Kamis, November 6, 2025
Lainnya
    Beranda blog

    Homili Uskup – Pengenangan Arwah Semua Orang Beriman

    Pengenangan Arwah Semua Orang Beriman | Tahun C - 2 November 2025

    Bacaan I : 2 Mak. 12:43-46
    Bacaan II :  1 Kor. 15:20-24a.25-28
    Bacaan Injil : Yoh. 6:37-40

    Menjadi Saksi Wajah Allah yang Tidak Menolak Siapa Pun

    🕊️ Pengantar – Wajah Allah yang Menyambut, Bukan Menolak

    Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, semoga Tuhan memberimu damai dan kebaikan.

    Hari ini Gereja sejagat berdoa bagi semua arwah orang beriman — mereka yang telah berpulang mendahului kita. Perayaan ini tidak diliputi kesedihan, melainkan cahaya pengharapan.

    Sebab dalam iman, kita percaya bahwa Allah tidak meninggalkan siapa pun yang datang kepada-Nya. Inilah wajah sejati Allah: bukan hakim yang menghukum dari jauh, melainkan Bapa yang menantikan anak-anak-Nya kembali ke rumah.

    Doa kita hari ini adalah ungkapan kasih yang melampaui batas kematian — sebab dalam Kristus, kasih tidak pernah berakhir.

    🌿 Sabda Tuhan – “Aku Tidak Akan Menolak Seorang Pun”

    Injil Yohanes memberi kita sabda Yesus yang sangat indah: “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, tidak akan Kubuang.” (Yoh 6:37)

    Kalimat ini adalah jantung iman kita pada hari Arwah. Di tengah kesedihan karena kehilangan, Yesus menegaskan: tidak ada satu pun jiwa yang terbuang dari kasih Allah.

    Tak peduli seberapa jauh seseorang tersesat, kasih Tuhan lebih cepat menyusul daripada langkah kita menjauh. Kasih Allah bukan menunggu kita layak dulu, tetapi menjadikan kita layak lewat belas kasih-Nya.

    Karena itu, doa bagi arwah adalah keyakinan bahwa kasih itu terus bekerja, bahkan di balik kematian — membersihkan, menyembuhkan, dan menyempurnakan setiap jiwa dalam terang Tuhan.

    🔥 Iman yang Mengubah Duka Menjadi Harapan

    Bacaan dari Yesaya menggambarkan Allah yang menyiapkan perjamuan bagi semua bangsa dan menyeka air mata dari wajah semua orang.

    (Yes 25:6–9) Inilah Allah yang kita imani: Allah yang menjemput, bukan menghakimi; yang memeluk, bukan menolak.

    Setiap air mata yang jatuh di kuburan orang yang kita cintai tidak sia-sia — sebab Tuhan menampungnya dalam tangan-Nya sendiri. Kematian tidak memutuskan relasi kasih. Ia hanya mengubah bentuknya.

    Kita yang masih berziarah di dunia terus menyapa mereka lewat doa, sedangkan mereka yang telah berpulang menyapa kita dari rumah Bapa.

    Dalam persekutuan para kudus, kita tetap satu tubuh, satu iman, satu kasih dalam Kristus yang telah bangkit.

    🌸 Kasih yang Tak Mengenal Batas

    Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat Roma berkata: “Kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus.” (Rm 5:5)

    Kasih ini tidak mengenal batas. Ia menembus dosa, waktu, dan kematian. Allah tidak menolak orang berdosa, karena justru bagi mereka Ia datang.

    Paus Fransiskus pernah menegaskan: “Allah tidak pernah lelah mengampuni kita; kitalah yang sering lelah memohon pengampunan.”

    Maka, bila Allah bersabar dan mengasihi tanpa batas, kita pun dipanggil untuk meneladan kasih itu.

    Hidup sebagai orang Kristen berarti menjadi saksi wajah Allah yang penuh penerimaan — Allah yang tidak menolak siapa pun, termasuk yang lemah, berbeda, atau tersesat.

    💖 Kasih Itu Harus Dihidupkan

    Saudara-saudari, Karena itu, marilah kita pun menjadi saksi wajah Allah yang tidak menolak siapa pun.

    Hidupkan kasih itu dalam keluarga, pelayanan, dan sikap terhadap sesama. Bila Allah menerima kita dengan segala kelemahan, kita pun dipanggil untuk menerima dan mengampuni.

    Dunia hari ini haus akan kesaksian seperti itu — kasih yang tidak menghakimi, tetapi meneguhkan; kasih yang tidak menolak, tetapi menyembuhkan.

    Doa bagi arwah hendaknya menjadi cermin hidup kita: bahwa kasih yang kita doakan bagi mereka, juga harus tampak dalam sikap kita terhadap yang hidup.

    Doa menjadi nyata bila diwujudkan dalam kepedulian dan pengampunan.

    🌿 Aplikasi Hidup – Menjadi Wajah Kasih Itu Sendiri

    Menjadi saksi wajah Allah bukanlah tugas besar yang sulit. Itu dimulai dari hal sederhana: menyapa yang kesepian, menolong yang jatuh, memaafkan yang bersalah, dan mendoakan yang telah pergi.

    Di situlah kita menghadirkan wajah Allah yang penuh kasih. Gereja hari ini memanggil kita untuk hidup dalam kasih yang aktif — kasih yang menyapa, bukan menjauh; kasih yang membuka pintu, bukan menutupnya.

    Bila kita berani hidup seperti itu, maka setiap rumah kita menjadi perpanjangan tangan Allah, dan setiap hati kita menjadi taman kasih yang menghidupkan.

    🌺 Penutup – Kasih yang Tidak Pernah Menolak

    Saudara-saudari terkasih, Perayaan Arwah mengingatkan kita bahwa kasih Allah tidak mengenal batas, bahkan kematian pun tidak mampu memutuskan ikatan itu.

    Maka, marilah kita terus berdoa bagi mereka yang telah berpulang, sambil memperbarui hati kita untuk menjadi cermin kasih Allah yang tidak menolak siapa pun.

    Semoga dalam setiap doa dan tindakan kasih kita, dunia melihat wajah Allah yang hidup — Allah yang mengampuni, menghibur, dan menyambut setiap anak-Nya pulang. Amin.

    Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap

    Homili Mingguan - Uskup Keuskupan Agung Medan:
    (klik untuk membacanya)

    Minggu Biasa XXX Tahun C - 26 Oktober 2025

    Bacaan I : Sir. 35:12-14,16-18
    Bacaan II : 2Tim. 4:6-8,16-18
    Bacaan Injil : Luk. 18:9-14

    ALLAH YANG DIKENAL MENENTUKAN CARA KITA BERDOA

    Antifon Pembuka

    Tuhan dekat dengan orang yang hancur hatinya; Ia menyelamatkan yang remuk jiwanya. (Mzm 34:19)

    Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, semoga Tuhan memberimu damai dan kebaikan.

    Hari ini Yesus mengajak kita bercermin melalui dua tokoh dalam Injil: seorang Farisi dan seorang pemungut cukai. Keduanya sama-sama datang ke Bait Allah untuk berdoa, tetapi hasilnya sungguh berbeda. Yang satu meninggalkan rumah Tuhan tanpa pembenaran, sementara yang lain — seorang pendosa — justru diterima oleh Allah. Mengapa demikian? Karena cara kita berdoa sangat ditentukan oleh siapa Allah yang kita kenal.

    Doa bukan sekadar rutinitas rohani, tetapi cermin dari iman dan relasi kita dengan Allah. Bila kita mengenal Allah sebagai kasih, doa kita penuh syukur dan kerendahan hati. Namun bila kita mengenal-Nya sebagai hakim yang menuntut, doa kita menjadi pembelaan diri. Maka benar adanya, teologi yang kita hidupi akan tampak dalam cara kita berdoa.

    Orang Farisi berdiri tegak dan berbicara dengan penuh keyakinan: “Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberi sepersepuluh dari penghasilanku.” Namun kata “aku” mendominasi seluruh doanya. Ia menyebut nama Allah, tapi sesungguhnya berbicara tentang dirinya sendiri. Baginya, Allah adalah hakim yang menilai kinerja religius manusia. Doanya bukan perjumpaan dengan Allah, tetapi pertunjukan rohani di hadapan Allah.

    Yesus tidak menolak kesalehan, tetapi menolak kesombongan yang menyusup di dalamnya. Kesalehan tanpa kasih hanyalah kesombongan berjubah kesucian. Paus Fransiskus dalam Gaudete et Exsultate menegaskan: “Kesombongan rohani membuat kita percaya bahwa rahmat tergantung pada kemampuan kita.” Ketika doa menjadi ajang pembuktian, kasih berubah menjadi gengsi rohani — dan hati kehilangan ruang bagi rahmat Allah.

    Sebaliknya, pemungut cukai berdiri jauh di belakang, menunduk, memukul dada, dan berkata: “Ya Allah, kasihanilah aku, orang berdosa ini.” Ia tidak membawa daftar kebaikan, hanya hati yang remuk. Tetapi di sanalah ia menemukan wajah Allah yang sejati: Bapa yang penuh belas kasih. Doanya pendek, namun tulus; sederhana, namun menyentuh surga. Ia datang bukan untuk memamerkan diri, melainkan menyerahkan diri. Dan Yesus berkata: “Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan oleh Allah.”

    Perbedaan ini memperlihatkan dua teologi yang kontras: Jika Allah dipandang sebagai hakim keras, doa menjadi pembelaan diri. Jika Allah dikenal sebagai kasih, doa menjadi penyerahan diri. St. Agustinus berkata: “Allah lebih suka hati yang hancur daripada lidah yang pandai berdoa.” Doa sejati lahir bukan dari kebanggaan, melainkan dari kerendahan hati yang menyentuh kasih Allah.

    Saudara-saudari, kita hidup di zaman yang menyanjung self-confidence dan prestasi. Budaya modern membentuk manusia yang berdoa dengan bibir kepada Tuhan, tapi hatinya sibuk memamerkan diri di hadapan dunia. Paus Fransiskus mengingatkan dalam Fratelli Tutti no. 30: “Dunia ini penuh komunikasi, tetapi miskin relasi.” Maka doa sejati harus mengembalikan kita pada relasi yang benar — dengan Allah dan dengan sesama.

    Kitab Sirakh hari ini mengingatkan: “Doa orang kecil menembus awan dan tidak berhenti sampai mencapai tujuan.” Tuhan mendengar bukan karena kata-kata kita indah, tetapi karena hati kita benar. Pemungut cukai mungkin tak pandai berbicara, tapi doanya murni. Yang menembus surga bukan suara yang keras, tetapi hati yang tulus.

    Rasul Paulus dalam suratnya kepada Timotius berkata: “Aku telah mengakhiri pertandingan, aku telah mencapai garis akhir.” Kalimat ini bukan kesombongan, melainkan ungkapan syukur mendalam. Paulus sadar, segala sesuatu adalah rahmat, bukan ambisi. Ia berdoa dengan hati yang bebas dari ego, dan itulah yang membuat hidupnya menjadi pujian bagi Allah.

    Doa sejati bukanlah presentasi diri, tetapi perjumpaan hati. Jika doa kita masih dipenuhi “aku” dan “prestasi”, berarti ego masih di atas altar. Namun jika doa kita berubah menjadi “Engkau”, maka Allah bersemayam di hati kita. Kerendahan hati membuka jalan menuju pembenaran, sebab Allah tinggal di hati yang sederhana.

    Saudara-saudari terkasih, marilah kita belajar berdoa dengan hati, bukan dengan ego. Dalam doa pribadi, biarkan keheningan berbicara lebih kuat daripada kata-kata. Dalam pelayanan, jangan cari pengakuan, tetapi kesempatan untuk mencintai. Dalam keberhasilan, jangan sombong, tetapi bersyukurlah karena semuanya berasal dari Tuhan.

    Yesus menutup perumpamaan hari ini dengan sabda-Nya yang abadi: “Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”

    Ekaristi yang kita rayakan sekarang adalah puncak doa tanpa ego. Yesus tidak berkata, “Lihat Aku,” melainkan, “Ambillah Aku.” Ia mempersembahkan diri, bukan memuliakan diri. Maka datanglah kepada Tuhan bukan dengan daftar prestasi, tetapi dengan hati yang terbuka. Dan mungkin, jika Tuhan tersenyum kepada kita hari ini, Ia akan berkata: “Aku lebih senang hatimu yang menyesal daripada laporan panjang prestasimu.” Amin.

    Doa Penutup

    Ya Tuhan, Engkau mengenal hati kami lebih dari kami sendiri. Jadikanlah kami umat yang rendah hati dan tulus dalam berdoa, agar kami hidup dalam kasih-Mu dan bukan dalam gengsi kami. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin.

    Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap

    Minggu XXVII Tahun C - 5 Oktober 2025

    Bacaan I : Hab. 1:2-3; 2:2-4
    Bacaan II : 2Tim. 1:6-8,13-14
    Bacaan Injil : Luk. 17:5-10

    Iman yang Hidup, Kecil Namun Mengubah Dunia

    Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, Semoga Tuhan memberimu damai dan kebaikan.

    Hari ini para murid berseru kepada Yesus: “Tambahkanlah iman kami!” (Luk 17:5). Seruan ini begitu jujur dan manusiawi, sebab mereka sadar bahwa mengikuti Yesus tidak mudah. Jalan bersama Kristus tidak selalu terang dan lapang. Ia tidak menjanjikan kemudahan, tetapi mengundang pada salib, pengampunan tanpa batas, dan pelayanan tanpa pamrih. Karena itu, para murid merasa imannya kecil dan rapuh.

    Namun jawaban Yesus sungguh mengejutkan: “Sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi, kamu dapat berkata kepada pohon ara: Tumbanglah dan tertanamlah di laut, maka pohon itu akan menuruti kamu.” (Luk 17:6)

    Yesus tidak memberi ukuran baru, tetapi menghadirkan perspektif baru. Ia tidak menuntut iman yang besar, melainkan iman yang hidup dan sejati.

    Biji sesawi adalah biji terkecil di Palestina, namun mampu tumbuh menjadi pohon besar. Dari benih kecil itulah Yesus mengajar kita bahwa kualitas iman lebih penting daripada kuantitasnya. Para ekseget Katolik seperti Raymond E. Brown menegaskan bahwa Yesus tidak sedang berbicara tentang mukjizat fisik, melainkan tentang kekuatan rohani—iman sejati yang sanggup mengubah situasi mustahil.

    Karena itu, Yesus tidak menyuruh kita berbicara kepada pohon literal, melainkan mengajak kita menghadapi pohon-pohon besar dalam hidup kita: akar dosa, kebiasaan buruk, ketakutan, dan luka batin yang selama ini menjerat. Dengan iman sejati, akar-akar itu dapat dicabut, bukan oleh kekuatan manusia, melainkan oleh kasih Allah yang berkarya di dalam diri kita.

    Rudolf Schnackenburg memandang pohon ara sebagai lambang kekuatan batin yang berakar kuat di hati manusia—hal-hal yang tidak mudah diubah oleh kehendak sendiri. Mungkin itu akar kemarahan yang disimpan bertahun-tahun, akar kesombongan yang sulit tunduk, atau akar luka batin yang menghalangi kita untuk mengampuni. Iman sejati, walau sekecil biji sesawi, menyatu dengan kuasa kasih Allah yang mampu mencabut semua akar itu.

    Yesus menegaskan, “Bagi Allah tidak ada yang mustahil” (Luk 1:37). Iman sejati adalah partisipasi dalam daya cipta Allah—Allah yang mengubah kekacauan menjadi ciptaan baru, luka menjadi rahmat, dan dosa menjadi kesempatan untuk bertumbuh.

    Nabi Habakuk dalam bacaan pertama pun mengungkapkan pergumulan yang sama. Ia berteriak dalam kebingungan, “Berapa lama lagi, ya Tuhan, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar?” (Hab 1:2). Namun Allah menjawab dengan lembut: “Orang benar akan hidup oleh imannya” (Hab 2:4). Inilah kunci iman sejati: bukan jalan pintas menuju hasil, melainkan kesetiaan dalam perjalanan panjang.

    Seperti biji sesawi yang memerlukan waktu untuk bertumbuh, iman juga butuh proses: dipupuk oleh doa, diuji oleh penderitaan, dan dikuatkan oleh kesetiaan. Di tengah dunia yang menuntut hasil cepat, iman mengajar kita untuk sabar menunggu proses rahmat Allah.

    St. Thomas Aquinas mengutip para Bapa Gereja: “Yesus tidak mengajarkan besarnya iman, tetapi keberadaannya yang sejati. Sebab iman yang hidup dapat memindahkan gunung keraguan dan mencabut pohon dosa.”

    Iman sejati bukan sekadar “percaya bahwa Allah ada”, melainkan percaya kepada Allah yang mengasihi. Ketika iman berakar pada kasih, ia tidak lagi sekadar ide intelektual, melainkan relasi yang mengubah hati. Dari hati yang diubah inilah mengalir kekuatan untuk mengampuni, melayani, dan berharap di tengah situasi sulit.

    Dalam bagian akhir Injil hari ini, Yesus berbicara tentang pelayan yang rendah hati: “Kami hanyalah hamba-hamba yang tidak berguna, kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan.”

    Iman sejati tampak bukan dalam kata-kata, melainkan dalam pelayanan yang setia. Ia tidak menuntut pujian, tidak menghitung jasa, tetapi melayani karena cinta. Semakin murni iman seseorang, semakin rendah hati pula pelayanannya.

    Saudara-saudari terkasih, Iman tidak harus besar, tetapi harus hidup. Kadang kecil, namun bila sejati, ia mampu mencabut akar dosa, mengubah hati, menyembuhkan luka, dan menggerakkan dunia. Hari ini, kita tidak perlu berkata, “Tuhan, tambahkan iman kami,” tetapi, “Tuhan, hidupkanlah iman kami.”

    Iman seperti biji sesawi inilah yang membuat hidup kita berbuah—bukan karena kekuatan kita, tetapi karena kasih Allah yang bekerja di dalam diri kita. Semoga kita menjadi orang beriman sejati: yang percaya walau tidak melihat, yang berharap walau di tengah kesulitan, dan yang mengasihi walau di tengah dunia yang terluka.

    Amin.

    Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap

    Minggu XXVI Tahun C - 28 September 2025

    Bacaan I : Am 6:1a,4-7
    Bacaan II : 1Tim. 6:11-16
    Bacaan Injil : Luk. 16:19-31

    Hidup Berkat, Bukan Berhala — Umat yang Hadir dan Peduli 

    Saudara-saudari terkasih, semoga Tuhan memberimu damai dn kebaikan.

    Sabda Tuhan hari ini mengajak kita merenungkan sebuah pertanyaan penting: apakah hidup kita sungguh menjadi berkat bagi orang lain, ataukah berkat yang kita miliki justru telah berubah menjadi berhala yang menutup mata terhadap sesama?

    Nabi Amos dalam bacaan pertama mengecam keras bangsa yang hidup mewah tanpa peduli pada penderitaan di sekitarnya: “Mereka berbaring di ranjang dari gading, makan domba dan anak lembu, bernyanyi-nyanyi, minum anggur dari bokor, memakai minyak terbaik, tetapi tidak peduli akan kehancuran umat.” (Am 6:4–6). Gambaran ini sangat relevan dengan zaman sekarang: dunia kita penuh kemewahan, tetapi seringkali miskin empati; banyak hiburan, tetapi sedikit belas kasih. Kita mudah terjebak pada kenyamanan diri dan lupa bahwa berkat diberikan bukan untuk ditimbun, melainkan untuk dibagikan.

    Yesus dalam Injil hari ini menampilkan kontras yang tajam antara orang kaya dan Lazarus. Orang kaya itu tidak digambarkan sebagai penjahat. Ia tidak menolak Lazarus, tidak mengusirnya. Namun ia juga tidak peduli. Di situlah letak dosanya: ketidakpedulian. Ia hidup dalam pesta, sementara di depan pintunya, seorang miskin menanti setetes kasih. Paus Fransiskus menyebut sikap ini sebagai globalisasi ketidakpedulian, ketika hati manusia beku oleh egoisme, dan mata tertutup terhadap penderitaan sesama.

    Saudara-saudari, berkat sejati tidak diukur dari seberapa banyak kita memiliki, melainkan seberapa banyak kita berbagi. Santo Basilius Agung mengingatkan: “Roti yang kau simpan adalah milik orang lapar, pakaian yang kau tumpuk adalah milik orang telanjang.” Artinya, berkat yang tidak dibagikan akan berubah menjadi beban. St. Yohanes Krisostomus menambahkan: “Kamu menghina Kristus jika kamu menghias dinding gereja dengan emas tetapi membiarkan orang miskin kelaparan.” Maka, setiap orang beriman dipanggil untuk menjadikan hidupnya saluran kasih — menghadirkan wajah Allah melalui kepekaan dan solidaritas.

    Paus Benediktus XVI dalam Deus Caritas Est menulis: “Kekayaan tanpa kasih adalah kemiskinan.” Berkat yang sejati tidak membuat kita sombong, tetapi rendah hati; tidak menutup diri, tetapi membuka pintu bagi sesama. Dunia modern sering kali mengajarkan bahwa kebahagiaan diukur dari prestasi, jabatan, atau harta. Namun Yesus menegaskan bahwa nilai sejati manusia tidak terletak pada apa yang dimiliki, melainkan pada kasih yang dihidupi.

    Yesus ingin kita menyadari: berkat adalah panggilan untuk melayani. Harta, talenta, waktu, dan kesempatan yang kita miliki bukan sekadar untuk memperindah hidup sendiri, tetapi untuk menghadirkan sukacita bagi orang lain. Santo Fransiskus dari Asisi memberi teladan ini dengan hidup sederhana dan hati yang kaya akan kasih. Ia memilih miskin agar bisa mencintai lebih besar. Kesederhanaan seperti inilah yang membebaskan hati dari ilusi kemewahan.

    Kisah orang kaya dan Lazarus juga mengingatkan kita bahwa kesempatan untuk berbuat kasih adalah sekarang, bukan nanti. Setelah meninggal, jarak di antara mereka tidak bisa dijembatani lagi. Maka selagi hidup, marilah kita membuka mata dan hati. Banyak Lazarus modern di sekitar kita: mereka yang lapar, kesepian, kehilangan arah, atau terluka batinnya. Jangan biarkan berkat yang kita miliki menjadi penghalang untuk melihat wajah Allah dalam diri mereka.

    Paus Fransiskus mengajak kita menjadi Gereja yang “keluar,” bukan Gereja yang terkurung. “Lebih baik Gereja yang memar karena keluar, daripada Gereja yang sakit karena terkurung.” Artinya, lebih baik kita capek karena melayani, daripada nyaman tapi tidak peduli. Dunia membutuhkan Gereja yang hadir — umat yang mau berjalan bersama, berbagi kasih, dan mengulurkan tangan bagi yang lemah.

    Saudara-saudari terkasih, marilah kita memohon rahmat agar hidup kita sungguh menjadi berkat, bukan berhala. Semoga hati kita peka, tangan kita terbuka, dan langkah kita terarah kepada kasih. Dengan begitu, dunia akan melihat bahwa kita bukan hanya umat yang rajin berdoa, tetapi umat yang menghadirkan kasih Allah dalam tindakan nyata.

    Amin.

    Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap

    Minggu XXV Tahun C - 21 September 2025

    Bacaan I : Am. 8:4-7
    Bacaan II : 1Tim. 2:1-8
    Bacaan Injil : Luk. 16:1-13

    Harta: Berkat atau Berhala?

    Saudara-saudari terkasih, semoga Tuhan memberimu damai dan kebaikan.

    Hari ini Sabda Tuhan mengajak kita menaruh perhatian pada sesuatu yang sangat dekat dengan hidup kita sehari-hari: harta. Kita semua menggunakannya, kita semua membutuhkannya. Tetapi Sabda Tuhan bertanya dengan tegas: apakah harta ini menjadi berkat atau justru berubah menjadi berhala yang memperbudak kita?

    Kitab Amos menggambarkan Allah yang murka pada orang-orang kaya yang menindas orang miskin, meremehkan mereka hanya demi keuntungan. Namun, harta pada dirinya bukanlah jahat. Kitab Ulangan mengingatkan: “Dialah Tuhan, Allahmu, yang memberi kekuatan kepadamu untuk memperoleh kekayaan” (Ul 8:18).

    Harta menjadi berkat bila diterima dengan syukur dan dipakai untuk menolong orang lain. Santo Basilius Agung pernah berkata: “Roti yang kau simpan adalah milik orang lapar; pakaian yang kau tumpuk adalah milik orang telanjang.” Paus Fransiskus juga menekankan hal serupa: kekayaan yang sejati bukan diukur dari apa yang kita kumpulkan, melainkan dari kasih yang kita bagikan.

    Sebaliknya, harta menjadi berhala ketika ia menggantikan Allah sebagai pusat hidup kita. Yesus berkata dalam Injil hari ini: “Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon” (Luk 16:13). Mamon di sini bukan sekadar uang, melainkan lambang kuasa yang menuntut penyembahan.

    Paus Benediktus XVI pernah menegaskan bahwa orang yang menjadikan harta sebagai tujuan hidupnya sedang melayani “allah palsu” yang kejam, karena Mamon selalu meminta lebih dan tidak pernah puas. Inilah bahayanya: ketika harta membuat kita mengorbankan keadilan, melupakan belas kasih, dan menjauh dari Allah.

    Yesus melalui perumpamaan bendahara yang cerdik menantang kita untuk mengelola harta duniawi dengan bijak. Bukan sekadar untuk diri sendiri, melainkan untuk menghasilkan buah kekal. Harta akan menjadi alat keselamatan bila dikelola dengan jujur, transparan, dan penuh kasih. Paus Fransiskus dalam Evangelii Gaudium mengingatkan: “Ekonomi yang sejati harus berorientasi pada kesejahteraan semua orang, bukan pada segelintir orang kaya.” Maka harta menjadi berkat bila ia dipakai untuk membangun kehidupan bersama, untuk menegakkan keadilan, dan untuk memperhatikan mereka yang kecil dan tersisih.

    St. Agustinus mengingatkan kita: “Engkau telah menciptakan kami untuk-Mu, ya Tuhan, dan hati kami gelisah sebelum beristirahat dalam Engkau.” Hati manusia hanya menemukan damai bila Allah menjadi pusat. Jika hati lebih melekat pada harta daripada pada Allah, kita akan terus resah, takut kehilangan, iri pada orang lain, dan tak pernah puas. Tetapi bila hati tertambat pada Allah, harta tidak lagi menguasai kita, melainkan menjadi alat untuk melayani. Paus Yohanes Paulus II pernah menekankan bahwa kesederhanaan hidup adalah tanda profetis yang menyatakan bahwa “Allah saja sudah cukup.”

    Sejarah para kudus memberi teladan yang jelas. St. Fransiskus dari Asisi meninggalkan harta duniawi demi menemukan Kristus sebagai “mutiara berharga” yang tak ternilai. St. Yohanes Maria Vianney hidup dalam kesederhanaan dan mempersembahkan seluruh dirinya demi umatnya. Mereka menunjukkan bahwa harta dunia hanya punya nilai bila dijadikan sarana menuju kekudusan. Dengan cara ini, harta menjadi berkat, bukan berhala.

    Saudara-saudari, hari ini kita diajak untuk jujur menilai hati kita. Apakah harta yang kita miliki sungguh menjadi berkat yang dipakai untuk menolong sesama, ataukah ia diam-diam sudah menjadi berhala yang kita puja dan perbudak? Paus Fransiskus memberi peringatan yang sangat relevan: “Jangan biarkan dirimu diperbudak uang. Pakailah uang untuk berbuat baik, untuk mencintai, untuk membangun dunia yang lebih adil.”

    Maka marilah kita mohon rahmat agar harta yang Tuhan percayakan kepada kita sungguh menjadi berkat, bukan berhala. Semoga kita bijak mengelolanya, setia kepada Allah, dan rela berbagi demi kebaikan bersama. Dengan begitu, kita mewartakan dengan hidup kita sendiri bahwa hanya Allah yang layak menjadi Tuan kita, bukan Mamon. Amin.

    Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap

    Hari Minggu Kitab Suci Nasional - MB XXIII Tahun C - 07 September 2025

    Bacaan I : Keb. 9:13-18
    Bacaan II :  Flm. 9b-10, 12-17
    Bacaan Injil : Luk. 14:25-33

    Hati yang Merdeka untuk Kristus

    Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, semoga Tuhan memberimu damai dan kebaikan.

    Injil hari ini menghadirkan tuntutan Yesus yang sangat serius bagi setiap orang yang mau mengikuti-Nya: mengutamakan Dia di atas segalanya, siap memikul salib, dan berani melepaskan keterikatan pada harta. Yesus tidak sedang mencari pengikut yang setengah hati atau ikut hanya karena euforia. Ia menuntut komitmen total.

    Paus Fransiskus pernah mengingatkan: “Salib bukan dekorasi, tetapi kompas hidup seorang Kristiani.” Dengan kata lain, salib adalah arah dan gaya hidup, bukan sekadar hiasan.

    Boleh Memiliki Dunia, Hati Hanya untuk Allah

    Yesus tidak pernah berkata bahwa kita harus membuang semua yang kita miliki. Ia justru menekankan: jangan sampai harta, jabatan, atau teknologi menguasai hati kita. Kita boleh memiliki dunia, tetapi jangan biarkan dunia memiliki hati kita.

    Santo Agustinus mengingatkan perbedaan antara memakai (uti) dan menikmati (frui): segala sesuatu di dunia boleh kita gunakan sebagai sarana menuju Allah, tetapi hanya Allah sendiri yang layak dinikmati sebagai tujuan akhir. Ketika urutannya terbalik, kita jatuh ke dalam perbudakan harta, jabatan, atau gengsi.

    Keterikatan Modern yang Mengikat Hati

    Kalau kita jujur, ada banyak bentuk keterikatan zaman modern yang membuat kita sulit mengikuti Yesus dengan bebas: kecanduan media sosial yang haus akan “likes” dan komentar; gaya hidup konsumtif yang membuat kita bekerja tanpa henti demi status; jabatan yang sering membuat orang lupa melayani; bahkan rasa takut kehilangan kenyamanan yang membuat kita kompromi terhadap dosa. Semua ini adalah “berhala” modern yang seolah kecil, tetapi perlahan-lahan menguasai hati kita.

    Paus Benediktus XVI menegaskan: “Iman yang tidak berani kehilangan sesuatu tidak akan pernah benar-benar menemukan Kristus.”

    Contoh Konkret Melepaskan Hati

    Lepas dari keterikatan bukan berarti hidup tanpa apa-apa, tetapi hidup dengan hati yang bebas. Misalnya: seorang ayah boleh bekerja keras mencari rezeki, tetapi tetap pulang dengan hati yang utuh bagi keluarga, bukan tersita seluruhnya oleh pekerjaan. Seorang pejabat boleh punya kuasa, tetapi tidak memakainya untuk menindas, melainkan melayani rakyat kecil. Seorang anak muda boleh menggunakan teknologi, tetapi tidak diperbudak gawai; ia memakainya untuk belajar, berjejaring dalam kebaikan, bahkan mewartakan Injil. Di situlah bedanya: dunia dipakai, tetapi hati tetap milik Kristus.

    Hidup sebagai Murid Sejati
    Bacaan pertama dari Kitab Kebijaksanaan menegaskan keterbatasan manusia, tetapi juga janji Roh Allah yang menuntun. Bacaan kedua dari Surat Filemon memperlihatkan bahwa Injil mengubah relasi: Onesimus yang dulu budak kini diterima sebagai saudara. Artinya, ketika hati dikuasai Kristus, cara kita bekerja, mengelola harta, dan membangun relasi akan diubah. Kita menjadi murid yang benar-benar bebas — bebas untuk mengasihi, bebas untuk melayani, bebas untuk memikul salib.

    Rumah pastor dan kantor pastoral yang kita berkati hari ini bukan sekadar bangunan untuk kenyamanan, melainkan tanda nyata kehadiran Kristus di tengah umat. Yesus sendiri berkata bahwa Ia datang “bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani.” Maka rumah ini dipanggil untuk menjadi rumah pelayanan: tempat umat menemukan telinga yang mendengar, hati yang menyambut, dan tangan yang siap membantu. Hati yang merdeka dari keterikatan duniawi akan menjadikan rumah ini bukan benteng pribadi, melainkan pondok gembala yang terbuka, sederhana, dan penuh kasih.

    Kita boleh memiliki rumah ini, tetapi hati kita hanya milik Kristus. Gedung pastoral ini menjadi pusat misi, tempat koordinasi karya, dan ruang perjumpaan iman, agar seluruh umat merasakan bahwa mereka dicintai Tuhan. Paus Fransiskus mengingatkan para imam untuk menjadi gembala yang “berbau domba,” artinya dekat dan akrab dengan umat. Dengan berkat ini, marilah kita mohon rahmat agar rumah dan kantor paroki ini sungguh dipakai untuk pelayanan, bukan hanya untuk kenyamanan, sehingga setiap langkah di dalamnya mengalirkan terang dan kasih Kristus bagi seluruh umat Allah.

    Penutup: Hati yang Merdeka

    Saudara-saudari terkasih, Yesus mengundang kita untuk memeriksa: apakah hatiku dimiliki dunia, ataukah aku sungguh milik Kristus? Kita boleh memiliki harta, jabatan, teknologi, bahkan kenyamanan; tetapi jangan biarkan itu semua memiliki hati kita. Hanya hati yang merdeka yang mampu mengikuti Kristus sampai akhir. Mari kita mohon rahmat agar hidup kita sungguh berpusat pada Yesus, sehingga kita layak disebut murid sejati, yang siap memikul salib dengan kasih dan memasuki logika Kerajaan Allah. Amin.

