Sabtu, April 27, 2024
More
    BerandaParokiKuasi Paroki Batang Kuis

    Kuasi Paroki Batang Kuis

    Pelindung

    :

    Santa Agatha

    Buku Paroki

    :

    Sejak 11 Agustus 2011. Sebelumnya bergabung dengan Paroki Lubuk Pakam, Delitua, dan Martubung.

    Alamat

    :

    Jl. Pancasila No. 26 Batang Kuis, Deli Serdang - 20372

    Telp.

    :

    061 - 80028226

    Email

    :

    santaagatha13@gmail.com

    Jumlah Umat

    :

    899 KK / 3.729 jiwa
    (data Biduk per 05/02/2024)

    Jumlah Stasi

    :

    9

    1. Bandar Klippa
    2. Janji Matogu
    3. Paluh Merbau
    4. Pardomuan Nauli
    5. Pasir Putih
    6. Saurmatio
    7. Serdang
    8. Tanjung Morawa
    9. Tanjung Rejo

    RD. Parulian Susanto Sihombing

    23.11.’83

    Parochus

    RD. Limson Manalu 

    07.04.’83

    Vikaris Parokial

    RD. Febri Novel Sinaga

    02.02.’97

    Vikaris Parokial

    Sejarah Paroki Santa Agatha | Batang Kuis

    A. Pendahuluan (klik untuk membaca)

    Kuasi Paroki Batangkuis terletak di daerah kabupaten Deli Serdang. Suku asli penghuni Deli Serdang adalah Suku Melayu: 49,5%, Suku Karo: 35,5%, Suku Batak Toba: 13%, minang: 1%, Tionghoa: 1% dan ditambah beberapa suku pendatang seperti suku Jawa, Batak Karo, dan India. Luas wilayah kabupaten Deli Serdang 2.808,91 km². Populasi; total: 2.029.308 jiwa. Agama; Islam: 61,24%, Protestan: 28,01 %, Katolik: 5.50 %, Buddha: 4,05%, Hindu: 0,18%, Konghucu: 0,02%.

    Penamaan kabupaten Deli Serdang ini diambil dari dua kesultanan, yaitu Melayu Deli serta Melayu Serdang. Dahulu, wilayah ini disebut Kabupaten Deli dan Serdang, dan pemerintahannya berpusat di kota Medan. Dalam sejarahnya, sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, wilayah ini terdiri dari dua pemerintahan yang berbentuk kerajaan (kesultanan) yaitu kesultanan Deli berpusat di kota medan, dan Kesultanan Serdang berpusat di Perbaungan. Peninggalan sejarah kesultanan ini masih ada sampai sekarang berupa istana kerajaan dengan berbagai macam kekayaan yang ada di dalamnya.

    Kabupaten Deli Serdang terdiri dari 22 kecamatan sebagai berikut: Bangun Purba, Batang Kuis, Beringin, Biru-biru, Deli Tua, Galang, Gunung Meriah, Hamparan Perak, Kutalimbaru, Labuhan Deli, Lubuk Pakam, Namo Rambe, Pagar Merbau, Pancur Batu, Pantai Labu, Patumbak, Percut Sei Tuan, Sibolangit, Sinembah Tanjung Muda Hilir, Sinembah Tanjung Muda Hulu, Sunggal dan Tanjung Morawa. Kabupaten Deli Serdang ini sudah mengalami banyak perubahan atau bisa juga disebut perkembangan dengan segala pengaruh perubahan dan perkembangannya.

    Di wilayah kabupaten ini ada sekian banyak berdiri perusahaan-perusahaan. Ada banyak berdiri perumahan-perumahan. Dan perubahan atau kemajuan yang sangat terasa adalah berdirinya Bandara Kualanamu di wilayah Kabupaten Deli Serdang ini yang diresmikan dan dibuka pada tanggal 25 Juli 2013. Keberadaan perumahan dan bandara ini memberi nuansa tersendiri bagi pelayanan pastoral di Paroki Batangkuis ini. Dalam perkembanganya ke depan Kabupaten Deli Serdang ini direncanakan menjadi simpul terhubungnya tranportasi darat, laut dan udara. Pelabuhan Belawan akan terkoneksi ke Bandara Kualanamu demikian juga Kereta Api akan terkoneksi. Maka wilayah kabupaten Deli Serdang ini menjadi pusat keramaian pada masa yang akan datang.

    Maka dari penuturan Mgr. Anicetus B. Sinaga Uskup Emeritus KAM, dikatakan bahwa pendirian Kuasi Paroki ini sebagai bagian dari perkembangan itu dan juga sebagai tindakan tanggap pelayanan pastoral. Untuk itulah Uskup Agung Medan, Mgr. Anicetus B. Sinaga berdasarkan Surat Keputusan perihal Pendirian Kuasi – Paroki St. Agatha Batang Kuis, No: 490/PAR/BTK/KA/VIII/’11, pada tanggal 11 Agustus 2011 menetapkan Gereja St. Agatha Batang Kuis sebagai Kuasi – Paroki.

