakat. MUSRENBANG ini bertujuan untuk menghimpun aspirasi, saran dan masukan dalam rangka penyempurnaan dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) dan rencana tahunan (RKPD) secara partisipatif dan transparan. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wali Kota Medan dan menghadirkan narasumber dari Bappeda Provinsi Sumatera Utara, Kementerian Dalam Negeri, serta perwakilan Bappenas. Dalam sambutannya, Wali Kota Rico Tri Putra Bayu Waas, menekankan pentingnya sinergi antar pemangku kepentingan untuk mewujudkan visi pembangunan kota Medan yang inklusif, berkelanjutan dan berdaya saing.
    Minggu, 04 Mei 2025Perayaan Paskah separoki Santa Agatha kuis dan penerimaan sakramen penguatan telah dilaksanakan pada 4 Mei 2025. Yesus yang bangkit ingin dikenal bukan hanya melalui kata, tetapi melalui hidup kita yang mencerminkan kasih, pengampunan dan keberanian untuk berbuat benar.
    Senin, 28 April 2025Pada 28 April - 1 Mei 2025 berlangsung Temu Pastoral (TEPAS) Regio Gerejawi Sumatera di Hotel Baga, Teluk Dalam – Nias Selatan, Keuskupan Sibolga. Temu Pastoral ini dihadiri oleh semua Uskup dari Regio Gerejawi Sumatera, utusan Kuria masing-masing Keuskupan dan para Pimpinan/Perwakilan Tarekat (Religius/Sekular) yang memiliki komunitas dan karya pastoral di wilayah Regio Gerejawi Sumatera. Total peserta yang ambil bagian dalam pertemuan ini adalah 76 Pimpinan/Perwakilan Pimpinan Tarekat Religius mewakili 41 tarekat. Dari Keuskupan Agung Medan hadir Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap, RP. Michael Manurung OFMCap dan RP. Joseph Lesta Pandia OFMConv.
    Temu Pastoral ini merupakan agenda dua tahunan yang dimulai sejak 2012. Salah satu tujuan TEPAS ialah memupuk semangat sinodalitas semua tarekat dan Gereja lokal, sesuai visi dan misi keuskupan tanpa mengabaikan visi dan misi tarekat masing-masing. Pertemuan ini mengusung tema “Sinodalitas Gereja Sumatera di Tengah-tengah Isu Kehidupan Sosio-Politik, Ekologi dan Kemanusiaan.” Pembahasan mendalam atas tema ini berhasil menelurkan kesepakatan untuk menampakkan sinodalitas dalam menanggapi persoalan human trafficking atau TPPO (tindak pidana perdagangan orang), ekologi, kaderisasi umat Katolik dan pastoral digital.
    Sabtu, 26 April 2025Umat Allah di Keuskupan Agung Medan menunjukkan semangat iman dan kasih yang mendalam dalam mengenang dan mendoakan arwah Bapa Paus Fransiskus. Di berbagai paroki, umat berbondong-bondong menghadiri Misa Arwah yang diselenggarakan secara khusus untuk mendoakan beliau yang telah menjadi gembala universal Gereja Katolik. Suasana haru dan doa menyelimuti perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh para imam di setiap paroki. Pujian serta homili yang mengangkat teladan hidup Bapa Paus Fransiskus semakin menguatkan semangat umat untuk melanjutkan perjuangan iman yang diwariskannya. Antusiasme umat terlihat tidak hanya dari jumlah kehadiran, tetapi juga dari partisipasi aktif dalam liturgi serta kesaksian umat yang mengungkapkan rasa kehilangan sekaligus syukur atas pelayanan Bapa Paus.
    Jumat, 25 April 2025Aho Sukhang! Hidup senang, mati tenang! Demikian suasana talk show yang diselenggarakan oleh Yayasan Ehipassiko, sebuah yayasan Buddha yang bervisi membangun karakter pribadi, masyarakat dan lingkungan melalui cara hidup, studi, aksi dan meditasi berdasarkan Dharma Humanistik bekerja sama dengan Yayasan Cancer Care. Talk show yang berlangsung di Selecta Ballroom Medan pada 28 April 2025 ini menghadirkan pembicara tunggal Ajahn Brahm, seorang biksu yang tinggal di Australia. RP. Adrianus Sembiring OFMCap bersama Sr. Hilaria Damanik KSSY turut hadir dalam acara khas Buddha ini untuk menunjukkan semangat Gereja Sinodal Keuskupan Agung Medan kepada setiap denominasi yang membuka hati bagi kerja sama dan dialog antar agama. Dengan gayanya yang ringan dan humoris, Ajahn Brahm menyapa semua hadirin ketika menyampaikan petunjuk-petunjuk praktis yang menghantar orang pada seruan khas, “Akh, betapa bahagianya, Aho Sukhang!” Secara kodrati, setiap insan ingin berbahagia, bukan ingin benar. Ini adalah resep untuk kebahagiaan. Ajakannya untuk selalu berbuat baik sebagai jalan untuk bahagia merangkum rangkaian talk show yang berlangsung selama tiga jam.
    Jumat, 25 April 2025Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap, diwakili oleh Vikjen KAM, RP. Michael Manurung OFMCap merayakan misa requiem di gereja Katedral Medan pada 25 April 2025 bersama para pastor dari Kuria, Komisi-komisi KAM dan imam di vikariat Medan. Dalam homilinya, RP. Michael Manurung menggarisbawahi agungnya karya Allah dalam diri Bapa Suci Paus Fransiskus yang mengabdikan seluruh hidupnya bagi pelayanan Gereja. Paus Fransiskus sungguh menghadirkan wajah Allah yang berbelakasih dalam hidupnya yang sederhana, rendah hati dan merangkul siapa saja. Semangat pelayanannya yang tulus dituangkan dalam ensklik-ensiklik yang diterbitkannya, antara lain Evangelii Gaudium, Fratelli tutti dan Laudato si'. Kemuliaan Tuhan yang bangkit ditunjukkan oleh seluruh hidup paus Fransiskus. Beristirahatlah dalam damai!
    Rabu, 23 April 2025Melayani permintaan sejumlah media kepada Keuskupan Agung Medan untuk memberikan informasi seputar wafatnya Bapa Suci Paus Fransiskus pada 21 April 2025 jam 07.35 waktu Roma, Kanselarius KAM, RP. Adrianus Sembiring OFMCap atas arahan Mgr. Kornelius Sipayung OFCap, Uskup Agung Keuskupan Agung Medan mengadakan konferensi pers di ruang lobby Catholic Center pada 23 April 2025. Media yang turut meliput konferensi pers ini antara lain Metro TV, CNN, TVRI dan media harian lain. “Paus Fransiskus adalah pemimpin Gereja Katolik yang sungguh menghadirkan wajah sejati Gereja yang miskin, rendah hati, sederhana dan berbelaskasih seperti Yesus Sendiri sebagai Kepala Gereja. Dia mengabdikan seluruh hidupnya bagi pelayanan Gereja. Gereja Katolik berduka, tetapi sekaligus bergembira atas berpulangnya Bapa Suci ke pangkuan Bapa di surga. Dia menjadi pendoa bagi Gereja yang masih berziarah di dunia ini.” Setelah menyampaikan pesan inti ini, Kanselarius menginformasikan bahwa Gereja di seluruh wilayah Keuskupan Agung Medan akan mempersembahkan misa requiem secara serentak bagi kebahagiaan kekal Paus Fransiskus pada Jumat, 25 April 2025.
    Selasa, 22 April 2025Pada 22 April 2025 Kapel St. Faustina Catholic Center menyaksikan kehadiran Bapa Uskup yang memimpin perayaan ekaristi pelantikan ekonom, ketua-ketua komisi, ketua divisi, dirdios dan vikaris episkopal pastoral. Hadir dalam perayaan ini ialah semua pegawai Kuria dan Komisi Keuskupan Agung Medan. Mereka yang dilantik ialah ekonom: RP. Chrispinus Silalahi OFMCap, ketua Komkat: RP. Konrad Situmorang OFMCap, ketua komisi KKS: RP. Paulus Halek Bere SSCC, dirdios KKI: RD. Josep Parasian Gultom, ketua divisi KKI-Sekami: Sr. Petronella Br. Karo KSSY, ketua Komkep: RP. Theodorus Goli Ruing OCD, Vikaris Episkopal Pastoral: RP. Serafin Dany Sanusi OSC, ketua komisi Kerawam: RP. Joseph Lesta Pandia OFMConv, dan ketua komisi Peziarahan Rohani: RD. Gundo F Saragih.
    Senin, 21 April 2025Pada 21 April 2025, dunia berduka. Paus Fransiskus, gembala tertinggi Gereja Katolik, telah berpulang ke rumah Bapa di usia 88 tahun. Di tengah duka ini, kita mengenang jejak kasih dan damai yang beliau tinggalkan. Termasuk saat bersejarah ketika ia mengunjungi Indonesia, momen penuh haru dan sukacita saat Paus Fransiskus hadir di tanah air, membawa pesan persaudaraan, pengharapan dan cinta lintas iman. Kehadirannya bukan sekedar kunjungan, tapi ziarah kasih yang menyentuh hati jutaan umat. Dalam setiap senyum dan sapaan, dalam setiap doa dan berkat, ia menanamkan semangat Injil yang hidup, merangkul yang kecil, memperhatikan yang terpinggirkan dan mencintai tanpa syarat. Selamat jalan Paus Fransiskus, warisan cintamu akan terus hidup dalam setiap umat yang pernah merasakan damai dari kehadiranmu.
    Minggu, 20 April 2025Hujan yang turun sejak pagi tidak menghalangi langkah umat Paroki Santo Yosep Delitua untuk berkumpul merayakan puncak iman Kristiani, hari raya Paskah. Dipimpin langsung oleh Bapa Uskup Agung Medan, perayaan ini menjadi momen penuh harap dan sukacita. Di tengah liturgi yang agung, Bapa Uskup mengajak kita masuk lebih dalam ke misteri Paskah. Sebuah kisah tentang kubur kosong yang hanya bisa dimengerti bila diterangi oleh sabda.
    Jumat, 18 April 2025Bapa Uskup memimpin ibadat Jumat Agung di Paroki St Antonius dari Padua, Hayam Wuruk. Jumat Agung adalah hari pertama dalam Tridum Paskah dimana seluruh gereja memperingati sengsara dan wafat Yesus Kristus di kayu salib. Dalam keheningan dan kesederhanaan liturgi, umat diajak untuk merenungkan kasih Allah yang begitu besar, yang rela menyerahkan putraNya demi keselamatan umat manusia.