     

    Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap

    Hari Minggu Kitab Suci Nasional - MB XXIII Tahun C - 07 September 2025

    Bacaan I : Keb. 9:13-18
    Bacaan II :  Flm. 9b-10, 12-17
    Bacaan Injil : Luk. 14:25-33

    Hati yang Merdeka untuk Kristus

    Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, semoga Tuhan memberimu damai dan kebaikan.

    Injil hari ini menghadirkan tuntutan Yesus yang sangat serius bagi setiap orang yang mau mengikuti-Nya: mengutamakan Dia di atas segalanya, siap memikul salib, dan berani melepaskan keterikatan pada harta. Yesus tidak sedang mencari pengikut yang setengah hati atau ikut hanya karena euforia. Ia menuntut komitmen total.

    Paus Fransiskus pernah mengingatkan: “Salib bukan dekorasi, tetapi kompas hidup seorang Kristiani.” Dengan kata lain, salib adalah arah dan gaya hidup, bukan sekadar hiasan.

    Boleh Memiliki Dunia, Hati Hanya untuk Allah

    Yesus tidak pernah berkata bahwa kita harus membuang semua yang kita miliki. Ia justru menekankan: jangan sampai harta, jabatan, atau teknologi menguasai hati kita. Kita boleh memiliki dunia, tetapi jangan biarkan dunia memiliki hati kita.

    Santo Agustinus mengingatkan perbedaan antara memakai (uti) dan menikmati (frui): segala sesuatu di dunia boleh kita gunakan sebagai sarana menuju Allah, tetapi hanya Allah sendiri yang layak dinikmati sebagai tujuan akhir. Ketika urutannya terbalik, kita jatuh ke dalam perbudakan harta, jabatan, atau gengsi.

    Keterikatan Modern yang Mengikat Hati

    Kalau kita jujur, ada banyak bentuk keterikatan zaman modern yang membuat kita sulit mengikuti Yesus dengan bebas: kecanduan media sosial yang haus akan “likes” dan komentar; gaya hidup konsumtif yang membuat kita bekerja tanpa henti demi status; jabatan yang sering membuat orang lupa melayani; bahkan rasa takut kehilangan kenyamanan yang membuat kita kompromi terhadap dosa. Semua ini adalah “berhala” modern yang seolah kecil, tetapi perlahan-lahan menguasai hati kita.

    Paus Benediktus XVI menegaskan: “Iman yang tidak berani kehilangan sesuatu tidak akan pernah benar-benar menemukan Kristus.”

    Contoh Konkret Melepaskan Hati

    Lepas dari keterikatan bukan berarti hidup tanpa apa-apa, tetapi hidup dengan hati yang bebas. Misalnya: seorang ayah boleh bekerja keras mencari rezeki, tetapi tetap pulang dengan hati yang utuh bagi keluarga, bukan tersita seluruhnya oleh pekerjaan. Seorang pejabat boleh punya kuasa, tetapi tidak memakainya untuk menindas, melainkan melayani rakyat kecil. Seorang anak muda boleh menggunakan teknologi, tetapi tidak diperbudak gawai; ia memakainya untuk belajar, berjejaring dalam kebaikan, bahkan mewartakan Injil. Di situlah bedanya: dunia dipakai, tetapi hati tetap milik Kristus.

    Hidup sebagai Murid Sejati
    Bacaan pertama dari Kitab Kebijaksanaan menegaskan keterbatasan manusia, tetapi juga janji Roh Allah yang menuntun. Bacaan kedua dari Surat Filemon memperlihatkan bahwa Injil mengubah relasi: Onesimus yang dulu budak kini diterima sebagai saudara. Artinya, ketika hati dikuasai Kristus, cara kita bekerja, mengelola harta, dan membangun relasi akan diubah. Kita menjadi murid yang benar-benar bebas — bebas untuk mengasihi, bebas untuk melayani, bebas untuk memikul salib.

    Rumah pastor dan kantor pastoral yang kita berkati hari ini bukan sekadar bangunan untuk kenyamanan, melainkan tanda nyata kehadiran Kristus di tengah umat. Yesus sendiri berkata bahwa Ia datang “bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani.” Maka rumah ini dipanggil untuk menjadi rumah pelayanan: tempat umat menemukan telinga yang mendengar, hati yang menyambut, dan tangan yang siap membantu. Hati yang merdeka dari keterikatan duniawi akan menjadikan rumah ini bukan benteng pribadi, melainkan pondok gembala yang terbuka, sederhana, dan penuh kasih.

    Kita boleh memiliki rumah ini, tetapi hati kita hanya milik Kristus. Gedung pastoral ini menjadi pusat misi, tempat koordinasi karya, dan ruang perjumpaan iman, agar seluruh umat merasakan bahwa mereka dicintai Tuhan. Paus Fransiskus mengingatkan para imam untuk menjadi gembala yang “berbau domba,” artinya dekat dan akrab dengan umat. Dengan berkat ini, marilah kita mohon rahmat agar rumah dan kantor paroki ini sungguh dipakai untuk pelayanan, bukan hanya untuk kenyamanan, sehingga setiap langkah di dalamnya mengalirkan terang dan kasih Kristus bagi seluruh umat Allah.

    Penutup: Hati yang Merdeka

    Saudara-saudari terkasih, Yesus mengundang kita untuk memeriksa: apakah hatiku dimiliki dunia, ataukah aku sungguh milik Kristus? Kita boleh memiliki harta, jabatan, teknologi, bahkan kenyamanan; tetapi jangan biarkan itu semua memiliki hati kita. Hanya hati yang merdeka yang mampu mengikuti Kristus sampai akhir. Mari kita mohon rahmat agar hidup kita sungguh berpusat pada Yesus, sehingga kita layak disebut murid sejati, yang siap memikul salib dengan kasih dan memasuki logika Kerajaan Allah. Amin.

     

    Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap

    Minggu Biasa XXII Tahun C - 31 Agustus 2025

    Bacaan I : Sir. 3:17-18,20,28-29
    Bacaan II :  Ibr. 12:18-19,22-24a
    Bacaan Injil : Luk. 14:1,7-14

    Kerendahan Hati dan Kasih Tanpa Pamrih: Jalan Masuk Kerajaan Allah

    Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, semoga Tuhan memberimu damai dan kebaikan.

    Injil hari ini menampilkan dua pesan yang tajam dari Yesus.
    Pertama, Ia mengoreksi kecenderungan manusia mencari tempat terhormat: “Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan; barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”

    Kedua, Ia menantang egoisme relasional: jangan hanya mengundang mereka yang bisa membalas, tetapi undanglah mereka yang miskin, cacat, lumpuh, dan buta — yang tidak mampu membalas sama sekali.

     

    Kedua pesan ini bertemu dalam satu titik: hanya kerendahan hati dan kasih tanpa pamrih yang membuka jalan menuju logika Kerajaan Allah. Kerendahan hati membersihkan hati dari kesombongan; kasih tanpa pamrih membersihkan kasih dari kepentingan.

    Namun, saudara-saudari, apakah hanya dua hal ini syarat masuk ke dalam Kerajaan Allah? Bacaan lain hari ini memberi perspektif lebih luas. Sirakh menegaskan: “Semakin besar engkau, semakin harus engkau merendah, supaya engkau mendapat kasih karunia di hadapan Tuhan” (Sir 3:18).

    Surat kepada orang Ibrani mengingatkan bahwa kita dipanggil bukan kepada gunung yang menakutkan, melainkan ke hadirat Allah yang penuh belas kasih. Jadi, kerendahan hati dan kasih tanpa pamrih memang inti, tetapi keduanya tidak berdiri sendiri.

    Mereka terkait erat dengan pertobatan, iman, dan kerahiman. Santo Agustinus berkata: “Jalan menuju surga sempit bukan karena jalannya kecil, tetapi karena orang yang membawanya terlalu besar oleh kesombongan.” Artinya, pintu sempit hanya bisa dilalui hati yang sederhana, yang rela bertobat dan percaya penuh kepada Tuhan.

    Paus Fransiskus sering mengingatkan bahaya “kekristenan kosmetik” — iman yang indah di luar tetapi rapuh di dalam. Orang yang hanya mencari kehormatan atau memberi demi pamrih terjebak dalam kekristenan kosmetik. Sebaliknya, iman sejati menuntut keotentikan: kerendahan hati yang jujur, kasih yang tulus, serta keberanian hidup dalam pertobatan terus-menerus.

    Paus Benediktus XVI menambahkan: “Iman tidak bisa hanya menjadi adat istiadat, tetapi harus menjadi perjumpaan nyata dengan Kristus yang mengubah hidup.”

    Saudara-saudari, Injil ini juga menegur kita dalam kehidupan sehari-hari. Di dunia modern, banyak “tempat terhormat” yang kita kejar: status sosial, jumlah pengikut di media sosial, kekuasaan, bahkan pengaruh dalam Gereja.

    Banyak pula “undangan pamrih” yang kita lakukan: kita berbuat baik agar dipuji, agar mendapat imbalan, atau sekadar untuk menjaga gengsi. Namun Yesus berkata dengan jelas: kasih yang sejati adalah kasih yang memberi tanpa balas, karena di situlah kita menyerupai kasih Allah sendiri.

    “Kasih Allah telah dicurahkan ke dalam hati kita oleh Roh Kudus” (Rm 5:5) — kasih yang murah hati, tanpa syarat, tanpa pamrih.

    Karena itu, hari ini kita dipanggil untuk masuk ke dalam logika Kerajaan Allah: dengan kerendahan hati yang menanggalkan kesombongan, dengan kasih tanpa pamrih yang menanggalkan kepentingan, dengan pertobatan yang menanggalkan dosa, dengan iman yang teguh, dan dengan kerahiman yang rela mengampuni.

    Semuanya bermuara pada satu hal: hidup yang berpusat pada Kristus, bukan pada diri sendiri. Inilah syarat sejati untuk ikut dalam perjamuan Kerajaan Allah.

    Saudara-saudari terkasih, marilah kita memohon rahmat agar tidak terjebak pada kehormatan palsu dan kasih yang berhitung untung-rugi.

    Mari kita belajar rendah hati seperti Kristus yang “mengosongkan diri-Nya” (Flp 2:7), dan mengasihi seperti Dia yang memberi diri sampai tuntas di kayu salib.

    Dengan begitu, kita sungguh siap mendengar janji Yesus: “Engkau akan mendapat balasannya pada hari kebangkitan orang-orang benar.” Amin.

    Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap

    Minggu Biasa XXI Tahun C - 24 Agustus 2025

    Bacaan I : Yes. 66:18-21
    Bacaan II :  Ibr. 12:5-7,11-13
    Bacaan Injil : Luk. 13:22-30

    Berjuang Masuk Melalui Pintu yang Sempit

    Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, semoga Tuhan memberimu damai dan kebaikan.

    “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sempit” (Luk 13:24). Latar belakang pernyataan Yesus ini muncul dari konteks di mana orang-orang Yahudi pada zaman-Nya merasa diri mereka sudah “aman” hanya karena menjadi bagian dari umat pilihan atau karena secara lahiriah menaati hukum Taurat. Yesus ingin meluruskan anggapan itu: keselamatan tidak otomatis datang dari status etnis, tradisi, atau kedekatan formal dengan Bait Allah, melainkan dari pertobatan hati dan kesetiaan hidup. Karena itu Ia memakai gambaran “pintu sempit” untuk menunjukkan bahwa jalan menuju Kerajaan Allah menuntut perjuangan pribadi, askese, kerendahan hati, dan kesediaan meninggalkan keterikatan pada dosa serta egoisme. Dengan kata lain, Yesus menekankan bahwa keselamatan adalah undangan yang universal, tetapi tanggapannya menuntut kesungguhan, bukan hanya sekadar klaim atau identitas luar.

    Yesus menggambarkan pintu itu sempit, sebab hanya bisa dilewati oleh mereka yang rela merendahkan diri, menanggalkan beban ego, kesombongan, dendam, dan keterikatan pada harta. Santo Agustinus dengan tajam berkata: “Jalan menuju surga sempit bukan karena jalannya kecil, tetapi karena orang yang membawanya terlalu besar oleh kesombongan.” Betapa sering kita gagal masuk, bukan karena Tuhan menutup pintu, tetapi karena kita enggan melepaskan beban yang kita peluk.

    Bacaan pertama dari Nabi Yesaya memperlihatkan bahwa keselamatan terbuka bagi semua bangsa dan bahasa. Tetapi undangan universal ini menuntut tanggapan pribadi: apakah kita sungguh mau menyesuaikan hidup dengan kehendak Tuhan? Sedangkan Surat kepada orang Ibrani menegaskan bahwa jalan menuju Kerajaan Allah bukanlah jalan instan. Tuhan mendidik kita melalui disiplin iman: doa yang konsisten, pelayanan yang tulus, kesabaran dalam penderitaan. Paus Benediktus XVI pernah mengingatkan: “Allah tidak menjanjikan jalan yang mudah, tetapi menjanjikan bahwa Ia menyertai kita dalam setiap perjuangan menuju kebaikan.”

    Saudara-saudari, Yesus juga memberi peringatan yang keras: banyak yang akan berseru “Tuhan, Tuhan,” tetapi ditolak karena hidup mereka tidak sejalan dengan Injil. Artinya, keaktifan lahiriah — hadir di Misa, ikut devosi, sibuk dalam kegiatan Gereja — tidak otomatis menjamin keselamatan bila tidak diiringi pertobatan hati. Santo Yohanes Krisostomus menegaskan: “Tidak cukup mendengar Injil, yang dibutuhkan adalah melakukannya. Sebab mendengar tanpa melakukan hanyalah menambah penghukuman.” Mendengar tanpa melakukan hanya seperti membangun rumah di atas dasar pasir.

    Paus Fransiskus dalam sebuah homili berkata: “Pintu sempit itu adalah Kristus sendiri. Untuk masuk, kita harus mengecilkan diri, membiarkan kesombongan lenyap. Pintu itu terbuka lebar, tetapi hanya kerendahan hati yang bisa melewatinya.” Inilah logika rohani yang berlawanan dengan dunia: yang meninggikan diri akan direndahkan, yang merendahkan diri akan ditinggikan. Santa Teresa dari Kalkuta menambahkan dengan sederhana: “Hanya dengan kasih yang rendah hati kita bisa masuk surga.”

    Saudara-saudari, marilah kita bertanya: apa yang menjadi “bawaan berat” dalam hidup kita yang membuat kita sulit masuk melalui pintu sempit? Apakah ambisi, iri hati, gaya hidup hedonis, atau mungkin keengganan untuk mengampuni? Mari kita mohon rahmat Tuhan agar kita berani meletakkannya di kaki-Nya. Sebab, seperti Yesus tegaskan, “Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.”

    Maka, janganlah kita takut pada pintu sempit itu. Justru di sanalah jalan menuju sukacita sejati. Marilah kita berjuang dengan kerendahan hati, dengan kasih yang tulus, dan dengan iman yang teguh. Dengan Maria, Ratu Surga, yang hidupnya adalah teladan pintu sempit dalam “ya” yang total kepada Allah, kita pun diarahkan kepada Kristus Sang Jalan. Dan kelak, ketika hari panggilan kita tiba, semoga kita diterima masuk ke dalam pesta Kerajaan-Nya, bukan sebagai orang asing, tetapi sebagai sahabat yang setia. Amin.

    Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap

    HARI RAYA KEMERDEKAAN RI 80 TAHUN - 17 Agustus 2025

    Bacaan I : Sir. 10:1-8
    Bacaan II : 1Ptr. 2:13-17
    Bacaan Injil : Mat. 22:15-21

    “Mengasihi Tanah Air, Mengabdi Tuhan – Menuju Kemerdekaan Sejati”

    1. Pendahuluan – Kemerdekaan yang Diperjuangkan

    Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, Hari ini kita bersyukur merayakan 80 tahun kemerdekaan bangsa Indonesia. Pagi 17 Agustus 1945, di sebuah rumah sederhana di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta, Bung Karno dan Bung Hatta membacakan Proklamasi Kemerdekaan: “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia…”

    Kata-kata itu menggetarkan jiwa bangsa dan menggema ke seluruh dunia. Namun, di balik proklamasi itu ada darah para pejuang yang tumpah, air mata para ibu yang berdoa, dan nyawa yang rela dikorbankan. Kemerdekaan ini bukan hadiah, melainkan buah dari perjuangan tanpa pamrih, yang mempersatukan rakyat dari berbagai suku, bahasa, dan agama dalam satu tekad: Indonesia merdeka.

    2. Kemerdekaan yang Diuji – Realitas Zaman Kita 
    Delapan puluh tahun kemudian, kita patut bertanya: apakah kita sungguh merdeka? Secara politik, kita bebas dari penjajahan asing. Namun secara moral dan rohani, banyak dari kita masih terjajah oleh korupsi, keserakahan, kebencian, kebohongan, dan ketidakpedulian. Polarisasi politik memecah belah bangsa; hoaks merusak kepercayaan; ketidakadilan ekonomi memperlebar jurang kaya-miskin; dan kerusakan lingkungan mengancam masa depan anak cucu kita.

    Bung Hatta pernah berkata: “Kemerdekaan hanyalah jembatan; yang di seberangnya adalah masyarakat adil dan makmur.” Jembatan itu sudah kita lewati, tetapi apakah kita sudah sampai pada tujuannya? Jawabannya tergantung pada kemerdekaan hati kita—apakah kita sungguh bebas dari egoisme, iri hati, dan ketidakpedulian.

    3. Hikmah Filsafat – Sokrates dan Kemerdekaan Sejati 
    Filsuf Yunani Sokrates pernah menegaskan bahwa kemerdekaan sejati tidak terletak pada kuasa melakukan apa saja yang diinginkan, tetapi pada kemampuan menguasai diri dan hidup dalam kebenaran. Orang yang tidak mampu menguasai dirinya, kata Sokrates, “adalah budak, walaupun ia mungkin seorang raja.”

    Bagi Sokrates, kebebasan tidak lahir dari memuaskan hawa nafsu, melainkan dari pengekangan diri demi kebajikan. Ia memilih menderita ketidakadilan daripada melakukan ketidakadilan, karena integritas lebih berharga daripada keuntungan sesaat. Inilah kemerdekaan yang tidak dapat dirampas oleh siapapun—kemerdekaan yang berakar pada kebijaksanaan, kebaikan, dan penguasaan diri.

    4. Pesan Kitab Suci – Pemimpin Bijak, Rakyat Damai 
    Bacaan pertama, Sirakh 10:1–8, mengingatkan: “Pemerintah yang bijaksana menjamin ketenteraman rakyat, dan pemerintahan seorang bijak akan teratur.” Sebaliknya, pemimpin yang egois akan menyeret bangsanya ke kehancuran.

    Bacaan kedua, 1 Petrus 2:13–17, menegaskan: “Hiduplah sebagai orang merdeka, dan janganlah menggunakan kemerdekaan itu sebagai selubung untuk kejahatan, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.” Rasul Petrus mengajarkan dua kewajiban yang tak terpisahkan:

    1. Kepada Negara – taat hukum, menjaga persatuan, dan mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan. 
    2. Kepada Tuhan – takut akan Allah, hidup kudus, dan menjadi saksi kasih di mana pun kita berada.

    Paus Yohanes Paulus II mengajarkan bahwa cinta tanah air adalah bagian dari perintah keempat: menghormati “ibu pertiwi” yang melahirkan kita. Paus Fransiskus menambahkan dalam Fratelli Tutti bahwa patriotisme sejati tidak menutup diri dari bangsa lain, tetapi membangun persaudaraan lintas batas.

    5. Prinsip Emas Yesus – Fondasi Kemerdekaan yang Berkat 
    Yesus memberi pedoman universal: “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka” (Mat 7:12). Prinsip ini adalah inti dari keadilan dan kasih—menempatkan diri pada posisi orang lain sebelum bertindak. Bayangkan sebuah Indonesia di mana pemimpin selalu memikirkan rakyat sebelum dirinya; warga saling menghormati tanpa memandang perbedaan; dan keberagaman menjadi kekuatan pemersatu. Kemerdekaan tanpa kasih hanyalah kebebasan yang hampa; tetapi kemerdekaan yang diwarnai kasih akan menjadi berkat bagi semua.

    6. Penutup – Menjadi Penjaga Api Kemerdekaan Sejati 
    Saudara-saudari terkasih, Kemerdekaan yang kita rayakan hari ini adalah anugerah Tuhan sekaligus amanat sejarah. Kemerdekaan politik telah kita miliki; kini kita dipanggil menuju kemerdekaan sejati—kemerdekaan hati yang menguasai diri, memilih kebaikan, hidup dalam kebenaran, dan mengabdi kepada Tuhan serta sesama.

    Mari kita menjadi penjaga api kemerdekaan: jujur dalam bekerja, tulus dalam mengasihi, setia dalam iman, dan berani dalam membela kebenaran. Dengan begitu, kita bukan hanya menjadi warga negara yang baik, tetapi juga murid Kristus yang setia.

    Di hari bersejarah ini, marilah kita berseru bersama: Tuhan, berkatilah Indonesia. Jadikan kami anak-anak-Mu yang merdeka hati, teguh iman, setia melayani, dan tulus mengasihi. Merdeka! Amin.

    Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap

    Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga - 10 Agustus 2025

    Bacaan I : Why. 11:19a; 12:1,3-6a,10ab
    Bacaan II : 1Kor. 15:20-26
    Bacaan Injil : Lukas 1:39-56

    “Maria Bergegas – Gereja yang Hidup”

    Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, Hari ini kita merayakan salah satu perayaan besar Gereja, Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga. Gereja mengajarkan bahwa Maria, Bunda Tuhan kita, di akhir hidupnya di dunia diangkat ke surga, tubuh dan jiwanya, menikmati kemuliaan bersama Kristus. Ini adalah pengharapan besar bagi kita semua—bahwa hidup yang setia kepada Allah akan berakhir bukan di kuburan, tetapi dalam pelukan Bapa di surga.

    Namun Injil hari ini tidak langsung menceritakan Maria diangkat ke surga. Justru yang kita dengar adalah kisah sederhana namun penuh makna: Maria bergegas ke pegunungan Yudea untuk mengunjungi Elisabet. Kata bergegas di sini penting. Dalam bahasa aslinya, Lukas menggunakan frasa meta spoudēs—bukan sekadar berjalan cepat, tetapi melangkah dengan semangat, digerakkan oleh kasih dan sukacita. Maria baru saja menerima kabar luar biasa dari malaikat bahwa ia akan mengandung Mesias. Ia bisa saja tinggal di rumah, memikirkan diri sendiri. Tetapi Maria memilih keluar dari kenyamanannya untuk melayani orang lain.

    Saudara-saudari, Maria yang bergegas ini adalah gambaran Gereja yang hidup—Gereja yang tidak hanya berkutat pada urusan internal, tetapi yang keluar dari dirinya untuk bertemu, melayani, dan membawa Kristus kepada orang lain. Paus Benediktus XVI menyebut Maria sebagai bintang penginjilan, karena ia membawa Yesus bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan kehadiran yang penuh kasih. Paus Fransiskus menambahkan bahwa Gereja sejati adalah Gereja yang “berjalan keluar” (una Chiesa in uscita), tidak tinggal diam, tetapi mendatangi yang lemah, yang sakit, yang menderita, dan yang tersisih.

    Dorongan Maria untuk bergegas lahir dari tiga kekuatan rohani yang juga harus menjadi milik kita:

    1. Kasih yang ingin melayani – karena kasih sejati tidak bisa menunggu.
    2. Sukacita yang ingin dibagikan – karena sukacita Injil bertambah saat dibagikan.
    3. Ketaatan pada Sabda Allah – karena setiap langkah pelayanan adalah jawaban atas panggilan Tuhan.

    Saudara-saudari, Perayaan Maria Diangkat ke Surga mengingatkan kita bahwa pelayanan bukanlah beban yang menguras hidup, tetapi jalan yang memuliakan kita. Maria mengajar kita bahwa setiap langkah untuk melayani sesama adalah langkah menuju surga. Kalau kita mau sampai pada kemuliaan seperti Maria, kita pun harus belajar “bergegas” dalam karya kasih: mendatangi yang membutuhkan, mengulurkan tangan pada yang terjatuh, dan membawa Kristus dalam perkataan maupun perbuatan.

    Maka hari ini, marilah kita meneladani Bunda Maria: keluar dari kenyamanan, bergerak dengan semangat, dan membawa Kristus ke mana pun kita pergi. Sebab seperti Maria, kita pun dipanggil untuk menjadi Gereja yang hidup—Gereja yang bergegas untuk mengasihi. Dan di akhir hidup kita, semoga Tuhan berkata: “Mari masuk ke dalam kemuliaan-Ku,” seperti Ia menyambut Maria di surga. Amin.

    Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap

    Minggu Biasa XVIII - 03 Agustus 2025

    Bacaan I : Pengkhotbah. 1:2; 2:21-23 (klik untuk membacanya)
    Bacaan II : Kolose 3:1-5.9-11
    Bacaan Injil : Lukas 12:13-21

    Apa yang Kau Cari dalam Hidup Ini? Jangan Sampai Kesia-siaan Membungkus Keberhasilan

    Pendahuluan: Dunia Penuh Pencarian, Tapi Tidak Semua Bernilai

    Saudara-saudari terkasih,semoga Tuhan memberimu damai dan kebaikan.
    Kita semua sedang dan selalu akan hidup dalam pencarian. Ada yang mengejar penghidupan yang lebih baik, ada yang membangun usaha, ada yang memperjuangkan anak-anaknya, atau membangun pelayanan dan karya. Semua sah. Semua baik.

    Namun Sabda Tuhan hari ini mengajak kita merenung dalam: “Apa yang sebenarnya sedang kita cari dalam hidup ini?” Dan apakah yang kita kejar itu sungguh bernilai kekal atau hanya tampak megah namun hampa?

    1. Kesia-siaan yang Tidak Terasa Tapi Mematikan Jiwa

     Kitab Pengkhotbah menyapa kita dengan jujur: “Kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia!” Banyak orang hidup dengan bekerja keras siang malam, tetapi akhirnya merasa kosong dan lelah jiwa.

    Yesus dalam Injil Lukas 12:13–21 bercerita tentang seorang yang sukses besar—ladangnya menghasilkan panen melimpah. Ia berkata pada dirinya, “Tenanglah, makanlah, bersenang-senanglah.”

    Namun Allah menjawab: “Hai engkau orang bodoh, malam ini juga jiwamu akan diambil darimu!” Ia lupa satu hal penting: bahwa hidup ini sementara, dan jiwa harus dipersiapkan untuk kekekalan. 

    2. Pencarian-Pencarian Sia-sia Zaman Ini

    Zaman sekarang makin canggih, tetapi hati manusia makin lelah. Banyak orang terjebak dalam pencarian yang tampak menjanjikan, namun kosong secara rohani:
    a. Mengejar kekayaan dengan cara curang atau merugikan orang lain. “Asal kaya, tak peduli cara.” Tapi apa artinya kaya kalau hati keras dan tak ada damai?
    b. Mengejar citra dan pengakuan di media sosial. Kita hidup demi penilaian orang. Tapi Allah melihat hati, bukan tampilan.
    c. Mengejar karier dan prestasi tanpa makna pelayanan. Hebat di luar, tetapi rapuh dan kering dalam jiwa. Apa gunanya?
    d. Mengejar kebebasan tanpa arah. Tak mau terikat. Tapi akhirnya terikat oleh kesepian dan dosa. Yesus menegaskan: Jangan hanya mengumpulkan harta di bumi, tetapi jadilah kaya di hadapan Allah. (Luk 12:21)

    3. Hidup Baru Menurut Roh: Arahkan Pencarianmu ke Atas

    Dalam bacaan kedua, Rasul Paulus mengajak kita: “Carilah perkara yang di atas… matikanlah segala sesuatu yang duniawi.” (Kol 3:1–5) 

    Hidup rohani bukan pelarian dari dunia, tetapi arah bagi dunia. Bekerja boleh, tetapi jangan lupa berdoa. Mengejar rezeki sah, tetapi jangan mengabaikan kasih dan kejujuran. Membangun masa depan itu baik, tapi jangan mengorbankan hidup kekal.

    Penutup: Mari Hidup Lebih Bijaksana dan Bernilai Kekal

    Mazmur 90 berkata: “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami, supaya kami beroleh hati yang bijaksana.”
     Orang bijak bukan yang paling kaya, paling viral, atau paling hebat. Orang bijak adalah dia yang tahu: bahwa hidup ini singkat, dan bahwa hanya kasih, kebaikan, dan kebenaran yang akan kekal.

    Aksi Nyata Minggu Ini:
    1. Renungkan kembali: Apa yang paling aku kejar dalam hidup ini?
    2. Periksa: Apakah caraku mengejar itu sesuai dengan kehendak Tuhan?
    3. Komitmenkan dirimu untuk menjadi “kaya di hadapan Allah”: Lewat kejujuran, kesederhanaan, dan kasih terhadap sesama.

    Peneguhan: “Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya?” 
    (Mrk 8:36) “Jadilah pribadi yang mencari Tuhan lebih dari segalanya—dan kamu tak akan sia-sia.” Amin.

    Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap

    Minggu Biasa XVII - 27 Juli 2025 - Hari Kakek-Nenek dan Lansia Sedunia

    Bacaan I : Kej. 18:20-33 (klik untuk membacanya)
    Bacaan II : Kol. 2:12-14
    Bacaan Injil : Luk. 11:1-13

    “Kakek-Nenek: Penjaga Akar Iman, Jembatan Kasih Antar Generasi”

    Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, terutama para kakek-nenek dan orang tua lansia yang kami cintai, semoga Tuhan memberimu damai dan kebaikan.

    Hari ini Gereja memberikan penghormatan istimewa kepada Anda—para kakek dan nenek, para lansia yang telah mengarungi waktu dan tetap setia memelihara iman.

    Paus Fransiskus mengatakan: “Tanpa kakek-nenek, generasi muda kehilangan ingatan. Tanpa lansia, dunia kehilangan akar.”

    Dan sungguh, dunia kita sedang mengalami itu: kehilangan akar, kehilangan makna, kehilangan telinga yang mendengar dan hati yang mengerti. Maka hari ini kita bersyukur atas hadirnya Anda semua sebagai pengingat akan kasih yang bertahan, doa yang terus berlanjut, dan iman yang diwariskan dengan kesetiaan.

    1. Teladan St. Yoakim dan St. Anna: Pewaris dan Penerus Iman

    Gereja menghormati St. Yoakim dan St. Anna sebagai kakek dan nenek Yesus. Meskipun Kitab Suci tidak mencatat kisah mereka secara rinci, Tradisi Suci Gereja mengenal mereka sebagai pasangan saleh, yang hidup dalam doa dan pengharapan.

    Mereka telah lama menantikan keturunan. Dalam kesabaran dan iman, mereka tidak kehilangan harapan. Dalam usia tua, Allah memberi mereka seorang anak: Maria, yang kelak menjadi Bunda Sang Juruselamat. Dan dalam didikan mereka, Maria tumbuh menjadi wanita yang rendah hati, taat, dan penuh kasih.

    Bisa kita bayangkan bagaimana Yoakim dan Anna mengajarkan Maria untuk:
    Mendengarkan Sabda Allah,
    Mendoakan mazmur-mazmur Daud,
    Menjalani hidup dengan takut akan Tuhan.

    Mereka tidak membesarkan seorang ratu dunia, tetapi seorang wanita kudus yang bersedia berkata: “Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataan-Mu.”

    Maka peran kakek-nenek bukanlah sekadar merawat cucu, tetapi mewariskan nilai-nilai luhur—iman, pengharapan, dan kasih.

    2. Pewaris Doa: Warisan yang Tak Terlihat Tapi Berkuasa

    Injil hari ini (Lukas 11:1–13) mengajarkan kita tentang doa yang tekun dan percaya. Ketika murid meminta Yesus mengajarkan mereka berdoa, Ia memberikan Doa Bapa Kami dan menegaskan bahwa Bapa Surgawi tahu memberi yang terbaik bagi anak-anak-Nya.

    Siapa yang pertama mengajarkan kita doa ini? Bukankah banyak dari kita belajar dari nenek yang mengajak kita berdoa rosario, dari kakek yang berlutut di ruang tamu, dari ibu yang menuntun kita membuat tanda salib sebelum tidur?

    Iman tidak diwariskan lewat seminar, tetapi lewat kebiasaan sederhana: litani malam, doa makan, keheningan saat menghadiri Misa. Itulah liturgi hidup dalam keluarga, dan para lansia adalah imam-imamnya.

    3. Akar Iman di Zaman yang Terburu-Buru

    Bacaan pertama dari Kitab Kejadian (18:20–32) menampilkan Abraham sebagai teladan doa syafaat. Seperti seorang kakek yang memohon kepada Tuhan bagi kota dan bangsanya, Abraham melambangkan wajah doa umat lansia—tak bersuara di dunia, tapi lantang di hadapan Tuhan.

    Hari ini banyak dari Anda mungkin merasa tidak berguna lagi—anak-anak sibuk, cucu-cucu bermain gawai, dunia bergerak terlalu cepat. Tetapi percayalah: “Doa Anda adalah nafas Gereja.” (Paus Fransiskus).

    Setiap rosario yang Anda daraskan, setiap doa yang Anda ucapkan saat lampu dimatikan, setiap air mata yang Anda teteskan di ruang sepi—adalah kekuatan yang menopang Gereja.