    Pendirian Kuasi Paroki St. Agatha Batangkuis ini selain pengembangan dan penggembalaan umat, juga sangat dilatarbelakangi oleh keberadaan Bandara Kualanamu yang secara geografis menjadikan Batangkuis sebagai sentral dalam pelayanan maupun akses ke bandara karena posisinya yang dekat ke Bandara tersebut. Untuk itu, di tahun-tahun mendatang pelayanan pastoral di paroki ini secara khusus di pusat paroki ini diwarnai keberadaan bandara Kualanamu dan juga keberadaan perumahan.

    Di samping dari akibat keberadaan Bandara, pertumbuhan perumahan juga sebagai akibat dari semakin padatnya perumahan di pusat kota Medan. Dari penuturan Uskup Mgr. Anicetus B. Sinaga juga, kelak paroki ini secara khusus adalah sebagai tempat transit menginap sebelum terbang dengan pesawat bagi umat secara umum dan para pastor biarawan-biarawati secara khusus.

    Di Kabupaten Deli Serdang ini terbagi dalam 4 paroki; Paroki St. Konrad Martubung, Paroki Gembala Yang Baik Lubuk Pakam, Paroki St. Yosef Delitua dan Kuasi Paroki St. Agatha Batangkuis. Wilayah penggembalaan Kuasi Paroki St. Agatha ini tepatnya berlokasi di Kecamatan Batangkuis, Kecamatan Tanjung Morawa dan Kecamatan Percut Sei Tuan. Dari empat Paroki ini, Kuasi Paroki St. Agatha yang terakhir didirikan yaitu pada 11 Agustus 2013. Maka tak heran bila stasi-stasi yang berada dalam penggembalaan Kuasi Paroki St. Agatha ini berasal dari ke tiga paroki itu. Selain itu, akan menjadi tantangan tersendiri dalam penggembalaan bahwa stasi-stasi itu sebelumnya berada dalam penggembalaan Paroki yang sudah mandiri kini “turun kelas” dalam penggembalaan Kuasi Paroki. St. Agatha dari Cicilia – Italia dipilih menjadi pelindung paroki ini. Kesucian diri di hadapan Tuhan, kesetiaan dan ketangguhan iman akan Kristus berhadapan godaan dunia menjadikan St. Agatha sebagai orang kudusnya Tuhan. Dan spirit itulah yang hendak dibangun di paroki ini.

    Kuasi Paroki St. Agatha Batangkuis ini terdiri dari 9 gereja stasi dan satu gereja Paroki. Jumlah umat 882 KK. Dari segi profesi umat: 75% umat petani, 20% pedagang, 5% guru atau pegawai kantor. Wilayah Kuasi Paroki Batangkuis ini sangat didominasi oleh umat yang beragama Islam dengan adat Melayunya yang sangat kental. Sedangkan umat Katolik berasal dari suku Batak Toba dan Karo yang sangat kental juga dengan adat Bataknya. Di tambah satu, dua keluarga yang berasal dari suku Jawa, Simalungun dan Nias.

    B. Sejarah singkat Stasi - Stasi

    1. Gereja St. Maria Ratu Semesta Alam Batang Kuis
      Gereja ini berdiri pada 16 Mei 1985 di bawah pelayanan Paroki Gembala yang Baik Lubuk Pakam. dalam perkembangan nya Gereja ini menjadi Paroki St. Agatha Batang Kuis dengan nama pelindung orang kudus St. Agatha.