    Kamis, 17 April 2025Umat Katolik Paroki Kristus Raja Medan merayakan kenangan akan perjamuan terakhir dalam suasana penuh hikmat dan kasih. Perayaan Ekaristi yang istimewa ini dipimpin langsung oleh Bapa Uskup Agung Medan, sebuah kehormatan yang mendalam bagi seluruh umat Paroki pada malam hari.
    Rabu, 16 April 2025Rabu, 16 April 2025, meneruskan apa yang sudah dimulai pada hari pengudusan imam tahun 2024, para parokus, kuria, para vikaris dan ketua-ketua komisi mengadakan wawan hati dengan Bapa Uskup di aula CC PPU Pematangsiantar. Kegiatan yang dimulai pukul 08.30 – 12.45 diawali dengan animasi dari Bapa Uskup yang menekankan sinodalitas, kerja sama dan keakraban para imam di paroki. Ada banyak tantangan yang harus disadari dan dihadapi bersama-sama. Individualisme yang sangat ditopang oleh alat-alat teknologi, terutama smartphone membuat para imam asyik dengan dirinya sendiri dan tinggal di kamar. Kebersamaan menghilang dan prinsip jangan saling mengganggu semakin merusak kekompakan para imam. Sinodalitas adalah Penawar terbaik bagi virus yang semakin menggerogoti kodrat manusia sebagai makhluk sosial yang selalu rindu untuk ada dan duduk bersama. Dalam kerangka animasi ini para imam menyampaikan sejumlah pertanyaan praktis kepada Bapa uskup. Dengan sikap kebapaan yang lembut Bapa uskup menanggapi setiap pertanyaan yang diajukan para imam demi kemajuan paroki dan unit pelayanannya masing-masing. Suasana akrab mewarnai acara wawan hati ini. Semoga kegiatan seperti ini semakin menyemangati para imam dan Bapa Uskup sebagai gembala agung.
    Selasa, 15 April 2025Pada 15 April 2025, pukul 16.30 dirayakan Misa Krisma yang dipimpin oleh Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap di gereja paroki Jl. Sibolga Pematangsiantar. Perayaan agung ini menunjukkan kesatuan imamat semua imam dengan uskup. Imam yang ikut berkonselebrasi sebanyak 295 orang disemangati oleh umat yang dengan sangat baik menganimasi perayaan ekaristi. Bapa uskup mengarisbawahi peran imam sebagai pembebas umat yang tertekan dengan memberi waktu untuk mendengarkan umat. Imam bukanlah penguasa Rohani, melainkan pelayan umat yang dituntun oleh Roh kudus. Para imam diajak untuk semakin menampakkan kesatuannya yang intim dengan Allah sebagai kekuatan utama dalam setiap pelayanannya. Semoga melalui pelayanan imamat kebaikan dan Rahmat Allah dilihat oleh orang buta, didengar oleh orang tuli dan diwartakan oleh orang bisu.
    Senin, 14 April 2025Pada 14-15 April 2025 semua imam di Keuskupan Agung Medan berkumpul bersama Bapa Uskup Agung Medan di CC-PPU Pematangsiantar untuk mengikuti rangkaian acara hari pengudusan imam yang dipersiapkan dengan baik oleh Tim Ongoing Fromation Keuskupan Agung Medan. Acara diawali dengan perkenalan imam dan diakon yang baru berkarya di keuskupan Agung Medan lalu diteruskan dengan masukan dan informasi dari Bapa Uskup. Untuk memasuki permenungan tentang imamat dan karya para imam di Keuskupan, RP. Nasarius Rumairi SX sebagai pemimpin menyajikan dengan menarik dan mendalam tema rekoleksi “Gereja bermisi: semangat dan strategi babak II.”Berdasarkan pengalamannya bermisi di Afrika, pastor Nattye mengajak para imam untuk selalu bersemangat melayani dan menyapa umat dalam setiap situasi yang dihadapinya. Ada imam yang sudah kelelahan dan kehabisan tenaga, sakit fisik dan dimakan usia, semangat mulai memudar. Tetapi Tuhan menguatkan dan menyembuhkan. Kita bangkit lagi oleh kekuatan kerahiman Tuhan.
    Kamis, 10 April 2025Ikatan Dosen Katolik Keuskupan Agung Medan yang terbentuk pada 6 April 2025 datang beraudiensi kepada Uskup Agung Medan di Gedung Catholic Center Medan pada 10 April 2025. Kelompok kategorial ini memperkenalkan dirinya sebagai wadah kegiatan pastoral Keuskupan Agung Medan terutama dalam bidang intelektual. Ikatan dosen ini diketuai oleh Profesor Kimberly, dosen di LLDikti yang ditempatkan di Universitas Islam Sumatera Utara UISU. Wakilnya ialah Dr. Bonar Raja Purba. Turut hadir bersama mereka para pengurus organisasi yang semuanya berprofesi sebagai dosen di berbagai perguruan tinggi di wilayah KAM. Patut kita dukung inisiatif para dosen katolik untuk berpartisipasi dalam karya kerasulan gereja, secara khusus di keuskupan agung Medan. Inisiatif ini sangat diaprsiasi oleh Bapa Uskup dan berharap agar mereka merasul di perguruan tingginya masing-masing dengan menjadi dosen yang hidup dan bersikap menghasilkan buah-buah Roh. “Hadir dan tampillah sebagai dosen yang sungguh berkarakter Katolik, yang selalu ingin membantu mahasiwa-mahasiswi, bukan sebaliknya mempersulit urusan kemahasiswaan,” demikian pesan Bapa Uskup kepada ikatan ini. Para pengurus akan dilantik oleh Bapa Uskup pada bulan Mei 2025, setelah menyempurnakan draf Anggaran Dasar yang telah disusun berdasarkan anggaran dasar Ikatan Dosen Katolik Indonesia.
    Rabu, 09 April 2025Semangat sinodalitas mengajak kita untuk mampu mendengarkan. Dalam semangat ini, permohonan Top Manager PT. TPL Tbk untuk beraudiensi kepada Uskup Agung Medan dijawab positif oleh Bapa Uskup dengan mengundang para Vikep teritorial dan Parokus di wilayah di mana lahan PT. TPL Tbk berada hadir dalam pertemuan yang diadakan pada 9 April 2025 di ruang DEPKAM, Lt. 3 Catholic Center Christosophia. Setelah menjelaskan legalitas operasional perusahaan, Bpk. Jandre Salomoan Silalahi, direktur PT. TPL memaparkan luas lahan yang sudah digarap oleh perusahaan dan konflik-konflik yang sedang dihadapi dan usaha penyelesaiannya. Konflik mengakibatkan pasokan kayu ke pabrik tidak bisa dipenuhi sehingga operasional pabrik harus dihentikan sejak 29 Desember hingga 11 Mei 2025. Berdasarkan pandangan moral ekologis Gereja Katolik sebagaimana digariskan dalam ensiklik Paus Fransiskus tentang bumi adalah rumah kita bersama, Bapa Uskup bersama para pastor menyoroti perusakan alam yang diakibatkan oleh TPL dan konflik yang sangat merugikan masyarakat. Secara tajam disoroti strategi penyelesian konflik yang ditempuh oleh pihak managemen PT TPL dengan mengandalkan Pam Swakarsa untuk mendiamkan masyarakat. Seharusnya jajaran direksi dan manager PT. TPL mengadakan pendekatan PADIATAPA dalam penyelesaian konflik. Sangat disayangkan bahwa Direktur PT. TPL menuntut surat tanah dari masyarakat sebagai bukti bahwa lahan yang dipermasalahkan adalah tanah masyarakat sambil mengandalkan surat yang dimiliki oleh PT sebagai bukti hak mereka untuk mengolah tanah tersebut. Sebagai tindak lanjut dari audiensi ini, Keuskupan akan membentuk sebuah tim yang terdiri dari tiga orang untuk merumuskan apa yang bisa dilakukan demi konservasi alam dan kesejahteraan masyarakat. PT. TPL akan membentuk tim yang berjumlah sama untuk berdiskusi dengan tim Keuskpan Agung Medan.
    Minggu, 06 April 2025Pada hari Minggu, 6 April 2025 menjadi hari yang penuh sukacita dan bersejarah bagi umat stasi Santo Petrus dan Paulus Resdes Raden Paroki Santa Lusia, Salak. Pada hari ini, gereja yang telah lama dinantikan akhirnya diberkati oleh Bapa Uskup Agung Medan dalam suatu perayaan Ekaristi yang penuh hikmat dan sukacita. Setelah itu, Bapa Uskup menerimakan sakramen penguatan kepada umat di paroki ini. Semoga para penerima karunia Roh Kudus ini semakin berakar dalam iman dan tampil dewasa sebagai terang dan garam di tengah dunia.
    Jumat, 04 April 2025“Saudara-saudari masa Prapaskah bukan sekedar waktu untuk menghindari dosa, tetapi juga untuk membentuk kekuatan jiwa agar tetap setia meski menghadapi salib dan penderitaan. Di ujung salib ada kebangkitan. Dalam masa tobat ini, mari kita perbarui komitmen kita untuk hidup benar bukan demi pengakuan dunia, tetapi demi kesetiaan dan demi jawaban kita atas kasih Allah yang begitu besar kepada kita. Kalau dunia bertanya, mengapa kamu setia? Jawablah dengan rendah hati karena Tuhan tidak pernah meninggalkan Aku.” Pesan mendalam ini disampaikan oleh Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap dalam homilinya yang disampaikan pada perayaan Ekaristi Jumat, 4 April 2025 di Gereja Katedral setelah diawali dengan kegiatan devosi jalan salib. Penghayatan perayaan iman diperdalam oleh alunan lembut musik sasando yang sengaja dipakai untuk mengiringi liturgi suci.
    Rabu, 02 April 2025Kuria Keuskupan Agung Medan tersenyum menyambut kehadiran dua suster sebagai jajaran personalia masing-masing di komisi keluarga dan managemen pengelolaan gedung Catholic Center pada 2 April 2025. Mereka ialah Sr. Morianita FSA dan Sr. Hilaria KSSY. Kehadiran Sr. Hilaria akan memastikan berjalannya dengan baik penyediaan konsumsi bagi tamu Catholic Center dan pegawai kuria dan komisi. Bapa Uskup secara khusus menyampaikan terima kasih kepada kongregasi FSA dan KSSY yang telah menanggapi permintaan personalia yang sangat dibutuhkan. Semoga pelayanan dan pengabdian yang diemban oleh kedua suster ini berjalan dengan baik sebagai menjadi wujud nyata kasih dan pelayanan bagi Gereja dan masyarakat. Selamat mengabdi!