    4. Kakek-Nenek: Jembatan Masa Lalu dan Masa Depan

    Paus Yohanes Paulus II menyebut kakek-nenek sebagai: “Jembatan antara generasi, penghubung antara masa lalu dan masa depan.”

    Tanpa jembatan ini, anak-anak hanya akan tahu budaya populer, bukan warisan iman. Tanpa jembatan ini, mereka tahu “tren terbaru” tapi tidak tahu “kisah penyelamatan.”

    Hari ini, Yesus berkata: “Mintalah, maka kamu akan diberi... ketoklah, maka pintu akan dibukakan.” (Luk 11:9)

    Maka mintalah kepada Tuhan agar Anda:
    Tetap kuat untuk menjadi saksi iman dalam keluarga.
    Tetap sabar dalam menasihati tanpa menggurui.
    Tetap bersukacita walau dunia berubah.

    Penutup:

    Hormat dan Tanggung Jawab Kepada para lansia dan kakek-nenek: Terima kasih karena tetap berdoa saat kami lupa, tetap berharap saat kami putus asa, dan tetap mencintai meski kami jarang mengucapkan terima kasih.

    Dan kepada anak-anak muda, kita diingatkan: Jangan lupakan sejarahmu. Jangan abaikan akar yang menopangmu. Peluklah nenekmu, temani kakekmu, dengarkan kisah mereka—di dalamnya ada suara Tuhan yang membentuk hidupmu.

    Mari kita semua menjadi seperti Yoakim dan Anna—pribadi yang menyambungkan generasi, menanamkan nilai, dan mendampingi dengan kasih. Amin.

    Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap

    Minggu Biasa XVII - 27 Juli 2025 - Hari Kakek-Nenek dan Lansia Sedunia

    Bacaan I : Kej. 18:20-33 (klik untuk membacanya)
    Bacaan II : Kol. 2:12-14
    Bacaan Injil : Luk. 11:1-13

    “Kakek-Nenek: Penjaga Akar Iman, Jembatan Kasih Antar Generasi”

    Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, terutama para kakek-nenek dan orang tua lansia yang kami cintai, semoga Tuhan memberimu damai dan kebaikan.

    Hari ini Gereja memberikan penghormatan istimewa kepada Anda—para kakek dan nenek, para lansia yang telah mengarungi waktu dan tetap setia memelihara iman.

    Paus Fransiskus mengatakan: “Tanpa kakek-nenek, generasi muda kehilangan ingatan. Tanpa lansia, dunia kehilangan akar.”

    Dan sungguh, dunia kita sedang mengalami itu: kehilangan akar, kehilangan makna, kehilangan telinga yang mendengar dan hati yang mengerti. Maka hari ini kita bersyukur atas hadirnya Anda semua sebagai pengingat akan kasih yang bertahan, doa yang terus berlanjut, dan iman yang diwariskan dengan kesetiaan.

    1. Teladan St. Yoakim dan St. Anna: Pewaris dan Penerus Iman

    Gereja menghormati St. Yoakim dan St. Anna sebagai kakek dan nenek Yesus. Meskipun Kitab Suci tidak mencatat kisah mereka secara rinci, Tradisi Suci Gereja mengenal mereka sebagai pasangan saleh, yang hidup dalam doa dan pengharapan.

    Mereka telah lama menantikan keturunan. Dalam kesabaran dan iman, mereka tidak kehilangan harapan. Dalam usia tua, Allah memberi mereka seorang anak: Maria, yang kelak menjadi Bunda Sang Juruselamat. Dan dalam didikan mereka, Maria tumbuh menjadi wanita yang rendah hati, taat, dan penuh kasih.

    Bisa kita bayangkan bagaimana Yoakim dan Anna mengajarkan Maria untuk:
    Mendengarkan Sabda Allah,
    Mendoakan mazmur-mazmur Daud,
    Menjalani hidup dengan takut akan Tuhan.

    Mereka tidak membesarkan seorang ratu dunia, tetapi seorang wanita kudus yang bersedia berkata: “Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataan-Mu.”

    Maka peran kakek-nenek bukanlah sekadar merawat cucu, tetapi mewariskan nilai-nilai luhur—iman, pengharapan, dan kasih.

    2. Pewaris Doa: Warisan yang Tak Terlihat Tapi Berkuasa

    Injil hari ini (Lukas 11:1–13) mengajarkan kita tentang doa yang tekun dan percaya. Ketika murid meminta Yesus mengajarkan mereka berdoa, Ia memberikan Doa Bapa Kami dan menegaskan bahwa Bapa Surgawi tahu memberi yang terbaik bagi anak-anak-Nya.

    Siapa yang pertama mengajarkan kita doa ini? Bukankah banyak dari kita belajar dari nenek yang mengajak kita berdoa rosario, dari kakek yang berlutut di ruang tamu, dari ibu yang menuntun kita membuat tanda salib sebelum tidur?

    Iman tidak diwariskan lewat seminar, tetapi lewat kebiasaan sederhana: litani malam, doa makan, keheningan saat menghadiri Misa. Itulah liturgi hidup dalam keluarga, dan para lansia adalah imam-imamnya.

    3. Akar Iman di Zaman yang Terburu-Buru

    Bacaan pertama dari Kitab Kejadian (18:20–32) menampilkan Abraham sebagai teladan doa syafaat. Seperti seorang kakek yang memohon kepada Tuhan bagi kota dan bangsanya, Abraham melambangkan wajah doa umat lansia—tak bersuara di dunia, tapi lantang di hadapan Tuhan.

    Hari ini banyak dari Anda mungkin merasa tidak berguna lagi—anak-anak sibuk, cucu-cucu bermain gawai, dunia bergerak terlalu cepat. Tetapi percayalah: “Doa Anda adalah nafas Gereja.” (Paus Fransiskus).

    Setiap rosario yang Anda daraskan, setiap doa yang Anda ucapkan saat lampu dimatikan, setiap air mata yang Anda teteskan di ruang sepi—adalah kekuatan yang menopang Gereja.

    4. Kakek-Nenek: Jembatan Masa Lalu dan Masa Depan

    Paus Yohanes Paulus II menyebut kakek-nenek sebagai: “Jembatan antara generasi, penghubung antara masa lalu dan masa depan.”

    Tanpa jembatan ini, anak-anak hanya akan tahu budaya populer, bukan warisan iman. Tanpa jembatan ini, mereka tahu “tren terbaru” tapi tidak tahu “kisah penyelamatan.”

    Hari ini, Yesus berkata: “Mintalah, maka kamu akan diberi... ketoklah, maka pintu akan dibukakan.” (Luk 11:9)

    Maka mintalah kepada Tuhan agar Anda:
    Tetap kuat untuk menjadi saksi iman dalam keluarga.
    Tetap sabar dalam menasihati tanpa menggurui.
    Tetap bersukacita walau dunia berubah.

    Penutup:

    Hormat dan Tanggung Jawab Kepada para lansia dan kakek-nenek: Terima kasih karena tetap berdoa saat kami lupa, tetap berharap saat kami putus asa, dan tetap mencintai meski kami jarang mengucapkan terima kasih.

    Dan kepada anak-anak muda, kita diingatkan: Jangan lupakan sejarahmu. Jangan abaikan akar yang menopangmu. Peluklah nenekmu, temani kakekmu, dengarkan kisah mereka—di dalamnya ada suara Tuhan yang membentuk hidupmu.

    Mari kita semua menjadi seperti Yoakim dan Anna—pribadi yang menyambungkan generasi, menanamkan nilai, dan mendampingi dengan kasih. Amin.

    Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap

    Minggu Biasa XVI - 20 Juli 2025

    Bacaan I : Kej. 18:1-10a (klik untuk membacanya)
    Bacaan II : Kol. 1:24-28
    Bacaan Injil : Luk. 10:38-42

    Mendengarkan Lebih Dahulu: Dasar Pelayanan yang Membebaskan

    Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, semoga Tuhan memberimu damai dan kebaikan.

    Hari ini, Sabda Tuhan menuntun kita untuk merenungkan hal yang sangat penting namun sering kita abaikan dalam hidup beriman: kebijaksanaan untuk mendengarkan sebelum melayani.

    Dalam bacaan pertama, kita melihat Abraham, bapa orang beriman, menerima tiga tamu misterius. Ia segera berlari menyambut mereka, menunduk dan berkata, “Tuan-tuan, silakan singgah… biarlah hambamu mengambil air untuk membasuh kaki Tuan-tuan... dan silakan beristirahat.” Abraham tidak langsung menyodorkan bantuannya tanpa mendengar, tetapi bertanya dan memberi pilihan: “Apa yang Tuan-tuan kehendaki?”

    Bandingkan dengan Injil hari ini. Marta, yang penuh semangat, menyambut Yesus ke rumahnya. Ia segera sibuk menyiapkan banyak hal untuk menjamu-Nya. Tapi ironisnya, dalam kesibukan itu, Marta tidak bertanya kepada Yesus apa yang Ia butuhkan. Ia langsung mengambil alih dengan persepsi sendiri. Dan ketika merasa tidak dibantu oleh Maria, ia mengeluh kepada Yesus. Namun Yesus menegurnya dengan lembut: “Marta, Marta, engkau khawatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara. Hanya satu yang perlu. Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil darinya.”

    Apa bagian yang terbaik itu? Mendengarkan. Duduk di kaki Tuhan. Menerima kehadiran-Nya, bukan hanya sibuk untuk-Nya.

    1. Mendengarkan Lebih Dahulu: Karakter Iman yang Bijaksana

    Abraham dan Maria memberi teladan bahwa pelayanan sejati dimulai dari kepekaan akan kehendak Allah. Sementara Marta mencerminkan kita yang sering melayani berdasarkan apa yang kita pikir orang butuh, bukan berdasarkan apa yang benar-benar Tuhan kehendaki.

    St. Benediktus pernah berkata: “Dengarkanlah dengan telinga hati.” Paus Fransiskus menegaskan: “Kehidupan Kristen bukan pertama-tama tentang berbuat banyak, tapi tentang menjadi dekat dengan Yesus.”

    Gedung gereja, kegiatan pastoral, karya sosial… semua hanya akan bermakna bila lahir dari hati yang lebih dahulu mendengarkan Tuhan—bukan dari ambisi, keinginan membuktikan diri, atau rutinitas.

    2. Mendengarkan Bukan Pasif, Tapi Aktif Dalam Cinta

    Mendengarkan dalam Kitab Suci bukan sikap pasif. Mendengarkan adalah tindakan relasi yang mendalam. Maria tidak malas. Ia memilih menyimak Sabda yang menyelamatkan. Demikian juga Abraham. Setelah mendengarkan para tamunya, ia bergegas melayani, bukan sekadar karena kewajiban budaya, tetapi karena ia menyadari bahwa ia menjamu Allah sendiri.

    Bacaan kedua dari Surat kepada Jemaat Kolose menyempurnakan pesan ini: Paulus menyadari bahwa hidupnya, bahkan penderitaannya, menjadi sarana untuk menghadirkan Sabda Allah kepada umat. Ia berkata, “Dialah yang kami beritakan... supaya setiap orang menjadi sempurna dalam Kristus.” Maka mendengarkan Sabda itu tidak berhenti pada kontemplasi, tapi menjelma dalam pewartaan dan kesetiaan hidup.

    3. Dari Sabda Menuju Belas Kasih

    Yesus tidak menolak pelayanan Marta. Tapi Ia ingin Marta (dan kita) melayani bukan dari kegelisahan dan kekhawatiran, tapi dari hati yang tenang karena sudah lebih dahulu bersama Tuhan.

    Gereja yang sibuk namun lupa mendengarkan Sabda akan cepat lelah dan mudah frustrasi. Tapi Gereja yang duduk di kaki Yesus akan selalu menemukan kekuatan baru untuk melayani.

    Maka Paus Benediktus XVI pernah berkata: “Bukan banyaknya kegiatan pastoral yang menjadi tanda kesuburan Gereja, tetapi kedalaman relasinya dengan Kristus.”

    Saudara-saudari terkasih, 
    Hari ini, mari kita belajar seperti Abraham dan Maria: menjadi orang yang lebih dahulu hadir, mendengar, dan memahami. Dan mari kita sadari bahwa Sabda Tuhan bukan untuk dikagumi, tapi dihidupi; bukan untuk diperdebatkan, tapi untuk dihayati dalam pelayanan kasih.

    Bukan jumlah kegiatan yang Tuhan cari, tapi ketaatan yang lahir dari keheningan yang mendengarkan.

    Mari duduk sejenak di kaki Yesus. Dan dari sana, berdiri dan melayani dengan hati yang penuh damai. Sebab hanya Sabda yang kita dengar dengan hati akan menghasilkan pelayanan yang benar-benar membawa hidup. Amin.

    Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap

    Minggu Biasa XV - 13 Juli 2025

    Bacaan I : Ul. 30:10-14 (klik untuk membacanya)
    Bacaan II : Kol. 1:15-20
    Bacaan Injil : Luk. 10:25-37 

    Menjadi Sesama yang Penuh Belas Kasih

    Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

    Hari ini, Injil membawa kita kepada percakapan mendalam antara Yesus dan seorang ahli Taurat yang bertanya: “Siapakah sesamaku manusia?” Pertanyaan ini mungkin terdengar polos, tetapi sesungguhnya berisi godaan yang sangat manusiawi: untuk membatasi kasih. Kita cenderung mencari definisi sempit tentang siapa yang layak kita bantu. Tetapi Yesus membalikkan arah pertanyaan itu. Ia tidak menjawab, “Ini lho daftar siapa yang menjadi sesamamu,” tetapi Ia mengajak: “Jadilah sesama bagi siapa pun.”

    Dalam perumpamaan itu, Yesus mengejutkan pendengarnya. Yang menjadi tokoh utama bukan imam, bukan orang Lewi—dua figur religius yang mestinya menjadi teladan belas kasih—tetapi seorang Samaria. Dalam konteks zaman itu, orang Samaria adalah kelompok yang dianggap sesat secara agama dan dibenci secara sosial. Namun justru dialah yang berhenti, berlutut, dan menyentuh luka. Dalam pikiran Yesus, sesama adalah siapa pun yang membutuhkan pertolongan, bahkan mereka yang berbeda secara suku, agama, dan latar belakang. Maka, belas kasih bukanlah urusan ras, bangsa, atau status sosial. Belas kasih adalah ukuran sejati keimanan.

    Paus Fransiskus berkata: “Tidak ada situasi manusia, tidak ada orang yang begitu hancur sehingga Allah tidak dapat menyentuh dan memulihkannya.” Gereja, tegas beliau, dipanggil bukan untuk menjadi menara gading yang menghakimi dari jauh, tetapi rumah sakit medan perang yang merawat luka manusia. Para kudus seperti St. Bakhita dan St. Teresa dari Kalkuta telah menunjukkan bahwa belas kasih adalah bahasa universal yang dimengerti oleh semua orang. Mereka tidak sibuk bertanya siapa yang pantas, tapi sibuk mencintai. Santo Gregorius Agung berkata: “Kasih sejati bukan hanya perasaan, tetapi tindakan yang konkret dan terkadang menyakitkan.”

    Perumpamaan hari ini memanggil kita untuk melewati batas. Dalam dunia yang semakin dikotak-kotakkan oleh polarisasi politik, prasangka agama, dan diskriminasi sosial, Yesus mengajak kita untuk menjadi Samaria modern—mereka yang menyentuh luka dan menyiraminya dengan minyak penghiburan. Apakah kita menjadi sesama bagi imigran, orang miskin, anak jalanan, tetangga yang menyebalkan, atau bahkan anggota keluarga yang sulit kita ampuni?

    Saudara-saudari, menjadi sesama berarti keluar dari zona nyaman. Jangan hanya beriman dalam kata, tetapi dalam tindakan. Seperti yang dikatakan Santo Yohanes Paulus II: “Kasih yang tidak menjadi pelayanan adalah kasih yang tidak hidup.” Maka, tanyakanlah bukan hanya “siapa sesamaku?” tetapi lebih dalam lagi: “Apakah aku telah menjadi sesama yang penuh belas kasih?”

    Yesus menutup pengajaran ini dengan kalimat yang sangat kuat: “Pergilah, dan perbuatlah demikian.” Ini bukan saran, tapi perintah misi. Dunia sedang penuh luka, dan Gereja hanya akan relevan jika ia menjadi tangan belas kasih Allah.

    Semoga kita, seperti orang Samaria yang baik hati, berani menyembuhkan dunia dengan cinta yang tak memilih dan pelayanan yang tidak mengenal batas. Semoga, dengan wajah yang ramah, tangan yang terbuka, dan hati yang peka, kita semua sungguh menjadi sesama bagi siapa pun — sebagai wujud nyata Injil yang hidup. Amin.

    Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap

    Minggu Biasa XIV - 06 Juli 2025

    Bacaan I : Yes. 66:10-14c (klik untuk membacanya)
    Bacaan II : Gal. 6:14-18
    Bacaan Injil : Luk. 10:1-12,17-20

    Gereja, Komunitas Para Pembuka Jalan bagi Kristus

    Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, semoga Tuhan memberimu damai dan kebaikan.

    Hari ini, Sabda Tuhan mengajak kita menengok kembali jati diri kita sebagai Gereja. Bukan sekadar tempat kita beribadah, berkegiatan sosial, atau berkumpul sebagai komunitas. Gereja bukan hanya soal gedung dan organisasi. Gereja adalah komunitas para pembuka jalan bagi Kristus. Artinya, kita semua, sebagai umat beriman, dipanggil menjadi jembatan rohani—mengantar sesama kepada perjumpaan pribadi dengan Yesus Kristus.

    Injil hari ini (Luk 10:1–12.17–20) menampilkan Yesus yang mengutus 72 murid ke berbagai kota dan tempat yang hendak Ia kunjungi. Mereka bukan hanya diutus untuk menyampaikan kabar, tetapi untuk menyiapkan jalan bagi Tuhan sendiri. Apa artinya ini bagi kita?

    1. Gereja Bukan Tujuan, tetapi Jembatan kepada Kristus

    Kita sering terjebak dalam rutinitas gerejawi: misa, rapat, pelayanan. Semua itu penting, tetapi kita harus sadar: tujuan akhir dari semua itu adalah Kristus. Gereja tidak eksis untuk dirinya sendiri. Gereja ada supaya orang mengenal, mencintai, dan mengalami Kristus.

    Jika semua aktivitas gerejawi hanya sibuk dengan diri sendiri, tanpa menghadirkan Kristus, kita telah kehilangan arah.

    Maka, sebagai umat beriman, tugas kita bukan hanya menjadi “pengunjung gereja,” tapi menjadi penghubung bagi sesama kita agar mereka juga mengalami kasih dan kehadiran Kristus.

    2. Kesaksian Hidup: Jalan Terbaik Membuka Hati Sesama
    Yesus tidak membekali para murid dengan banyak harta atau kekuatan lahiriah. Ia justru mengutus mereka dengan kesederhanaan, membawa damai, dan hidup dalam belas kasih.
    Dunia hari ini haus akan teladan, bukan hanya kata-kata.
    Banyak orang skeptis terhadap agama, tetapi tersentuh oleh kasih sejati yang nyata.

    Kita bisa menjadi pembuka jalan bagi Kristus ketika hidup kita mencerminkan kasih, kejujuran, pengampunan, dan kerendahan hati. Di keluarga, tempat kerja, komunitas, bahkan di jalanan—di situlah kita bisa menjadi saksi Kristus.

    3. Menjadi Gereja yang Menyembuhkan, Bukan Menghakimi 
    Yesus berkata, “Pergilah, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah serigala.” Dunia yang kita hadapi tidak selalu ramah. Banyak luka, kekecewaan, kebingungan, bahkan kemarahan terhadap agama. Tapi justru di tengah dunia inilah, kita dipanggil untuk membawa damai dan pengharapan.

    Gereja harus menjadi komunitas penyembuh. Bukan tempat orang disaring siapa yang layak dan tidak, tetapi tempat di mana siapa pun yang terluka bisa mengalami kasih dan pengampunan Tuhan.

    Paus Fransiskus berkata: “Saya lebih suka Gereja yang terluka, kotor dan berantakan karena keluar ke jalan-jalan, daripada Gereja yang sakit karena tertutup dan nyaman dengan keamanannya sendiri.”

    Kita semua dipanggil keluar dari zona nyaman, bukan hanya menunggu orang datang, tapi mengunjungi, mendampingi, dan membawa Kristus ke tengah hidup sehari-hari.

    4. Setia dalam Pelayanan: Menjadi Jembatan yang Kokoh 
    Yesus juga menekankan pentingnya kesetiaan. Bukan popularitas, bukan hasil langsung, tapi kesetiaan. Ia tidak menjanjikan kemudahan, tetapi menjanjikan kehadiran-Nya.
    St. Teresa dari Kalkuta berkata dengan sederhana tapi kuat: “Tuhan tidak memanggil kita untuk sukses, tetapi untuk setia.”

    Maka jangan kecil hati jika pelayanan kita tampak sederhana atau tidak dihargai. Yang penting adalah bahwa kita membuka jalan—dan Kristus sendiri yang akan lewat.

    Penutup: Jangan Pernah Lelah Membuka Jalan bagi Kristus

    Saudara-saudari,
    Marilah kita memperbarui panggilan kita sebagai anggota Gereja:
    ➡️ bukan hanya sebagai penerima, tapi pengantar;
    ➡️ bukan hanya sebagai penyimak, tapi pembuka jalan;
    ➡️ bukan hanya sebagai pendoa, tapi pelaku kasih di dunia nyata.

    Biarlah orang berkata setelah melihat hidup kita: “Bukankah hati kita berkobar-kobar saat ia hadir, saat ia mengasihi, saat ia mengampuni?” (lih. Luk 24:32)

    Gereja yang hidup adalah gereja yang membawa Kristus ke tengah dunia. Mari kita bersama menjadi jembatan kasih dan harapan di dunia yang haus akan kehadiran Tuhan. Amin.

    Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap

     

    Tata Ibadat & Pendalaman Hari Pangan Sedunia 2025

    Ibadat HPS KAM 2025, didoakan pada Minggu Pertama dan Kedua Bulan November.
    Unduh Tata Ibadat HPS KAM : Lingkungan (Indonesia & Daerah)
    Unduh Tata Ibadat HPS KAM : TK - SD & Sekami
    Unduh Tata Ibadat HPS KAM : SMP - Mahasiswa & OMK
    Unduh Tata Ibadat HPS KAM : Kaum Berjubah


    Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan, Allah Bapa yang Mahapengasih, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan berkat- Nya bagi kita. Berkat penyelenggaraan ilahi-Nya, kita kembali dapat merayakan Hari Pangan Sedunia (HPS) tahun 2025 bersama seluruh umat Keuskupan Agung Medan (KAM).

    Tahun ini, Gereja KAM mengusung tema: “Bermisi Menyemai Keadilan Pangan, Menuai Harapan yang Berkelanjutan.” Tema ini menegaskan kembali panggilan Gereja untuk bermisi, yakni mewartakan kasih Allah melalui kepedulian terhadap sesama dan alam ciptaan. Menyemai keadilan pangan berarti menanam nilai-nilai iman, solidaritas, dan kepedulian dalam kehidupan sehari-hari, agar setiap orang memiliki akses terhadap pangan yang layak, sehat, dan bergizi. Dengan demikian, kita bersama-sama menumbuhkan harapan akan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi generasi kini dan mendatang.

    Rangkaian peringatan HPS tahun ini menjadi kesempatan berharga untuk memperdalam kesadaran ekologis dan sosial. Kita diajak untuk memperhatikan kelestarian bumi sebagai rumah bersama, sekaligus membangun solidaritas dengan mereka yang masih bergumul dalam kekurangan pangan. Sikap berbagi, kepedulian, dan pengelolaan pangan yang bertanggung jawab merupakan wujud nyata misi Kristiani yang menghadirkan tanda- tanda Kerajaan Allah di tengah dunia.

    Dalam semangat itu, umat beriman juga diajak untuk semakin mencintai pangan lokal sebagai anugerah Allah yang kaya di tanah kita, memilih makanan yang sehat bagi tubuh, serta membudayakan sikap tidak membuang makanan. Tindakan-tindakan sederhana ini menjadi bagian penting dari upaya kita menjaga keadilan pangan dan melestarikan bumi.

    Semoga peringatan HPS tahun 2025 ini memotivasi kita semua untuk terus bermisi dengan semangat sukacita Injil: menyemai benih keadilan pangan dalam kehidupan sehari-hari, agar kita bersama- sama menuai buah harapan yang berkelanjutan. Dengan demikian, kita ikut serta membangun dunia yang lebih adil, sejahtera, dan selaras dengan kehendak Allah.

    Selamat merayakan Hari Pangan Sedunia 2025! Tuhan memberkati.

    RP. Stefanus Sitohang, OFMCap
    Komisi PSE KAM

    Kronik KAM

    0

    Kronik keuskupan adalah catatan sejarah yang disusun secara kronologis mengenai peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di dalam suatu keuskupan (wilayah administratif dalam Gereja Katolik yang dipimpin oleh seorang uskup).

