Panorama Singkat
Keuskupan Agung Medan

I. Masa Perintis
Misi gereja Katolik di Keuskupan Agung Medan (KAM), tidak bisa dilepaskan dari misi di Bangka dan di Borneo. Tahun 1873 bisa dikatakan awal kehadiran Gereja Katolik di Sumatera khususnya wilayah KAM oleh Ordo Jesuit.
Pertama-tama dimaksudkan untuk pemeliharaan jiwa-jiwa orang Katolik yang ada di Sumatera pada masa kolonialisme. Pada masa itu pelayanan rohani ditanggungjawabi oleh imam-imam Ordo Jesuit untuk seluruh wilayah Nusantara.
II. Masa Penyemaian
Seluruh Indonesia terlalu luas untuk Ordo Jesuit. Maka pelayanan Umat Katolik di beberapa wilayah dipercayakan kepada ordo/tarekat lain. Tahun 1911 penggembalaan di seluruh Sumatera diserahkan kepada Ordo Kapusin (Belanda) dengan Prefek Apostolik pertama Mgr. Liberatus Cluts, OFMCap. Dengan kedatangan Ordo Kapusin pertama, pelayanan semakin terorganisir.

Perlu dicatat bahwa pelayanan awal ini hanya ditujukan kepada orang Katolik Belanda. Misi, dalam arti sebenarnya, untuk mewartakan injil kepada penduduk pribumi belum dapat diwujudkan karena adanya peraturan artikel 123 yang melarang misi agama lain kalau sudah ada agama tertentu (Protestan) di tempat itu. Mgr. Liberatus Cluts,OFMCap menjabat tahun 1912-1921.

III. Masa Pertumbuhan
Pada tanggal 11 April 1921 Mgr. Mathias Brans diangkat menjadi Superior Regularis Kapusin Sumatera dan pada tanggal 23 April 1921 diangkat menjadi Prefek Apostolik Sumatera untuk menggantikan Mgr. Liberatus Cluts.
Pada tahun 1941 Roma memutuskan untuk memindahkan tahkta Vikariat Apostolik dari Padang ke Medan. Keputusan itu baru dapat diumumkan dan dilaksanakan sesudah perang dunia II selesai.
Mgr. Brans pindah dari Padang ke Medan pada tanggal 3 Januari 1946. Pada tahun 1955 Ferrerius van den Hurk diangkat menjadi pimpinan Vikariat Apostolik menggantikan Mgr. Mathias Brans. Mgr. Brans menjabat dari tahun 1921- 1955.
IV. Masa Pematangan
Pada tahun 1955 Mgr. Antonius Ferrerius van den Hurk diangkat menjadi pimpinan Vikariat Apostolik menggantikan Mgr. Mathias Brans. Pada tahun 1961 Hirarki Indonesia resmi didirikan. Vikariat Apostolik Medan menjadi Keuskupan Agung Medan. Harapannya adalah Gereja Indonesia menjadi dewasa dan mandiri. Mgr. Antonius Ferrerius van den Hurk menjabat dari tahun 1955-1976.


V. Masa Penataan
Tahun 1964 Pastor Batak pertama ditahbiskan, yakni Pastor Alfred Gonti Pius Datubara, OFMCap. Pada tahun 1976 pucuk pimpinan Keuskupan Agung Medan diserahkan kepada Mgr. Alfred Gonti Pius Datubara, OFMCap. Mgr. Alfred Gonti Pius Datubara, OFMCap menjabat dari tahun 1976-2009
VI. Masa Penataan Lebih Lanjut
Pada hari Minggu, 22 Februari 2009 jabatan Uskup Keuskupan Agung Medan resmi diserahkan kepada Mgr. Anicetus Bongsu Sinaga, OFMCap, setelah menjabat Uskup Koajutor di KAM. Sebelumnya beliau adalah Uskup Sibolga sejak 24 Oktober 1980. Mgr. Anicetus Bongsu Sinaga OFMCap menjabat dari tahun 2009-2019


V. Masa Pengembangan Lebih Lanjut
Tanggal 8 Desember 2018, RP. Kornelius Sipayung, OFMCap ditunjuk oleh Tahta Suci menjadi Uskup Agung Metropolitan Medan dan ditahbiskan menjadi Uskup Agung Medan, 02 Februari 2019. Mgr. Kornelius Sipayung, OFMCap menjabat dari tahun 2019 - sekarang.

Lembaga hidup bakti
di Keuskupan Agung Medan
[wptb id=5308]