    Minggu, 30 Maret 2025Tim Kaderisasi Awam Keuskupan Agung Medan mengadakan Latihan Kepemimpinan Kristiani (LKK) pada 28 Maret - 1 April 2025 di Gedung Catholic Center Christosophia. Kegiatan ini bertujuan untuk membekali kader-kader keuskupan agar siap berkarir sebagai perwira TNI, Polri atau pegawai pemerintahan. Dukungan kuat bagi pelatihan ini diberikan Bapa Uskup dengan merayakan Ekaristi bersama seluruh peserta pada 30 Maret 2025. Identitas kader Katolik ditentukan oleh kasih Allah sebagai fondasi pembangunan karakter yang kokoh. Menyadari diri dicintai tanpa batas oleh Allah menjadi kekuatan untuk menghadapi tantangan hidup dengan rendah hati dan percaya diri yang kokoh. Berdasarkan pesan ini, Bapa Uskup menyemangati mereka dengan seruan, “Bangkitlah anak muda, masa depanmu cerah karena Bapa di surga besertamu, jangan takut selalu ada harapan baru.”
    Sabtu, 29 Maret 2025Wajah Gereja ditampakkan secara nyata dalam pelayanan karitatif yang dikoordinir oleh Yayasan Caritas Keuskupan Agung Medan. Unit pelayanan ini melangsungkan rapat Tri Organ pada 29 Maret 2025 di lantai 2 gedung Catholic Center Medan. Rapat ini melaporkan dan mengevaluasi program yang sudah direalisasikan sepanjang tahun 2024 dan merumuskan langkah-langkah strategis demi peningkatan pelayanan karitatif di wilayah KAM. Turut dipaparkan dalam pertemuan ini pekerjaan divisi-divisi pada tahun 2024 itu. Divisi tanggap darurat bencana melakukan banyak kegiatan pemulihan sosial ekonomi di Simangulampe. Divisi kesehatan yang terdiri dari dua bagian, yaitu rehabilitasi narkoba di Lubuk Pakam dan pencegahan HIV yang hadir di lima kabupaten. Yang terakhir ini erat terkait dengan divisi pastoral migran perantau yang bekerja untuk menangani korban yang datang dari Kamboja dan Kuala Lumpur. Yayasan juga mengadakan fundraising untuk menunjang keberlangsungan Yayasan Caritas KAM. Semua usaha ini dirangkumkan dalam RKAT 2025. Yayasan Caritas berperan sebagai unit pelayanan gereja kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan.
    Rabu, 26 Maret 2025Keuskupan Agung Medan, diwakili oleh RP. Joseph Lesta Pandia bersama dua suster SFD, menghadiri undangan sosialisasi dan rapat Paskah Nasional 2025 pada Rabu, 26 Maret 2026 di aula RSU Advent Medan. Perayaan Paskah Nasional 2025 akan diadakan di kota Medan, Sumatera Utara yang diselenggarakan oleh Forum Umat Kristiani Indonesia (FUKRI). Keikutsertaan Gereja Katolik dalam Forum ini diwakili oleh KWI yang ditandatangani oleh Romo Aloysius Budi Purnomo. Penyelenggaraan Paskah Nasional 2025 sepenuhnya ditanggungjawabi oleh Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK). Direncanakan pada 24-26 April 2026 akan diadakan Napak Tilas Kekristenan di Sumatera Utara; 15-16 Mei 2025 diisi dengan kegiatan Parade, Jalan Salib, Pelayanan Kesehatan, Pameran UMKM di Medan serta Perayaan Puncak Paskah Nasional 2025 di GBI Rumah Persembahan, Medan. Semoga perayaan ini berjalan dengan baik demi kemuliaan Tuhan yang bangkit.
    Sabtu, 22 Maret 2025Bapa Uskup mengikuti Pertemuan para Uskup Regio Sumatera di Bengkulu dari 22 Maret - 27 Maret 2025
    Jumat, 21 Maret 2025Patut diacungkan jempol kepada Bpk. Roni Sitanggang, kepala BPN Serdang Bedagai, bersama staffnya yang datang berkunjung kepada Bapa Uskup pada 21 Maret 2025, didampingi oleh Parokus Sei Rampah, RP. Bernardus Yusa Bimo OSC, untuk menyerahkan secara langsung kepada Bapa Uskup 47 sertifikat hak milik atas tanah gereja yang tersebar di wilayah kabupaten Serdang Bedagai. Proses sertifikasi yang sepenuhnya tanpa pungutan biaya merupakan wujud nyata dukungan pemerintah terhadap legalisasi aset-aset Gereja. Kepastian status hukum tempat ibadah menjamin keamanan kegiatan peribadatan. Apresiasi tinggi disampaikan Uskup Agung Medan kepada pihak BPN kabupaten Serdang Bedagai yang telah bekerja keras dalam menyelesaikan sertifikat tersebut. Penyerahan sertifikat ini adalah dukungan pemerintah bagi eksistensi gereja Katolik di wilayahnya.
    Rabu, 19 Maret 2025Pada tanggal 19 Maret 2025, Bapa Uskup Agung Medan meluangkan waktu untuk duduk bersama para pengurus Yayasan Harapan Penuh Rahmat di kantor Yayasan, Pematangsiantar. Pertemuan yang penuh semangat keterbukaan ini adalah momen berahmat bagi para pengurus Yayasan untuk menyampaikan laporan mengenai strategi pelayanan di Rumah Sakit Harapan. Langkah-langkah strategis telah ditempuh guna meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pekerjaan bangunan yang telah selesai dan proyek yang masih dalam tahap pengerjaan dilakukan sebagai bagian dari langkah strategis yang dimaksudkan. Kehadiran Gembala ini memberikan semangat berkobar-kobar bagi para pengurus Yayasan dan semua pegawai yang menjalankan kerasulan bidang Kesehatan di unit pelayanan ini. Semoga semua mendapatkan berkat darinya.
    Selasa, 18 Maret 2025Kapitel Umum ke-9 Kongregasi Suster KYM telah berlalu menandai tonggak baru dalam perjalanan hidup bakti para suster. Sebagai ungkapan dukungan dan kasih pastoral, pada 18 Maret 2025, Bapa Uskup Agung Medan datang ke Samadi Vincent untuk memberikan ucapan selamat kepada dewan pimpinan kongregasi KYM yang baru terpilih. Kehadiran beliau menjadi tanda keakraban dan perhatian gereja terhadap perjalanan hidup membiara para suster. Dengan penuh sukacita, Bapa Uskup menyampaikan apresiasi atas dedikasi para suster serta berkat bagi dewan pimpinan yang baru agar senantiasa dikobarkan hatinya dalam pengabdian. Momen ini disemarakkan oleh pemberian salam hangat para suster kepada pimpinan baru sebagai wujud saling meneguhkan satu sama lain dalam semangat sinodal.
    Senin, 17 Maret 2025Tim OGF Imam Diosesan se-regio Sumatera telah menyiapkan segala sesuatu untuk kegiatan studi imam diosesan usia 12-20 tahun Imamat yang diadakan pada 17-19 Maret 2025 di Seminari Tinggi St. Petrus dan CC-PPU Pematangsiantar. Mgr. Kornelius Sipayung memimpin perayaan Ekaristi pembukaannya di Kapel Seminari Tinggi Santo Petrus Pematangsiantar. Diinspirasi oleh Injil Matius 23:1-12, Bapa Uskup, dalam homilinya, mengundang para imam untuk kembali ke jantung pelayanan imamat. Kemurahan hati Allah menjadi teladan dan undangan bagi para imam untuk memberi diri, memberi tenaga, memberi waktu, mengampuni penuh kasih. Pertemuan OGF sekali dalam empat tahun ini merupakan tungku pembaruan, tempat untuk membiarkan Roh Kudus meniupkan kembali semangat pelayanan yang datang dari hati. Semoga para imam kita semakin disegarkan dalam pelayanan kasih yang murah dan rendah hati.
    Minggu, 16 Maret 2025Pada 16 Maret 2025, bertempat di rumah duka di Kisaran, Uskup Agung Medan mempersembahkan Misa Requiem bagi ayah tercinta dari Pastor John Paul Siboro, yang telah berpulang ke rumah Bapa di Surga pada 13 Maret 2025. Turut berkonselebrasi dalam perayaan Ekaristi ini, banyak imam dari berbagai tempat. Penghiburan dan peneguhan iman kepada keluarga disampaikan oleh Bapa Uskup dengan mengambil pesan mendalam dari Sabda Bahagia, Matius 5: 1-12. Semoga doa-doa yang kita panjatkan menghantar arwah bapak Dima Damianus Siboro kepada pangkuan Bapa di surga. Kehadiran Bapa Uskup, para imam, para suster, frater dan umat kiranya memberikan penghiburan yang sangat dibutuhkan oleh keluarga yang ditinggalkan.
    Sabtu, 15 Maret 2025Rapat Tri Organ Yayasan Karya Kasih Medan pada 15 Maret 2025, dilaksanakan di lantai 2 gedung Catholic Center Medan. Yayasan Karya Kasih Medan merupakan organisasi yang dikenal luas karena dedikasinya dalam mengelola Panti Jompo Karya Kasih, sebuah fasilitas perawatan bagi lanjut usia. Sebagai lembaga sosial, Panti Jompo Karya Kasih membuka pintu bagi para manula dari berbagai latar belakang. Demi komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para lansia, selain menyediakan perawatan fisik, komunitas ini juga mendukung kesejahteraan emosional dan spiritual bagi para lanjut usia. Pelaksanaan komitmen ini dilaporkan dalam rapat yang berdurasi hampir setengah hari. Semoga karya sosial ini semakin berkembang menampakkan kasih Allah kepada para lansia.
    Sabtu, 15 Maret 2025Dalam semangat sinodalitas dan ensiklik Fratelli Tutti dari Paus Fransiskus, Komisi HAK Keuskupan Agung Medan menghadiri undangan Buka Puasa Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan bersama Forkopmda, KPU, Bawaslu, Anggota DPRD Kota Medan. Acara kebersamaan dalam keberagaman ini diadakan pada Jumat, 14 Maret 2025 di rumah dinas Wali kota Medan sebagai wujud “Medan untuk semua.” Mari bersama-sama memelihara kebersamaan.