    TanggalPeristiwa KAM
    1Jumat, 17 Oktober 2025“Selamat jalan Ompung Pius, doakanlah kami!” Seruan ini terlontar dari para pelayat yang datang melayat untuk memberikan penghormatan kepada Mgr. Alfred Gonti Pius Datubara yang menghadap kepada Allah Bapa di surga pada 17 Oktober 2025 pada pukul 09.13 di Rumah Sakit St. Elisabeth (RSE), Medan. Pada hari yang sama, setelah selesai memimpin Ekaristi di Kapel RSE Medan, Bapa Uskup melayankan sakramen minyak suci kepada Uskup Emeritus, Mgr. A.G. Pius Datubara OFMCap yang semakin lemah fisiknya setelah menjalani perawatan sejak 2 Oktober 2025 dengan keluhan demam dan tidak bisa tidur. Kepadanya juga diberikan viaticum, komuni kudus, sebagai bekal perjalanannya menuju kehidupan kekal. Pada jam kerahiman Ilahi, pukul 15.00, semua gereja di Keuskupan Agung Medan membunyikan lonceng untuk memanjatkan doa dan memohonkan kerahiman ilahi bagi arwah Ompung Pius.
    Jenazah Op. Pius disemayamkan di gereja Katedral Medan hingga 22 Okotber 2025. Setelah perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Mgr. Antonius Subianto Bunjamin OSC, didampingi oleh Mgr. Victorius Dwiardy OFMCap dan Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap, beserta semua imam konselebran, jenazah diberangkatkan ke gereja Paroki St. Laurentius Brindisi, Jl. Sibolga Pematangsiantar. Persaudaraan Kapusin Provinsi Medan menyambut Op. Pius dengan perayaan misa persaudaraan Kapusin bersama umat. Setelah perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh minister provinsial Kapusin Medan, RP. Alexander Silaen OFMCap, jenazah dibawa ke gereja stasi St. Pio, Purba Hinalang untuk merayakan ekaristi yang dipimpin oleh Mgr. Kornelius Sipayung bersama para imam konselebran. Dari gereja, jenazah dibawa ke Aula untuk disemayamkan. Di tempat persemayaman ini, dilaksanakan adat Simalungun Gok untuk menghormati Op. Pius. Sesuai dengan permintaannya kepada Mgr. Kornelius dalam suratnya tertanggal 15 Maret 2021, jenazah Op. Pius dimakamkan di kompleks makam Pastor Elpidius Franciscus Van Duynhoven di Purba Hinalang Saribu Dolog pada Selasa, 21 Oktober 2025.
    OMNIBUS OMNIA (1 Kor 9:22), segalanya bagi semuanya. Motto ini diwujudkan dalam tindakan-tindakan sederhana, seperti mengunjungi orang sakit, membukakan pintu bagi tamu, menyapa orang dan terlibat dalam suka-duka umat. Dia senang mengunjungi, mendoakan dan membagikan komuni kudus kepada orang sakit. Dia sangat peduli terhadap orang miskin. Selamat jalan Ompung! Doakanlah kami.
    2Rabu, 15 Oktober 2025Pada 15 Oktober 2025, para suster Kongregasi Suster Fransiskanes St. Lusia (KSFL) merayakan 100 tahun kehadiran dan karya pelayanannya di Indonesia. Rangkaian kegiatan syukur ini berpuncak pada Perayaan Ekaristi Agung yang dipimpin oleh Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap, di biara pusat KSFL, Pematangsiantar. Bersama umat Allah, para suster KSFL menyatakan syukur kepada Allah atas Rahmat Allah yang menopang kesetiaan para suster KSFL dalam pelayanan kasih bagi Gereja dan sesama. Rangkaian acara puncak ini dirangkum dalam tema, "Bersyukur, Berlayar, Berkabar". Seluruh anggota kongregasi, mitra, relasi, dan umat, diajak merenungkan tiga pilar utama dalam panggilan. KSFL bersyukur atas segala karunia dan rahmat yang telah Tuhan berikan dan siap berlayar menghadapi tantangan zaman dengan semangat baru serta berkomitmen untuk terus berkabar sukacita Injil melalui setiap karya pelayanan demi kemuliaan Allah dalam semangat Santo Fransiskus dan Muder Lusia Dierckx. Tema ini diteguhkan oleh Bapa Uskup dalam homilinya. “Seratus tahun adalah bukti cinta Allah yang tak pernah berhenti melihat dan meneguhkan. Allah melihat setiap air mata perjuangan; Allah melihat setiap senyum pelayanan; Allah melihat setiap langkah tua yang sunyi dan Dia berkata kepada Suster KSFL, ‘Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara. Aku telah melihat engkau di ruang kelas, di rumah sakit, di biara, di jalan sunyi misi dan aku bersukacita atas kesetiaanmu.’ Seratus tahun suster-suster KSFL setia menghadirkan kuasa Allah dan inilah yang kita rayakan pada hari ini.” Selamat Pesta!
    3Senin, 13 Oktober 2025Pada Senin, 13 Oktober 2025 Kuria Keuskupan Agung Medan menerima Audiensi dari LSM PMPHI (Pusat Monitoring Politik dan Hukum Indonesia) dan Tokoh Gereja Pentakosta. Pertemuan ini dipimpin oleh Ketua Kerawam KAM, RP. Joseph Lesta Pandia OFMConv. Turut hadir dalam pertemuan ini RP. Michael Manurung OFMCap, Vikjen KAM dan beberapa ketua unit lain. Topik utama yang dibahas ialah konflik masyarakat adat di Sihaporas dengan pihak PT. TPL. PMPHI mengapresiasi sikap Gereja Katolik yang responsif dan penuh empati terhadap situasi sosial yang berkembang. Seruan damai yang disampaikan oleh Bapa Uskup dan doa yang dipanjatkan secara mendalam menyentuh hati banyak pihak.
    Peristiwa kekerasan yang tidak seharusnya terjadi ini, bukanlah persoalan sederhana. Gereja lebih mengedepankan pendekatan dialog. Tim yang telah dibentuk oleh keuskupan akan mengundang semua pihak yang terkait dengan TPL untuk berdiskusi bersama. Gereja tidak ingin terseret dalam kepentingan tertentu. Persaingan usaha dan faktor-faktor lainnya perlu dilihat secara jernih agar masyarakat tidak menjadi korban. Informasi yang menyeluruh perlu didengar dan dipertimbangkan. Sejalan dengan pandangan ini, PMPHI Menilai bahwa konflik yang terjadi merupakan akibat dari kesalahpahaman antara pemerintah dan masyarakat, terutama karena kurangnya informasi mengenai keberadaan TPL. Oleh karena itu, LSM ini menyatakan pilihan untuk tidak berpihak, dan tidak menyatakan siapa yang benar atau salah. Bersama LSM ini, kita menyerukan agar negara segera merespons dan mengevaluasi dampak lingkungan dari aktivitas TPL.
    4Minggu, 12 Oktober 2025Perayaan Ekaristi penerimaan Sakramen Penguatan di Paroki Santo Paulus Onanrunggu pada 12 Oktober 2025. Bapa Uskup menyampaikan pesan Injil yang penuh makna dalam homilnya, "orang Samaria dalam Injil menjadi Nabi kecil yang mengingatkan kita bahwa syukur bukanlah kelemahan, tetapi kekuatan rohani. Ketika dunia mengajarkan untuk menuntut, syukur mengajarkan kita untuk menerima dengan Iman. Ada juga yang mengatakan begini, jangan tunggu bahagia dulu baru bersyukur, tetapi bersyukurlah maka kamu akan mengalami kebahagiaan. Maka pada penerima sakramen Krisma, krismawan/ti dipanggil menjadi saksi syukur bukan hanya lewat kata, tetapi terutama lewat cara hidup yang penuh damai dan penuh kasih. Dunia mengenal Allah bukan hanya lewat khotbah tetapi lewat wajah orang yang tahu bersyukur. Itulah pewartaan yang paling luar biasa. Maka mari kita mohon rahmat agar menjadi umat yang tajam dan peka melihat rahmat Tuhan dalam seharian dan menjadi umat yang mampu menempatkan Allah di pusat hidup kita."
    5Jumat, 10 Oktober 2025Pada hari Jumat, 10 Oktober 2025, berlangsung kegiatan bertajuk “Membangun Sinergitas Gereja Katolik Keuskupan Agung Medan dengan Bimas Katolik Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dan Aceh” di Gedung Catholic Center, Medan. Mgr. Kornelius Sipayung, OFMCap., sebagai penggagas kegiatan ini, sangat antusias bekerja sama dengan Kemenag, dalam hal ini diwakili oleh Bapak Marihuttua Pasaribu, Kepala Pembimas Katolik Provinsi Sumatera Utara dan Bapak Baron Pandiangan, Kepala Pembimas Katolik Provinsi Aceh, untuk memanfaatkan tenaga para penyuluh agama Katolik yang dibiayai oleh pemerintah untuk menjadi tenaga katekis di wilayah kerjanya masing-masing. Para penyuluh hadir bersama parokus di mana mereka ditempatkan baik sebagai PNS maupun pegawai PPPK. Pertemuan ini bertujuan mencari bentuk konkret sinodalitas dan sinergitas Keuskupan dan Kemenang dalam usaha mengoptimalkan tugas serta peran Penyuluh Agama Katolik sesuai dengan aturan pemerintah, dalam pelayanan dan pembinaan iman umat. Keuskupan Agung Medan menerima tenaga para penyuluh sebagai berkat dari Tuhan dan sumbangan nyata dari pemerintah. Semoga para penyuluh semakin mengalami dirinya sebagai orang yang diutus Tuhan untuk kepentingan gereja dan masyarakat.
    6Rabu, 08 Oktober 2025Dewan Pimpinan Umum suster KSFL beraudiensi kepada Bapa Uksup pada Rabu, 8 Oktober 2025. Kepada uskup sebagai bapa, diinformasikan bahwa Sr. Reynelda Ndruru KSFL, sudah menyelesaikan studinya dari Universitas Urbaniana-Roma dan kemungkinan akan mengutus suster lain untuk studi di Roma. Bapa Uskup meminta supaya dalam mengutus suster untuk studi DPU, berdiskusi dengan Bapa Uskup untuk mempertimbangkan kebutuhan keuskupan.
    Pada kesempatan ini, DPU KSFL meminta izin dari Bapa Uskup untuk membuka komunitas baru di Siborong-borong, Kuasi Paroki Saran Padang dan Paroki Kandis, Keuskupan Padang. Bapa Uskup memberikan izin yang dimintakan sambil melengkapi semua persyaratan yang dituntut. Puncak perayaan Yubileum 100 tahun KSFL di Indonesia pada 15 Oktober 2025 menjadi agenda terakhir dari audiensi.
    7Selasa, 07 Oktober 2025Pada 07 Oktober 2025, OPERA KOBAR KAM kembali hadir dengan pembahasan istimewa seputar Bunda Maria dan doa Rosario.
    Sebuah perjumpaan iman yang tidak hanya menguatkan, tetapi juga memperkaya devosi umat kepada Maria, Bunda Gereja.
    8Senin, 06 Oktober 2025RP. Theodorus G. Ruing, OCD, RP. Eligius Ipong Suponindhi O.Carm dan Vinsen Samosir, ketua Keluarga Besar Mahasiswa Katolik (KBMK) KAM bersama dua orang dari paroki Pasar Merah, Medan menjadi utusan Kuria Keuskupan Agung Medan dalam menghadiri undangan FKUB dalam kegiatan Diskusi Merawat Kerukunan dengan Majelis-Majelis Agama FKUB Kota Medan. Diskusi ini dilaksanakan pada Senin, 6 Oktober 2025 di Aula FEBI UINSU Sutomo, Jl. IAIN No. 1, Gaharu, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan. Tampil sebagai narasumber dalam kegiatan rutin FKUB Kota Medan ini adalah Rektor UINSU, Prof Dr. Nurhayati, Wakil Rektor UINSU Prof. Dr. H. Azhari Akmal Tarigan dan Pendeta Obed Ginting. Ibu Rektor UINSU memperkenalkan UINSU sebagai kampus inklusif, yang terbuka menerima calon mahasiswa lintas agama. Mahasiswi non-muslim di UINSU tidak diwajibkan memakai jilbab. Lembaga akademik ini berjuang menciptakan iklim kampus yang toleran sehingga peserta didik dapat belajar menghormati dan menghargai berbagai perbedaan, termasuk perbedaan agama. Orang-orang muda perlu mengembangkan dialog-dialog kemanusiaan dengan umat beragama lain yang dilandasi keterbukaan, kesetaraan dan empati, demi membangun kebersamaan. Interaksi kemanusiaan adalah isi kerukunan yang perlu ditanamkan dalam diri para mahasiswa. Tokoh lintas agama memiliki peran penting dalam hal ini. Pendeta Obed Ginting sangat mengharapkan agar para tokoh agama yang hadir dapat membawa pengaruh yang baik untuk umatnya masing-masing. Pertemuan dialogis ini sampai pada kesepakatan untuk menyusun program kegiatan lintas agama dalam kerjasama dengan mahasiswa-mahasiswi dari UINSU demi menciptakan iklim hidup yang dilandasi sikap toleran.
    9Senin, 06 Oktober 2025Dewan Pastoral Paroki (DPP) St. Fransiskus Asisi Jalan Medan - Pematangsiantar, bersama Tim Renovasi Gereja dan Badan Kerjasama Kapusin Indonesia, beraudiensi kepada Uskup Agung Medan di Gedung Catholic Center Medan pada Senin, 6 Oktober 2025. Audiensi ini bertujuan untuk melaporkan progres renovasi Gereja sekaligus memohon kesediaan Bapa Uskup untuk memberkati altar gereja yang baru direnovasi. DPPH juga menerima masukan dan arahan pastoral dari Bapa Uskup bagi kelanjutan program paroki dan finalisasi renovasi. Bapa Uskup mengapresiasi semangat pelayanan dan kerja keras panitia, serta mendorong agar DPPH mencari lahan baru untuk mendirikan gereja paroki yang otonom. Diingatkan kembali bahwa gedung gereja yang sekarang adalah miliki Ordo Kapusin yang dipakai sebagai gereja paroki. Paroki khusus ini didirikan sebagai tempat frater Kapusin mengadakan pelayanan pastoral.
    10Senin, 06 Oktober 2025Pada hari Senin 06 Oktober 2025, umat Paroki Santo Yosep Delitua bersyukur atas terlaksananya ibadat pemberkatan Taman Yubileum yang berlokasi di Namo Suro, Patumbak. Ibadat yang penuh hikmat ini dipimpin langsung oleh Bapa Uskup Agung Medan sebagai tanda berkat dan restu atas perwujudan karya iman umat Allah. Taman Yubileum ini bukan sekedar ruang hijau, tetapi juga menjadi simbol harapan dan kehidupan baru. Di dalamnya ditanam berbagai pohon buah seperti alpukat, manggis, duku, dan lainnya, yang melambangkan kesuburan, keberlanjutan, serta berkat bagi generasi mendatang. Selain itu, taman ini juga dipersiapkan sebagai tempat peristirahatan terakhir bagi umat Allah yang ingin terdaftar di dalamnya. Dengan demikian, Taman Yubileum ini menjadi ruang yang mengingatkan umat akan perjalanan hidup iman dan pengharapan akan kebangkitan.
    11Minggu, 05 Oktober 2025Pada 5 Oktober 2025, umat Allah bersukacita merayakan lima puluh tahun berdirinya Paroki Santo Fransiskus Asisi Padang Bulan. Perayaan syukur ini digandengkan dengan perayaan wafatnya Santo Fransiskus Assisi yang menjadi pelindung Paroki Padang Bulan ini. Kehadiran Bapa Uskup bersama Pastor Paroki, para imam, para suster serta umat beriman menampakkan sinodalitas gereja yang merayakan saat-saat berahmat. Tindakan simbolis pemotongan tumpeng oleh Bapa Uskup menyiratkan makna iman mendalam yang bukan sekadar tradisi budaya, melainkan tanda penyerahan tanggung jawab pastoral kepada Pastor Paroki dan Dewan Pastoral Paroki. Tumpeng, lambang syukur, harmoni dan persembahan terbaik kepada Tuhan, menjadi pengingat bahwa pelayanan pastoral bukanlah kuasa, melainkan kasih dan berkat yang mengalir dari gembala kepada umat. Gereja yang mengakar dalam budaya unggul dalam spiritualitas pelayanan yang rendah hati dan fraternal.
    12Sabtu, 04 Oktober 2025Perayaan Pesta Santo Fransiskus Asisi senantiasa menjadi momen istimewa tidak hanya bagi gereja, tetapi juga secara khusus bagi para birawan dan biarawati Fransiskan yang meneladani hidup dan spiritualitasnya. Dalam sukacita perayaan ini, mereka menyampaikan makna syukur dan pesan iman yang menginspirasi. Contoh Fransiskus bisa menginspirasi dunia. Maka kita sangat yakin Fransiskus ini sangat relevan untuk di hidupku saat ini. Bagi saya, saya selalu diingatkan bahwa saya sebagai seorang pengikut Fransiskus harus terus membaharui diri, membaharui cara bersikap, cara pandang, terutama dalam melihat Allah yang hadir dalam setiap karya ciptaannya. Secara pribadi ya, tetap menggema di dalam hati mengikuti teladan dan semangat Sante Fransiskus. Saya dimaat oleh Teladan Sasiskus IAR. Yang bergembira ya siap untuk menderita untuk orang-orang dan lain, sehingga saya juga bisa tampil sebagai juru dawai pemberi kasih dan penyemangat bagi umat dimana saya dapat melayani. Saya merasa memaknai pes pada hari ini. Itu sesuatu yang luar biasa. Kenapa saya katakan sesuatu yang luar biasa? Karena ada tadi pengantar dari seminar. Ada juga dalam bumi. Bapak Ushuf yang mungkin sangat menarik dan yang paling menyentuh untuk saya itu adalah satu. Kerendahan hati. Kerendahan hati yang begitu harus dimiliki dunia zaman sekarang. Yang menurut saya itu adalah hal yang sangat menmental dan sangat mendasar, rendah hati dan selalu bersukacita.
    13September 2025
    14Senin, 29 September 2025Bersama umat Keuskupan Agung Medan, Kongregasi Suster-suster Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE) merayakan Ekaristi dalam rangka Yubileum 100 tahun kehadirannya di Indonesia pada Senin, 29 September 2025, di Aula Regale International Convention Center, Jl. Adam Malik No. 66-68, Medan. Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo didampingi oleh Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap, Mgr. Petrus Canisius Mandagi MSC, Mgr.Yustinus Harjosusanto MSF, Mgr.Adrianus Sunarko OFM, Mgr.Fransiskus Tuaman Sinaga, dan Mgr. Johannes Wilhelmus Maria Liesen (Uskup Breda, Belanda), bersama para imam konselebran. Perayaan syukur diisi dengan aneka ragam penampilan budaya Nusantara. Ditampilkan juga secara singkat dan menarik sejarah kedatangan para suster misionaris FSE pada tahun 1925 dan perkembangan kongregasi hingga saat ini. Lebih dari pada sekedar kenangan akan masa lampau, perayaan ini terutama menjadi ungkapan syukur atas jejak rahmat Tuhan yang terus hidup, bertumbuh, berkembang dan berbuah dalam karya pendidikan, kesehatan dan pelayanan karitatif para suster FSE. Semoga spiritualitas Santo Fransikus Assisi yang menginspirasi Santa Elisabeth Hongaria dan keteladanan ibu pendiri Sr.Mathilda Leenders terus menyala dalam diri para suster FSE. Semoga para suster FSE yang mengalami diri sebagai tanda kasih Allah yang menyembuhkan tetap tampil sederhana, setia dan penuh belas kasih di setiap momen.
    15Minggu, 28 September 2025Setelah sekian lama menunggu, didasari oleh penilaian tim assessment pemekaran paroki, pada 28 September 2025, umat Allah bersukacita atas perayaan inagurasi pendirian Kuasi Paroki Santo Bonaventura, Saran Padang. Tujuan pemekaran wilayah pelayanan parokial yang baru ialah untuk mewujudkan gembala dekat dengan umat dan menjaminkan pelayanan rohani yang lebih baik dan intens bagi umat beriman. Kuasi Paroki ini merupakan anak ketiga bagi Paroki induk Saribudolok, setelah pendirian kuasi Paroki Silalahi dan Pamatang Raya. Penggembalaan kuasi paroki ini diserahkan kepada persaudaraan Ordo Konventual Indonesia. RP. Gervasius Gindo Saragih, OFMConv., yang sebelumnya bertugas sebagai ketua Komisi Keluarga KAM, diangkat dan dilantik menjadi pastor paroki. Tugas berat yang menantang bagi parokus baru ini ialah menyusun program pastoral yang cocok bagi umat dan membangun pastoran serta semua yang hal yang dibutuhkan untuk pelayanan pastoral. Semoga iman umat semakin bertumbuh.
    16Jumat, 26 September 2025Pada Jumat, 26 September 2025, Parna Group melalui Yayasan Mariana Resort menyerahkan bantuan kepada sejumlah lembaga di bawah naungan Keuskupan Agung Medan. Bantuan yang diberikan berupa peralatan laboratorium dan inventaris perpustakaan untuk Universitas St. Thomas Sumatera Utara serta satu unit ambulans untuk Yayasan Karya Kasih Medan. Sumbangan ini menjadi wujud nyata kepedulian dan dukungan Parna Group dalam mendukung karya pastoral pendidikan dan pelayanan sosial gereja di Keuskupan Agung Medan. Semoga bantuan ini, mempererat semangat kebersamaan dan sinodalitas dalam usaha pelayanan kasih demi menghadirkan Kerajaan Allah bagi dunia.
    17Kamis, 25 September 2025Bapa Uskup Medan menyambut kunjungan Dewan Pastoral Paroki Harian (DPPH) Hayam Wuruk bersama panita rehab dan revitalisasi gedung gereja Paroki St. Antonius Padua pada 25 September 2025. Dalam audiensi ini, dibahas mengenai progres rehap aula pastoran dan revitalisasi gereja. Diutarakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi terkait dengan usaha pembangunan aula, terutama sertifikat tanah yang belum terbit sebagai penghalang utama untuk mengurus PBG (Persetujuan Bangunan Gedung). Turut dibicarakan dalam audiensi ini, rencana pendirian Kuasi Stasi St. Fansiskus Assisi – Polonia dan gerejanya. Bersama DPPH dan panitia pembangunan, Bapa Uskup memutuskan agar rencana awal pembangunan aula dilanjutkan. Demi mendekatkan umat dekat dengan gembalanya, Pastoran, lantai 1 dijadikan perkantoran paroki. Revitalisasi gereja diselesaikan secepat mungkin karena biayanya sudah cukup. Kompleks dan halaman Gereja ditata lebih baik. Semoga keputusan ini dilaksanakan dengan baik.
    1822-24 September 2025Uskup melakukan Retret Pribadi di Tuktuk
    19Minggu, 21 September 2025Pada 21 September 2025, Bapa Uskup memimpin Perayaan Ekaristi Syukur atas usia 20 tahun Graha Maria Annai Velangkanni. Dalam homilinya, Bapa Uskup menyampaikan pesan yang penuh makna bagi seluruh umat dan pengelola Graha:
    “Ulang tahun Graha Maria Annai Velangkanni ke-20 ini adalah kesempatan untuk bertanya diri. Untuk apa kita datang ke graha ini? Sungguhkah kita datang ke sini untuk berdoa? Melihat dan membaca Kitab Suci? Atau hanya sekadar update status? Para pengelola diminta untuk berjuang agar graha ini tetap suci, terbuka, dan penuh rahmat sehingga para peziarah yang datang ke sini, mengalami kesembuhan berkat perjumpaan dengan Allah. Sambil menikmati keheningan suasana dan indahnya bangunan ini, para peziarah dibantu untuk bertemu dengan Kristus dan dengan demikian dipulihkan hatinya. Paus Fransiskus berpesan, jangan biarkan dirimu diperbudak uang, pakailah uang untuk berbuat baik, untuk mencintai, untuk membangun dunia yang lebih adil. Biarlah graha ini menjadi pusat cinta kasih, bukan pusat gengsi. Mari menjadikan Graha Maria sebagai tempat dan ruang perjumpaan dengan Allah Maharahim yang menyembuhkan kehidupan.
    20Sabtu, 20 September 2025Di bawah guyuran hujan berkat, pada Sabtu, 20 September 2025, umat Allah tetap berbondong-bondong datang ke Gereja Paroki St. Fransiskus Assisi, Padang Bulan – Medan, untuk mengambil bagian dalam perayaan tahbisan imamat sembilan Diakon Ordo Saudara Dina Konventual. Dalam homilinya, Mgr. Kornelius Sipayung, OFMCap, menegaskan bahwa “tahbisan imamat bukanlah sekadar kehormatan, melainkan panggilan untuk menyerahkan diri seutuhnya bagi pelayanan Gereja. Pesan ini kiranya menjadi peneguh bagi para imam baru untuk senantiasa hidup dalam kesetiaan, kerendahan hati dan ketekunan doa. Para imam baru yang menerima tahbisan imamat ialah: RP. Hyasintus Z.E. Simatupang OFMConv, RP. Alexius Ivo Tarigan OFMConv, RP. Satya G. M. Ginting OFMConv, RP. Juan A. Kaban OFMConv, RP. Kornelius A. Kefi OFMConv, RP. Ricky I. Siburian OFMConv, RP. Antonius Son OFMConv, RP. Aurelius Gustardi OFMConv, dan RP. Agustinus Kolo OFMConv. Ungkapan syukur dan terima kasih yang mendalam disampaikan kepada orangtua yang dengan iman mempersembahkan putra-putra terbaiknya bagi Gereja. Harapan Gereja dan umat Allah, semoga para imam baru ini selalu menghidupi panggilan imamat dengan semangat pengabdian total kepada Gereja dan menjadi gembala yang dekat dengan umat serta menghadirkan wajah Kristus yang penuh belas kasih. Selamat melayani kepada para imam baru!
    21Jumat, 19 September 2025Lima puluh satu mahasiswa-mahasiswi STP St. Bonaventura menerima Missio Kanonika dari Bapa Uskup pada 19 September 2025. Perutusan ini merupakan panggilan mulia untuk ambil bagian dalam karya pewartaan Gereja. Di tengah sukacita perayaan ini, hadirin diajak merenungkan Sabda Tuhan yang menjadi dasar dan sumber kekuatan perutusan. Yesus berkeliling dari kota ke kota, dari desa ke desa, memberitakan Injil Kerajaan Allah, disertai oleh para rasul dan para wanita yang mendukung pelayanan-Nya dengan tenaga dan harta mereka. Inilah gambaran Gereja yang sinodal, setiap orang terlibat sesuai dengan karisma dan panggilannya. Mahasiswa-mahasiswi yang telah menyelesaikan tugas akademiknya diutus menjadi tenaga pastoral yang bukan berjalan sendiri, melainkan berjalan bersama. Mereka bekerja sama dengan para imam, religius, dan umat beriman dalam satu semangat pelayanan untuk menghadirkan kasih dan sukacita Injil di tengah dunia. Semoga Roh Kudus yang mengutus para murid dahulu, kini juga meneguhkan langkah mereka agar setiap karya, kata dan tindakan menjadi persembahan yang memuliakan Allah dan menumbuhkan iman umat-Nya.
    22Minggu, 14 September 2025Minggu, 14 September 2025 menyaksikan sukacita umat atas kedatangan Uskup Agung Medan, Mgr. Kornelius Sipayung ke Takengon, Aceh untuk merayakan Sakramen Penguatan dan sekaligus launching kegiatan menyongsong 100 tahun Gereja Paroki Hati Kudus Yesus Banda Aceh di Ballroom Parkside Hotel, Takengon. Pesta Pemuliaan Salib Suci yang dirayakan pada hari ini, dipakai Bapa Uskup sebagai kesempatan untuk mengajak umat paroki, yang jumlahnya tidak banyak, untuk semakin mendalam memahami arti salib. Perayaan iman ini merupakan peneguhan bagi umat khususnya para penerima Sakramen Penguatan yang tinggal di daerah muslim sebagai saksi Kristus. Salib adalah identitas umat Katolik. Bapa Uskup menggarisbawahi bahwa salib adalah kompas, petunjuk, pemberi arahan bagi kita. Melihat salib berarti melihat kepatuhan Putra Allah, kasih Putra Allah. Penderitaan demi keselamatan banyak orang, pengampunan bagi mereka yang mencederai. Itulah rahasia di balik salib. Melalui salib itulah kita sampai kepada kebangkitan dan kebahagiaan.”
    Sehari sebelum perayaan, pada 13 September 2025, Bapa Uskup menyapa guru-guru yang mengajar di SD dan SMP Budi Dharma yang dikelola oleh Yayasan Setia. Sekolah ini menjadi tanda nyata kerukunan umat beragama. Mayoritas guru yang mengajar di sekolah ini adalah Muslim. Siswa-siswi datang dari ragam denominasi: Katolik, Islam dan Buddha. Setelah disuguhi dengan berbagai kisah dan pengalaman para guru, Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap memberikan peneguhan dan arahan yang sungguh menguatkan seluruh pendidik.
    23Sabtu, 13 September 2025Pelatihan BIDUK Sakramen bagi admin BIDUK Paroki KAM yang telah lama dinantikan untuk melengkapi BIDUK KK (Kartu Keluarga) diadakan pada Sabtu, 13 September 2025, di lantai 3 Catholic Center Christosophia Medan. Kegiatan ini menghadirkan dua orang trainer dari Tim BIDUK Nusantara yang diutus oleh Keuskupan Agung Jakarta, yaitu Bapak Henry Iriawan dan Bapak Ivan Sangkereng. Tiga puluh sembilan (39) admin BIDUK yang sengaja diseleksi dari Vikariat Medan Katedral, Medan Hayam Wuruk, Pematangsiantar dan Kabanjahe dengan serius mengikuti pelatihan yang berlangsung dari pukul 09.00 – 18.00 WIB.
    Setelah memperkenalkan secara singkat BIDUK Sakramen-sakramen, para trainer menuntun para peserta untuk langsung mempraktekkan pengisian data sakramen hingga pencetakan sertifikat. Langkah-langkah untuk memperbaiki kesalahan juga diajarkan sehingga penginputan data dipastikan keakuratannya. Keberhasilan pelatihan ini dibuktikan dengan mengerjakan soal-soal yang telah disusun oleh tim trainer. Sebagai ucapan terima kasih atas pelatihan gratis ini, kepada trainer diberikan cenderamata berupa Ulos karo Beka Buluh oleh Kanselarius, RP. Adrianus Sembiring OFMCap. Semoga pelatihan ini memastikan kesiapan para Admin BIDUK paroki untuk mengaplikasikan BIDUK Sakramen demi keakuratan data-data sakramental umat.
    24Minggu, 07 September 2025Sukacita melingkupi umat Allah Kuasi Paroki Santo Yosep Kota Pinang, hari itu menjadi momen bersejarah dengan pemberkatan gedung Pastoran dan sekretariat yang dilakukan langsung oleh Bapa Uskup Agung Medan. Rangkaian acara diawali dengan pengguntingan pita sebagai tanda resmi dibukanya gedung baru ini. Proficiat.
    25Sabtu, 06 September 2025Nil volentibus arduum, tidak ada yang mustahil bagi mereka yang mau, tema Yubileum 75 tahun SMCS, pada 06 September 2025 di Seminari Menengah christus Sacerdos Pamatangsiantar, merangkum perjalanan Panjang Lembaga Pendidikan calon imam yang telah berdiri pada tahun 1950. Perayaan Ekaristi Yubileum 75 tahun ini dipimpin oleh Uskup Agung Medan, Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap., didampingi 90-an pastor sebagai konselebran dan dihadiri umat dari berbagai daerah. Dalam homilinya, Bapa Uskup menggarisbawahi, “Syukur bukan hanya diungkapkan dalam kata-kata, tetapi harus hidup dalam doa dan komitmen kita bersama untuk mendukung pendidikan calon imam, agar Gereja senantiasa memiliki gembala-gembala yang setia dan penuh kasih.” Pada puncak perayaan ini dipromulgasikan dan dilantik panitia sinode diosesan VII KAM yang akan berlangsung pada Januari 2026 – Juli 2027.
    Seminari Menengah Christus Sacerdos Pematangsiantar telah mencetak sekitar 6.500 alumni, di antaranya lahir 7 uskup dan 331 imam, serta ribuan awam yang berkarya di berbagai bidang, seperti pendidikan, hukum, politik dan seni. Mereka tersebar dan mengabdi baik di dalam maupun luar negeri. Yubileum ini mengundang seluruh umat untuk meneguhkan harapan: para seminaris semakin setia dalam proses pembinaan, orangtua tetap mendukung panggilan anak-anaknya dengan doa dan kasih serta umat beriman senantiasa berpartisipasi dalam misi Gereja yang penuh kasih dan peduli pada dunia. Semoga semangat Yubileum ini membarui panggilan, memperteguh komitmen dan menyalakan kembali sukacita pelayanan demi kemuliaan Allah dan kesejahteraan umat beriman.
    26Kamis, 04 September 2025Rapat Tri Organ Yayasan Unika Santo Thomas Medan dilaksanakan pada 4 September 2025. RKAT 2025/2026 yang menjadi topik bahasan utama dalam rapat ini menjadi alat untuk menerjemahkan visi, misi dan sasaran strategis yayasan ke dalam program serta kegiatan konkrit dan terukur dalam jangka waktu satu tahun. RKAT yang baik dan standar menjadi rambu-rambu penting bagi universitas dalam menerapkan prinsip akuntabilitas, transparansi, efektivitas dan efisiensi. Yayasan, universitas, fakultas, prodi, lembaga dan semua stake holder perlu membangun semangat sinergitas untuk mewujudkan visi misi di Universitas Katolik Santo Thomas.
    27Kamis, 04 September 2025RP. Agustinus N Gunawan W O.Carm, anggota FKUB Kota Medan menghadiri Kegiatan Doa Bersama Pemuka Lintas Agama Kota Medan pada hari Kamis, 4 September 2025 di Kantor FKUB Kota Medan. Doa bersama ini diadakan untuk memohonkan campur tangan kasih Tuhan atas situasi negara kita yang sedang tidak kondusif akibat banyaknya demonstrasi yang mengeritik anggota DPR yang dipandang tidak memihak pada rakyat dan mementingkan diri sendiri. Demonstrasi ini ditunggangi dan dimanfaatkan oleh kelompok lain yang memiliki tujuan tersendiri dengan memperalat massa. Dalam acara keagamaan yang turut dihadiri oleh Bapak Walikota Medan ini, Pastor Gunawan memanjatkan doa kepada Allah memohonkan rahmat Allah bagi kedamaian di kota Medan. Semoga agama-agama bersatu dan kompak mengusahakan suasana kondusif di Kota ini.
    28Rabu, 03 September 2025Setelah lama dinanti, pada 3 September 2025, Kanwil Bimas Katolik Medan beraudiensi kepada Bapa Uskup Agung Medan untuk memperkenalkan para penyuluh Bimas Katolik dan merumuskan secara konkrit kerja sama yang bisa dijalin oleh kedua lembaga ini. Berdasarkan penjelasan yang cukup mengenai siapa penyuluh agama Katolik, Bapa Uskup meminta Bimas Katolik mengkoordinir para penyuluh untuk membimbing umat Katolik di wilayah kerjanya masing-masing dalam kerja sama yang baik dengan para pastor paroki. Para penyuluh yang digaji oleh pemerintah adalah rahmat bagi Gereja bagi pembinaan umat Allah dengan terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan gerejani di paroki, stasi dan lingkungan. Peran penyuluh sebagai katekis ditampakkan misalnya dalam mempersiapkan penerimaan sakramen-sakramen. Sinergitas akan dirumuskan dan dijelaskan dengan lebih baik dalam pertemuan yang akan diadakan pada 10 Oktober 2025 di Catholic Center Christosophia. Pertemuan ini akan melibatkan para penyuluh dan parokus di mana penyuluh bertugas, Bimas Katolik dan Keuskupan Agung Medan. Semoga pertemuan ini berbuah manis bagi penghayatan iman umat Allah.
    29Selasa, 02 September 2025Pada 2 September 2025, Kejaksaan Republik Indonesia memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 yang dilaksanakan di Lanud Soewondo, Kota Medan dengan tema “Transformasi Kejaksaan Menuju Indonesia Maju”. Upacara yang dipimpin oleh Kajati Sumatera Utara, Harli Siregar, sebagai Inspektur Upacara mengawali rangkaian acara yang telah disiapkan. Pemotongan tumpeng sebagai bentuk rasa syukur, ramah tamah antar tamu dan insan Adhyaksa, serta hiburan penutup menyemarakkan pesta ini. Sejumlah pejabat daerah, antara lain Wakil Gubernur Sumatera Utara H. Surya, Ketua DPRD Sumut Erni Sitorus, Wakil Ketua DPRD Sutarto dan Ihwan Ritonga, Komandan Lanud Soewondo Kolonel Nav Sonni Benny Simanjuntak, Danlatamal I Belawan Laksda TNI Deny Septiana, perwakilan Pangdam I/BB, Ketua PN Medan Mardison, serta tokoh agama dan masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan ini. Keuskupan Agung Medan diwakili oleh Inter Fitelis Zalukhu dan Argandhi Siloam Yosua Manalu, anggota Komisi Kerawam KAM. Pada momen syukur ini, Jaksa Agung menegaskan kembali Tujuh Perintah Harian Jaksa Agung sebagai pedoman kerja, serta dukungan penuh terhadap Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden, khususnya dalam pemberantasan korupsi dan pelayanan hukum bagi masyarakat.
    30Selasa, 02 September 2025Menyambut baik inisiatif Gubernur Sumatera Utara, Bobby Afif Nasution untuk membangun komitmen bersama menjaga harmoni Sumatera Utara di tengah dinamika sosial dan politik nasional yang memanas akibat demonstrasi yang dilancarkan terhadap DPR, Keuskupan Agung Medan berpartisipasi dalam Doa Lintas Agama yang diadakan pada 2 September 2025, di Aula Tengku Rizal Nurdin, Medan. Acara ini dihadiri oleh unsur Forkopimda Sumatera Utara, yakni Kapolda Sumut Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, Pangdam I/BB Mayjen TNI Ahmad Daniel Chardin, Kajati Sumut Dr. Harli Siregar, S.H., M.H., Ketua Pengadilan Tinggi Medan H. Syafruddin Kartasasmita, S.H., M.H., Danlantamal I Belawan Laksda TNI Deny Septiana, dan Danlanud Soewondo Kolonel Nav Sonni Benny Simanjuntak. Bersama RP Joseph Lesta S. Pandia, OFMConv., turut menyampaikan doa pada acara rohani ini para tokoh agama lain, yaitu KH. Hasyim Alwi, Pdt. Dr. Alfred Simanjuntak, Pandita Nyoman Sudarsana, Biksu Santacitto Mahathera, dan Tjoa Sien Hin dari Matakin (Khonghucu). Kondusifitas Sumatera Utara adalah buah kolaborasi seluruh elemen masyarakat. "Mari terus bergandengan tangan untuk menjaga Sumatera Utara yang kita cintai ini," ujar Bapak Gubernur. Terselenggaranya kegiatan spiritual yang menjadi simbol sinergi lintas elemen masyarakat ini menunjukkan jati diri Sumatera Utara sebagai provinsi yang mampu menjadi teladan dalam menjaga harmoni dan persaudaraan di tengah keberagaman, sekaligus menjadi benteng moral bagi keutuhan bangsa Indonesia.
    31Agustus 2025
    32Rabu, 27 Agustus 2025Pada 27 Agustus 2025 diadakan Rapat Tri Organ Yayasan Harapan Penuh Rahmat untuk mengevaluasi perjalanan Yayasan sambil merumuskan hal-hal yang perlu dilakukan demi perkembangan pelayanan Rumah Sakit Harapan. Bapa Uskup berharap agar peningkatan mutu SDM dan pembenahan fasilitas bisa menjamin peningkatan mutu pelayanan di Rumah Sakit Harapan dalam semangat pelayanan kristiani yang pertama-tama didasari oleh iman dan belas kasih selaras dengan motto rumah sakit, “Hati-Ku tergerak oleh belaskasihan” (Matius 15: 32). Semoga unit pelayanan Kesehatan ini membawa berkat bagi banyak orang.
    33Selasa, 26 Agustus 2025Hidup merayakan kehidupan. Ungkapan ini merupakan substansi perayaan syukur Hari Ulang Tahun Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap pada 26 Agustus 2025 di gedung Catholic Center Christosophia Medan. Tiba siang hari di Medan dari perjalanan dari Jakarta, Bapa Uskup disambut dengan kejutan penuh sukacita oleh keluarga besar Kuria dan Komisi-komisi Keuskupan Agung Medan. Tidak ketinggalan dengke simudurudur dari suster KYM menambah semarak suasana kasih. Di sore hari, semua pegawai yang tergabung dalam Kuria dan Komisi-komisi KAM merayakan sukacita hidup ini bersama keluarga dan sahabat-sahabat Bapa Uskup dalam resepsi makan malam bersama. Ibadat sore yang dipimpin oleh Vikjen, RP. Michael Manurung OFMCap, mengawali pesta ini memenuhi ruangan pesta dengan aura keilahian yang siap mencurahkan rahmat bagi semua yang hadir. Dalam sambutan kegembalaannya, Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap menyatakan rasa syukur atas hidup yang merayakan kehidupan. Inti dari semuanya ialah kasih yang mengobarkan Bapa Uskup membaktikan diri sepenuhnya bagi tugas kegembalaan di Keuskupan Agung Medan. Selamat ulang tahun Bapa Uskup. Sayur ham matua.