    2. Gereja St. Petrus Bandar Klippa
      Berdiri tahun 1986 dimulai di Rumah Bapak Ambarita dengan jumlah umat 9 KK. Gereja ini mengalami perkembangan secara fisik gedung maupun jumlah umat. Saat itu stasi ini di bawah pelayanan Paroki Luar Kota-Katedral. Kemudian pada tahun 1996 Gereja mengalami rehabilitasi dan bergabung dengan Paroki St. Konrad Martubung. Dengan berdiri Paroki St. Agatha Batang Kuis pada tahun 2011 Gereja Stasi St. Petrus ini tergabung di bawah pelayanan nya.  
    3. Gereja St. Petrus Tanjung Morawa
      Pada awalnya merupakan salah satu lingkungan dari stasi St. Maria Paroki St. Yosef Deli Tua. Pada tahun 2003 RP Murru OFM Conv menganjukan pembangunan Gereja. Maka pada tahun 2003 umat mendirikan Gedung Gereja dengan jumlah umat 38 KK dengan nama Gereja Stasi St. Petrus. Gedung Gereja pada saat itu masih darurat. Pada tahun 2012 diadakan pembangunan Gereja. Pada tahun 2011, stasi St. Petrus Tanjung Morawa ini begabung dengan Paroki St. Agatha Batang Kuis.  
    4. Gereja St. Paulus Tanjung Rejo 
      Gereja Tanjung Rejo berdiri pada tahun 1968 dengan jumlah umat 5 KK. Pelayanan Ibadat masih dari Voorhanger Palu Gelombang dan ibadat diadakan di rumah Bapak F. Situmorang. Pada tahun 1974 umat membangun gereja dengan jumlah umat 16 KK. Stasi ini di bawah pelayanan Paroki Luar Kota – Katedral. Pada tahun 1989 gereja dibangun lagi dan diberkati oleh RP Elias Sembiring OFMCap. Pada saat itu sudah di bawah pelayanan Paroki St.Konrad Martubung. Lalu pada tahun 2011 di bawah pelayanan Paroki St. Agatha Batang Kuis.   
    5. Gereja St. Petrus Palu Merbau
      Stasi ini berdiri pada bulan Desember tahun 1995 dan masih memakai rumah umat. Pada tahun 1995 umat membangun Gereja di bawah pelayanan Paroki St. Konrad Martubung. Lalu pada tahun 2011 di bawah pelayanan Paroki St. Agatha Batang Kuis.  
    6. Gereja St. Theresia Janji Matogu
      Gereja stasi ini dibangun pada tahun 1963, saat itu gereja stasi ini digolongkan dalam stasi-stasi Medan Luar Kota di bawah pelayanan Paroki Katedral Medan. Pada tahun 1993 stasi ini bergabung dan berada di bawah pelayanan Paroki St. Konrad Martubung. Lalu pada tahun 2011 di bawah pelayanan Paroki St. Agatha Batang Kuis.  
    7. Gereja St. Antonius – Pasir Putih
      Gereja ini berdiri tahun 1966 di daerah pematang Lalang dalam penggembalaan Paroki Medan Luar Kota. Jumlah umat pada tahun itu sebanyak 15 KK. Tahun 1986, Gereja pindah ke lokasi Pasir Putih (lokasi saat ini) dan umat mulai bertambah menjadi kira-kira 60 KK. Dalam perjalanan waktu beberapa KK memisahkan diri dari Gereja Pasir Putih masuk dalam penggembalaan Paroki St. Konrad Martubung hingga tahun 2011 kemudian bergabung dengan Paroki St. Agatha Batang Kuis. Hingga saat ini jumlah umat yang bertahan di stasi St. Antonius Pasir Putih kurang lebih 30 KK dengan jumlah jiwa 158 jiwa.  
    8. Gereja St. Fransiskus Asisi – Sei Tuan (Saur Matio)
      Sebelum menjadi stasi tersendiri, stasi ini bergabung dengan Gereja St. Antonius – Pasir Putih, Paroki Luar Kota Katedral. Sejak tahun 1991, sebanyak 15 KK memisahkan diri dari Gereja St. Antonius – Pasir Putih dan berusaha memohon izin dari uskup Agung Medan, Mgr. Pius Datubara. Izin diberikan oleh Uskup bulan Oktober tahun 1992 bergabung dengan Paroki Gembala yang baik-Lubuk Pakam pada masa RD Eka Bhakti Sutapa dan selama itu mereka beribadat di sebuah Balai Desa, Dusun 2 Sei Tuan. Bulan Juli tahun 1994 didirikan Gereja St. Fransiskus Asisi di lokasi saat ini. Jumlah umat saat ini 34 KK (175 Jiwa).
    9. Gereja St. Fransiskus Asisi – Pardomuan Nauli
      Gereja ini berdiri tahun 1952 masih seperti rumah biasa. Gereja ini masuk dalam penggembalaan Paroki Medan Luar Kota. Ketika berdiri Paroki St. Konrad Martubung, Stasi St. Fransiskus Asisi bergabung dalam penggembalaan Paroki Martubung. Pada masa itu dipimpin oleh P.Librex.Setelah ditetapkan Uskup Agung Medan tahun 2011, paroki Batang Kuis, maka Gereja ini kemudian masuk dalam penggembalaan paroki St. Agatha Batang Kuis. Jumalh umat saat ini 54 KK dengan jumlah jiwa 325 jiwa.  
    10. Gereja St. Fransisus Xaverius Serdang
      Gereja ini berdiri pada tahun 1956 pada masa penggembalaan Pastor Borno dan Opung Dolok. Pada masa itu, umat beribadat di sebuah rumah. Kemudian dalam perjalanan waktu mereka mendrikan gereja di lokasi saat ini tapi masih setengah tembok. Atas kerjasama dan dukungan dari Paroki gembala yang Baik-Lubuk Pakam, akhirnya pada tahun 2006, bangunan Gereja Stasi Serdang ini dapat berdiri dengan kokoh dan indah seperti saat ini. Di bawah penggembalaan RD Anggiat Sihotang itulah akhirnya Stasi Serdang diberi nama pelindung St. Fransiskus Xaverius. Saat ini jumlah umat Stasi Serdang berjumlah 82 KK dengan jumlah jiwa 400 orang, pria 121 orang dan wanita 289 orang.

    Video Profil :
    Lokasi Paroki :
    Artikel sebelumnya
    Artikel selanjutnya

    JADWAL USKUP & VIKJEN KAM

    KALENDER LITURGI

    Terbaru