    Jumat, 14 Maret 2025Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu” (Luk 10:2). Pada 14 Maret 2025, Gereja Paroki Santo Yosep Delitua dipenuhi sukacita atas perayaan Ekaristi Tahbisan Diakonat 6 frater dari Ordo Fratrum Minorum Conventualium yang dipimpin Uskup Agung Medan. Para diakon dipanggil dan diutus untuk menjadi pelayan altar yang rendah hati. Diakon adalah figur pelayan yang punya kasih. Diakon memainkan peranan hati dalam pelayanan yang rendah hati. Tahbisan diakonat bukan mengangkat, melainkan menurunkan si tertahbis satu tangga ke bawah agar mampu melayani umat Allah dalam kerendahan hati. “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mat 20:28). Selamat melayani!
    Kamis, 13 Maret 2025Pada tanggal 13 Maret 2025, komunitas Sant Egidio datang menemui Bapa Uskup Agung Medan di Gedung CC Medan. Komunitas ini didirikan di Roma pada 1968 oleh sekelompok pelajar Katolik yang dipimpin oleh Andrea Ricardi. Sant’ Egidio menghidupi tiga pilar utama dalam pelayanannya, yakni doa setiap hari, persahabatan dengan kaum miskin dan komitmen terhadap perdamaian. Berakar dari semangat Injil, komunitas ini hadir di tengah masyarakat melalui berbagai bentuk pelayanan karitatif, seperti memberi makan para tunawisma, mendampingi para lansia, mengajar anak-anak miskin, memperjuangkan hak sipil bagi anak-anak tanpa akta lahir, serta terlibat dalam mediasi perdamaian di negara-negara konflik. Sant’ Egidio juga dikenal sebagai pelopor gerakan global untuk Penghapusan Hukuman Mati. Nonviolence adalah prinsip yang mendasari semua aktivitasnya. Semoga kehadiran kelompok Sant’Egidio semakin dirasakan di wilayah Keuskupan Agung Medan.
    Kamis, 13 Maret 2025Tanggal 13 Maret 2025, sekelompok peziarah rohani dari Serawak, Malaysia datang berkunjung ke Gedung CC Medan untuk bertemu dengan Uskup Agung Medan. Di ruang pertemuan lantai 3, para peziarah memiliki kesempatan istimewa untuk duduk dan berbincang bersama Bapa Uskup dalam suasana hangat. Kepada kelompok ini, Bapa Uskup memperkenalkan sekilas tentang Keuskupan Agung Medan dan dinamika pelayanan pastoralnya. Sesi bincang-bincang dilanjutkan dengan kunjungan ke kantor-kontor pelayanan kuria keuskupan. Kunjungan ini menjadi momen berharga yang memberikan kepada mereka wawasan baru dan kesempatan untuk mempererat persaudaraan dalam iman.
    Rabu, 12 Maret 2025“Untung ada audiensi.” Demikian kiranya ungkapan hati para suster Figlie di Sant’Anna, (FSA) yang berubah nama secara resmi dari DSA (Daughters of Saint Anne) sejak 3 Februari 2025, yang datang kepada Bapa Uskup dalam rangka audiensi pada 12 Maret 2025 di lantai 2 Gedung Catholic Center. Karisma Istituto Figlie di S. Anna ialah mengidentifikasikan diri dengan Kristus yang miskin yang dihidupi dalam tiga pilar yakni, kemiskinan hati, semangat kekeluargaan dan dedikasi keibuan. Keunikan kongregasi ini terletak pada karismanya yang sejak awal bersifat pastoral dan sosial. Beralih dari bentuk kerasulan tradisional seperti sekolah dan rumah sakit yang sempat menjadi model karyanya, kongregasi ini merangkul gaya misi yang memungkinkannya untuk lebih dekat dengan umat Allah melalui pendampingan formatif dan pelayanan solidaritas. Para suster sungguh-sungguh mendedikasikan diri sepenuhnya pada pelayanan pastoral, terutama perawatan orang sakit, katekese, apostolat keluarga dan pendampingan kaum muda. Bapa Uskup menyambut hangat keunikan kongregasi ini dan meminta mereka bekerja untuk bidang pastoral di Keuskupan Agung Medan.
    Selasa, 11 Maret 2025Pada 11 Maret 2025, Uskup Agung Medan, Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap, memimpin perayaan Ekaristi pembukaan kapitel IX kongregasi KYM dalam suasana yang penuh hikmat di Kapel Samadi Vincent Pematangsiantar. Bagi kongregasi religius, kapitel adalah perayaan agung persaudaraan yang dirayakan secara periodik untuk membicarakan hal-hal yang penting dalam kehidupan kongregasi, terutama penghayatan spiritualitas kongregasi. Dalam kapitel ini para suster KYM juga akan mengadakan pemilihan pimpinan dan dewan pimpinan yang baru. Semoga Roh Kudus menemani dan menuntun para suster sepanjang perayaan kapitel ini.
    Senin, 10 Maret 2025Pada 10 Maret 2025, dalam rangka peringatan hari jadi kabupaten Toba ke 26, Mgr. Kornelius Sipayung tampil sebagai pengkotbah pada kebaktian umum yang diselenggarakan oleh Pemkab Toba di lapangan Sisingamangaraja, Balige. Kabupaten Toba maju, sejahtera dan berkelanjutan; maju daerahnya, sejahtera rakyatnya dan berkelanjutan pembangunannya. Inti tema dan subtema perayaan syukur ini bisa terwujud apabila masyarakat dan pemerintah bekerja sama dalam usaha mengutamakan kepentingan umum dan menjaga lingkungan sumber daya alam untuk generasi mendatang. Kemajuan kabupaten Toba yang mampu menyejahterakan rakyat melalui pembangunan yang berkelanjutan menuntut mentalitas pemerintah yang mengedepankan kepentingan rakyat. Paus Fransiskus berkata bahwa pemimpin yang baik bukanlah yang mencari keuntungan sendiri, tetapi yang mengutamakan kesejahteraan rakyatnya. Pemerintah harus menjadi penjamin harmoni dalam kehidupan masyarakat. Pesan ini sungguh ditekankan Bapa Uskup dalam homilinya. Semoga pemerintah memiliki integritas yang tinggi. Selamat merayakan hari jadi kabupaten Toba yang ke 26.
    Minggu, 09 Maret 2025Uskup ke Balige
    Kamis, 06 Maret 2025DEPKAM di CC dan dilanjutkan KONSULKAM di hari terakhir (6-8 Maret)
    Selasa, 04 Maret 2025Setelah dilantik menjadi Wali Kota Medan periode 2025-2030, Rico Tri Putra Bayu Waas menyampaikan pidato perdana di rapat paripurna DPRD Kota Medan pada 4 Maret 2025. Keuskupan Agung Medan dihadiri oleh komisi kerawam. Dalam pidatonya, Bapak Walikota berjanji akan menjadikan Medan yang berbudaya, energik, Medan yang ramah, tertib, unggul dan Medan yang aman serta humanis. Keberagaman harus dihargai dan dipelihara. Kota Medan harus dijauhkan dari perilaku-perilaku intoleran yang berpotensi memecah masyarakat. Medan adalah kota inklusif yang merangkul semua orang. “Program prioritas kami ke depan adalah melaksanakan Universal Health Coverage (UHC) Premium, melakukan digitalisasi UMKM, pemerataan ketersediaan sekolah dari jenjang SD menuju SMP serta membangun SMP unggulan di Kota Medan. Kami akan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat berbasis teknologi informasi dengan memanfaatkan platform digital yang umum digunakan oleh masyarakat Kota Medan.” Keuskupan Agung Medan mendukung pelaksanaan program Bapak Walikota.
    Senin, 03 Maret 2025Pada hari Senin, 3 Maret 2025, Gedung CC Medan menjadi saksi temu ramah antara Pimpinan Sinode Gereja Kristen Protestan Simalungun yang diketuai oleh Ephorus GKPS dan Uskup Agung Medan didampingi oleh beberapa pastor di Keuskupan Agung Medan. Dalam rangka diakonia, GKPS ingin menjalin kerja sama dengan Gereja Katolik, menyatakan keprihatinan terhadap realitas hidup masyarakat masa kini. Bahasan utama dalam pertemuan ini ialah mengenai rencana GKPS menjaga hutan Sigiring-giring sebagai pusat ekowisata berbasis kerakyatan.
    Menurut kisahnya, seorang misionaris yang bernama Pdt. Guillaume mengalami penolakan dari masyarakat. Ketika menghadap Raja Purba, dia diperintahkan untuk tinggal sendirian di dalam hutan tersebut. Ternyata dia berhasil hidup di hutan yang terkenal angker pada masa itu. Setelah itu banyak umat yang menerima pesan Injil dalam gereja GKPS. Sejak 2003, tepat pada perayaan 100 tahun Injil di Simalungun, GKPS hendak membangun menara salib di hutan tersebut. Hutan seluas 50 ha ini dikelola oleh GKPS dengan membentuk kelompok tani untuk menanam kopi. Pimpinan Sinode GKPS hendak menjalin kerja sama dengan Keuskupan Agung yang juga sedang membangun lokasi Wisata Rohani Urung Ompung Dolog di Nagapane. Didorong oleh semangat ensiklik Laudato Si', Bapa Uskup menyatakan keterbukaannya untuk bekerja sama. Dibutuhkan waktu untuk mematangkan rencana dan menyusun proposal yang jelas. Setelah itu kita akan berdiskusi kembali untuk mengkonkretkan bentuk kerja sama.
    Minggu, 02 Maret 2025Menjawab antusiasme Panita Pembangunan Pastoran Binjai yang datang beraudiensi kepada Bapa Uskup pada 6 Februari 2025. Mgr. Kornelius Sipayung merayakan Ekaristi dalam rangka peletakan batu pertama pembangunan Pastoran Paroki St. Maria Bunda Pertolongan Abadi Binjai pada Minggu 2 Maret 2025. Memanfaatkan momen berahmat ini, Bapa Uskup dalam homilinya mengajak umat Allah untuk melihat ke dalam hati. ”Mari kita periksa gudang hati kita. Mari kita periksa brankas hati kita. Mari kita periksa perbendaharaan inventaris hati kita. Apa yang kita simpan dalam hati kita akan menentukan bagaimana kita berbicara, bertindak, berperilaku, dan bereaksi. Mari memenuhi hati dengan kasih. Hati yang luka obatilah dengan pengampuan.” Rahmat Ekaristi menuntun para pastor dan semua umat yang hadir bersama Uskup Agung Medan bergegas menuju lokasi untuk meletakkan batu pertama di samping gereja paroki. Kasih sejati sebagai dasar setiap karya pelayanan dan pembangunan menjadi modal utama dalam memulai pembangunan ini hingga selesai.