    34Minggu, 17 Agustus 2025Sukacita dan rasa syukur atas perayaan ulang tahun kemerdekaan RI ke-80, yang mengusung tema “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”, tercermin dalam suasana Resepsi Kenegaraan yang berlangsung pada Minggu, 17 Agustus 2025 pukul 20.00 WIB di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur Sumatera Utara, Jalan Jenderal Sudirman No. 41, Medan. Keuskupan Agung Medan diwakili oleh RP. Serafin Dany Sanusi OSC, Vikep Pastoral KAM, dalam acara yang berlangsung dengan suasana akrab, santai, dan penuh kegembiraan. Sebelum acara pemotongan tumpeng, acara dimulai dengan ucapan selamat HUT ke-80 Kemerdekaan RI tingkat Provsu tahun 2025, diwakili oleh Konjen/Konsul negara-negara sahabat kepada Gubernur Sumatera Utara, dan diteruskan dengan menyanyikan Indonesia Raya. Kemudian Gubernur memberikan sambutan. Setelah pemotongan nasi tumpeng, para hadirin memasuki sesi ramah tamah/cofee break diiringi tarian multi etnis Sumatara Utara, paduan suara dan hiburan bernuansa perjuangan. “Bersatu Berdaulat Rakyat Sejahtera Indonesia maju.” Merdeka!
    35Jumat, 15 Agustus 2025Dalam rangka HUT ke-80 kemerdekaan Republik Indonesia DPRD Provinsi Sumatera Utara mengundang Keuskupan Agung Medan untuk berpartispasi dalam rapat paripurna DPRD pada pada 15 Agustus 2025 mendengarkan pidato presiden Republik Indonesia dalam rangka penyampaian laporan kinerja lembaga-lembaga negara dan pidato kenegaraan presiden Republik Indonesia RP. Joseph Lesta Pandia OFMConv, ketua Komisi Kerawam KAM, mewakili Bapa Uskup menghadiri undangan tersebut yang terdiri dari dua sesi. Sesi pertama diadakan pada pukul. 08.30 di ruang rapat paripurna DPRD Sumatera Utara. Pada pukul 14.00 WIB, rapat paripurna dilanjutkan dengan mendengarkan pidato kenegaraan Presiden RI dalam rangka penyampaian pengantar/keterangan atas RUU tentang APBN tahun anggaran 2028 beserta nota keuangan dan dokumen pendukungnya. Apresiasi tinggi disampaikan oleh Presiden RI Prabowo Subianto kepada seluruh lembaga negara atas peran dan kinerja mereka dalam mengawal ideologi, menjaga demokrasi, serta mendukung jalannya pemerintahan. Semoga Bersatu Berdaulat Rakyat Sejahtera Indonesia Maju.
    36Jumat, 15 Agustus 2025DPRD Provinsi Sumatera Utara membuka rapat paripurna dalam rangka menyambut peringatan HUT ke 80 Kemerdekaan Republik Indonesia. Agenda rapat ialah mendengarkan secara online Pidato Kenegaraan Presiden RI, Bapak H. Prabowo Subianto, yang disampaikan dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR & DPD RI di Jakarta. Pejabat yang hadir antara lain, Gubernur Sumatera Utara: M. Bobby Afif Nasution, S.E., M.M, Wakil Gubernur Sumatera Utara: H. Surya, B.Sc, Ketua DPRD Provinsi Sumatera Utara, Wakil Ketua & Anggota DPRD, Perwakilan Forkopimda (Pangdam 1 Bukit Barisan, Kapolda, Kajati, Ketua Pengadilan Tinggi), Kepala OPD, serta Tokoh Agama, Tokoh masyarakat dan tamu undangan lainnya. Keuskupan Agung Medan diwakili oleh RP. Joseph Lesta S. Pandia, OFMConv (Ketua Kerawam-KAM).Rapat ini memiliki makna strategis sebagai momen refleksi terhadap perjalanan dan capaian pembangunan nasional selama setahun terakhir, sekaligus kesempatan untuk menyerap arahan kebijakan nasional dari Presiden Republik Indonesia, yang menjadi dasar perencanaan daerah ke depan. Selain itu, rapat ini juga bertujuan untuk menanamkan keselarasan semangat pembangunan antara pusat dan daerah, khususnya Sumatra Utara. Pidato kenegaraan Presiden RI menjadi panduan sekaligus arah strategis bagi seluruh elemen pemerintahan, termasuk pemerintah daerah, dalam merumuskan kebijakan di bidang sosial, ekonomi, pertahanan, infrastruktur, dan pelayanan publik. Ketua DPRD Sumatera Utara menegaskan bahwa momen ini adalah bentuk komitmen kolektif terhadap demokrasi, integrasi nasional, dan penguatan sinergi antara pusat dan daerah. Semangat kebersamaan harus terus tercermin dan berperan sebagai mitra proaktif dalam proses pembangunan demi kemajuan dan kesejahteraan rakyat Sumatera Utara. Keuskupan Agung Medan turut berkomitmen dalam memajukan bangsa dan negara.
    37Jumat, 15 Agustus 2025Kematian merupakan pintu menuju kehidupan kekal dalam Kerajaan Allah. Inti iman yang disampaikan oleh Bapa Uskup dalam homilinya pada Perayaan Ekaristi Requiem bagi almarhum ayahanda RP. Yustinus Turnip OFMCap, pada tanggal 15 Agustus 2025 di rumah duka Stasi Santo Petrus, Paroki Padang Bulan, Medan. Dalam suasana duka yang khidmat, persaudaraan Kapusin Provinsi Medan bersama sejumlah imam dari Kuria dan Komisi turut hadir dan bersatu dalam doa, mengenang sosok almarhum yang telah menghayati imannya dengan setia sepanjang hidupnya. Semoga kehadiran Bapa Uskup sebagai selebran utama dalam perayaan ini memberikan penghiburan bagi keluarga yang ditinggalkan dan sekaligus peneguhan iman untuk semakin berbuah dalam pengabdian. Bapak Ruli Fransiskus Turnip, beristirahatlah dalam damai Tuhan.
    38Senin, 11 Agustus 2025Kuria Keuskupan Agung Medan mendapat kunjungan Mgr. Vitus Rubianto Solichin, SX uskup keuskupan Padang. Bapa uskup menginap di residen uskup Jl. Imam Bonjol No. 39 Medan setelah berpisah dengan kelompok peziarah perkumpulan St. Yusuf padang yang didampinginya mengunjungi situs-situs ziarah di wilayah Keuskupan Agung Medan. Didampingi oleh Mgr. Kornelius Sipayung, uskup Padang mengunjungi kantor-kantor kuria dan komisi KAM dan kepadanya diberikan keterangan secukupnya mengenai dinamika pekerjaan kuria dan komisi. Pertemuan bernuansa persaudaraan ini sungguh menyemangati dan mengobarkan semangat kuria dan komisi menjalankan tugas-tugas pengabdiannya. Setelah santap siang, Mgr. Vitus mengunjungi Penerbit dan Percetakan Bina Media Perintis, didampingi oleh RP. Arie Saragih OFMCap. Hari Selasa, 12 Agustus 2025, bersama Bapa Uskup Agung Medan, Mgr. Vitus berangkat ke Siantar untuk menghadiri rapat BKS STFT Pemantangsiantar yang berlangsung hingga 14 Agustus 2025. Terima kasih Bapa Uskup atas kunjungannya.
    39Minggu, 10 Agustus 2025Merah menyala, warna-warni khas pakaian adat Karo, memancar di stasi Sukanalu, Pada 10 Agustus 2025. Sambutan meriah menyambut kedatangan Bapa Uskup Agung Medan mengawali peryaan Ekaristi agung pemberkatan gedung gereja Stasi Santo Paulus Sukanalu Paroki Santa Perawan Maria Kabanjahe. Pengalungan bunga kepada Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap sebagai tanda cinta umat kepada gembalanya menciptakan suasana agung dan penuh syukur tersebut. Bangunan megah yang dikerjakan selama bertahun-tahun dipersembahkan kepada Allah sebagai tempat ibadah dan merayakan sakramen-sakramen. Semua umat dan alam ciptaan di sekitarnya mendapatkan berkat Tuhan dari tangan Bapa Uskup, sang gembala umat beriman. Bersukacita selalu dalam iman.
    40Jumat, 8 Agustus 2025Bapa Uskup Agung Medan memberkati gedung baru Universitas Bina Nusantara di Medan. Dalam homilinya, Bapa Uskup menegaskan bahwa pendidikan bukan sekedar soal bangunan, tapi tentang membentuk manusia seutuhnya, cerdas, berkarakter dan setia pada kebenaran.
    41Rabu-Kamis, 06-07 Agustus 2025Di Gedung Catholic Center Medan telah berlangsung Rapat Tri Organ YPK Don Bosco. Rapat ini mengevaluasi program yang sudah dilakukan yayasan selama satu semester berlalu di bawah kepemimpinan ketua Yayasan, RP Yuki OCD dan sekaligus merancang program kerja untuk satu tahun ke depan. Bapa Uskup, Vikjen dan Dewan Pengawas memberikan masukan-masukan konstruktif untuk memantapkan program tersebut. Semoga karya pastoral pendidikan yang dijalankan oleh Yayasan Don Bosco mampu mempromosikan kemanusiaan yang memiliki aspek keilahian demi kemuliaan Tuhan di wilayah kegembalaan Keuskupan Agung Medan.
    42Selasa, 05 Agustus 2025Rapat bulanan koordinasi Kuria dan Komisi-komisi KAM pada 05 Agustus 2025, di ruang rapat lantai 3 Catholic Center Christosophia berhasil menyelesaikan menyelesaikan Tupoksi masing-masing komisi yang dikelompokkan dalam tiga rumpun: Rumpun Pewartaan, Rumpun Pembinaan, dan Rumpun Kemasyarakatan. Bapa Uskup selalu setia mengikuti rapat dari awal hingga selesai. Kehadiran Bapa Uskup dalam rapat yang dipimpin RP. Gindo Saragih OFMConv ini memudahkan peserta untuk sampai pada keputusan yang langsung bisa dijalankan. Rapat ini menegaskan kembali peralihan pengelolaan PT.COD menjadi salah satu unit pelayanan Keuskupan Agung Medan. Direktur Catholic Center ialah RP. Chrispinus Silalahi OFMCap didampingi oleh direktur program, RP. Serafin Dany Sanusi OSC, Vikep Pastoral KAM. Partisipasi dan kreativitas komisi diminta untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan di CC, sehingga ruangan-ruangan difungsikan dengan optimal untuk tujuan pastoral. Gedung Catholic Center Christosophia memiliki fungsi yang sama dengan CC PPU Pematangsiantar. Kita semua diundang untuk memakai jasa gedung ini dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan pembinaan.
    43Senin, 04 Agustus 2025Pada tanggal 4 Agustus 2025, pekerjaan Satgas Sinode Diosesan VII KAM diserahkan kepada Bapa Uskup, yang selanjutnya menyerahkan tanggung jawab tersebut kepada Panitia Sinode Diosesan VII KAM dalam rapat perdana panitia. Penyerahan ini diawali dengan laporan lengkap metode dan hasil penjaringan opini umat untuk menentukan tema Sinode, proses dan waktu pelaksanaan Sinode, serta bahan-bahan yang akan digunakan dalam Sinode. Tema dan bahan-bahan Sinode Diosesan harus selaras dengan hasil Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI) tahun 2025. Metode Sinode mengikuti pedoman Sinode para uskup, yang menegaskan kembali pentingnya sinodalitas sebagai esensi perjalanan Gereja. Gereja berjalan bersama dan mendengarkan bisikan Roh Kudus dalam kehidupan umat beriman. Panitia diharapkan bekerja keras untuk mengumpulkan masukan dari berbagai pihak guna merumuskan tema Sinode yang benar-benar relevan dengan kehidupan umat di Keuskupan Agung Medan. Dokumen-dokumen resmi Gereja dijadikan sebagai dasar perumusan tema SinodeBapa Uskup, sebagai Ketua Sinode, memberikan apresiasi atas kerja keras Satgas Sinode dan sekaligus menyemangati para panitia untuk melakukan yang terbaik demi terselenggaranya sebuah sinode yang mampu menjawab kebutuhan Gereja di Keuskupan Agung Medan. Bapa Uskup mengajak kita semua untuk turut berpartisipasi dalam sinode ini dengan membuat video singkat yang bisa kita akses melalui link ini, https://youtu.be/NRS7avyQTlw
    44Minggu, 03 Agustus 2025Perayaan Ekaristi penerimaan Sakramen Penguatan menjadi momen istimewa yang mempertemukan Uskup dengan umatnya dalam suasana penuh iman dan sukacita. Karunia sakramental ini diberikan oleh Uskup Agung Medan kepada umat di Paroki Santo Paulus Pasar Merah pada tanggal 3 Agustus 2025. Dalam homilinya, Bapa Uskup menyampaikan pesan yang mendalam kepada para krismawan dan krismawati, bahwa Sakramen Penguatan menjadikan mereka utusan kasih di tengah budaya kebencian. “Kalian diutus menjadi saksi kejujuran di tengah mentalitas curang; pembawa harapan di tengah kerapuhan dunia. Dunia tidak membutuhkan generasi muda yang nyaman dan diam, yang ikut arus begitu saja, arus pencarian kesia-siaan. Dunia membutuhkan pribadi-pribadi baru yang berani tampil beda, melawan arus kejahatan dan melawan arus kesia-siaan karena dikuatkan oleh Roh Kudus.” Kita doakan para saksi iman ini agar tetap setia dan giat sampai ke hidup kekal.
    45Juli 2025
    46Minggu, 27 Juli 2025Sesuai arahan dari Vatikan, pada 27 Juli 2025, dalam semangat kasih lintas generasi, Vikariat Santo Yakobus Rasul Kabanjahe dengan penuh sukacita menyelenggarakan Pesta Kakek-Nenek dan Lansia Sedunia yang kelima. Para lansia dari sembilan paroki yang tergabung dalam kesatuan vikariat dihimpun dalam sebuah perayaan iman sebagai bentuk penghormatan atas peran mereka yang tak tergantikan dalam kehidupan keluarga dan Gereja. Perayaan ini menjadi momen yang sarat makna. Dalam homilinya, Bapa Uskup Agung Medan menyampaikan pesan sederhana namun mendalam: "Ajarkanlah cucu-cucumu untuk berdoa dan bersyukur. Doa dan syukur adalah warisan rohani yang tak lekang oleh zaman." Di tengah arus modernitas yang serba cepat, kakek dan nenek dipanggil menjadi jembatan kasih yang mewariskan nilai-nilai budaya dan iman kepada generasi muda. Mereka bukan sekadar saksi hidup sejarah keluarga, melainkan juga pemandu spiritual yang menuntun cucu-cucu mereka untuk hidup dalam terang Kristus. Lebih dari sekadar perayaan, momen ini menjadi ajakan bagi seluruh umat untuk tidak melupakan akar kehidupan: kasih, iman dan kebijaksanaan yang tumbuh dari pengalaman para lansia. Melalui senyum, doa, dan pelukan mereka, Tuhan masih berbicara kepada dunia yang sering kali kehilangan arah”. Selamat bagi kakek dan nenek, Semoga mereka tetap mendapat perhatian dari keluarga dan gereja.
    47Jumat, 25 Juli 2025Rapat Tri Organ Yayasan Budi Murni Keuskupan Agung Medan telah terlaksana pada 25 Juli 2025, di Gedung Catholic Center Medan. Pertemuan ini membahas sejumlah agenda penting, antara lain laporan kinerja yayasan selama periode 2024–2025, serta perencanaan dan pengembangan program untuk tahun 2025–2026. Upaya ini diarahkan untuk memastikan bahwa lulusan STP St. Bonaventura berguna bagi Gereja dan masyarakat. Mari kita dukung bersama setiap langkah dan komitmen Yayasan Budi Murni dalam mewujudkan pelayanan pendidikan yang unggul, bermutu, dan berdaya guna.
    48Selasa-Kamis, 22-24 Juli 2025Pada tanggal 22–24 Juli 2025, kehangatan dan keakraban terjalin antara Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap., Uskup Agung Medan, dan para imam diosesan Keuskupan Agung Medan dalam pertemuan tahunan yang diselenggarakan di CC PPU, Pematangsiantar. Kegiatan ini diawali dengan refleksi mendalam yang dipimpin langsung oleh Bapa Uskup, yang dirangkum dalam tema: "Menciptakan Komunitas Pastoran yang Sinodal, Kondusif, dan Formatif." Melalui refleksi tersebut, para imam diajak untuk kembali meninjau dan menata kehidupan komunitas mereka, berlandaskan semangat sinodalitas - berjalan bersama dalam dialog kebersamaan, dan partisipasi. Kehadiran Bapa Uskup sebagai bapa sungguh mengobarkan semangat para imam yang juga merasakan keakraban persaudaraan satu sama lain. Melalui perjumpaan ini, semoga para imam semakin mampu menghayati dan mewujudkan semangat sinodalitas dalam kehidupan sehari-hari, dalam rangkulan kebapaan seorang uskup agung.
    49Minggu, 20 Juli 2025Paroki Cinta Damai menerima anugerah rahmat istimewa dari Bapa Uskup melalui pemberkatan Aula Paroki Nabi Elia. Lebih dari sekadar sebuah bangunan, aula ini menjadi simbol harapan dan semangat baru bagi umat, sebuah ruang yang memfasilitasi pertumbuhan iman, perjumpaan, serta kebersamaan umat dalam hidup menggereja. Pemberkatan aula ini juga menjadi momen penguatan bagi kaum muda dan undangan terbuka bagi seluruh umat untuk melangkah bersama dalam semangat sukacita sinodal: berjalan bersama sebagai Gereja yang hidup, penuh sukacita, dan terbuka pada karya Roh Kudus. Dari Batu Bara, terang iman terus menyala. Semangat dan harapan yang ditanam hari ini menjadi langkah nyata menuju masa depan Gereja yang semakin berakar, bertumbuh, dan berbuah.
    50Minggu, 13 Juli 2025Dalam suasana penuh syukur Bapa Uskup Agung Medan menyampaikan homilnya dalam Ekaristi 140 tahun SCMM di Indonesia. "Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan secara khusus suster-suster SCMM yang hari ini bersukacita, bersyukur atas 140 tahun kehadiran di Indonesia. Syukur ini bukan hanya sekedar nostalgia sejarah panjang, melainkan perayaan kasih setia Allah, kesetian Allah, dan panggilan kita untuk terus berjalan sebagai peziarah belas kasih. Allah setia mendampingimu dalam perjalanan, dalam dunia yang banyak luka, yang banyak keretakan, haus akan harapan. Memori akan kasih Allah inilah yang menggetarkan dan menggerakkan hati para suster yang diwujudkan dan mewujudkan kenangan itu melalui pelayanan-pelayanan mereka. Suster yang melayani di sekolah, di asrama, di rumah sakit atau klinik, di panti asuhan. Mereka yang telah digetarkan dan digerakkan oleh kasih Allah, sehingga gerakan dan getaran kasih itu mereka ungkapkan dalam pelayanan." Para suster kongregasi SCMM tetaplah menjadi tanda kehadiran Allah yang berbelas kasih dimana saja suster melayani.
    51Kamis, 10 Juli 2025Umat Allah di stasi Sukadono dipenuhi sukacita karena menjadi tuan rumah perayaan Ekaristi Tahbisan Diakon pada 10 Juli 2025. Ada sebenyak 13 orang Frater yang akan ditahbiskan menjadi Diakon, 7 Kapusin dan 6 Diosesan. Perayaan yang penuh kekhusyukan ini dipimpin langsung oleh Bapa Uskup Agung Medan yang dengan penuh kasih dan harapan meneguhkan para frater dalam langkah panggilan suci mereka. "Yesus dalam Injil Lukas menegaskan, berbahagialah hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika dia datang. Inilah karakter terdalam seorang Diakon. Bukan hanya tahu melayani, tetapi siap sedia melayani, itulah siaga. Kapanpun Tuhan datang dalam rupa sesama, siap sedia membantu. Berjaga bukan berarti gelisah. Berjaga artinya hati yang menyala, peduli dan cepat bertindak. Peduli, tanggap akan situasi dan cepat, punya akselerasi tinggi, tidak pernah mati rasa terhadap penderitaan orang lain, tidak pernah bosan mendengar keluhan umat. Tidak pernah menolak tugas kecil. Paus Fransiskus mengatakan dalam Evangelii Gaudium, kita tidak bisa hidup acuh tak acuh di hadapan penderitaan dunia ini. Maka pelayanan sejati lahir dari hati yang berdoa, menyala, terbuka terhadap tuntunan Roh. Semua itu akan menjadi nyata jika hidup kalian berpijak pada doa, berpijak pada relasi hati yang selalu terarah kepada Tuhan."
    52Minggu, 06 Juli 2025Pada 6 Juli 2025 menjadi momen penuh syukur bagi seluruh umat Paroki Santo Konrad Parzam Lintongnihuta. Gedung Pastoran dan aula yang telah lama dinantikan, kini telah berdiri dan diberkati secara resmi oleh Bapa Uskup Agung Medan. "Saudara-saudari yang terkasih, hari ini kita memberkati gedung pastoral ini. Gedung dimana kita akan pertama-tama berjumpa dengan Kristus lewat pembicaraan-pembicaraan, lewat rapat-rapat, lewat kegiatan Sinodal, dimana kita saling mendengar, dimana kita saling berbicara mengungkapkan pengalaman iman kita. Dari tempat ini, kita akan diutus ke rumah tangga kita masing-masing untuk mempersiapkan hati semua orang akan kedatangan Tuhan. Tuhan sendiri yang akan datang mengunjungi setiap orang. Tugas kita mempersiapkan banyak orang untuk menerima Tuhan."
    53Jumat, 04 Juli 2025Misa pembukaan pertemuan Komisi Keluarga Seregio Sumatera dipimpin langsung oleh Bapa Uskup Agung Medan pada 4 Juli 2025. Dalam homilinya, beliau menekankan peran strategis pastoral keluarga sebagai jantung kehidupan gereja. "Kita berkumpul di sini sebagai Komisi Kerasulan Keluarga. Saudara-saudari, gereja dipanggil bukan untuk menghakimi rumah yang rubuh, tetapi membangun bersama keluarga rumah-rumah iman yang tahan. Kita menjadi arsitek rohani. Merancang, menata bangun sebuah keluarga. Semoga pertemuan kita ini menjadi tempat kita saling meneguhkan, saling belajar, saling menopang dalam karya luhur kerasulan keluarga. Mari kita bantu umat kita agar tidak hanya berseru Tuhan, tetapi juga melaksanakan kehendak Bapa, terutama dalam membangun rumah tangga mereka di atas batu sabda dan kasih Kristus."
    54Kamis, 03 Juli 2025Dalam dunia yang terus berubah dimana iman umat diuji oleh arus nilai dan zaman, gereja dipanggil untuk memperkuat barisan pewarta yang profesional, terlatih, dan siap turun ke tengah umat. Maka melalui seminar yang dilaksanakan pada 3 Juli 2025 ini, Keuskupan Agung Medan menegaskan kembali pentingnya katekis full timer bukan sekedar relawan, melainkan rekan strategis gereja dalam karya penginjilan. Berangkat dari semangat antiquministerium dan direktorium katekese. Pertemuan ini bertujuan menyatukan persepsi tentang peran strategis katekis full timer. Kedua, menegaskan tugas dan fungsi mereka sebagai pelayan profesional. Lalu untuk merancang langkah kolaboratif untuk membentuk ekosistem pewartaan yang hidup. Katekis adalah jembatan antara sabda dan realitas hidup umat. Maka sudah saatnya kita memberi mereka tempat yang layak dalam struktur pastoral, bukan sebagai pembantu administratif tapi perpanjangan kasih pastoral gereja. Paus Fransiskus mengatakan, kita membutuhkan katekis yang mampu menghidupkan Injil di tengah dunia umat. Semoga seminar ini menjadi awal gerakan nyata, bersama, kita bentuk, kita utus, kita dampingi.
    55Selasa, 01 Juli 2025Keuskupan Agung Medan resmi mendirikan sebuah yayasan bernama BERBAKTI (Badan Amal Bakti Katolik Keuskupan Agung Medan), sebuah langkah nyata untuk mewujudkan kasih dan kepedulian sosial. Bapak Hendrik Sitompul sebagai Ketua I yayasan BERBAKTI KAM, menyampaikan bahwa badan ini adalah badan khusus yang dibentuk oleh Keuskupan Agung Medan untuk menampung perusahaan dan orang yang mau berbakti atau beramal kepada gereja, dimana gereja menyalurkan bantuannya itu kepada masyarakat baik bidang pendidikan, sosial dan lainnya. Untuk itu pada kesempatan ini, pengurus sangat berharap bahwa peran serta dari wajib pajak khususnya para pengusaha yang sudah mendapatkan keuntungan dapat memberikan bantuan sosial kepada BERBAKTI. Karena kalau memberi bantuan melalui BERBAKTI ini tidak mengurangi keuntungan, tetapi justru bisa menggunakan kewajiban kepada pemerintah yang terkait dengan pajak, menjadi bentuk bantuan yang diberi ke yayasan ini. Di sini pengurangan kewajiban dari Wajib Pajak kepada pemerintah, yang seharusnya diberikan kepada pemerintah tetapi dikurangi, diberikan kepada badan ini untuk disalurkan kepada orang-orang yang perlu dapat bantuan dari badan ini. Mudah-mudahan BERBAKTI ini betul-betul berbakti untuk melayani masyarakat atau umat yang ada di Keuskupan Agung Medan.
    56Juni 2025
    57Minggu, 29 Juni 2025Pesta Pelindung Paroki dan Pelantikan DPPH St. Petrus Medan Timur
    58Minggu, 29 Juni 2025Syukur atas 50 tahun Tahbisan Episkopal Mgr. Emeritus Alfred Gotti Pius Datubara OFMCap
    59Sabtu, 28 Juni 2025Rapat Anggota Tahunan Koperasi Konsumen Sekunder Kristoforus Komisi PSE KAM telah berlangsung pada 27-28 Juni 2025 bersama perwakilan pengurus CU dari berbagai paroki. Kegiatan ini ditutup dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin langsung oleh Bapa Uskup yang dalam homilnya menyampaikan pesan peneguhan bagi seluruh peserta. "Di penghujung Rapat Anggota Tahunan Koperasi Sekunder ini, kita diingatkan bahwa apa yang kita simpan dalam hati akan menentukan arah hidup dan pelayanan kita. Koperasi itu sebenarnya wadah sabda Allah, bukan penimbunan harta dunia. Kita membangun koperasi bukan sekedar untuk mencari keuntungan, tetapi untuk mewujudkan Injil dalam ekonomi. Koperasi adalah komunitas nilai, bukan hanya sistem simpan pinjam. Koperasi Kristen tidak boleh hanya menjadi koperasi uang, tempat uang dikumpulkan, didistribusikan, tetapi harus menjadi koperasi kasih. Maka koperasi Kristen harus meniru hati Maria, menyimpan nilai-nilai Injil dalam struktur, mengambil keputusan berdasarkan Sabda Allah dan pengelolaan harian seturut nilai-nilai solidaritas, transparansi, keadilan sosial dan kepedulian."
    60Jumat, 27 Juni 2025Tribunal Keuskupan Agung Medan telah menyelenggarakan Diklat Tribunal se Regio Sumatera pada 24 - 27 Juni 2025 di CC PPU Pematangsiantar untuk membekali para parokus, vikaris parokial, serta pelayan pastoral di lingkup paroki. Kegiatan ini diikuti oleh utusan dari keuskupan-keuskupan Seregio Sumatera, para imam, serta frater yang baru menyelesaikan pendidikan imamat dengan narasumber dari dosen STFT. Diklat ini ditutup pada 27 Juni dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin langsung oleh Bapa Uskup Agung Medan yang dalam homilnya menyampaikan pesan hangat dan peneguhan bagi seluruh peserta. "Sebagai tim Kanonis, kita melayani bukan teks, tetapi kita melayani jiwa. Kita menafsir bukan semata kalimat hukum, tetapi roh dan maksud dari hukum itu sendiri. Maka kerja kita adalah kerja kebapaan, kerja pastoral, kerja pembimbingan, kerja menuntun dan mencari, bukan hanya menegakkan, bukan polisi, bukan hakim kendatipun dalam tribunal ada hakimnya. Gereja hari ini mengajak kita semua, terutama para pelayan hukum di keuskupan untuk meneladani hati Yesus yang hidup, hati Yesus yang terbuka, hati Yesus yang tetap mengasihi. Dalam menangani kasus bukan dengan ketegangan, tetapi dengan belas kasih yang teratur. Kita membuat keputusan bukan karena teks, tetapi karena kerinduan akan keselamatan jiwa-jiwa. Kita menafsir hukum bukan sebagai benteng, tetapi sebagai jembatan menuju rumah Bapa."
    61Senin, 23 Juni 2025Komunitas Kasih Tuhan Keuskupan Agung Medan merayakan pesta pelindung Santo Giuseppe Cavasso dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Bapa Uskup Agung Medan pada 23 Juni 2025. Bapa Uskup menyampaikan "Komunitas Kasih Tuhan menjadi wajah Injil yang hidup, injil yang tidak hanya diwartakan dengan kata-kata di mimbar, tetapi Injil yang dihadirkan dengan kehadiran nyata, tulus dan pengorbanan nyata di tengah-tengah saudara-saudari kita yang ada di lembaga pemasyarakatan. Gereja sungguh bersyukur atas pelayanan Komunitas Kasih Tuhan yang merawat yang rapuh. Hati yang rapuh itu ada dalam diri saudara-saudara kita yang berada di lembaga pemasyarakatan. Komunitas Kasih Tuhan yang mengangkat yang jatuh. Mereka yang di dalam lembaga pemasyarakatan itu menganggap diri berada pada tatanan yang lebih rendah karena jatuh dan KKT ini memulihkan martabat anak-anak Allah yang sering kali tersingkir." Komunitas Kasih Tuhan diharapkan menjadi orang yang melihat dengan mata kasih, berbicara dengan lidah, pengharapan, dan melayani dengan tangan. Belas kasih. Selamat merayakan hari pelindung komunitas kasih Tuhan. Jadilah pelayan belas kasih yang tidak menghakimi, tetapi memeluk dan membangun, sebab di sanalah Injil menjadi nyata.
    62Minggu, 22 Juni 2025Syukuran Paskah Se-Paroki St. Yohanes Paulus II dan penggalangan dana pembangunan gereja St. Anna
    63Kamis, 12 Juni 2025Seminar Nasional Pengelolaan Geopark yang berdampak pada Geowisata di Indonesia pada Kamis, 12 Juni 2025 dihadiri melalui zoom oleh ketua komisi PSE KAM, RP. Stefanus Sitohang OFMCap. Seminar nasional yang mengusung tema, “Memperkuat Eksistensi Geopark Toba Caldera,” merupakan bagian dari upaya bersama lintas sektor untuk memperkuat keberadaan dan pengelolaan Toba Caldera sebagai UNESCO Global Geopark (UGGp), sekaligus mendorong pengembangan geowisata yang berkelanjutan di Indonesia, khususnya kawasan Danau Toba yang sarat dengan kekayaan geologis dan budaya. Makalah yang dipresentasikan oleh tiga narasumber berusaha membuka pandangan peserta terhadap realitas lapangan dan kebutuhan masa depan pengelolaan geopark di Indonesia, termasuk di kawasan Toba Caldera; mengajak peserta untuk melihat geowisata tidak sekadar sebagai perjalanan menikmati pemandangan, tetapi sebagai perjalanan spiritual dan intelektual melintasi waktu dan sejarah bumi; dan membangun kesadaran bahwa Toba Caldera adalah bagian dari warisan geologis umat manusia dan oleh karena itu dituntut tanggung jawab moral dan ekologis terhadap bumi dan generasi mendatang. Keuskupan Agung Medan sebagai entitas rohani selalu menyertakan dalam program pastoralnya gerakan konsientisasi bahwa Geopark Toba Caldera bukan hanya sebuah kawasan berstatus internasional, melainkan lebih dalam sebagai sebuah ruang hidup bersama yang menuntut keterlibatan semua pihak. Sinodalitas menjadi prinsip kita dalam menjalin kolaborasi untuk mendukung agar Toba Caldera UNESCO Global Geopark semakin maju dalam kerangka mewujudkan semangat ‘Laudato si.’
    64Rabu, 11 Juni 2025Perayaan Hari Komunikasi Sosial Nasional ke-12 dengan tema “Bagikanlah dengan Lemah Lembut Harapan yang ada di dalam Hatimu”, dilaksanakan di Malang pada tanggal 11 - 16 Juni 2025. Hari pertama, Rabu, 11 Juni 2025 diawali dengan acara Welcome Dinner yang berlangsung di Rumah Retret Jayagiri. Momen ini menjadi awal perjumpaan Bapa Uskup, para peserta dari berbagai keuskupan, serta para undangan dengan tujuan membangun suasana keakraban dalam semangat sukacita dan persaudaraan. Acara diawali dengan sesi perkenalan dari Komsos KWI serta Komsos Keuskupan berdasarkan regio. Setelah sesi perkenalan, Bapa Uskup dan para peserta menerima cinderamata sebagai tanda ucapan selamat datang dari Keuskupan Malang. Sambil menikmati hidangan makan malam, para peserta juga disuguhkan pertunjukan seni budaya berupa tarian khas Banyuwangi yang menambah semarak suasana. Keakraban semakin terasa ketika para peserta dan undangan turut menari dan bergembira bersama menciptakan malam pembuka yang hangat dan penuh sukacita.
    65Senin, 09 Juni 2025Diklat sekretaris paroki dalam dua gelombang: 9-11 Juni dan 16-18 Juni 2025 diselenggarakan di CC PPU Pematangsiantar. Tampil sebagai pemateri ialah Kanselarius bersama Sdr. Evanson Sihotang, staf sekretariat dan admin BIDUK KAM. Tema diklat ini ialah standardisasi sekretariat Paroki KAM. Setelah dibenahi dengan pengetahuan tentang Tupoksi Sekretariat Paroki dan Standard Operating Procedure, para peserta bekerja dalam kelompok per vikariat untuk merumuskan Tupoksi Sekretariat Paroki dan menjabarkannya dalam SOP berbentuk tabel dan flowchart. Kepada mereka juga diberi masukan tentang BIDUK KK, terutama hal-hal praktis yang perlu dijalankan. Menjadi tantangan dalam diklat ialah pergantian sekretaris paroki yang frekuensinya lumayan tinggi dan ketidakhadiran sejumlah sekretaris. Semoga diklat ini menambah pengetahuan, keahlian dan semangat para sekretaris paroki untuk menjalankan pengabdiannya sebagai pendukung karya pastoral paroki.
    66Rabu, 04 Juni 2025Penyegaran semangat pelayanan kerja, sekaligus membangun ikatan kekeluargaan, keakraban dan kekompakan antar karyawan lintas komisi dan unit merupakan tujuan utama yang hendak dicapai dalam kegiatan rekreasi Kuria, Komisi dan para pegawai Keuskupan Agung Medan. Kegiatan persaudaraan ini diadakan pada 4-6 Juni 2025 di Villa Mari Pro-Lau Kawar, Kuta Gugung, Kec. Naman Teran, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Komisi PSE berkerja sama dengan Komkel KAM sebaik mungkin mempersiapkan segala sesuatu demi terlaksananya dengan baik acara dua tahunan Kuria dan Komisi Keuskupan Agung Medan. Bapa Uskup ikut bersama 80 orang pegawai dalam kegiatan yang dirancang untuk membangun komunikasi yang lebih baik dan memperkuat kerja sama di antara karyawan dari berbagai komisi dan unit, demi membangun sinergitas dalam pelayanan. Rangkaian kegiatan yang diisi dengan lomba memasak kreatif memakai bahan-bahan yang disediakan oleh umat setempat, bernyanyi bersama, Tombola dan kegiatan Rohani ‘gembala menuntun domba’ sungguh mempererat persaudaraan, sinodalitas dan sinergitas semua pegawai KAM. Mari kembali mengabdi penuh semangat.
    67Minggu, 01 Juni 2025Bertepatan dengan Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-59 Bapa Uskup memimpin perayaan ekaristi pendirian Stasi dan pemberkatan Gereja Santo Yohanes Paulus II, Marasi, Paroki St. Yoseph Jalan Bali Pematangsiantar. Gereja yang dibangun dengan semangat gotong royong, doa dan harapan umat ini, menjadi wujud nyata dari iman yang hidup dan berkembang di tengah masyarakat. Rumah Tuhan hadir bukan sekedar sebagai bangunan fisik, tetapi sebagai tempat perjumpaan umat dengan Allah, pusat kehidupan rohani dan wadah pembinaan iman Katolik.
    68Mei 2025
    69Jumat, 30 Mei 2025Pada 30 Mei 2025, Yayasan dan Rektorat Universitas Katolik St. Thomas Sumatera Utara duduk bersama dalam sebuah sambung rasa untuk membangun kembali semangat, sinergi, kepercayaan dan visi bersama antara Yayasan sebagai penyelenggara dan Rektorat beserta para dekan sebagai pelaksana Tridharma perguruan tinggi. Sinergi yang tulus dan terstruktur antara Yayasan dan Rektorat bukanlah pilihan, tetapi keharusan. Yayasan tidak bisa berjalan sendiri, begitu pula Rektorat. Perlu menyatukan langkah menyelaraskan rencana dan menumbuhkan budaya komunikasi yang sehat dan terbuka.
    Dalam kerangka itulah, pertemuan ini diadakan untuk menyegarkan relasi, membangun pemahaman timbal balik dan mengakui bahwa tanggung jawab kita bukan hanya administratif tetapi juga spiritual dan moral, karena kita bukan hanya membangun institusi tetapi melayani gereja dan masyarakat melalui pendidikan Katolik. Pada akhir sambung rasa ini, Bapa Uskup menegaskan kembali bahwa pertemuan ini sebagai awal dari era baru Unika Santo Thomas, era di mana semua pemangku kepentingan saling mendengar, saling mendukung dan bersama-sama menumbuhkan semangat excellence in communion. Baik yayasan maupun rektorat berkomitmen menjadikan UNIKA sebagai universitas bukan hanya unggul, tetapi sebagai universitas besar yang menghasilkan perubahan nyata di ruang kelas, di hati mahasiswa dan di tengah masyarakat.
    70Selasa, 27 Mei 2025Dewan Pastoral stasi Simpang Kuala bersama Panitia Renovasi Pembangunan didampingi oleh Dewan Pastoral Paroki Santo Fransiskus Asisi Padang Bulan datang beraudiensi kepada Bapa Uskup Agung Medan pada 27 Mei 2025. Pertemuan ini ini membahas rencana renovasi Gereja Stasi St. Petrus Simpang Kwala – Medan untuk menanggapi perkembangan umat stasi Santo Petrus saat ini yang sangat signifikan. Tiga opsi diajukan dalam audiensi ini. Disambut dan disemangati oleh Bapa Uskup, panitia cenderung memilih opsi ketiga. Gedung gereja akan diperluas, posisi altar dimundurkan dan bentuknya diluruskan dengan tembok gereja dengan akibat Sebagian gedung sekolah harus dirubuhkan. Opsi yang membutuhkan biaya ± 2 milyar ini menambah kapasitas tampungan umat secara signifikan. Semoga rencana ini cepat direalisasikan.
    71Selasa, 27 Mei 2025Didampingi oleh RP. Joseph Lesta Pandia OFMConv sebagai vikep pro religius KAM, diadakan rapat Koordinasi Penyediaan Pembina Asrama SMAK Negeri Samosir antara kongregasi suster FSE yang diwakili oleh. Sr. Xaveria Lingga FSE dan Ditjen Bimas Katolik, Bapak Salman Habeahan bersama para staf dan kepala sekolah SMAK Negeri Samosir. Pertemuan ini meneguhkan kembali kerja sama Keuskupan Agung Medan dengan Ditjen Bimas Katolik yang telah dirumuskan dalam MoU. Kongregasi FSE akan menyediakan tenaga pembina asrama dengan menepati persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah dan pemerintah menepati hal-hal yang disampaikan oleh suster FSE. Ditegaskan bahwa penanggung jawab semua unit sekolah adalah kepala sekolah. Suster akan bekerja sama dengan Kepala Sekolah. Fasilitas dan sarana yang dibutuhkan oleh suster akan disediakan oleh sekolah. Kasubdit Pendidikan Menengah, Kepala SMAK dan Suster Pembina asrama akan dilibatkan dalam perumusan pedoman asrama. Semoga SMAK Negeri Samosir menjadi lahan pembinaan iman siswa-siswi Katolik.
    72Selasa, 27 Mei 2025Bapa Uskup Agung Medan memimpin perayaan Ekaristi di Paroki Kristus Raja Medan dalam rangka penerimaan Sakramen Krisma. Puluhan orang muda tampil penuh iman, siap menerima karunia Roh Kudus. Salah satu momen yang menyentuh adalah Bapa Uskup menandai dahi para krismawan dengan minyak krisma dan memberikan tamparan ringan di pipi. Tamparan ini bukan hukuman, melainkan tanda kasih sekaligus simbol keberanian. Gereja ingin mengingatkan bahwa mereka kini diutus untuk menjadi saksi Kristus yang berani, tangguh dalam iman dan siap menghadapi tantangan hidup. Dalam homilnya, Bapa Uskup menegaskan, krimawan/ti tak hanya diberkati, tetapi juga diutus. Perayaan ini menjadi pengingat bahwa setiap umat yang telah dimateraikan oleh Roh Kudus, dipanggil untuk mewartakan kasih Kristus dalam kehidupan nyata.
    73Minggu, 25 Mei 2025Pada Minggu, 25 Mei 2025 komunitas siswa siswi katolik (KSSK) tingkat SMP, SMA dan SMK Negeri kota Medan bersama KOMDIK KAM merayakan Paskah dan tahun Yubileum 2025. Inti perayaan ini dirangkum dalam tema: ‘damai sejahtera di tengah keluarga’ (Yoh 20:26) dan sub tema: ‘siswa siswi Katolik berani menjadi pembawa damai di tengah Keluarga dan masyarakat.’ Perayaan ekaristi dipimpin oleh Kanselarius KAM, RP Adrianus Sembiring OFMCap dan dihadiri oleh 42 sekolah SMA, SMK dan SMP kota Medan, sekitar 600 orang. BIMAS Katolik Medan turut hadir dalam perayaan ini. Festival tari tradisional dan drama Kitab Suci membuat para siswa-siswi dan guru berpartisipasi aktif dalam kegiatan syukur ini. Semoga KSSK semakin tumbuh menjadi wadah pembinaan iman orang-orang muda Katolik.
    74Jumat, 23 Mei 2025Dalam rangka memperkuat pemahaman dan implementasi nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan dalam membangun moderasi beragama, Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara Medan bekerjasama dengan Pusat Strategi Kebijakan Pembangunan Bidang Agama Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Agama RI menyelenggarakan seminar sehari dengan tema, “Penguatan Moderasi Beragama Untuk Masyarakat (Fasilitasi Tokoh Agama dan Pembinaan Masyarakat)” pada 23 Mei 2025 di Gedung H.M. Arsjad Thalib Lubis (Gelanggang Mahasiswa), Kampus 1 UIN Sumatera Utara Jl. IAIN No. 1, Sutomo, Medan. Kehadiran tiga orang dari Komisi HAK mewakili kuria KAM merupakan dukungan serius atas segala bentuk usaha menciptakan kerukunan hidup beragama. Kegiatan ini sangat menarik karena diisi dengan diskusi panel yang menampilkan Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani S.TP., M.T. (Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama RI), Prof. Dr. Nurhayati, M.Ag. (Rektor UIN Sumatera Utara) dan Prof. Dr. Azhari Akmal Tarigan, M.A. (Wakil Rektor I UIN Sumatera Utara). Semoga toleransi sebagai tujuan utama seminar ini semakin dialami dan dihidupi oleh semua denominasi yang ada di Indonesia, secara khusus di wilayah Sumatera Utara.
    75Kamis, 22 Mei 2025Keseriusan Keuskupan Agung Medan dalam memperjuangkan konservasi alam ditampakkan dalam kehadirannya yang diwakili oleh Komisi PSE KAM dalam Lokakarya Pra Revalidasi Toba Caldera UNESCO Global Geopark yang diadakan di Ruang Rapat Lt. 9, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sumut pada 22 Mei 2025. Kegiatan ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan, mitra, akademisi, dan praktisi yang memiliki perhatian besar terhadap pengembangan Geopark Kaldera Toba. Lokakarya yang merupakan respons cepat atas masukan dari UNESCO ini sepenuhnya didukung dan dibiayai oleh Bank Indonesia merupakan bentuk konkret kepedulian terhadap pengembangan Geopark. Melalui pemaparan para ahli sebagai pemateri, lokakarya ilmiah ini sampai pada kesimpulan bahwa inovasi dan pengembangan Geopark berpotensi menarik wisatawan secara signifikan ke kawasan Danau Toba. Dituntut kerja keras nyata, bukan sekadar konsep, sinergitas dari seluruh lapisan masyarakat, pemerintah, akademisi, dan sektor swasta. Keuskupan Agung Medan telah berbuat banyak dan tetap mendukung Geopark dalam usahanya yang lebih mengedepankan konservasi, edukasi, dan pembangunan berkelanjutan demi menjaga warisan geologi, alam dan budaya.
    76Rabu, 21 Mei 2025Pengurus Gerakan Mahasiswan Nasional Indonesia (GMNI) CABANG MEDAN yang diketuai oleh J. Simamora beraudiensi ke Kuria KAM dan disambut oleh RP. Theodorus Goli Ruing OCD, Ketua Komkep KAM pada 21 Mei 2025 di ruang pertemuan lantai 3 Catholic Center Christosophia Medan. Para pengurus yang baru terpilih ini memperkenalkan GMNI sebagai sebuah organisasi kemasyarakatan yang berazaskan Marhenisme ajaran Bung Karno. Kuria KAM menyambut baik maksud mereka untuk menjalin relasi dengan Gereja Katolik dalam bentuk kerja sama dalam bidang keagamaan dan sosial. Pada peringatan hari lahir Pancasila dan mengenang lahir serta meninggalnya Bung Karno, salah satu tokoh dari Keuskupan Agung Medan diminta kesediaannya menjadi pemateri dengan tema Dialog Kebangsaan. Jalinan kerja sama ini akan dilanjutkan bersama Komisi Kerawam.
    77Selasa, 20 Mei 2025Pengukuhan dan Pelantikan Pengurus Ikatan Dosen Katolik (IDK) Keuskupan Agung Medan diadakan dalam perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Bapa Uskup Agung Medan pada 20 Mei 2025. Perayaan ini mengusung tema “Transformasi Pendidikan Katolik di Era Digital dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045”. Melalui kolaborasi yang erat antara iman dan ilmu, IDK KAM diharapkan menjadi ruang strategis untuk penguatan misi gereja dalam dunia pendidikan tinggi di tengah arus digitalisasi dan globalisasi yang terus berkembang. Seminar ilmiah yang diselenggarakan setelah perayaan ekaristi mengelaborasi tema perayaan dan membawanya kepada hal-hal praktis untuk ditindaklanjuti oleh para dosen Katolik. Disiplin dan kejujuran ilmiah seorang dosen sangat dibutuhkan untuk menghadirkan diri sebagai ‘tenaga’ pastoral di bidang ilmiah. Semoga wadah ini sungguh membantu keuskupan dalam kegiatan pastoralnya.
    78Minggu, 18 Mei 2025Kuria KAM, diwakili oleh Komisi HAK, menghadiri Perayaan Paskah Oikumene Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia Wilayah Sumatera Utara yang diselenggarakan pada 18 Mei 2025 di Convention Suara Nafiri, Jl. K.H. Wahid Hasyim Medan. Perayaan yang dimulai dengan ibadah pada pukul 16.00 WIB ini merenungkan tema, Damai Sejahtera Kristus di tengah Keluarga, yang diinspirasi oleh Yoh 20:26. Setelah kata sambutan, seluruh rangkaian perayaan ditutup dengan makan malam bersama.
    79Minggu, 18 Mei 2025Pada Minggu kelima masa Paskah, 18 Mei 2025, pada pesta 50 tahun Paroki Santo Pius X Aek Kanopan, altar gereja didedikasikan secara sakral oleh Bapa Uskup Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap. Sebuah ritus yang menegaskan di sinilah Kristus hadir secara nyata di tengah umatNya. Altar bukan sekedar meja, melainkan pusat pengorbanan dan perjamuan Ilahi.
    80Sabtu, 17 Mei 2025Ketua Kerawam KAM, RP. Joseph Lesta Pandia OFMConv menunjukkan kehadiran kuria KAM pada acara pelantikan pengurus dewan pimpinan wilayah Partai Perindo Provinsi Sumatera Utara periode 2025-2030 pada 17 Mei 2025 sore hari di Ballroom Sudirman Le Polonia Hotel & Convention Medan. Ketua DPW Sumut ialah Dr. Jonius T.P. Hutabarat, S.SI, M.S.I. Sangat disayangkan karena acara tersebut tidak dimulai tepat waktu seperti direncanakan jam 18.00 WIB. Setelah menunggu kurang lebih satu jam dan acara belum dimulai juga, RP. Joseph Pandia akhirnya meninggalkan ruang pertemuan. Satu hal yang bisa pelajari dari peristiwa ini ialah betapa pentingnya memulai satu acara penting dengan tepat waktu.
    81Rabu, 14 Mei 2025Pada Rabu, 14 Mei 2025, di aula Universitas HKBP Nommensen, Pematangsiantar, para pimpinan Gereja se-Indonesia bagian Sumatera Utara berkumpul bersama pimpinan lembaga keumatan untuk membahas serta menyuarakan keprihatinan mendalam atas dampak kehadiran PT. Toba Pulp Lestari di wilayah Tano Batak. Pertemuan ini difasilitasi oleh Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dalam kolaborasi dengan United Evangelical Mission (UEM). Kehadiran dan partisipasi KAM diwakili oleh RP. Ambrosius Nainggolan OFMCap, Vikep Pematangsiantar.
    Berdasarkan data dari KSPPM dan Alianasi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) yang berkoordinasi dengan Litbang PGI, Ephorus HKBP, Pdt. Dr. Victor Tinambunan yang tampil sebagai pembicara utama, menyatakan bahwa keberadaan TPL justru memperdalam krisis ekologi serta konflik horizontal yang mengancam kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, para pemimpin gereja Protestan sepakat menyuarakan agar PT. TPL ditutup. Berlandaskan Ajaran sosial Gereja, secara khusus ensiklik Laudato Si, Fratelli Tutti dan Laudate Deum Keuskupan Agung Medan berkomitmen untuk terus memperjuangkan keadilan bagi umat dan alam ciptaan.
    82Minggu, 11 Mei 2025Kuria KAM, diwakili oleh Bapak Yosef Agustinus, sekretaris DPP Katedral, Jl. Pemuda, hadir dalam acara pelantikan Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Provinsi Sumatera utara yang diadakan pada 11 Mei 2025 di aula Raja Inal Siregar – kantor Gubernur Sumut, Medan. Acara pelantikan diawali dengan ibadah dan diakhiri dengan kata-kata sambutan. Swangro Lumbanbatu, S.T., M.Si dilantik menjadi ketua DPD GAMKI Provinsi Sumatera Utara untuk masa bakti 2025-2028. Kepadanya diserahkan PATAKA GAMKI oleh ketua umum DPP GAMKI. Seluruh rangkaian acara resmi ini dirangkum dalam tema: Pulihkan Bangsa Kami (bdk. Mzm 80) dan sub tema: Mewujudkan Kepemimpinan Pemuda Kristen yang Transformatif dan Inovatif. Semoga Komisi Kepemudaan KAM bisa menjalin sinodalitas dengan para pengurus GAMKI yang baru dalam mencapai visi Keuskupan Agung Medan sebagai “Oase Ilahi di Tengah Dunia.” Gubernur Sumut, Bobby Nasution turut hadir dalam pelantikan ini.
    83Jumat, 09 Mei 2025STP Santo Bonaventura Keuskupan Agung Medan merayakan Dies Natalis ke-19 pada 9 Mei 2025 di kampus STP Delitua. Uskup Agung Medan membuka acara syukur ini dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Bapa Uskup Agung Medan. Esensi pesan Bapa Uskup disampaikan dalam homilinya yang mengingatkan kembali bahwa kampus adalah jalan menuju kasih, tempat pembentukan para pelayan gereja yang berakar dalam Sabda dan kasih Kristus. Seraya menggali makna peristiwa pertobatan Paulus yang terjadi di Damsyik, Bapa Uskup lebih lanjut menggarisbawahi peran Sekolah Tinggi Pastoral sebagai jalan menuju Damsyik. Perkuliahan adalah proses penyadaran akan jalan yang harus ditapaki menuju kehidupan. Sekolah Tinggi Pastoral Delitua, melalui pengabdian dosen, membuka mata mahasiswa agar sanggup melihat tanda zaman dan mengalami transformasi.
    84Kamis, 08 Mei 2025Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia (Perdhaki) se-regio Sumatera membuka rapat kerjanya dengan perayaan Ekaristi Kudus yang dipimpin oleh Uskup Agung Medan pada 8 Mei 2025 di Hotel Arya Duta Medan. Rapat kerja ini berlangsung hingga 11 Mei 2025. Dalam homilinya, yang mengambil inspirasi dari Sabda Yesus, “Akulah roti hidup yang telah turun dari surga,” Bapa Uskup menggarisbawahi inti kerasulan kesehatan di Gereja Katolik. Melayani bukan sekadar sebagai profesi, tetapi sebagai perutusan. Para pelayan kesehatan dipanggil untuk memberi hidup. Penyambutan orang sakit dengan kasih adalah dinamika kasih yang meneguhkan harapan. Melalui pelayanan kesehatan, kita mendekatkan yang Ilahi dengan yang manusiawi serta menghadirkan cinta Kristus dalam tindakan nyata.
    85Senin, 05 Mei 2025Pertemuan Musrenbang kota Medan tahun 2025–2029 di hotel Grand City Hall, Medan, pada hari Senin, 5 Mei 2025, dihadiri oleh RP. Joseph Lesta S. Pandia, OFMConv, ketua komisi Kerawam, mewakili Uskup Keuskupan Agung Medan. Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG) ini diselenggarakan dalam rangka penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Medan Tahun 2025-2029 dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Medan Tahun 2026. Kegiatan ini merupakan sebuah forum strategis yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk perangkat daerah, DPRD, unsur Forkopimda, akademisi, dunia usaha, organisasi masyarakat sipil dan tokoh masyarakat. MUSRENBANG ini bertujuan untuk menghimpun aspirasi, saran dan masukan dalam rangka penyempurnaan dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) dan rencana tahunan (RKPD) secara partisipatif dan transparan. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wali Kota Medan dan menghadirkan narasumber dari Bappeda Provinsi Sumatera Utara, Kementerian Dalam Negeri, serta perwakilan Bappenas. Dalam sambutannya, Wali Kota Rico Tri Putra Bayu Waas, menekankan pentingnya sinergi antar pemangku kepentingan untuk mewujudkan visi pembangunan kota Medan yang inklusif, berkelanjutan dan berdaya saing.
    86Minggu, 04 Mei 2025Perayaan Paskah separoki Santa Agatha kuis dan penerimaan sakramen penguatan telah dilaksanakan pada 4 Mei 2025. Yesus yang bangkit ingin dikenal bukan hanya melalui kata, tetapi melalui hidup kita yang mencerminkan kasih, pengampunan dan keberanian untuk berbuat benar.
    87April 2025
    88Senin, 28 April 2025Pada 28 April - 1 Mei 2025 berlangsung Temu Pastoral (TEPAS) Regio Gerejawi Sumatera di Hotel Baga, Teluk Dalam – Nias Selatan, Keuskupan Sibolga. Temu Pastoral ini dihadiri oleh semua Uskup dari Regio Gerejawi Sumatera, utusan Kuria masing-masing Keuskupan dan para Pimpinan/Perwakilan Tarekat (Religius/Sekular) yang memiliki komunitas dan karya pastoral di wilayah Regio Gerejawi Sumatera. Total peserta yang ambil bagian dalam pertemuan ini adalah 76 Pimpinan/Perwakilan Pimpinan Tarekat Religius mewakili 41 tarekat. Dari Keuskupan Agung Medan hadir Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap, RP. Michael Manurung OFMCap dan RP. Joseph Lesta Pandia OFMConv.
    Temu Pastoral ini merupakan agenda dua tahunan yang dimulai sejak 2012. Salah satu tujuan TEPAS ialah memupuk semangat sinodalitas semua tarekat dan Gereja lokal, sesuai visi dan misi keuskupan tanpa mengabaikan visi dan misi tarekat masing-masing. Pertemuan ini mengusung tema “Sinodalitas Gereja Sumatera di Tengah-tengah Isu Kehidupan Sosio-Politik, Ekologi dan Kemanusiaan.” Pembahasan mendalam atas tema ini berhasil menelurkan kesepakatan untuk menampakkan sinodalitas dalam menanggapi persoalan human trafficking atau TPPO (tindak pidana perdagangan orang), ekologi, kaderisasi umat Katolik dan pastoral digital.
    89Sabtu, 26 April 2025Umat Allah di Keuskupan Agung Medan menunjukkan semangat iman dan kasih yang mendalam dalam mengenang dan mendoakan arwah Bapa Paus Fransiskus. Di berbagai paroki, umat berbondong-bondong menghadiri Misa Arwah yang diselenggarakan secara khusus untuk mendoakan beliau yang telah menjadi gembala universal Gereja Katolik. Suasana haru dan doa menyelimuti perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh para imam di setiap paroki. Pujian serta homili yang mengangkat teladan hidup Bapa Paus Fransiskus semakin menguatkan semangat umat untuk melanjutkan perjuangan iman yang diwariskannya. Antusiasme umat terlihat tidak hanya dari jumlah kehadiran, tetapi juga dari partisipasi aktif dalam liturgi serta kesaksian umat yang mengungkapkan rasa kehilangan sekaligus syukur atas pelayanan Bapa Paus.
    90Jumat, 25 April 2025Aho Sukhang! Hidup senang, mati tenang! Demikian suasana talk show yang diselenggarakan oleh Yayasan Ehipassiko, sebuah yayasan Buddha yang bervisi membangun karakter pribadi, masyarakat dan lingkungan melalui cara hidup, studi, aksi dan meditasi berdasarkan Dharma Humanistik bekerja sama dengan Yayasan Cancer Care. Talk show yang berlangsung di Selecta Ballroom Medan pada 28 April 2025 ini menghadirkan pembicara tunggal Ajahn Brahm, seorang biksu yang tinggal di Australia. RP. Adrianus Sembiring OFMCap bersama Sr. Hilaria Damanik KSSY turut hadir dalam acara khas Buddha ini untuk menunjukkan semangat Gereja Sinodal Keuskupan Agung Medan kepada setiap denominasi yang membuka hati bagi kerja sama dan dialog antar agama. Dengan gayanya yang ringan dan humoris, Ajahn Brahm menyapa semua hadirin ketika menyampaikan petunjuk-petunjuk praktis yang menghantar orang pada seruan khas, “Akh, betapa bahagianya, Aho Sukhang!” Secara kodrati, setiap insan ingin berbahagia, bukan ingin benar. Ini adalah resep untuk kebahagiaan. Ajakannya untuk selalu berbuat baik sebagai jalan untuk bahagia merangkum rangkaian talk show yang berlangsung selama tiga jam.
    91Jumat, 25 April 2025Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap, diwakili oleh Vikjen KAM, RP. Michael Manurung OFMCap merayakan misa requiem di gereja Katedral Medan pada 25 April 2025 bersama para pastor dari Kuria, Komisi-komisi KAM dan imam di vikariat Medan. Dalam homilinya, RP. Michael Manurung menggarisbawahi agungnya karya Allah dalam diri Bapa Suci Paus Fransiskus yang mengabdikan seluruh hidupnya bagi pelayanan Gereja. Paus Fransiskus sungguh menghadirkan wajah Allah yang berbelakasih dalam hidupnya yang sederhana, rendah hati dan merangkul siapa saja. Semangat pelayanannya yang tulus dituangkan dalam ensklik-ensiklik yang diterbitkannya, antara lain Evangelii Gaudium, Fratelli tutti dan Laudato si'. Kemuliaan Tuhan yang bangkit ditunjukkan oleh seluruh hidup paus Fransiskus. Beristirahatlah dalam damai!
    92Rabu, 23 April 2025Melayani permintaan sejumlah media kepada Keuskupan Agung Medan untuk memberikan informasi seputar wafatnya Bapa Suci Paus Fransiskus pada 21 April 2025 jam 07.35 waktu Roma, Kanselarius KAM, RP. Adrianus Sembiring OFMCap atas arahan Mgr. Kornelius Sipayung OFCap, Uskup Agung Keuskupan Agung Medan mengadakan konferensi pers di ruang lobby Catholic Center pada 23 April 2025. Media yang turut meliput konferensi pers ini antara lain Metro TV, CNN, TVRI dan media harian lain. “Paus Fransiskus adalah pemimpin Gereja Katolik yang sungguh menghadirkan wajah sejati Gereja yang miskin, rendah hati, sederhana dan berbelaskasih seperti Yesus Sendiri sebagai Kepala Gereja. Dia mengabdikan seluruh hidupnya bagi pelayanan Gereja. Gereja Katolik berduka, tetapi sekaligus bergembira atas berpulangnya Bapa Suci ke pangkuan Bapa di surga. Dia menjadi pendoa bagi Gereja yang masih berziarah di dunia ini.” Setelah menyampaikan pesan inti ini, Kanselarius menginformasikan bahwa Gereja di seluruh wilayah Keuskupan Agung Medan akan mempersembahkan misa requiem secara serentak bagi kebahagiaan kekal Paus Fransiskus pada Jumat, 25 April 2025.
    93Selasa, 22 April 2025Pada 22 April 2025 Kapel St. Faustina Catholic Center menyaksikan kehadiran Bapa Uskup yang memimpin perayaan ekaristi pelantikan ekonom, ketua-ketua komisi, ketua divisi, dirdios dan vikaris episkopal pastoral. Hadir dalam perayaan ini ialah semua pegawai Kuria dan Komisi Keuskupan Agung Medan. Mereka yang dilantik ialah ekonom: RP. Chrispinus Silalahi OFMCap, ketua Komkat: RP. Konrad Situmorang OFMCap, ketua komisi KKS: RP. Paulus Halek Bere SSCC, dirdios KKI: RD. Josep Parasian Gultom, ketua divisi KKI-Sekami: Sr. Petronella Br. Karo KSSY, ketua Komkep: RP. Theodorus Goli Ruing OCD, Vikaris Episkopal Pastoral: RP. Serafin Dany Sanusi OSC, ketua komisi Kerawam: RP. Joseph Lesta Pandia OFMConv, dan ketua komisi Peziarahan Rohani: RD. Gundo F Saragih.
    94Senin, 21 April 2025Pada 21 April 2025, dunia berduka. Paus Fransiskus, gembala tertinggi Gereja Katolik, telah berpulang ke rumah Bapa di usia 88 tahun. Di tengah duka ini, kita mengenang jejak kasih dan damai yang beliau tinggalkan. Termasuk saat bersejarah ketika ia mengunjungi Indonesia, momen penuh haru dan sukacita saat Paus Fransiskus hadir di tanah air, membawa pesan persaudaraan, pengharapan dan cinta lintas iman. Kehadirannya bukan sekedar kunjungan, tapi ziarah kasih yang menyentuh hati jutaan umat. Dalam setiap senyum dan sapaan, dalam setiap doa dan berkat, ia menanamkan semangat Injil yang hidup, merangkul yang kecil, memperhatikan yang terpinggirkan dan mencintai tanpa syarat. Selamat jalan Paus Fransiskus, warisan cintamu akan terus hidup dalam setiap umat yang pernah merasakan damai dari kehadiranmu.
    95Minggu, 20 April 2025Hujan yang turun sejak pagi tidak menghalangi langkah umat Paroki Santo Yosep Delitua untuk berkumpul merayakan puncak iman Kristiani, hari raya Paskah. Dipimpin langsung oleh Bapa Uskup Agung Medan, perayaan ini menjadi momen penuh harap dan sukacita. Di tengah liturgi yang agung, Bapa Uskup mengajak kita masuk lebih dalam ke misteri Paskah. Sebuah kisah tentang kubur kosong yang hanya bisa dimengerti bila diterangi oleh sabda.
    96Jumat, 18 April 2025Bapa Uskup memimpin ibadat Jumat Agung di Paroki St Antonius dari Padua, Hayam Wuruk. Jumat Agung adalah hari pertama dalam Tridum Paskah dimana seluruh gereja memperingati sengsara dan wafat Yesus Kristus di kayu salib. Dalam keheningan dan kesederhanaan liturgi, umat diajak untuk merenungkan kasih Allah yang begitu besar, yang rela menyerahkan putraNya demi keselamatan umat manusia.
    97Kamis, 17 April 2025Umat Katolik Paroki Kristus Raja Medan merayakan kenangan akan perjamuan terakhir dalam suasana penuh hikmat dan kasih. Perayaan Ekaristi yang istimewa ini dipimpin langsung oleh Bapa Uskup Agung Medan, sebuah kehormatan yang mendalam bagi seluruh umat Paroki pada malam hari.
    98Rabu, 16 April 2025Rabu, 16 April 2025, meneruskan apa yang sudah dimulai pada hari pengudusan imam tahun 2024, para parokus, kuria, para vikaris dan ketua-ketua komisi mengadakan wawan hati dengan Bapa Uskup di aula CC PPU Pematangsiantar. Kegiatan yang dimulai pukul 08.30 – 12.45 diawali dengan animasi dari Bapa Uskup yang menekankan sinodalitas, kerja sama dan keakraban para imam di paroki. Ada banyak tantangan yang harus disadari dan dihadapi bersama-sama. Individualisme yang sangat ditopang oleh alat-alat teknologi, terutama smartphone membuat para imam asyik dengan dirinya sendiri dan tinggal di kamar. Kebersamaan menghilang dan prinsip jangan saling mengganggu semakin merusak kekompakan para imam. Sinodalitas adalah Penawar terbaik bagi virus yang semakin menggerogoti kodrat manusia sebagai makhluk sosial yang selalu rindu untuk ada dan duduk bersama. Dalam kerangka animasi ini para imam menyampaikan sejumlah pertanyaan praktis kepada Bapa uskup. Dengan sikap kebapaan yang lembut Bapa uskup menanggapi setiap pertanyaan yang diajukan para imam demi kemajuan paroki dan unit pelayanannya masing-masing. Suasana akrab mewarnai acara wawan hati ini. Semoga kegiatan seperti ini semakin menyemangati para imam dan Bapa Uskup sebagai gembala agung.
    99Selasa, 15 April 2025Pada 15 April 2025, pukul 16.30 dirayakan Misa Krisma yang dipimpin oleh Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap di gereja paroki Jl. Sibolga Pematangsiantar. Perayaan agung ini menunjukkan kesatuan imamat semua imam dengan uskup. Imam yang ikut berkonselebrasi sebanyak 295 orang disemangati oleh umat yang dengan sangat baik menganimasi perayaan ekaristi. Bapa uskup mengarisbawahi peran imam sebagai pembebas umat yang tertekan dengan memberi waktu untuk mendengarkan umat. Imam bukanlah penguasa Rohani, melainkan pelayan umat yang dituntun oleh Roh kudus. Para imam diajak untuk semakin menampakkan kesatuannya yang intim dengan Allah sebagai kekuatan utama dalam setiap pelayanannya. Semoga melalui pelayanan imamat kebaikan dan Rahmat Allah dilihat oleh orang buta, didengar oleh orang tuli dan diwartakan oleh orang bisu.
    100Senin, 14 April 2025Pada 14-15 April 2025 semua imam di Keuskupan Agung Medan berkumpul bersama Bapa Uskup Agung Medan di CC-PPU Pematangsiantar untuk mengikuti rangkaian acara hari pengudusan imam yang dipersiapkan dengan baik oleh Tim Ongoing Fromation Keuskupan Agung Medan. Acara diawali dengan perkenalan imam dan diakon yang baru berkarya di keuskupan Agung Medan lalu diteruskan dengan masukan dan informasi dari Bapa Uskup. Untuk memasuki permenungan tentang imamat dan karya para imam di Keuskupan, RP. Nasarius Rumairi SX sebagai pemimpin menyajikan dengan menarik dan mendalam tema rekoleksi “Gereja bermisi: semangat dan strategi babak II.”Berdasarkan pengalamannya bermisi di Afrika, pastor Nattye mengajak para imam untuk selalu bersemangat melayani dan menyapa umat dalam setiap situasi yang dihadapinya. Ada imam yang sudah kelelahan dan kehabisan tenaga, sakit fisik dan dimakan usia, semangat mulai memudar. Tetapi Tuhan menguatkan dan menyembuhkan. Kita bangkit lagi oleh kekuatan kerahiman Tuhan.
    101Kamis, 10 April 2025Ikatan Dosen Katolik Keuskupan Agung Medan yang terbentuk pada 6 April 2025 datang beraudiensi kepada Uskup Agung Medan di Gedung Catholic Center Medan pada 10 April 2025. Kelompok kategorial ini memperkenalkan dirinya sebagai wadah kegiatan pastoral Keuskupan Agung Medan terutama dalam bidang intelektual. Ikatan dosen ini diketuai oleh Profesor Kimberly, dosen di LLDikti yang ditempatkan di Universitas Islam Sumatera Utara UISU. Wakilnya ialah Dr. Bonar Raja Purba. Turut hadir bersama mereka para pengurus organisasi yang semuanya berprofesi sebagai dosen di berbagai perguruan tinggi di wilayah KAM. Patut kita dukung inisiatif para dosen katolik untuk berpartisipasi dalam karya kerasulan gereja, secara khusus di keuskupan agung Medan. Inisiatif ini sangat diaprsiasi oleh Bapa Uskup dan berharap agar mereka merasul di perguruan tingginya masing-masing dengan menjadi dosen yang hidup dan bersikap menghasilkan buah-buah Roh. “Hadir dan tampillah sebagai dosen yang sungguh berkarakter Katolik, yang selalu ingin membantu mahasiwa-mahasiswi, bukan sebaliknya mempersulit urusan kemahasiswaan,” demikian pesan Bapa Uskup kepada ikatan ini. Para pengurus akan dilantik oleh Bapa Uskup pada bulan Mei 2025, setelah menyempurnakan draf Anggaran Dasar yang telah disusun berdasarkan anggaran dasar Ikatan Dosen Katolik Indonesia.
    102Rabu, 09 April 2025Semangat sinodalitas mengajak kita untuk mampu mendengarkan. Dalam semangat ini, permohonan Top Manager PT. TPL Tbk untuk beraudiensi kepada Uskup Agung Medan dijawab positif oleh Bapa Uskup dengan mengundang para Vikep teritorial dan Parokus di wilayah di mana lahan PT. TPL Tbk berada hadir dalam pertemuan yang diadakan pada 9 April 2025 di ruang DEPKAM, Lt. 3 Catholic Center Christosophia. Setelah menjelaskan legalitas operasional perusahaan, Bpk. Jandre Salomoan Silalahi, direktur PT. TPL memaparkan luas lahan yang sudah digarap oleh perusahaan dan konflik-konflik yang sedang dihadapi dan usaha penyelesaiannya. Konflik mengakibatkan pasokan kayu ke pabrik tidak bisa dipenuhi sehingga operasional pabrik harus dihentikan sejak 29 Desember hingga 11 Mei 2025. Berdasarkan pandangan moral ekologis Gereja Katolik sebagaimana digariskan dalam ensiklik Paus Fransiskus tentang bumi adalah rumah kita bersama, Bapa Uskup bersama para pastor menyoroti perusakan alam yang diakibatkan oleh TPL dan konflik yang sangat merugikan masyarakat. Secara tajam disoroti strategi penyelesian konflik yang ditempuh oleh pihak managemen PT TPL dengan mengandalkan Pam Swakarsa untuk mendiamkan masyarakat. Seharusnya jajaran direksi dan manager PT. TPL mengadakan pendekatan PADIATAPA dalam penyelesaian konflik. Sangat disayangkan bahwa Direktur PT. TPL menuntut surat tanah dari masyarakat sebagai bukti bahwa lahan yang dipermasalahkan adalah tanah masyarakat sambil mengandalkan surat yang dimiliki oleh PT sebagai bukti hak mereka untuk mengolah tanah tersebut. Sebagai tindak lanjut dari audiensi ini, Keuskupan akan membentuk sebuah tim yang terdiri dari tiga orang untuk merumuskan apa yang bisa dilakukan demi konservasi alam dan kesejahteraan masyarakat. PT. TPL akan membentuk tim yang berjumlah sama untuk berdiskusi dengan tim Keuskpan Agung Medan.
    103Minggu, 06 April 2025Pada hari Minggu, 6 April 2025 menjadi hari yang penuh sukacita dan bersejarah bagi umat stasi Santo Petrus dan Paulus Resdes Raden Paroki Santa Lusia, Salak. Pada hari ini, gereja yang telah lama dinantikan akhirnya diberkati oleh Bapa Uskup Agung Medan dalam suatu perayaan Ekaristi yang penuh hikmat dan sukacita. Setelah itu, Bapa Uskup menerimakan sakramen penguatan kepada umat di paroki ini. Semoga para penerima karunia Roh Kudus ini semakin berakar dalam iman dan tampil dewasa sebagai terang dan garam di tengah dunia.
    104Jumat, 04 April 2025“Saudara-saudari masa Prapaskah bukan sekedar waktu untuk menghindari dosa, tetapi juga untuk membentuk kekuatan jiwa agar tetap setia meski menghadapi salib dan penderitaan. Di ujung salib ada kebangkitan. Dalam masa tobat ini, mari kita perbarui komitmen kita untuk hidup benar bukan demi pengakuan dunia, tetapi demi kesetiaan dan demi jawaban kita atas kasih Allah yang begitu besar kepada kita. Kalau dunia bertanya, mengapa kamu setia? Jawablah dengan rendah hati karena Tuhan tidak pernah meninggalkan Aku.” Pesan mendalam ini disampaikan oleh Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap dalam homilinya yang disampaikan pada perayaan Ekaristi Jumat, 4 April 2025 di Gereja Katedral setelah diawali dengan kegiatan devosi jalan salib. Penghayatan perayaan iman diperdalam oleh alunan lembut musik sasando yang sengaja dipakai untuk mengiringi liturgi suci.
    105Rabu, 02 April 2025Kuria Keuskupan Agung Medan tersenyum menyambut kehadiran dua suster sebagai jajaran personalia masing-masing di komisi keluarga dan managemen pengelolaan gedung Catholic Center pada 2 April 2025. Mereka ialah Sr. Morianita FSA dan Sr. Hilaria KSSY. Kehadiran Sr. Hilaria akan memastikan berjalannya dengan baik penyediaan konsumsi bagi tamu Catholic Center dan pegawai kuria dan komisi. Bapa Uskup secara khusus menyampaikan terima kasih kepada kongregasi FSA dan KSSY yang telah menanggapi permintaan personalia yang sangat dibutuhkan. Semoga pelayanan dan pengabdian yang diemban oleh kedua suster ini berjalan dengan baik sebagai menjadi wujud nyata kasih dan pelayanan bagi Gereja dan masyarakat. Selamat mengabdi!
    106Maret 2025
    107Minggu, 30 Maret 2025Tim Kaderisasi Awam Keuskupan Agung Medan mengadakan Latihan Kepemimpinan Kristiani (LKK) pada 28 Maret - 1 April 2025 di Gedung Catholic Center Christosophia. Kegiatan ini bertujuan untuk membekali kader-kader keuskupan agar siap berkarir sebagai perwira TNI, Polri atau pegawai pemerintahan. Dukungan kuat bagi pelatihan ini diberikan Bapa Uskup dengan merayakan Ekaristi bersama seluruh peserta pada 30 Maret 2025. Identitas kader Katolik ditentukan oleh kasih Allah sebagai fondasi pembangunan karakter yang kokoh. Menyadari diri dicintai tanpa batas oleh Allah menjadi kekuatan untuk menghadapi tantangan hidup dengan rendah hati dan percaya diri yang kokoh. Berdasarkan pesan ini, Bapa Uskup menyemangati mereka dengan seruan, “Bangkitlah anak muda, masa depanmu cerah karena Bapa di surga besertamu, jangan takut selalu ada harapan baru.”
    108Sabtu, 29 Maret 2025Wajah Gereja ditampakkan secara nyata dalam pelayanan karitatif yang dikoordinir oleh Yayasan Caritas Keuskupan Agung Medan. Unit pelayanan ini melangsungkan rapat Tri Organ pada 29 Maret 2025 di lantai 2 gedung Catholic Center Medan. Rapat ini melaporkan dan mengevaluasi program yang sudah direalisasikan sepanjang tahun 2024 dan merumuskan langkah-langkah strategis demi peningkatan pelayanan karitatif di wilayah KAM. Turut dipaparkan dalam pertemuan ini pekerjaan divisi-divisi pada tahun 2024 itu. Divisi tanggap darurat bencana melakukan banyak kegiatan pemulihan sosial ekonomi di Simangulampe. Divisi kesehatan yang terdiri dari dua bagian, yaitu rehabilitasi narkoba di Lubuk Pakam dan pencegahan HIV yang hadir di lima kabupaten. Yang terakhir ini erat terkait dengan divisi pastoral migran perantau yang bekerja untuk menangani korban yang datang dari Kamboja dan Kuala Lumpur. Yayasan juga mengadakan fundraising untuk menunjang keberlangsungan Yayasan Caritas KAM. Semua usaha ini dirangkumkan dalam RKAT 2025. Yayasan Caritas berperan sebagai unit pelayanan gereja kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan.
    109Rabu, 26 Maret 2025Keuskupan Agung Medan, diwakili oleh RP. Joseph Lesta Pandia bersama dua suster SFD, menghadiri undangan sosialisasi dan rapat Paskah Nasional 2025 pada Rabu, 26 Maret 2026 di aula RSU Advent Medan. Perayaan Paskah Nasional 2025 akan diadakan di kota Medan, Sumatera Utara yang diselenggarakan oleh Forum Umat Kristiani Indonesia (FUKRI). Keikutsertaan Gereja Katolik dalam Forum ini diwakili oleh KWI yang ditandatangani oleh Romo Aloysius Budi Purnomo. Penyelenggaraan Paskah Nasional 2025 sepenuhnya ditanggungjawabi oleh Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK). Direncanakan pada 24-26 April 2026 akan diadakan Napak Tilas Kekristenan di Sumatera Utara; 15-16 Mei 2025 diisi dengan kegiatan Parade, Jalan Salib, Pelayanan Kesehatan, Pameran UMKM di Medan serta Perayaan Puncak Paskah Nasional 2025 di GBI Rumah Persembahan, Medan. Semoga perayaan ini berjalan dengan baik demi kemuliaan Tuhan yang bangkit.
    110Sabtu, 22 Maret 2025Bapa Uskup mengikuti Pertemuan para Uskup Regio Sumatera di Bengkulu dari 22 Maret - 27 Maret 2025
    111Jumat, 21 Maret 2025Patut diacungkan jempol kepada Bpk. Roni Sitanggang, kepala BPN Serdang Bedagai, bersama staffnya yang datang berkunjung kepada Bapa Uskup pada 21 Maret 2025, didampingi oleh Parokus Sei Rampah, RP. Bernardus Yusa Bimo OSC, untuk menyerahkan secara langsung kepada Bapa Uskup 47 sertifikat hak milik atas tanah gereja yang tersebar di wilayah kabupaten Serdang Bedagai. Proses sertifikasi yang sepenuhnya tanpa pungutan biaya merupakan wujud nyata dukungan pemerintah terhadap legalisasi aset-aset Gereja. Kepastian status hukum tempat ibadah menjamin keamanan kegiatan peribadatan. Apresiasi tinggi disampaikan Uskup Agung Medan kepada pihak BPN kabupaten Serdang Bedagai yang telah bekerja keras dalam menyelesaikan sertifikat tersebut. Penyerahan sertifikat ini adalah dukungan pemerintah bagi eksistensi gereja Katolik di wilayahnya.
    112Rabu, 19 Maret 2025Pada tanggal 19 Maret 2025, Bapa Uskup Agung Medan meluangkan waktu untuk duduk bersama para pengurus Yayasan Harapan Penuh Rahmat di kantor Yayasan, Pematangsiantar. Pertemuan yang penuh semangat keterbukaan ini adalah momen berahmat bagi para pengurus Yayasan untuk menyampaikan laporan mengenai strategi pelayanan di Rumah Sakit Harapan. Langkah-langkah strategis telah ditempuh guna meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pekerjaan bangunan yang telah selesai dan proyek yang masih dalam tahap pengerjaan dilakukan sebagai bagian dari langkah strategis yang dimaksudkan. Kehadiran Gembala ini memberikan semangat berkobar-kobar bagi para pengurus Yayasan dan semua pegawai yang menjalankan kerasulan bidang Kesehatan di unit pelayanan ini. Semoga semua mendapatkan berkat darinya.
    113Selasa, 18 Maret 2025Kapitel Umum ke-9 Kongregasi Suster KYM telah berlalu menandai tonggak baru dalam perjalanan hidup bakti para suster. Sebagai ungkapan dukungan dan kasih pastoral, pada 18 Maret 2025, Bapa Uskup Agung Medan datang ke Samadi Vincent untuk memberikan ucapan selamat kepada dewan pimpinan kongregasi KYM yang baru terpilih. Kehadiran beliau menjadi tanda keakraban dan perhatian gereja terhadap perjalanan hidup membiara para suster. Dengan penuh sukacita, Bapa Uskup menyampaikan apresiasi atas dedikasi para suster serta berkat bagi dewan pimpinan yang baru agar senantiasa dikobarkan hatinya dalam pengabdian. Momen ini disemarakkan oleh pemberian salam hangat para suster kepada pimpinan baru sebagai wujud saling meneguhkan satu sama lain dalam semangat sinodal.
    114Senin, 17 Maret 2025Tim OGF Imam Diosesan se-regio Sumatera telah menyiapkan segala sesuatu untuk kegiatan studi imam diosesan usia 12-20 tahun Imamat yang diadakan pada 17-19 Maret 2025 di Seminari Tinggi St. Petrus dan CC-PPU Pematangsiantar. Mgr. Kornelius Sipayung memimpin perayaan Ekaristi pembukaannya di Kapel Seminari Tinggi Santo Petrus Pematangsiantar. Diinspirasi oleh Injil Matius 23:1-12, Bapa Uskup, dalam homilinya, mengundang para imam untuk kembali ke jantung pelayanan imamat. Kemurahan hati Allah menjadi teladan dan undangan bagi para imam untuk memberi diri, memberi tenaga, memberi waktu, mengampuni penuh kasih. Pertemuan OGF sekali dalam empat tahun ini merupakan tungku pembaruan, tempat untuk membiarkan Roh Kudus meniupkan kembali semangat pelayanan yang datang dari hati. Semoga para imam kita semakin disegarkan dalam pelayanan kasih yang murah dan rendah hati.
    115Minggu, 16 Maret 2025Pada 16 Maret 2025, bertempat di rumah duka di Kisaran, Uskup Agung Medan mempersembahkan Misa Requiem bagi ayah tercinta dari Pastor John Paul Siboro, yang telah berpulang ke rumah Bapa di Surga pada 13 Maret 2025. Turut berkonselebrasi dalam perayaan Ekaristi ini, banyak imam dari berbagai tempat. Penghiburan dan peneguhan iman kepada keluarga disampaikan oleh Bapa Uskup dengan mengambil pesan mendalam dari Sabda Bahagia, Matius 5: 1-12. Semoga doa-doa yang kita panjatkan menghantar arwah bapak Dima Damianus Siboro kepada pangkuan Bapa di surga. Kehadiran Bapa Uskup, para imam, para suster, frater dan umat kiranya memberikan penghiburan yang sangat dibutuhkan oleh keluarga yang ditinggalkan.
    116Sabtu, 15 Maret 2025Rapat Tri Organ Yayasan Karya Kasih Medan pada 15 Maret 2025, dilaksanakan di lantai 2 gedung Catholic Center Medan. Yayasan Karya Kasih Medan merupakan organisasi yang dikenal luas karena dedikasinya dalam mengelola Panti Jompo Karya Kasih, sebuah fasilitas perawatan bagi lanjut usia. Sebagai lembaga sosial, Panti Jompo Karya Kasih membuka pintu bagi para manula dari berbagai latar belakang. Demi komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para lansia, selain menyediakan perawatan fisik, komunitas ini juga mendukung kesejahteraan emosional dan spiritual bagi para lanjut usia. Pelaksanaan komitmen ini dilaporkan dalam rapat yang berdurasi hampir setengah hari. Semoga karya sosial ini semakin berkembang menampakkan kasih Allah kepada para lansia.