    Jumat, 28 Februari 2025Audiensi adalah pertemuan rutin yang diadakan setiap tahun, khususnya antara kongregasi diosesan dengan Bapa Uskup. Audiensi menyadarkan para suster sebagai bagian dari Gereja demi membangkitkan semangat sinodalitas; Uskup semakin mengenal para suster dan spiritualiasnya. Berdasarkan pengenalan yang memadai, Uskup bisa menjaga penghayatan spiritualitas kongregasi dan melalui moderator uskup hadir dalam kongregasi. Atas dasar ini, pada Jumat, 28 Februari 2025 jam 11.00 WIB DPU Kongregasi FSE hadir di kuria keuskupan untuk bertemu dengan Bapa Uskup. Dalam pertemuan puteri dan Bapak ini, para suster melaporkan keadaan kongregasi dan penghayatan para anggotanya akan spiritualitas kongregasi yang dirangkum dalam empat pilar: Kasih, menyembuhkan, kepedulian dan keberpihakan pada orang-orang kecil dan menderita, dan Salib sebagai penjabaran dasar hidup kongregasi, “Ketika aku sakit kamu melawat Aku.” Salah satu poin yang disampaikan kepada Bapa Uskup ialah rencana perayaan 100 tahun FSE di Indonesia sebagai momen refleksi bagi para suster. Seraya mendukung rencana FSE ke depan, Bapa Uskup meminta dengan sangat agar penghayatan spiritualitas kongregasi ditularkan kepada para pegawai dan semua orang yang bersentuhan dengan kongregasi. Keterlibatan kongregasi dalam karya pastoral keuskupan hendaknya ditampakkan dengan menyediakan personalia. Kerasulan harus mendominasi hidup dan karya kongregasi.
    Jumat, 28 Februari 2025Kerinduan mendalam untuk bertatap muka dan berbicara dengan Bapa Uskup menjadi oleh-oleh yang dibawa para suster KSFL dalam audiensi pada Jumat, 28 Februari 2025 di ruang pertemuan lantai 2 Catholic Center Medan. Sebagai kongregasi diosesan, DPU Suster KSFL melaporkan kepada Uskup Agung Medan kehidupan dan penghayatan spiritualitas kongregasi dalam diri anggota kongregasi baik secara pribadi maupun secara bersama dalam komunitas. Refleksi dan dasar perjalanan KSFL untuk periode 2023-2027 dibingkai dalam tema "Membangun Komunitas Kasih dalam Relasi Intim dengan Allah yang Bermuara pada Peningkatan Kualitas Pelayanan”. Tema ini dijabarkan dalam subtema “berjalan bersama Yesus dalam komunitas apostolik”. Tema dan subtema ini diselaraskan dengan Fokus Pastoral KAM 2025, yaitu Gereja yang bermisi. Intinya ialah doa pribadi dan bersama. Doa adalah fondasi bagi kedua unsur hidup KSFL, yaitu persaudaraan dan karya. Doa adalah tali pengikat persaudaraan yang memberikan buah dalam karya. Akar setiap permasalahan dalam komunitas dan karya adalah kelalaian dalam doa.
    Sebagai bapa bagi para puteri-puterinya, Uskup Agung Medan mendukung semua usaha DPU untuk menyemangati para suster dalam menghidupi spiritualitasnya. Pada waktu yang sama, Bapa Uskup meminta agar kehadiran kongregasi dalam karya-karya keuskupan ditambah lagi dengan mengutus personalia yang sangat dibutuhkan oleh keuskupan. Unsur kerasulan hendaknya mendominasi hidup dan karya kongregasi. Diawaskan agar kongregasi tidak condong pada profesionalitas yang merupakan ciri aktivitas bisnis.
    Rabu, 26 Februari 2025Kelompok Tani Maria di Desa Tanjung Selamat Paluh Gelombang, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, binaan PUKAT KAM (Profesional & Usahawan Katolik Keuskupan Agung Medan) bersyukur kepada Allah atas capaian panen empat kali dalam setahun. Merayakan sukacita ini, Bapa Uskup Agung Medan, di sela-sela kesibukannya, hadir dalam kegiatan panen raya yang diadakan pada pada 26 Februari 2025. PUKAT yang diketuai oleh Bapak Ir. Hendry Wigin, MBA selalu setia mendampingi kelompok tani dengan memberikan bimbingan sistem bercocok tanam organik. Kehadiran Bapa Uskup didampingi oleh pastor paroki dan para undangan menunjukkan dukungan Gereja terhadap usaha pertanian berkelanjutan yang dikelola oleh umat. Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap mengapresiasi kerja keras dan mendorong para petani untuk terus mengembangkan pertanian yang ramah lingkungan yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Hasil bumi yang melimpah sebagai buah kerja keras dan inovasi manusia dialami dan diakui sebagai berkat Tuhan bagi kehidupan umat yang lebih sejahtera.
    Minggu, 23 Februari 2025Pada Minggu, 23 Februari 2025, Vikjen KAM, RP. Michael Manurung OFMCap merayakan Ekaristi di Paroki St. Fransiskus Assisi Berastagi dalam rangka penerimaan Sakramen Penguatan, Pelantikan DPP Paroki, Rayon, Stasi dan Lingkungan serta ulang tahun ke-20 berdirinya paroki. Perayaan ini dilaksanakan di halaman gereja paroki dan dihadiri oleh seluruh umat paroki. Sakramen Penguatan secara khusus diberikan kepada para lansia dan calon-calon pengurus gereja yang akan dilantik. Semuanya berjumlah 400-an orang. Syukur dalam perayaan Ekaristi dilanjutkan dengan perayaan ulang tahun berdirinya paroki dengan penyalaan lilin dan pemotongan kue. Seluruh umat bersukacita atas pelaksanaan perayaan three-in-one hari ini. Paroki juga memberikan kenangan tali kasih kepada para pengurus gereja yang telah menyelesaikan masa pelayanannya.
    Jumat, 21 Februari 2025Tanggal 21-25 Februari 2025, Uskup Agung Medan mendampingi kelompok peziarah rohani yang berasal dari Singapura, Penang, Surabaya dan Jakarta yang dituntun oleh JC Travel. Mereka mengunjungi sejumlah gereja di wilayah KAM dengan rute perjalanan: Medan - Pematangsiantar – Gua Maria Nagahuta – Hotel Niagara - Hutasiallagan - Sibeabea - Bukit Holbung - Gereja St. Fransiskus Assisi Berastagi - Graha Maria Annai Velangkanni – dan memuncak di Gereja Katedral Medan.
    Rabu, 19 Februari 2025Minister Provinsial dan Dewan Penasehat serta sekretaris Ordo Kapusin Medan mengadakan audiensi kepada Bapa Uskup Uskup Agung Medan pada 19 Februari 2025 di lantai 2 Gedung Catholic Center Medan. Kapitel Biasa X OKPM, dengan tema “Mengobarkan Karisma Kapusin dalam Persaudaraan dan Misi,” memberikan mandat kepada pimpinan baru ini untuk tetap melanjutkan komitmen yang besar kepada Keuskupan Agung Medan. Menurut statistik Kapitel X, 63 saudara Kapusin bekerja full time di KAM sebagai tenaga pastoral parokial. Pada kesempatan audiensi yang penuh semangat persaudaraan ini, Bapa Uskup menitipkan pesan kepada persaudaraan, supaya semakin menganimasi semangat hidup persaudaraan dalam komunitas dan pastoran-pastoran. Dalam karya pastoral, Kapusin yang terkenal berjibaku, didorong untuk lebih terlibat dalam kehiduan umat dan bermalam di rumah. Kapusin kiranya menjadi teladan dalam sharing fasilitas; teladan dalam ketidaklekatan pada fasilitas. Sejalan dengan itu, para saudara Kapusin hendaknya pintar mengisi dan memboboti jadwal harian, mingguan, bulanan dan tahunan. Sejarah para saudara Kapusin yang dikenal sebagai apa pengakuan kiranya dihidupi juga pada saat ini. Imam wajib menjamin kerapian ruang sakristi di gereja. Kebersihan rumah dan kerapian perabot-perabotnya perlu mendapat perhatian.
    Senin, 17 Februari 2025Rapat Tri Organ Yayasan Pendidikan Katolik Santo Yohanes Don Bosco berlangsung di lantai 2 gedung Catholic Center Medan tanggal 17-18 Februari 2025. Pengurus Yayasan melaporkan pertanggungjawaban atas kegiatan selama semester satu dan dua serta evaluasi atasnya. Banyak program yang terlaksana dengan baik, tetapi ada juga yang sedang dalam proses penyelesaian. Pengurus Yayasan yang diketuai oleh RP. Yosef Yuki Hartandi CDD, disemangati oleh Bapa Uskup sebagai ketua Dewan Pembina untuk bergerak maju mengusahakan perkembangan kerasulan gereja dalam bidang Pendidikan. Semoga YPK Don Bosco semakin mampu memenuhi tuntutan pendidikan sesuai perkembangan zaman.
    Minggu, 16 Februari 2025Pengurus Matahari Pagi Indonesia wilayah Sumatera Utara dikukuhkan. Kerawam KAM hadir dalam acara pengukuhan pengurus ormas yang berasal dari pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ini. Semoga Ormas ini bisa berjalan bersama Gereja di wilayah Keuskupan Agung Medan dalam mewujudkan kehidupan masyarakat yang aman, tentram dan sejahtera.
    Minggu, 16 Februari 2025Ribuan umat sangat antusias merayakan imannya bersama Bapa Uskup Agung Medan yang memimpin perayaan Ekaristi di halaman Gereja St. Petrus Tanjung Morawa dalam rangka Inaugurasi Paroki St. Ignatius Loyola Medan Tamora sebagai paroki baru. Paroki baru yang memiliki 10 stasi ini digembalakan oleh RD. Parulian Susanto Sihombing yang dilantik oleh Uskup pada hari itu juga. Ketika melantik Dewan Pastoral Paroki Harian yang masa baktinya hanya satu tahun, 2025-2026, Bapa Uskup meminta mereka menyatakan janji setianya untuk melaksanakan tugas yang dipercayakan kepada mereka. Semoga paroki baru yang sangat potensial baik dari segi iman, SDM maupun finansial ini, cepat bertumbuh menjadi gereja yang Kudus, Katolik dan Apostolik.
    Jumat, 14 Februari 2025Kerinduan Bapa Uskup untuk memiliki tempat ziarah rohani di wilayah Keuskupan Agung Medan semakin terwujud dengan peletakan batu pertama pembangunan Taman Wisata Rohani Belas Kasih Urung Ompung Dolok di Nagapane. Acara ini diawali dengan perayaan Ekaristi mengenang 31 tahun wafatnya Ompung Dolok di Gereja St. Padre Pio, dilanjutkan dengan ziarah ke makam Ompung Dolok. Setelah itu rombongan khusus Bapa Uskup dan para penderma berangkat menuju lokasi peletakan batu pertama. Pada kesempatan ini juga diadakan penanaman pohon sebagai tanda bahwa lokasi taman wisata ini merupakan tempat untuk pelestarian alam, spirit dari ensiklik Laudato Si' dari Paus Fransiskus.
    Selasa, 11 Februari 2025Diwakili oleh RD. Benno Ola Tage, Keuskupan Agung Medan menghadiri undangan Wali Kota Medan dalam acara Thaipusam Medan Street Festival 2025 yang diselenggarakan di Kuil Sree Soepramaniem Nagarattar, Medan. Keuskupan Agung Medan selalu menunjukkan dukungannya terhadap setiap kegiatan yang bertujuan untuk menjalin keakraban ekumenis melalui kehadirannya.
    Sabtu, 08 Februari 2025Sukacita umat Keuskupan Agung Medan, secara khusus umat Paroki Santo Petrus dan Paulus Kabanjahe, meluap dalam perayaan penahbisan 4 Imam baru. Ribuan umat memenuhi tempat perayaan di Paroki SPP Kabanjahe, turut berdoa untuk penahbisan 3 Diakon Kapusin Medan dan 1 Diakon Diosesan. Cuaca yang cerah turut menampakkan sukacita alam ciptaan dalam menyediakan dirinya sebagai momen terbaik bagi perayaan Ekaristi Tahbisan Imam yang dipimpin oleh Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap. Berdasarkan injil Yohanes tentang gembala yang baik, Bapa Uskup menggarisbawahi bahwa Imam harus memiliki 4 kualifikasi. Imam adalah pribadi yang rela berkorban; Imam mengenal dan mengasihi domba-dombanya; Imam melindungi umat dari bahaya; dan Imam menjadi kekuatan dalam keputusasaan. Kita berdoa agar para Imam selalu mengandalkan Tuhan dan menimba kekuatan dari Tuhan.
    Kamis, 06 Februari 2025Didampingi oleh Vikep Samosir, RP. Yanuarius Berek SVD, kepala sekolah dan staf SMAK Negeri Tarabunga Samosir mengadakan audiensi kepada Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap. Sesuai dengan nota kesepahaman yang telah ditandatangani oleh pihak KAM dan Dirjen Bimas Katolik mengenai tenaga pembina Asrama Putera dan Puteri Mawar Kasih Tarabunga, tampil sebagai juru bicara, kepala sekolah meminta agar pihak keuskupan mengutus dua biarawati dan satu biarawan sebagai tenaga pembina di asrama. Di samping itu mereka juga memohon kesediaan Bapa Uskup untuk menulis surat rekomendasi kepada para pastor paroki untuk mendukung SMAK Negeri agar mendapatkan calon siswa-siswi untuk tahun ajaran baru. Bapa Uskup berjanji akan menyediakan sesegera mungkin tenaga yang dibutuhkan. Dukungan untuk mendapatkan murid baru yang berkualitas akan diberikan dalam bentuk surat rekomendasi. Semoga SMAKN Tarabunga menjadi sekolah andalan.
    Kamis, 06 Februari 2025Panitia Pembangunan Pastoran Binjai beraudiensi dengan Bapa Uskup di Catholic Center. Panitia mempresentasikan kepada Bapa Uskup, rencana yang akan dijalankan oleh Paroki Maria Bunda Pertolongan Abadi Binjai, antara lain pembangunan gedung pastoran, sekretariat paroki dan aula multifungsi. Lokasi pastoran yang jauh dari gedung gereja, rumah pastor yang sering banjir dan tidak higienis dari sudut tata ruang adalah beberapa alasan mendasar yang diajukan oleh panitia untuk membangun gedung pastoran baru yang dekat dengan Gereja. Uskup mendukung inisiatif panitia dan memberikan masukan yang perlu dijalankan.
    Rabu, 05 Februari 2025Rektor, staf dan guru Seminari Menengah Christus Sacerdos (SMCS) Pematangsiantar mengunjungi Bapa Uskup di tempat kerjanya di Gedung Catholic Center Medan. Dibicarakan secara khusus dalam audiensi ini ialah persiapan Yubileum 75 tahun SMCS. Jenis-jenis kegiatan yang telah disusun dan proposal biaya mendapat persetujuan dari Bapa Uskup. Sebagai bentuk dukungan dan penyemangatan kepada para staf seminari, Bapa Uskup memberikan tambahan biaya untuk kegiatan ziarah para guru dan staf seminari.
    Rabu, 05 Februari 2025Dewan Pimpinan Umum Kongregasi Suster Santo Yosep (KSSY) yang baru terpilih dalam Kapitel ketujuh November 2024 lalu, mengadakan audiensi resmi kepada Bapa Uskup Agung Medan di Gedung Catholic Center Medan. Pada kesempatan ini para suster mengajukan program kerja yang akan dilaksanakan dalam periode empat tahun ke depan. Program ini merupakan penjabaran dari tema kapitel, Bersama Bertransformasi Sebagai Citra Allah. Bapa Uskup menegaskan kembali agar tema ini sungguh-sungguh menjadi spirit dari setiap program yang telah disusun dengan baik. Kebersamaan dalam hidup komunitas, doa dan karya harus menjadi perjuangan utama kongregasi. Sebagai bapa, Uskup menyemangati para suster untuk selalu berbuat yang terbaik dan memberi yang terbaik kepada keuskupan.
    Senin, 03 Februari 2025Hari Hidup Bakti di KAM dirayakan pada Senin, 3 Februari 2025, yang seyogianya jatuh pada 2 Februari 2025. Bapa Uskup dalam homilinya yang diambil dari kisah Yesus dipersembahkan dalam Bait Allah, menggarisbawahi bahwa makna perayaan ini sebagai momen istimewa untuk mempersembahkan diri kembali kepada Tuhan dalam semangat pelayanan dan pengabdian. Para pengkaul hidup bakti menjadi sebuah kesaksian nyata bahwa “hidup kita adalah peziarahan dalam pengharapan. Hidup tidak selalu indah, ada tantangan, ada kelelahan. Namun seperti Simeon, kita tetap menantikan dengan sabar penggenapan janji Tuhan dengan mata iman. Kita dipanggil untuk menjadi terang di tempat kita diutus, terang itu bisa dinyatakan dalam doa yang mendalam, kesaksian hidup yang autentik, pelayanan yang penuh kasih bagi mereka yang terpinggirkan, terutama bagi mereka yang terancam pengharapannya. Semoga semakin setia dan mendalam.“
    Senin, 03 Februari 2025Untuk mematangkan rencana pendirian paroki baru di wilayah Tanjung Morawa bersama RD. Parulian Sihombing, Panitia Inagurasi Paroki Tanjung Morawa menemui Bapa Uskup untuk memastikan pusat paroki baru yang akan diinagurasikan pada 16 Februari 2025. Meskipun pembahasan mengenai tempat definitif belum final, inaugurasi akan tetap dilaksanakan. Pada kesempatan ini Bapa Uskup memberikan masukan-masukan penting bagi rencana ke depan.
    Senin, 03 Februari 2025Para Imam membutuhkan formasi dan pembinaan yang berkelanjutan. Tim OGF Diosesan regio Sumatera beraudiensi kepada Bapa Uskup Agung Medan di Gedung Catholic Center Medan. Panitia berdiskusi dengan Bapa Uskup mengenai kegiatan bina lanjut Imam Diosesan usia tahbisan 11 – 20 tahun yang akan dilaksanakan di Catholic Center (CC) PPU Pematangsiantar pada tanggal 17 hingga 21 Maret 2025. Direncanakan akan hadir 82 Imam dari enam keuskupan. Bapa uskup akan tampil sebagai narasumber dalam kegiatan bina lanjut ini.
    Minggu, 02 Februari 2025Umat Katolik Paroki Santo Laurentius Jl. Sibolga Pematangsiantar bersyukur dalam perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Bapa Uskup Agung Medan dalam rangka pemberkatan Pastoran dan Aula Paroki. Pemberkatan ini benar-benar istimewa karena diadakan pada Hari Raya Yesus Dipersembahkan di Bait Allah. Ditempati oleh para saudara Kapusin sebagai komunitas religius, pastoran ini lebih dari pada sekadar bangunan fisik, menjadi rumah persaudaraan, tempat doa, tempat melayani dan tempat pertumbuhan iman bagi umat Allah. Selamat melayani!
    Sabtu, 01 Februari 2025Sebagai Ketua Pembina, Uskup Agung Medan hadir dalam rapat Tri Organ Yayasan Pendidikan Katolik Santo Yoseph Medan, Pematang Siantar. Rapat ini membahas laporan dan kinerja pekerjaan yayasan selama satu semester. Bapa Uskup mengapresiasi pekerjaan pengurus yayasan dan sekaligus juga mengajak mereka untuk berpikir bagaimana untuk meningkatkan mutu sekolah ini menjadi sekolah unggul. Diharapkan supaya di setiap jenjang pendidikan tampak keunggulan dan kekhasan dari Yayasan Santo Yoseph.
    Jumat, 31 Januari 2025Kebesaran Allah dalam diri orang kudusnya, Santo Yohanes Bosco dirayakan bersama para pendidik, tenaga kependidikan, siswa-siswi dan organ YPK Don Bosco KAM dalam perayaan Ekaristi kudus yang dipimpin oleh Uskup Keuskupan Agung Medan, Mgr.Kornelius Sipayung didampingi oleh puluhan Imam sebagai konselebran. Bertempat di gedung MICC, Jl. Gagak Hitam 7 Medan, puncak pentas seni dan budaya yang dihadiri oleh ribuan hadirin, menyemarakkan seluruh rangkaian acara syukur ini. Dalam homilinya, Bapa Uskup menggarisbawahi bahwa misi pendidikan bukan hanya mempersiapkan murid untuk sukses secara akademik, tetapi juga membentuk mereka menjadi pribadi yang bertanggung jawab, kokoh dan berkarakter katolik. YPK Don Bosco bertanggung jawab menempa calon-calon pemimpin yang beriman militan dan unggul dalam kasih. Diingatkan kembali ajaran Don Bosco bahwa pendidikan yang hanya mengejar prestasi tanpa kasih akan menghasilkan generasi yang cerdas tetapi egois demi kepentingan diri sendiri. Para pendidik dan tenaga kependidikan bekerja sambil mentransfer ilmu, berjuang menanamkan kebijaksanaan hati yang penuh kasih. Selamat berpesta.