    117Sabtu, 15 Maret 2025Dalam semangat sinodalitas dan ensiklik Fratelli Tutti dari Paus Fransiskus, Komisi HAK Keuskupan Agung Medan menghadiri undangan Buka Puasa Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan bersama Forkopmda, KPU, Bawaslu, Anggota DPRD Kota Medan. Acara kebersamaan dalam keberagaman ini diadakan pada Jumat, 14 Maret 2025 di rumah dinas Wali kota Medan sebagai wujud “Medan untuk semua.” Mari bersama-sama memelihara kebersamaan.
    118Jumat, 14 Maret 2025"Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu” (Luk 10:2). Pada 14 Maret 2025, Gereja Paroki Santo Yosep Delitua dipenuhi sukacita atas perayaan Ekaristi Tahbisan Diakonat 6 frater dari Ordo Fratrum Minorum Conventualium yang dipimpin Uskup Agung Medan. Para diakon dipanggil dan diutus untuk menjadi pelayan altar yang rendah hati. Diakon adalah figur pelayan yang punya kasih. Diakon memainkan peranan hati dalam pelayanan yang rendah hati. Tahbisan diakonat bukan mengangkat, melainkan menurunkan si tertahbis satu tangga ke bawah agar mampu melayani umat Allah dalam kerendahan hati. “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mat 20:28). Selamat melayani!
    119Kamis, 13 Maret 2025Pada tanggal 13 Maret 2025, komunitas Sant Egidio datang menemui Bapa Uskup Agung Medan di Gedung CC Medan. Komunitas ini didirikan di Roma pada 1968 oleh sekelompok pelajar Katolik yang dipimpin oleh Andrea Ricardi. Sant’ Egidio menghidupi tiga pilar utama dalam pelayanannya, yakni doa setiap hari, persahabatan dengan kaum miskin dan komitmen terhadap perdamaian. Berakar dari semangat Injil, komunitas ini hadir di tengah masyarakat melalui berbagai bentuk pelayanan karitatif, seperti memberi makan para tunawisma, mendampingi para lansia, mengajar anak-anak miskin, memperjuangkan hak sipil bagi anak-anak tanpa akta lahir, serta terlibat dalam mediasi perdamaian di negara-negara konflik. Sant’ Egidio juga dikenal sebagai pelopor gerakan global untuk Penghapusan Hukuman Mati. Nonviolence adalah prinsip yang mendasari semua aktivitasnya. Semoga kehadiran kelompok Sant’Egidio semakin dirasakan di wilayah Keuskupan Agung Medan.
    120Kamis, 13 Maret 2025Tanggal 13 Maret 2025, sekelompok peziarah rohani dari Serawak, Malaysia datang berkunjung ke Gedung CC Medan untuk bertemu dengan Uskup Agung Medan. Di ruang pertemuan lantai 3, para peziarah memiliki kesempatan istimewa untuk duduk dan berbincang bersama Bapa Uskup dalam suasana hangat. Kepada kelompok ini, Bapa Uskup memperkenalkan sekilas tentang Keuskupan Agung Medan dan dinamika pelayanan pastoralnya. Sesi bincang-bincang dilanjutkan dengan kunjungan ke kantor-kontor pelayanan kuria keuskupan. Kunjungan ini menjadi momen berharga yang memberikan kepada mereka wawasan baru dan kesempatan untuk mempererat persaudaraan dalam iman.
    121Rabu, 12 Maret 2025“Untung ada audiensi.” Demikian kiranya ungkapan hati para suster Figlie di Sant’Anna, (FSA) yang berubah nama secara resmi dari DSA (Daughters of Saint Anne) sejak 3 Februari 2025, yang datang kepada Bapa Uskup dalam rangka audiensi pada 12 Maret 2025 di lantai 2 Gedung Catholic Center. Karisma Istituto Figlie di S. Anna ialah mengidentifikasikan diri dengan Kristus yang miskin yang dihidupi dalam tiga pilar yakni, kemiskinan hati, semangat kekeluargaan dan dedikasi keibuan. Keunikan kongregasi ini terletak pada karismanya yang sejak awal bersifat pastoral dan sosial. Beralih dari bentuk kerasulan tradisional seperti sekolah dan rumah sakit yang sempat menjadi model karyanya, kongregasi ini merangkul gaya misi yang memungkinkannya untuk lebih dekat dengan umat Allah melalui pendampingan formatif dan pelayanan solidaritas. Para suster sungguh-sungguh mendedikasikan diri sepenuhnya pada pelayanan pastoral, terutama perawatan orang sakit, katekese, apostolat keluarga dan pendampingan kaum muda. Bapa Uskup menyambut hangat keunikan kongregasi ini dan meminta mereka bekerja untuk bidang pastoral di Keuskupan Agung Medan.
    122Selasa, 11 Maret 2025Pada 11 Maret 2025, Uskup Agung Medan, Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap, memimpin perayaan Ekaristi pembukaan kapitel IX kongregasi KYM dalam suasana yang penuh hikmat di Kapel Samadi Vincent Pematangsiantar. Bagi kongregasi religius, kapitel adalah perayaan agung persaudaraan yang dirayakan secara periodik untuk membicarakan hal-hal yang penting dalam kehidupan kongregasi, terutama penghayatan spiritualitas kongregasi. Dalam kapitel ini para suster KYM juga akan mengadakan pemilihan pimpinan dan dewan pimpinan yang baru. Semoga Roh Kudus menemani dan menuntun para suster sepanjang perayaan kapitel ini.
    123Senin, 10 Maret 2025Pada 10 Maret 2025, dalam rangka peringatan hari jadi kabupaten Toba ke 26, Mgr. Kornelius Sipayung tampil sebagai pengkotbah pada kebaktian umum yang diselenggarakan oleh Pemkab Toba di lapangan Sisingamangaraja, Balige. Kabupaten Toba maju, sejahtera dan berkelanjutan; maju daerahnya, sejahtera rakyatnya dan berkelanjutan pembangunannya. Inti tema dan subtema perayaan syukur ini bisa terwujud apabila masyarakat dan pemerintah bekerja sama dalam usaha mengutamakan kepentingan umum dan menjaga lingkungan sumber daya alam untuk generasi mendatang. Kemajuan kabupaten Toba yang mampu menyejahterakan rakyat melalui pembangunan yang berkelanjutan menuntut mentalitas pemerintah yang mengedepankan kepentingan rakyat. Paus Fransiskus berkata bahwa pemimpin yang baik bukanlah yang mencari keuntungan sendiri, tetapi yang mengutamakan kesejahteraan rakyatnya. Pemerintah harus menjadi penjamin harmoni dalam kehidupan masyarakat. Pesan ini sungguh ditekankan Bapa Uskup dalam homilinya. Semoga pemerintah memiliki integritas yang tinggi. Selamat merayakan hari jadi kabupaten Toba yang ke 26.
    124Minggu, 09 Maret 2025Uskup ke Balige
    125Kamis, 06 Maret 2025DEPKAM di CC dan dilanjutkan KONSULKAM di hari terakhir (6-8 Maret)
    126Selasa, 04 Maret 2025Setelah dilantik menjadi Wali Kota Medan periode 2025-2030, Rico Tri Putra Bayu Waas menyampaikan pidato perdana di rapat paripurna DPRD Kota Medan pada 4 Maret 2025. Keuskupan Agung Medan dihadiri oleh komisi kerawam. Dalam pidatonya, Bapak Walikota berjanji akan menjadikan Medan yang berbudaya, energik, Medan yang ramah, tertib, unggul dan Medan yang aman serta humanis. Keberagaman harus dihargai dan dipelihara. Kota Medan harus dijauhkan dari perilaku-perilaku intoleran yang berpotensi memecah masyarakat. Medan adalah kota inklusif yang merangkul semua orang. “Program prioritas kami ke depan adalah melaksanakan Universal Health Coverage (UHC) Premium, melakukan digitalisasi UMKM, pemerataan ketersediaan sekolah dari jenjang SD menuju SMP serta membangun SMP unggulan di Kota Medan. Kami akan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat berbasis teknologi informasi dengan memanfaatkan platform digital yang umum digunakan oleh masyarakat Kota Medan.” Keuskupan Agung Medan mendukung pelaksanaan program Bapak Walikota.
    127Senin, 03 Maret 2025Pada hari Senin, 3 Maret 2025, Gedung CC Medan menjadi saksi temu ramah antara Pimpinan Sinode Gereja Kristen Protestan Simalungun yang diketuai oleh Ephorus GKPS dan Uskup Agung Medan didampingi oleh beberapa pastor di Keuskupan Agung Medan. Dalam rangka diakonia, GKPS ingin menjalin kerja sama dengan Gereja Katolik, menyatakan keprihatinan terhadap realitas hidup masyarakat masa kini. Bahasan utama dalam pertemuan ini ialah mengenai rencana GKPS menjaga hutan Sigiring-giring sebagai pusat ekowisata berbasis kerakyatan.
    Menurut kisahnya, seorang misionaris yang bernama Pdt. Guillaume mengalami penolakan dari masyarakat. Ketika menghadap Raja Purba, dia diperintahkan untuk tinggal sendirian di dalam hutan tersebut. Ternyata dia berhasil hidup di hutan yang terkenal angker pada masa itu. Setelah itu banyak umat yang menerima pesan Injil dalam gereja GKPS. Sejak 2003, tepat pada perayaan 100 tahun Injil di Simalungun, GKPS hendak membangun menara salib di hutan tersebut. Hutan seluas 50 ha ini dikelola oleh GKPS dengan membentuk kelompok tani untuk menanam kopi. Pimpinan Sinode GKPS hendak menjalin kerja sama dengan Keuskupan Agung yang juga sedang membangun lokasi Wisata Rohani Urung Ompung Dolog di Nagapane. Didorong oleh semangat ensiklik Laudato Si', Bapa Uskup menyatakan keterbukaannya untuk bekerja sama. Dibutuhkan waktu untuk mematangkan rencana dan menyusun proposal yang jelas. Setelah itu kita akan berdiskusi kembali untuk mengkonkretkan bentuk kerja sama.
    128Minggu, 02 Maret 2025Menjawab antusiasme Panita Pembangunan Pastoran Binjai yang datang beraudiensi kepada Bapa Uskup pada 6 Februari 2025. Mgr. Kornelius Sipayung merayakan Ekaristi dalam rangka peletakan batu pertama pembangunan Pastoran Paroki St. Maria Bunda Pertolongan Abadi Binjai pada Minggu 2 Maret 2025. Memanfaatkan momen berahmat ini, Bapa Uskup dalam homilinya mengajak umat Allah untuk melihat ke dalam hati. ”Mari kita periksa gudang hati kita. Mari kita periksa brankas hati kita. Mari kita periksa perbendaharaan inventaris hati kita. Apa yang kita simpan dalam hati kita akan menentukan bagaimana kita berbicara, bertindak, berperilaku, dan bereaksi. Mari memenuhi hati dengan kasih. Hati yang luka obatilah dengan pengampuan.” Rahmat Ekaristi menuntun para pastor dan semua umat yang hadir bersama Uskup Agung Medan bergegas menuju lokasi untuk meletakkan batu pertama di samping gereja paroki. Kasih sejati sebagai dasar setiap karya pelayanan dan pembangunan menjadi modal utama dalam memulai pembangunan ini hingga selesai.
    129Februari 2025
    130Jumat, 28 Februari 2025Audiensi adalah pertemuan rutin yang diadakan setiap tahun, khususnya antara kongregasi diosesan dengan Bapa Uskup. Audiensi menyadarkan para suster sebagai bagian dari Gereja demi membangkitkan semangat sinodalitas; Uskup semakin mengenal para suster dan spiritualiasnya. Berdasarkan pengenalan yang memadai, Uskup bisa menjaga penghayatan spiritualitas kongregasi dan melalui moderator uskup hadir dalam kongregasi. Atas dasar ini, pada Jumat, 28 Februari 2025 jam 11.00 WIB DPU Kongregasi FSE hadir di kuria keuskupan untuk bertemu dengan Bapa Uskup. Dalam pertemuan puteri dan Bapak ini, para suster melaporkan keadaan kongregasi dan penghayatan para anggotanya akan spiritualitas kongregasi yang dirangkum dalam empat pilar: Kasih, menyembuhkan, kepedulian dan keberpihakan pada orang-orang kecil dan menderita, dan Salib sebagai penjabaran dasar hidup kongregasi, “Ketika aku sakit kamu melawat Aku.” Salah satu poin yang disampaikan kepada Bapa Uskup ialah rencana perayaan 100 tahun FSE di Indonesia sebagai momen refleksi bagi para suster. Seraya mendukung rencana FSE ke depan, Bapa Uskup meminta dengan sangat agar penghayatan spiritualitas kongregasi ditularkan kepada para pegawai dan semua orang yang bersentuhan dengan kongregasi. Keterlibatan kongregasi dalam karya pastoral keuskupan hendaknya ditampakkan dengan menyediakan personalia. Kerasulan harus mendominasi hidup dan karya kongregasi.
    131Jumat, 28 Februari 2025Kerinduan mendalam untuk bertatap muka dan berbicara dengan Bapa Uskup menjadi oleh-oleh yang dibawa para suster KSFL dalam audiensi pada Jumat, 28 Februari 2025 di ruang pertemuan lantai 2 Catholic Center Medan. Sebagai kongregasi diosesan, DPU Suster KSFL melaporkan kepada Uskup Agung Medan kehidupan dan penghayatan spiritualitas kongregasi dalam diri anggota kongregasi baik secara pribadi maupun secara bersama dalam komunitas. Refleksi dan dasar perjalanan KSFL untuk periode 2023-2027 dibingkai dalam tema "Membangun Komunitas Kasih dalam Relasi Intim dengan Allah yang Bermuara pada Peningkatan Kualitas Pelayanan”. Tema ini dijabarkan dalam subtema “berjalan bersama Yesus dalam komunitas apostolik”. Tema dan subtema ini diselaraskan dengan Fokus Pastoral KAM 2025, yaitu Gereja yang bermisi. Intinya ialah doa pribadi dan bersama. Doa adalah fondasi bagi kedua unsur hidup KSFL, yaitu persaudaraan dan karya. Doa adalah tali pengikat persaudaraan yang memberikan buah dalam karya. Akar setiap permasalahan dalam komunitas dan karya adalah kelalaian dalam doa.
    Sebagai bapa bagi para puteri-puterinya, Uskup Agung Medan mendukung semua usaha DPU untuk menyemangati para suster dalam menghidupi spiritualitasnya. Pada waktu yang sama, Bapa Uskup meminta agar kehadiran kongregasi dalam karya-karya keuskupan ditambah lagi dengan mengutus personalia yang sangat dibutuhkan oleh keuskupan. Unsur kerasulan hendaknya mendominasi hidup dan karya kongregasi. Diawaskan agar kongregasi tidak condong pada profesionalitas yang merupakan ciri aktivitas bisnis.
    132Rabu, 26 Februari 2025Kelompok Tani Maria di Desa Tanjung Selamat Paluh Gelombang, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, binaan PUKAT KAM (Profesional & Usahawan Katolik Keuskupan Agung Medan) bersyukur kepada Allah atas capaian panen empat kali dalam setahun. Merayakan sukacita ini, Bapa Uskup Agung Medan, di sela-sela kesibukannya, hadir dalam kegiatan panen raya yang diadakan pada pada 26 Februari 2025. PUKAT yang diketuai oleh Bapak Ir. Hendry Wigin, MBA selalu setia mendampingi kelompok tani dengan memberikan bimbingan sistem bercocok tanam organik. Kehadiran Bapa Uskup didampingi oleh pastor paroki dan para undangan menunjukkan dukungan Gereja terhadap usaha pertanian berkelanjutan yang dikelola oleh umat. Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap mengapresiasi kerja keras dan mendorong para petani untuk terus mengembangkan pertanian yang ramah lingkungan yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Hasil bumi yang melimpah sebagai buah kerja keras dan inovasi manusia dialami dan diakui sebagai berkat Tuhan bagi kehidupan umat yang lebih sejahtera.
    133Minggu, 23 Februari 2025Pada Minggu, 23 Februari 2025, Vikjen KAM, RP. Michael Manurung OFMCap merayakan Ekaristi di Paroki St. Fransiskus Assisi Berastagi dalam rangka penerimaan Sakramen Penguatan, Pelantikan DPP Paroki, Rayon, Stasi dan Lingkungan serta ulang tahun ke-20 berdirinya paroki. Perayaan ini dilaksanakan di halaman gereja paroki dan dihadiri oleh seluruh umat paroki. Sakramen Penguatan secara khusus diberikan kepada para lansia dan calon-calon pengurus gereja yang akan dilantik. Semuanya berjumlah 400-an orang. Syukur dalam perayaan Ekaristi dilanjutkan dengan perayaan ulang tahun berdirinya paroki dengan penyalaan lilin dan pemotongan kue. Seluruh umat bersukacita atas pelaksanaan perayaan three-in-one hari ini. Paroki juga memberikan kenangan tali kasih kepada para pengurus gereja yang telah menyelesaikan masa pelayanannya.
    134Jumat, 21 Februari 2025Tanggal 21-25 Februari 2025, Uskup Agung Medan mendampingi kelompok peziarah rohani yang berasal dari Singapura, Penang, Surabaya dan Jakarta yang dituntun oleh JC Travel. Mereka mengunjungi sejumlah gereja di wilayah KAM dengan rute perjalanan: Medan - Pematangsiantar – Gua Maria Nagahuta – Hotel Niagara - Hutasiallagan - Sibeabea - Bukit Holbung - Gereja St. Fransiskus Assisi Berastagi - Graha Maria Annai Velangkanni – dan memuncak di Gereja Katedral Medan.
    135Rabu, 19 Februari 2025Minister Provinsial dan Dewan Penasehat serta sekretaris Ordo Kapusin Medan mengadakan audiensi kepada Bapa Uskup Uskup Agung Medan pada 19 Februari 2025 di lantai 2 Gedung Catholic Center Medan. Kapitel Biasa X OKPM, dengan tema “Mengobarkan Karisma Kapusin dalam Persaudaraan dan Misi,” memberikan mandat kepada pimpinan baru ini untuk tetap melanjutkan komitmen yang besar kepada Keuskupan Agung Medan. Menurut statistik Kapitel X, 63 saudara Kapusin bekerja full time di KAM sebagai tenaga pastoral parokial. Pada kesempatan audiensi yang penuh semangat persaudaraan ini, Bapa Uskup menitipkan pesan kepada persaudaraan, supaya semakin menganimasi semangat hidup persaudaraan dalam komunitas dan pastoran-pastoran. Dalam karya pastoral, Kapusin yang terkenal berjibaku, didorong untuk lebih terlibat dalam kehiduan umat dan bermalam di rumah. Kapusin kiranya menjadi teladan dalam sharing fasilitas; teladan dalam ketidaklekatan pada fasilitas. Sejalan dengan itu, para saudara Kapusin hendaknya pintar mengisi dan memboboti jadwal harian, mingguan, bulanan dan tahunan. Sejarah para saudara Kapusin yang dikenal sebagai apa pengakuan kiranya dihidupi juga pada saat ini. Imam wajib menjamin kerapian ruang sakristi di gereja. Kebersihan rumah dan kerapian perabot-perabotnya perlu mendapat perhatian.
    136Senin, 17 Februari 2025Rapat Tri Organ Yayasan Pendidikan Katolik Santo Yohanes Don Bosco berlangsung di lantai 2 gedung Catholic Center Medan tanggal 17-18 Februari 2025. Pengurus Yayasan melaporkan pertanggungjawaban atas kegiatan selama semester satu dan dua serta evaluasi atasnya. Banyak program yang terlaksana dengan baik, tetapi ada juga yang sedang dalam proses penyelesaian. Pengurus Yayasan yang diketuai oleh RP. Yosef Yuki Hartandi CDD, disemangati oleh Bapa Uskup sebagai ketua Dewan Pembina untuk bergerak maju mengusahakan perkembangan kerasulan gereja dalam bidang Pendidikan. Semoga YPK Don Bosco semakin mampu memenuhi tuntutan pendidikan sesuai perkembangan zaman.
    137Minggu, 16 Februari 2025Pengurus Matahari Pagi Indonesia wilayah Sumatera Utara dikukuhkan. Kerawam KAM hadir dalam acara pengukuhan pengurus ormas yang berasal dari pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ini. Semoga Ormas ini bisa berjalan bersama Gereja di wilayah Keuskupan Agung Medan dalam mewujudkan kehidupan masyarakat yang aman, tentram dan sejahtera.
    138Minggu, 16 Februari 2025Ribuan umat sangat antusias merayakan imannya bersama Bapa Uskup Agung Medan yang memimpin perayaan Ekaristi di halaman Gereja St. Petrus Tanjung Morawa dalam rangka Inaugurasi Paroki St. Ignatius Loyola Medan Tamora sebagai paroki baru. Paroki baru yang memiliki 10 stasi ini digembalakan oleh RD. Parulian Susanto Sihombing yang dilantik oleh Uskup pada hari itu juga. Ketika melantik Dewan Pastoral Paroki Harian yang masa baktinya hanya satu tahun, 2025-2026, Bapa Uskup meminta mereka menyatakan janji setianya untuk melaksanakan tugas yang dipercayakan kepada mereka. Semoga paroki baru yang sangat potensial baik dari segi iman, SDM maupun finansial ini, cepat bertumbuh menjadi gereja yang Kudus, Katolik dan Apostolik.
    139Jumat, 14 Februari 2025Kerinduan Bapa Uskup untuk memiliki tempat ziarah rohani di wilayah Keuskupan Agung Medan semakin terwujud dengan peletakan batu pertama pembangunan Taman Wisata Rohani Belas Kasih Urung Ompung Dolok di Nagapane. Acara ini diawali dengan perayaan Ekaristi mengenang 31 tahun wafatnya Ompung Dolok di Gereja St. Padre Pio, dilanjutkan dengan ziarah ke makam Ompung Dolok. Setelah itu rombongan khusus Bapa Uskup dan para penderma berangkat menuju lokasi peletakan batu pertama. Pada kesempatan ini juga diadakan penanaman pohon sebagai tanda bahwa lokasi taman wisata ini merupakan tempat untuk pelestarian alam, spirit dari ensiklik Laudato Si' dari Paus Fransiskus.
    140Selasa, 11 Februari 2025Diwakili oleh RD. Benno Ola Tage, Keuskupan Agung Medan menghadiri undangan Wali Kota Medan dalam acara Thaipusam Medan Street Festival 2025 yang diselenggarakan di Kuil Sree Soepramaniem Nagarattar, Medan. Keuskupan Agung Medan selalu menunjukkan dukungannya terhadap setiap kegiatan yang bertujuan untuk menjalin keakraban ekumenis melalui kehadirannya.
    141Sabtu, 08 Februari 2025Sukacita umat Keuskupan Agung Medan, secara khusus umat Paroki Santo Petrus dan Paulus Kabanjahe, meluap dalam perayaan penahbisan 4 Imam baru. Ribuan umat memenuhi tempat perayaan di Paroki SPP Kabanjahe, turut berdoa untuk penahbisan 3 Diakon Kapusin Medan dan 1 Diakon Diosesan. Cuaca yang cerah turut menampakkan sukacita alam ciptaan dalam menyediakan dirinya sebagai momen terbaik bagi perayaan Ekaristi Tahbisan Imam yang dipimpin oleh Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap. Berdasarkan injil Yohanes tentang gembala yang baik, Bapa Uskup menggarisbawahi bahwa Imam harus memiliki 4 kualifikasi. Imam adalah pribadi yang rela berkorban; Imam mengenal dan mengasihi domba-dombanya; Imam melindungi umat dari bahaya; dan Imam menjadi kekuatan dalam keputusasaan. Kita berdoa agar para Imam selalu mengandalkan Tuhan dan menimba kekuatan dari Tuhan.
    142Kamis, 06 Februari 2025Didampingi oleh Vikep Samosir, RP. Yanuarius Berek SVD, kepala sekolah dan staf SMAK Negeri Tarabunga Samosir mengadakan audiensi kepada Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap. Sesuai dengan nota kesepahaman yang telah ditandatangani oleh pihak KAM dan Dirjen Bimas Katolik mengenai tenaga pembina Asrama Putera dan Puteri Mawar Kasih Tarabunga, tampil sebagai juru bicara, kepala sekolah meminta agar pihak keuskupan mengutus dua biarawati dan satu biarawan sebagai tenaga pembina di asrama. Di samping itu mereka juga memohon kesediaan Bapa Uskup untuk menulis surat rekomendasi kepada para pastor paroki untuk mendukung SMAK Negeri agar mendapatkan calon siswa-siswi untuk tahun ajaran baru. Bapa Uskup berjanji akan menyediakan sesegera mungkin tenaga yang dibutuhkan. Dukungan untuk mendapatkan murid baru yang berkualitas akan diberikan dalam bentuk surat rekomendasi. Semoga SMAKN Tarabunga menjadi sekolah andalan.
    143Kamis, 06 Februari 2025Panitia Pembangunan Pastoran Binjai beraudiensi dengan Bapa Uskup di Catholic Center. Panitia mempresentasikan kepada Bapa Uskup, rencana yang akan dijalankan oleh Paroki Maria Bunda Pertolongan Abadi Binjai, antara lain pembangunan gedung pastoran, sekretariat paroki dan aula multifungsi. Lokasi pastoran yang jauh dari gedung gereja, rumah pastor yang sering banjir dan tidak higienis dari sudut tata ruang adalah beberapa alasan mendasar yang diajukan oleh panitia untuk membangun gedung pastoran baru yang dekat dengan Gereja. Uskup mendukung inisiatif panitia dan memberikan masukan yang perlu dijalankan.
    144Rabu, 05 Februari 2025Rektor, staf dan guru Seminari Menengah Christus Sacerdos (SMCS) Pematangsiantar mengunjungi Bapa Uskup di tempat kerjanya di Gedung Catholic Center Medan. Dibicarakan secara khusus dalam audiensi ini ialah persiapan Yubileum 75 tahun SMCS. Jenis-jenis kegiatan yang telah disusun dan proposal biaya mendapat persetujuan dari Bapa Uskup. Sebagai bentuk dukungan dan penyemangatan kepada para staf seminari, Bapa Uskup memberikan tambahan biaya untuk kegiatan ziarah para guru dan staf seminari.
    145Rabu, 05 Februari 2025Dewan Pimpinan Umum Kongregasi Suster Santo Yosep (KSSY) yang baru terpilih dalam Kapitel ketujuh November 2024 lalu, mengadakan audiensi resmi kepada Bapa Uskup Agung Medan di Gedung Catholic Center Medan. Pada kesempatan ini para suster mengajukan program kerja yang akan dilaksanakan dalam periode empat tahun ke depan. Program ini merupakan penjabaran dari tema kapitel, Bersama Bertransformasi Sebagai Citra Allah. Bapa Uskup menegaskan kembali agar tema ini sungguh-sungguh menjadi spirit dari setiap program yang telah disusun dengan baik. Kebersamaan dalam hidup komunitas, doa dan karya harus menjadi perjuangan utama kongregasi. Sebagai bapa, Uskup menyemangati para suster untuk selalu berbuat yang terbaik dan memberi yang terbaik kepada keuskupan.
    146Senin, 03 Februari 2025Hari Hidup Bakti di KAM dirayakan pada Senin, 3 Februari 2025, yang seyogianya jatuh pada 2 Februari 2025. Bapa Uskup dalam homilinya yang diambil dari kisah Yesus dipersembahkan dalam Bait Allah, menggarisbawahi bahwa makna perayaan ini sebagai momen istimewa untuk mempersembahkan diri kembali kepada Tuhan dalam semangat pelayanan dan pengabdian. Para pengkaul hidup bakti menjadi sebuah kesaksian nyata bahwa “hidup kita adalah peziarahan dalam pengharapan. Hidup tidak selalu indah, ada tantangan, ada kelelahan. Namun seperti Simeon, kita tetap menantikan dengan sabar penggenapan janji Tuhan dengan mata iman. Kita dipanggil untuk menjadi terang di tempat kita diutus, terang itu bisa dinyatakan dalam doa yang mendalam, kesaksian hidup yang autentik, pelayanan yang penuh kasih bagi mereka yang terpinggirkan, terutama bagi mereka yang terancam pengharapannya. Semoga semakin setia dan mendalam.“
    147Senin, 03 Februari 2025Untuk mematangkan rencana pendirian paroki baru di wilayah Tanjung Morawa bersama RD. Parulian Sihombing, Panitia Inagurasi Paroki Tanjung Morawa menemui Bapa Uskup untuk memastikan pusat paroki baru yang akan diinagurasikan pada 16 Februari 2025. Meskipun pembahasan mengenai tempat definitif belum final, inaugurasi akan tetap dilaksanakan. Pada kesempatan ini Bapa Uskup memberikan masukan-masukan penting bagi rencana ke depan.
    148Senin, 03 Februari 2025Para Imam membutuhkan formasi dan pembinaan yang berkelanjutan. Tim OGF Diosesan regio Sumatera beraudiensi kepada Bapa Uskup Agung Medan di Gedung Catholic Center Medan. Panitia berdiskusi dengan Bapa Uskup mengenai kegiatan bina lanjut Imam Diosesan usia tahbisan 11 – 20 tahun yang akan dilaksanakan di Catholic Center (CC) PPU Pematangsiantar pada tanggal 17 hingga 21 Maret 2025. Direncanakan akan hadir 82 Imam dari enam keuskupan. Bapa uskup akan tampil sebagai narasumber dalam kegiatan bina lanjut ini.
    149Minggu, 02 Februari 2025Umat Katolik Paroki Santo Laurentius Jl. Sibolga Pematangsiantar bersyukur dalam perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Bapa Uskup Agung Medan dalam rangka pemberkatan Pastoran dan Aula Paroki. Pemberkatan ini benar-benar istimewa karena diadakan pada Hari Raya Yesus Dipersembahkan di Bait Allah. Ditempati oleh para saudara Kapusin sebagai komunitas religius, pastoran ini lebih dari pada sekadar bangunan fisik, menjadi rumah persaudaraan, tempat doa, tempat melayani dan tempat pertumbuhan iman bagi umat Allah. Selamat melayani!
    150Sabtu, 01 Februari 2025Sebagai Ketua Pembina, Uskup Agung Medan hadir dalam rapat Tri Organ Yayasan Pendidikan Katolik Santo Yoseph Medan, Pematang Siantar. Rapat ini membahas laporan dan kinerja pekerjaan yayasan selama satu semester. Bapa Uskup mengapresiasi pekerjaan pengurus yayasan dan sekaligus juga mengajak mereka untuk berpikir bagaimana untuk meningkatkan mutu sekolah ini menjadi sekolah unggul. Diharapkan supaya di setiap jenjang pendidikan tampak keunggulan dan kekhasan dari Yayasan Santo Yoseph.
    151Januari 2025
    152Jumat, 31 Januari 2025Kebesaran Allah dalam diri orang kudusnya, Santo Yohanes Bosco dirayakan bersama para pendidik, tenaga kependidikan, siswa-siswi dan organ YPK Don Bosco KAM dalam perayaan Ekaristi kudus yang dipimpin oleh Uskup Keuskupan Agung Medan, Mgr.Kornelius Sipayung didampingi oleh puluhan Imam sebagai konselebran. Bertempat di gedung MICC, Jl. Gagak Hitam 7 Medan, puncak pentas seni dan budaya yang dihadiri oleh ribuan hadirin, menyemarakkan seluruh rangkaian acara syukur ini. Dalam homilinya, Bapa Uskup menggarisbawahi bahwa misi pendidikan bukan hanya mempersiapkan murid untuk sukses secara akademik, tetapi juga membentuk mereka menjadi pribadi yang bertanggung jawab, kokoh dan berkarakter katolik. YPK Don Bosco bertanggung jawab menempa calon-calon pemimpin yang beriman militan dan unggul dalam kasih. Diingatkan kembali ajaran Don Bosco bahwa pendidikan yang hanya mengejar prestasi tanpa kasih akan menghasilkan generasi yang cerdas tetapi egois demi kepentingan diri sendiri. Para pendidik dan tenaga kependidikan bekerja sambil mentransfer ilmu, berjuang menanamkan kebijaksanaan hati yang penuh kasih. Selamat berpesta.
    153Kamis, 30 Januari 2025Bapa Uskup melakukan pertemuan KONSULKAM ke-44 di Catholic Center pukul 08:30 WIB sampai selesai.
    154Rabu, 29 Januari 2025Ucapan bahagia dan harapan memperoleh keberuntungan besar ini diucapkan oleh Uskup Agung Medan, Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap, ketika memimpin perayaan Ekaristi Syukur atas Tahun Baru Imlek di gereja Kristus Raja, Medan didampingi oleh sejumlah Imam konselebran. Dekorasi yang memadukan unsur liturgi dan tradisi Tionghoa menghidupkan suasana gereja yang dari dirinya sendiri menyampaikan syukur umat yang sedang bergembira. “Tahun baru Imlek adalah saat untuk merenungkan perjalanan hidup, bersyukur atas berkat yang telah kita terima dan melangkah dengan iman yang teguh. Tahun Ular Kayu dan Yubileum pengharapan mengajak umat dengan bijaksana memilih jalan hidup yang benar dalam iman yang teguh.” Melalui homili ini Bapa Uskup mengajak kita untuk menjalani tahun baru ini dengan hati penuh syukur, jiwa yang diperbarui dalam kasih dan semangat yang tak tergoyahkan dalam pengharapan. Gong Xi Fa Cai!
    155Minggu, 26 Januari 2025Persiapan yang benar-benar matang membawa umat paroki Santo Fidelis Dolok Sanggul kepada puncak sukacita dalam perayaan dedikasi Gereja. Untuk merayakan sukacita ini, biarawan-biarawati dan Imam asal paroki Santo Fidelis Dolok Sanggul mengadakan reuni pada malam sebelumnya. Diketuai oleh RP. Ivo Andreas Simanullang, reuni ini sungguh meneguhkan para imam dan pengkaul hidup bakti yang banyak memberikan sumbangan doa bagi pembangunan gereja ini. Perayaan Ekaristi dedicatio diawali dengan penyambutan Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap, Uskup Keuskupan Agung Medan bersama rombongan yang ditandai dengan pengalungan bunga dan tari-tarian. Bersama ribuan umat yang hadir, Bapa Uskup sebagai selebran utama, memanjatkan syukur yang agung kepada Allah atas karyaNya yang tampak dalam kerja sama semua umat yang bahu-membahu menyelesaikan bangunan gereja megah yang menjadi tempat memanjatkan doa dan juga sebagai ikon pariwisata rohani di kota Doloksanggul. “Kita patut berbangga atas bangunan gereja ini, tetapi kita isi dengan kerendahan hati tulus demi kemuliaan Allah,” demikian Bapa Uskup mengungkapkan syukur umat Allah dalam homilinya yang dibawakan dengan bersemangat. Kehadiran Bapa Uskup hingga acara selesai sungguh menyemangati umat untuk meneruskan tahapan pembangunan selanjutnya.
    156Senin, 20 Januari 2025Bapa Uskup menghadiri Tahbisan Uskup Surabaya (20-24 Januari)
    157Sabtu, 18 Januari 2025Bapa Uskup Agung Medan memimpin perayaan Ekaristi yang penuh hikmat di Gereja Santa Klara Bekasi. Perayaan ini diselenggarakan dalam rangka perayaan Natal dan pelantikan pengurus baru Ikatan Keluarga Katolik Sumatera Utara (IKKSU).
    158Rabu, 15 Januari 2025Keuskupan Agung Medan bersyukur bersama Yayasan Widya Fraliska, milik Kongregasi FSE dalam perayaan Ekaristi Pemberkatan Gedung TK dan SD St. Fransiskus Assisi Cinta Damai yang dipimpin oleh RP. Michael Manurung OFMCap, Vikaris Jenderal KAM. Kehadiran para suster FSE, siswa-siswi, orang tua, umat, pengurus Yayasan dan pejabat pemerintahan, sekitar 400 orang menyemarakkan suasana Syukur yang mendalam. Hujan yang mengakibatkan lapangan penuh lumpur sama sekali tidak memadamkan semangat umat untuk menyatakan imannya dalam seluruh rangkaian acara yang dikemas dengan baik. Semoga sekolah ini mampu membina iman anak-anak didiknya.
    159Rabu, 15 Januari 2025Bapa Uskup menghadiri Rapat Presidium KWI di Jakarta (15-16 Januari 2025)
    160Selasa, 14 Januari 2025(15:00 WIB) Bertempat di Regale Convention International Center, Mgr. Kornelius Sipayung memimpin Ekaristi Syukuran Natal dan Tahun Baru Universitas Katolik Santo Thomas Medan. Dihadiri oleh sekitar 3000 peserta yang terdiri dari Pengurus Yayasan St. Thomas, Rektor, Para Dosen, tenaga kependidikan dan mahsiswa-mahasiswi, perayaan Syukur ini berjalan penuh hikmat. Momen Syukur ini menjadi kesempatan berahmat untuk move on, bergerak dari satu kondisi ke tempat lain dalam terang yang dibawa oleh Yesus. Sebagai. Civitas Akedemika Unika St. Thomas memiliki misi untuk membawa terang Kristus ke dalam dunia Pendidikan untuk membebaskan, membentuk individu yang sabar akan tanggung jawab sosialnya, berkomitmen untuk membawa perubahan positif. Harapan ini sungguh digarisbawahi oleh Bapa Uskup dalam Homilinya. Ayo move on!
    161Selasa, 14 Januari 2025(09:00 WIB) Menyediakan saat yang tepat bagi pastor paroki bersama ketua pelaksana DPP paroki dan Panitia Perluasan dan Pengembangan Sarana Prasarana Stasi Marindal untuk beraudiensi kepada Uskup Agung Medan di Gedung Catholic Center Medan. Panitia menyampaikan rencana penambahan lahan tanah Gereja Maria Bunda Karmel Marindal demi menjawab kebutuhan akan tempat yang layak bagi kegiatan Bina Iman Anak dan Remaja (BIAR) dan lahan parkir. Persentasi pertambahan umat yang sangat tinggi juga membutuhkan gedung gereja yang lebih besar. Bapa Uskup dengan antusias mendukung niat baik ini dan mengajak panitia untuk memberdayakan umat dalam mengupayakan pembelian lahan dan pembangunannya kelak. Demi pemanfaatan lahan yang ada, Bapa Uskup terbuka akan kemungkinan “menggeser” tanah yang ada di sekitar stasi tersebut.
    162Senin, 13 Januari 2025Bapa Uskup bertemu dengan Sr Rosangela di CC pukul 09:00 WIB
    163Minggu, 12 Januari 2025176 umat mendapat pengurapan Roh Kudus dari tangan Bapa Uskup di paroki Sidikalang melanjutkan sukacita pemberkatan gedung Karya Pastoral. Mereka yang bersukacita oleh sakramen pengutatan ini dikobarkan hatinya untuk menjadikan Yesus sebagai pusat hidupnya dan sepenuhnya berjalan seturut tuntunan Roh Kudus. Bersama meraka, kita semua membuka hati bagi bimbingan Roh Kudus yang menajdikan kita terang dunia dalam nama Kristus, Yesus.
    164Sabtu, 11 Januari 2025Menyaksikan sukacita umat Paroki Maria Pertolongan Orang Kristen Sidikalang dalam pemberkatan Gedung Karya Pastoral yang baru oleh Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap. Gedung pastoral ini menjadi lambang komitmen umat untuk mendukung misi gereja dalam pelayanan pastoral dan pemberdayaan umat. Komitmen untuk menjadikan sabda Allah sebagai pusat hidup dengan cara mendengarkan, merenungkan dan membatinkan firman Tuhan hendaknya semakin ditingkatkan di dalam gedung ini. Tak kalah penting, bangunan bagus ini kiranya menjadi tempat untuk saling menginspirasi, saling menyalakan harapan dan saling memperkuat iman.
    165Kamis, 09 Januari 2025Bapa Uskup menerima Audiensi General SOFS dari Italia, di Catholic Center Medan pukul 16:00 WIB.
    166Rabu, 08 Januari 2025Peringatan Hari Amal Bhakti Kementerian Agama RI ke 79 di kantor wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara tahun 2025 dihadiri oleh RD Benno Ola Tage. Kegiatan yang diadakan di Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara Medan diisi dengan acara Tasyakuran/resepsi. Keuskupan Agung Medan selalu mendukung kegiatan-kegiatan keagamaan terutama yang membangun kerukunan umat beragama sebagai wujud sinodalitas gereja.
    167Selasa, 07 Januari 2025Bapa Uskup diwakili oleh RD Parulian Susanto Sihombing yang telah dilantik menjadi pasyanmilpol menghadiri undangan perayaan natal bersama KASAD di wilayah Kodam I/BB pada di Regale International Convention Center, Medan.
    168Senin, 06 Januari 2025Bapa Uskup Agung Medan mengadakan pertemuan bersama para vikaris episkopalis di Desa Tuktuk Samosir. Kegiatan ini merupakan agenda tahunan untuk menyusun rencana kerja pastoral Keuskupan Agung Medan sepanjang tahun 2025. Bapa Uskup dan para vikaris bertekad berjalan bersama untuk melayani umat KAM dengan penuh sukacita. (6-8 Januari 2025)
    169Sabtu, 04 Januari 2025Mewakili Keuskupan Agung Medan, RP Joseph Lesta Pandia OFMConv dan RP Adrianus Sembiring OFMCap menghadiri perayaan natal dan syukuran tahun baru keluarga besar DPRD Sumatera Utara yang diadakan pada Sabtu, 4 Januari 2025 di aula Raja Inal Siregar kantor Gubsu Jl. Diponegoro, Medan. RP Joseph Pandia tampil sebagai pembawa doa syafaat dalam perayaan ini yang mengambil tema “Hai mari berhimpun dan bersukaria,” dan sub tema: “Dengan semangat berhimpun dan bersukaria mari kita Bersatu dan bersama membangun Sumatera Utara.” Tiga poin penting disampaikan oleh pengkotbah, Pdt. Donal Sinaga: penyembahan, persembahan dan perubahan sebagai buah natal.