    Kamis, 30 Januari 2025Bapa Uskup melakukan pertemuan KONSULKAM ke-44 di Catholic Center pukul 08:30 WIB sampai selesai.
    Rabu, 29 Januari 2025Ucapan bahagia dan harapan memperoleh keberuntungan besar ini diucapkan oleh Uskup Agung Medan, Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap, ketika memimpin perayaan Ekaristi Syukur atas Tahun Baru Imlek di gereja Kristus Raja, Medan didampingi oleh sejumlah Imam konselebran. Dekorasi yang memadukan unsur liturgi dan tradisi Tionghoa menghidupkan suasana gereja yang dari dirinya sendiri menyampaikan syukur umat yang sedang bergembira. “Tahun baru Imlek adalah saat untuk merenungkan perjalanan hidup, bersyukur atas berkat yang telah kita terima dan melangkah dengan iman yang teguh. Tahun Ular Kayu dan Yubileum pengharapan mengajak umat dengan bijaksana memilih jalan hidup yang benar dalam iman yang teguh.” Melalui homili ini Bapa Uskup mengajak kita untuk menjalani tahun baru ini dengan hati penuh syukur, jiwa yang diperbarui dalam kasih dan semangat yang tak tergoyahkan dalam pengharapan. Gong Xi Fa Cai!
    Minggu, 26 Januari 2025Persiapan yang benar-benar matang membawa umat paroki Santo Fidelis Dolok Sanggul kepada puncak sukacita dalam perayaan dedikasi Gereja. Untuk merayakan sukacita ini, biarawan-biarawati dan Imam asal paroki Santo Fidelis Dolok Sanggul mengadakan reuni pada malam sebelumnya. Diketuai oleh RP. Ivo Andreas Simanullang, reuni ini sungguh meneguhkan para imam dan pengkaul hidup bakti yang banyak memberikan sumbangan doa bagi pembangunan gereja ini. Perayaan Ekaristi dedicatio diawali dengan penyambutan Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap, Uskup Keuskupan Agung Medan bersama rombongan yang ditandai dengan pengalungan bunga dan tari-tarian. Bersama ribuan umat yang hadir, Bapa Uskup sebagai selebran utama, memanjatkan syukur yang agung kepada Allah atas karyaNya yang tampak dalam kerja sama semua umat yang bahu-membahu menyelesaikan bangunan gereja megah yang menjadi tempat memanjatkan doa dan juga sebagai ikon pariwisata rohani di kota Doloksanggul. “Kita patut berbangga atas bangunan gereja ini, tetapi kita isi dengan kerendahan hati tulus demi kemuliaan Allah,” demikian Bapa Uskup mengungkapkan syukur umat Allah dalam homilinya yang dibawakan dengan bersemangat. Kehadiran Bapa Uskup hingga acara selesai sungguh menyemangati umat untuk meneruskan tahapan pembangunan selanjutnya.
    Senin, 20 Januari 2025Bapa Uskup menghadiri Tahbisan Uskup Surabaya (20-24 Januari)
    Sabtu, 18 Januari 2025Bapa Uskup Agung Medan memimpin perayaan Ekaristi yang penuh hikmat di Gereja Santa Klara Bekasi. Perayaan ini diselenggarakan dalam rangka perayaan Natal dan pelantikan pengurus baru Ikatan Keluarga Katolik Sumatera Utara (IKKSU).
    Rabu, 15 Januari 2025Keuskupan Agung Medan bersyukur bersama Yayasan Widya Fraliska, milik Kongregasi FSE dalam perayaan Ekaristi Pemberkatan Gedung TK dan SD St. Fransiskus Assisi Cinta Damai yang dipimpin oleh RP. Michael Manurung OFMCap, Vikaris Jenderal KAM. Kehadiran para suster FSE, siswa-siswi, orang tua, umat, pengurus Yayasan dan pejabat pemerintahan, sekitar 400 orang menyemarakkan suasana Syukur yang mendalam. Hujan yang mengakibatkan lapangan penuh lumpur sama sekali tidak memadamkan semangat umat untuk menyatakan imannya dalam seluruh rangkaian acara yang dikemas dengan baik. Semoga sekolah ini mampu membina iman anak-anak didiknya.
    Rabu, 15 Januari 2025Bapa Uskup menghadiri Rapat Presidium KWI di Jakarta (15-16 Januari 2025)
    Selasa, 14 Januari 2025(15:00 WIB) Bertempat di Regale Convention International Center, Mgr. Kornelius Sipayung memimpin Ekaristi Syukuran Natal dan Tahun Baru Universitas Katolik Santo Thomas Medan. Dihadiri oleh sekitar 3000 peserta yang terdiri dari Pengurus Yayasan St. Thomas, Rektor, Para Dosen, tenaga kependidikan dan mahsiswa-mahasiswi, perayaan Syukur ini berjalan penuh hikmat. Momen Syukur ini menjadi kesempatan berahmat untuk move on, bergerak dari satu kondisi ke tempat lain dalam terang yang dibawa oleh Yesus. Sebagai. Civitas Akedemika Unika St. Thomas memiliki misi untuk membawa terang Kristus ke dalam dunia Pendidikan untuk membebaskan, membentuk individu yang sabar akan tanggung jawab sosialnya, berkomitmen untuk membawa perubahan positif. Harapan ini sungguh digarisbawahi oleh Bapa Uskup dalam Homilinya. Ayo move on!
    Selasa, 14 Januari 2025(09:00 WIB) Menyediakan saat yang tepat bagi pastor paroki bersama ketua pelaksana DPP paroki dan Panitia Perluasan dan Pengembangan Sarana Prasarana Stasi Marindal untuk beraudiensi kepada Uskup Agung Medan di Gedung Catholic Center Medan. Panitia menyampaikan rencana penambahan lahan tanah Gereja Maria Bunda Karmel Marindal demi menjawab kebutuhan akan tempat yang layak bagi kegiatan Bina Iman Anak dan Remaja (BIAR) dan lahan parkir. Persentasi pertambahan umat yang sangat tinggi juga membutuhkan gedung gereja yang lebih besar. Bapa Uskup dengan antusias mendukung niat baik ini dan mengajak panitia untuk memberdayakan umat dalam mengupayakan pembelian lahan dan pembangunannya kelak. Demi pemanfaatan lahan yang ada, Bapa Uskup terbuka akan kemungkinan “menggeser” tanah yang ada di sekitar stasi tersebut.
    Senin, 13 Januari 2025Bapa Uskup bertemu dengan Sr Rosangela di CC pukul 09:00 WIB
    Minggu, 12 Januari 2025176 umat mendapat pengurapan Roh Kudus dari tangan Bapa Uskup di paroki Sidikalang melanjutkan sukacita pemberkatan gedung Karya Pastoral. Mereka yang bersukacita oleh sakramen pengutatan ini dikobarkan hatinya untuk menjadikan Yesus sebagai pusat hidupnya dan sepenuhnya berjalan seturut tuntunan Roh Kudus. Bersama meraka, kita semua membuka hati bagi bimbingan Roh Kudus yang menajdikan kita terang dunia dalam nama Kristus, Yesus.
    Sabtu, 11 Januari 2025Menyaksikan sukacita umat Paroki Maria Pertolongan Orang Kristen Sidikalang dalam pemberkatan Gedung Karya Pastoral yang baru oleh Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap. Gedung pastoral ini menjadi lambang komitmen umat untuk mendukung misi gereja dalam pelayanan pastoral dan pemberdayaan umat. Komitmen untuk menjadikan sabda Allah sebagai pusat hidup dengan cara mendengarkan, merenungkan dan membatinkan firman Tuhan hendaknya semakin ditingkatkan di dalam gedung ini. Tak kalah penting, bangunan bagus ini kiranya menjadi tempat untuk saling menginspirasi, saling menyalakan harapan dan saling memperkuat iman.
    Kamis, 09 Januari 2025Bapa Uskup menerima Audiensi General SOFS dari Italia, di Catholic Center Medan pukul 16:00 WIB.
    Rabu, 08 Januari 2025Peringatan Hari Amal Bhakti Kementerian Agama RI ke 79 di kantor wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara tahun 2025 dihadiri oleh RD Benno Ola Tage. Kegiatan yang diadakan di Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara Medan diisi dengan acara Tasyakuran/resepsi. Keuskupan Agung Medan selalu mendukung kegiatan-kegiatan keagamaan terutama yang membangun kerukunan umat beragama sebagai wujud sinodalitas gereja.
    Selasa, 07 Januari 2025Bapa Uskup diwakili oleh RD Parulian Susanto Sihombing yang telah dilantik menjadi pasyanmilpol menghadiri undangan perayaan natal bersama KASAD di wilayah Kodam I/BB pada di Regale International Convention Center, Medan.
    Senin, 06 Januari 2025Bapa Uskup Agung Medan mengadakan pertemuan bersama para vikaris episkopalis di Desa Tuktuk Samosir. Kegiatan ini merupakan agenda tahunan untuk menyusun rencana kerja pastoral Keuskupan Agung Medan sepanjang tahun 2025. Bapa Uskup dan para vikaris bertekad berjalan bersama untuk melayani umat KAM dengan penuh sukacita. (6-8 Januari 2025)
    Sabtu, 04 Januari 2025Mewakili Keuskupan Agung Medan, RP Joseph Lesta Pandia OFMConv dan RP Adrianus Sembiring OFMCap menghadiri perayaan natal dan syukuran tahun baru keluarga besar DPRD Sumatera Utara yang diadakan pada Sabtu, 4 Januari 2025 di aula Raja Inal Siregar kantor Gubsu Jl. Diponegoro, Medan. RP Joseph Pandia tampil sebagai pembawa doa syafaat dalam perayaan ini yang mengambil tema “Hai mari berhimpun dan bersukaria,” dan sub tema: “Dengan semangat berhimpun dan bersukaria mari kita Bersatu dan bersama membangun Sumatera Utara.” Tiga poin penting disampaikan oleh pengkotbah, Pdt. Donal Sinaga: penyembahan, persembahan dan perubahan sebagai buah natal.

     

    Vikariat Episkopal

    1. St. Petrus Rasul, Medan - Katedral

    RD. Sampang Tumanggor (Vikaris Episkopal)
    Gedung Catholic Center Christosophia, Lt. 2, Jl. Mataram No. 21,
    Petisah Hulu, Medan Baru, Medan – 20152
    -
    Paroki-paroki yang termasuk dalam kevikepan ini:
    1. Paroki St. Yoseph, Delitua 
    2. Paroki Gembala Yang Baik, Lubuk Pakam 
    3. Paroki St. Maria Yang dikandung Tanpa Noda Asal, Medan Katedral 
    4. Paroki Kristus Raja, Medan Kota 
    5. Paroki St. Yohanes Penginjil, Medan Mandala 
    6. Paroki St. Konrad, Medan Martubung
    7. Paroki St. Paulus, Medan Pasar Merah 
    8. Paroki St. Petrus, Medan Timur 
    9. Paroki St. Paulus, Medan Pulo Brayan Bengkel 
    10. Paroki St. Yoseph, Tebing Tinggi 
    11. Paroki St. Katarina, Tiga Juhar 
    12. Kuasi Paroki St. Agatha, Batangkuis 
    13. Kuasi Paroki St. Agustinus, Sei Rampah 
    14. Paroki St. Ignatius Loyola, Medan-Tamora

    2. St. Yohanes Rasul, Medan - Hayam Wuruk

    RD. Sampang Tumanggor
    Gedung Catholic Center Christosophia, Lt. 2, Jl. Mataram No. 21,
    Petisah Hulu, Medan Baru, Medan – 20152
    -
    Paroki-paroki yang termasuk dalam kevikepan ini:
    1. Paroki Hati Kudus Yesus, Banda Aceh 
    2. Paroki Maria Bunda Pertolongan Abadi, Binjai 
    3. Paroki St. Antonius, Medan Hayam Wuruk 
    4. Paroki St. Padre Pio dari Pietrelcina, Medan Helvetia
    5. Paroki St. Fransiskus Asisi, Medan Padang Bulan 
    6. Paroki St. Maria Ratu Rosari, Medan Tanjung Selamat 
    7. Paroki St. Yohanes Paulus II, Namo Pecawir –Tuntungan 
    8. Paroki St. Paulus, Pangkalan Brandan 
    9. Kuasi Paroki St. Fransiskus Xaverius, Simalingkar B 
    10. Kuasi Paroki St. Paskalis, Diski

    3. St. Yakobus Rasul, Kabanjahe

    RP. Angelo Purba OFMCap
    Pastoran Katolik St Perawan Maria Diangkat ke Surga
    Jl. Letjen Jamin Ginting, Desa Sempajaya, Berastagi, Tanah Karo – 22156, Sumatera Utara
    -
    Paroki-paroki yang termasuk dalam kevikepan ini:
    1. Paroki Sang Penebus, Bandar Baru 
    2. Paroki St. Fransiskus Asisi, Berastagi 
    3. Paroki St. Perawan Maria Diangkat ke Surga, Kabanjahe 
    4. Paroki St. Petrus dan Paulus, Kabanjahe 
    5. Paroki St. Damian, Lau Baleng 
    6. Paroki St. Yoseph, Lawedesky 
    7. Paroki St. Fransiskus Asisi, Saribudolok 
    8. Paroki St. Fransiskus Asisi, Tiga Binanga 
    9. Kuasi Paroki St. Monika, Tiga Nderket

    4. St. Andreas Rasul, Sidikalang

    RP. Angelo Purba OFMCap
    Pastoran Katolik, Jl. Merga Silima 1 PO. Box 19, Sidikalang 22211
    -
    Paroki-paroki yang termasuk dalam kevikepan ini:
    1. Paroki St. Petrus dan Paulus, Parongil 
    2. Paroki St. Lusia, Salak 
    3. Paroki St. Maria Pertolongan Orang Kristen, Sidikalang 
    4. Kuasi Paroki St. Maria Bunda Karmel, Silalahi 
    5. Kuasi Paroki St. Yohanes dari Salib, Simallopuk 
    6. Paroki Beato Dionysius, Sumbul 
    7. Paroki Maria dari Gunung Karmel, Tiga Lingga

    5. St. Paulus Rasul, Pematangsiantar

    RP. Ambrosius Nainggolan OFMCap
    Jl. Lingga No. 1, Pematang Siantar – 21123
    -
    Paroki-paroki yang termasuk dalam kevikepan ini:
    1. Paroki St. Petrus Rasul, Cinta Damai 
    2. Paroki St. Fidelis, Parapat 
    3. Paroki Kristus Raja, Perdagangan 
    4. Paroki St. Stefanus Martir, Pematang Raya 
    5. Paroki St. Fransiskus Assisi, Jl. Medan Pematang Siantar 
    6. Paroki St. Laurentius Brindis, Jl. Sibolga Pematang Siantar 
    7. Paroki St. Petrus dan Paulus, Jl. Asahan Pematang Siantar 
    8. Paroki St. Yoseph, Jl. Bali Pematang Siantar 
    9. Paroki St. Perawan Maria Ratu Rosario, Termin Pematang Siantar 
    10. Paroki Kristus Raja, Tanah Jawa 
    11. Paroki St. Antonius Padua, Tiga Dolok 
    12. Kuasi Paroki St. Maximilianus Kolbe, Sipintuangin

    6. St. Mateus Rasul, Aek Kanopan

    RP. Ambrosius Nainggolan OFMCap
    Pastoran Katolik Santo Pius X, Jl. Serma Maulana S. No. 48, Aek Kanopan, Labura – 21457
    -
    Paroki-paroki yang termasuk dalam kevikepan ini:
    1. Paroki St. Pius X, Aek Kanopan 
    2. Paroki St. Fransiskus Assisi, Aek Nabara 
    3. Paroki Sakramen Maha Kudus, Kisaran 
    4. Kuasi Paroki Santo Yosef, Kotapinang 
    5. Paroki St. Mikael, Tanjung Balai 
    6. Paroki St. Petrus Rasul, Rantauprapat

    7. St. Filipus Rasul, Dolok Sanggul

    RP. Yanuarius Fransiskus Berek SVD
    Pastoran Katolik Santo Fidelis, Jl. Merdeka No. 47, Dolok Sanggul – 22457
    -
    Paroki-paroki yang termasuk dalam kevikepan ini:
    1. Paroki St. Yoseph, Balige 
    2. Paroki St. Fidelis, Dolok Sanggul 
    3. Paroki St. Koenrad Parzam, Lintongnihuta 
    4. Paroki St. Yohanes Pembaptis, Pakkat 
    5. Paroki St. Lusia, Parlilitan 
    6. Paroki St. Yoseph, Parsoburan 
    7. Paroki St. Kristoforus, Siborong-borong 
    8. Paroki St. Maria, Tarutung

    8. St. Thomas Rasul, Pangururan

    RP. Yanuarius Fransiskus Berek SVD
    Pastoran Katolik Santo Mikael, Jl. Uskup Gung Soegiopranoto No. 1, Pangururan, Samosir – 22392
    -
    Paroki-paroki yang termasuk dalam kevikepan ini:
    1. Paroki St. Paulus, Onanrunggu 
    2. Paroki St. Mikhael, Pangururan 
    3. Paroki St. Fransiskus Assisi, Palipi 
    4. Paroki St. Antonio Maria Claret, Tomok/Simanindo

     

    Proficiat Mgr. Bernardus Bofitwos Baru, OSA – Uskup Timika

    0
    Selamat atas Tahbisan Episkopal Mgr. Bernardus Bofitwos Baru, OSA sebagai Uskup Keuskupan Timika.

    Semoga Roh Kudus senantiasa membimbing Bapa Uskup dalam setiap langkah pelayanan, memberikan kekuatan, kebijaksanaan, dan kasih yang melimpah untuk menggembalakan umat dengan hati yang tulus.

    Kami berdoa agar Allah senantiasa menjaga dan memberkati setiap karya yang akan dilakukan demi kemuliaan-Nya dan kesejahteraan Gereja.
    Selamat menjalankan tugas suci ini dan semoga menjadi berkat bagi banyak orang. Amin.

    Proficiat.