     

    Ucapan Terima Kasih Penyelenggaraan Penghormatan Terakhir Emeritus Mgr Pius Datubara OFMCap

    0

    Pace e Bene!

    Uskup Emeritus Mgr. Alfred Gonti Pius Datubara OFMCap., telah menyelesaikan panggilannya dengan setia dan kini telah berbahagia di Surga.

    Semoga warisan iman dan semangat pelayanannya tetap hidup dan terus menginspirasi kehidupan umat di Keuskupan Agung Medan secara khusus dan gereja universal secara umum.

    Atas nama Keuskupan Agung Medan, saya, Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap, Uskup Keuskupan Agung Medan menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang tulus kepada semua pihak yang telah mendampingi, mendoakan, serta memberikan dukungan dalam penyelenggaraan penghormatan terakhir dan pemakaman oppung yang kita cintai Uskup Emeritus Mgr. Alfred Gonti Pius Datubara OFMCap.

    (Papan Bunga Duka di Katedral Medan


    Berkat dukungan kita semua acara telah terlaksana dengan baik.

    Kehadiran dan kepedulian Saudara dan Saudari dalam berbagai bentuk, sungguh merupakan cermin nyata dari persekutuan dan sinodalitas umat Allah yang saling menopang dalam suka dan duka, dalam terang iman akan kebangkitan.

    Segala bentuk kasih yang telah ditunjukkan pasti menjadi berkat bagi Gereja dan masyarakat.

    Akhir kata, seraya mengucap syukur, saya memohonkan berkat Allah bagi Saudara dan Saudari sekalian.

    Terima kasih.

    Teriring Salam dan Berkat
    Deus Meus et Omnia,
    † Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap.
    Uskup Keuskupan Agung Medan

    (Papan Bunga Duka di Stasi St Pio Purba Hinalang
    (Papan Bunga Duka di Paroki Jl Sibolga Pematangsiantar

    Selamat Ulang Tahun ke-59 Vikaris Jenderal KAM – RP. Michael Manurung OFMCap

    Selamat Ulang Tahun ke-59, Pastor Vikaris Jenderal KAM, RP. Michael Manurung OFMCap. Semoga Tuhan terus memberkati hidup dan pelayanan pastor.

    Kiranya rahmat kebijaksanaan, kesehatan dan sukacita menyertai Pastor Vikjen dalam segala karya pelayanannya.

    Berita Duka & Rangkaian Acara Penghormatan Uskup Emeritus Agung Medan – Mgr Pius Datubara OFMCap

    0
    PDF Surat KAM - Pemberitahuan Duka Mgr Pius Datubara - No.797/P/KA/X/'25

    Dalam duka yang mendalam kami sampaikan, telah menghadap dalam damai kepada Allah Bapa di surga, Mgr. Alfred Gonti Pius Datubara OFMCap, pada Jumat, 17 Oktober 2025 di Rumah Sakit St. Elisabeth Medan, pukul 09.13 WIB.

    Mgr. Pius Datubara, OFMCap adalah gembala yang dengan penuh kasih telah menggembalakan umat Allah di Keuskupan Agung Medan selama lebih dari tiga dekade. Dalam kesederhanaan Fransiskan, beliau mempersembahkan hidupnya bagi Gereja dan masyarakat Sumatera Utara, membangun jembatan persaudaraan antaragama, memperjuangkan martabat manusia dan menyalakan semangat damai di tengah keberagaman.

    Kita bersyukur atas teladan imannya yang teguh dan pengabdiannya yang tak kenal lelah bagi Gereja di Indonesia. Sebagaimana disabdakan oleh Tuhan Yesus, “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia. Masuklah ke dalam kebahagiaan tuanmu.” (Mat 25:23)

    Jenazah akan disemayamkan di Gereja Katedral, Jl. Pemuda No. 1 Medan. Perayaan ekaristi dan semua acara untuk penghormatan akan diinformasikan kemudian.

    Kami mohon doa dari seluruh umat agar jiwa almarhum Mgr. Pius Datubara, OFMCap diterima dalam damai dan kemuliaan kekal bersama para kudus di surga, serta agar seluruh umat yang ditinggalkan dikuatkan dalam pengharapan akan kebangkitan.

    Atas perhatian dan doa dari semua pihak, kami mengucapkan terima kasih.

    Teriring salam dan berkat Deus Meus Et Omnia,
    †Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap
    Uskup Keuskupan Agung Medan

    Divisi Sekami

    Sr. Petronella Br. Karo KSSY (Ketua Divisi)
    Gedung Catholic Center Christosophia, Lantai 3, Jl. Mataram No.21, Kel. Petisah Hulu, Kec. Medan Baru, Kota Medan 20153, Sumatera Utara – Indonesia
    -
    -
    -

    Selamat Jalan Sr M. Fransiska Laia FCJM

    0

    Dengan hati yang penuh duka, kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya Sr. M. Fransiska Laia FCJM

    Kehidupan beliau adalah cerminan kasih, kesetiaan, dan pengabdian yang tulus kepada Tuhan dan sesama. Doa-doanya, pelayanannya yang penuh cinta, serta teladan hidup imannya akan selalu dikenang dengan penuh rasa syukur.

    Semoga Allah yang Maharahim menerima beliau dalam damai dan kemuliaan abadi di surga. Terima kasih Suster, atas segala kebaikan dan keteladanan yang telah Suster wariskan.

    Sertifikat Yubileum dari Uskup KAM – Tidak Wajib Dibeli

    Pesan Sekarang

    Bagi umat yang telah melakukan peziarahan ke Porta Sancta KAM di Gereja Katedral Medan, boleh mendapatkan Sertifikat Berkat Apostolik dari Uskup Agung Medan. 
    Umat yang mau, silahkan dipesan melalui tombol biru di atas, tidak wajib dibeli.
    Silahkan dipesan secara berkelompok atau pribadi. Terima kasih.

    Kuasi Paroki Saran Padang

    Pelindung

    :

    Santo Bonaventura

    Buku Paroki

    :

    10 Agustus 2025, sebelumnya bergabung dengan Paroki Santo Fransiskus Assisi, Saribudolok.

    Alamat

    :

    Desa Saran Padang, Kecamatan Dolok Silau, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara 21168

    Telp/WA

    :

    082118601545

    Email

    :

    [email protected]

    Jumlah Umat

    :

    816 KK / 2778 jiwa (data Biduk per 1/10/2025)

    Jumlah Stasi

    :

    8

    01. Saran Padang
    02. Panribuan
    03. Panribuan Jahean
    04. Perasmian
    05. Dolok Mariah
    06. Gunung Panribuan
    07. Gunung Meriah
    08. Marjandi Pamatang


    RP. Gervatius Gindo Saragih OFMConv


    Parochus

    RP. Juan Alfredo Kaban OFMConv   Vikaris Parokial 
         
    Lokasi Kantor Paroki :
    (Gereja Paroki sedang proses pembangunan)